Chapter 20 : The Request

 

Pada hari yang sama Lyle pergi ke dalam Jewel untuk mengunjungi sang pendiri, Bentler Lobernia, Penguasa Kota Darion, berada di kantornya, menyayat segel surat yang tidak ingin dibacanya. Dia tidak menemukan waktu untuk menyortir surat-suratnya hingga malam tiba, dan pengirim surat ini membuat penerimanya memiliki firasat tidak bagus. Nama pengirimnya adalah Dale Pagan; dia adalah seorang pemuda, berusia sekitar awal dua puluhan. Bentler tidak menaruh dendam pribadi apapun kepada orang itu—emosi itu sepenuhnya berasal dari kapasitas resminya sebagai penguasa feodal.

 

Pemuda itu berasal dari Keluarga Pagan, salah satu keluarga bawahan Bentler. Keluarga itu adalah para ksatria, dan menguasai sebuah permukiman kecil. Bentler tidak pernah berhubungan dengan mereka sejak kepala keluarga mereka berganti, dan dia akan dengan senang hati memutuskan semua hubungan dengan mereka. Sayangnya, ada satu hal yang menahannya. Kepala Keluarga Pagan sebelumnya, serta putra sulungnya, tewas dalam pertempuran saat mengerahkan pasukan atas perintah Keluarga Lobernia. Dengan kematian ayah dan saudaranya, Dale ditinggalkan untuk bangkit dari keterpurukannya.

 

Setelah itu, Keluarga Pagan telah menunjukkan kebenciannya yang nyata terhadap campur tangan pihak luar dengan sangat jelas. Bentler tentu saja dapat mengakui bahwa dirinya memiliki sejumlah tanggung jawab atas perang yang telah merenggut nyawa Keluarga Dale itu. Konflik tersebut disebabkan oleh perselisihan antara dua bangsawan Kerajaan Banseim. Pada akhirnya, mereka mengajukan petisi kepada raja untuk menengahi, meskipun intervensi tersebut membutuhkan biaya yang besar.

 

Bagaimanapun, perang telah berakhir dengan kedua belah pihak menderita kerugian yang cukup besar. Sudah hampir tiga tahun sejak saat itu, dan selama itu Keluarga Pagan telah menghentikan semua kontak dengan Keluarga Lobernia. Dan sekarang, tiba-tiba, Dale telah mengiriminya surat. Bentler tidak dapat menahan diri untuk berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak menyenangkan tentang semua hal tersebut. Saat membaca surat itu, kerutan terbentuk di alis Bentler, wajahnya yang lembut tampak mendung.

 

"Apa yang terjadi, tuanku?"

Tanya seorang pengikut di dekatnya.

 

"Astaga."

Kata Bentler, meletakkan surat itu di atas meja dan menutup mulutnya.

 

"Setelah sekian lama dengan sedikit kontak, ini yang mereka putuskan untuk kuminta dariku....?"

 

Di Kerajaan Banseim, setiap keluarga harus mencapai pangkat baron atau lebih tinggi untuk menerima pengikut. Keluarga pengikut diwajibkan untuk mematuhi perintah para dermawan mereka; para dermawan ini biasanya adalah para penguasa yang memerintah wilayah yang lebih luas tempat keluarga pengikut tinggal. Selain itu, ada juga keluarga yang melayani para dermawan mereka sebagai ksatria pengikut—ksatria yang kesetiaannya adalah kepada penguasa feodal mereka, bukan kepada raja.

 

Karena Bentler adalah dermawan Keluarga Pagan, sudah menjadi tugasnya untuk mendukung mereka. Jadi, sang pangusa itu tidak dapat mengabaikan surat dari Dale. Bentler menghela napasnya.

"Perselisihan telah terjadi antara Keluarga Pagan dan wilayah tetangga. Sudah ada korban jiwa. Mereka merasa kalah, meskipun mereka hanya melawan pengikut seorang ksatria bawahan. Sekarang, mereka meminta bala bantuan kepadaku."

 

"Ya ampun...."

Pengikut Bentler menjawab, menatapnya dengan pandangan yang bertentangan.

 

Bisa dikatakan bahwa di Kerajaan Banseim, pangkat bangsawan bukanlah satu-satunya sumber kekuatan seorang bangsawan. Hirarki kekuasaan antara para bangsawan dipengaruhi oleh banyak faktor; ada kemungkinan bahwa dua keluarga dapat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Banseim dan memiliki pangkat yang sama dalam gelar bangsawan, namun masih cukup jauh dalam hal kekuasaan sehingga yang satu berakhir menjadi pengikut yang lain. Hal ini karena, selain faktor-faktor seperti pangkat bangsawan, kekuatan seorang bangsawan dipengaruhi oleh ukuran wilayah yang mereka kuasai. Akibatnya, ada banyak keluarga yang terdiri dari para ksatria bawahan yang memiliki kekuasaan lebih besar daripada bangsawan. Namun, hal ini tidak menghentikan para bangsawan untuk berpikir bahwa keluarga-keluarga seperti itu berada di bawah mereka.

 

Dalam kasus Keluarga Pagan, wilayah mereka berbatasan dengan hamparan tanah yang diperintah oleh Keluarga Maini. Keluarga Pagan lebih unggul dari mereka dalam hal pangkat, namun cakupan wilayah Keluarga Maini yang sangat luas berarti bahwa mereka memegang kekuasaan yang jauh lebih besar daripada Keluarga Pagan. Yang berarti bahwa Keluarga Pagan telah memilih pertarungan yang tidak dapat mereka menangkan.

 

Perselisihan teritorial tidak lain hanyalah masalah.

Bentler berpikir terus terang. Perselisihan yang diminta Keluarga Pagan untuk Bentler tangani bukan sekadar perselisihan di antara pengikut Bentler—itu adalah perselisihan antara salah satu keluarga pengikutnya dan keluarga bangsawan lainnya.

 

"Ada kemungkinan kita akan memicu konflik lebih lanjut jika kita mengirim tentara untuk membantu Keluarga Pagan. Tapi, aku tidak bisa tinggal diam jika mereka ingin saling membunuh. Aku adalah dermawan Keluarga Pagan—sudah tugasku untuk mendukung mereka. Ini adalah masalah yang cukup merepotkan yang dibawa Dale Pagan kepadaku. Astaga...."

 

Bentler tidak memiliki masalah dengan Dale secara pribadi. Mereka hampir tidak mengenal satu sama lain; mereka bahkan tidak pernah berinteraksi secara langsung. Faktanya, Bentler telah menjaga hubungan yang baik dengan Keluarga Pagan sebelum Dale mengambil alih. Bentler bersahabat dengan ayah Dale, yang sebelumnya adalah kepala keluarga, dan putra sulungnya, yang merupakan pewaris keluarga. Selain itu, akan menyebabkan situasi yang cukup sulit bagi Bentler jika berita menyebar bahwa dirinya telah meninggalkan salah satu keluarga yang telah bersumpah setia kepadanya. Hal itu akan menimbulkan ketidakpastian di antara pengikutnya yang lain.

 

Bentler mengusap dagunya yang lembek dan berpikir sejenak. Kemudian, seolah mendapat ilham, dia membuka surat itu dan membacanya lagi.

"Ya, itu mungkin bisa menyelesaikan masalah...."

 

Pengikutnya menatapnya dengan rasa ingin tahu.

"Apa anda memikirkan sesuatu? Aku sendiri tidak dapat memikirkan apapun."

 

Bentler mengeluarkan kertas dan pena.

"Terkadang lebih baik membiarkan pertengkaran anak-anak di antara anak-anak; akan selalu menyebalkan jika orang dewasa harus turun tangan. Aku yakin Keluarga Pagan memahami hal itu sama sepertiku. Sebelum aku melibatkan diri, mengapa kita tidak mencoba menyelesaikan ini dengan cara lain?"

 

Bentler mulai menulis surat kepada para ksatria yang dilayani oleh Keluarga Maini. Surat itu merinci nama orang yang akan dia kirim untuk menyelesaikan masalah antara pengikut mereka. Pengikut Bentler menatap nama itu dengan rasa ingin tahu, kepalanya miring ke samping.

"Apa anda yakin tentang ini, tuanku?"

 

"Ya, ini seharusnya membuat niatku cukup jelas." Jawab Bentler.

 

"Panggil Zelphy untukku, dan kirimkan permintaan ke Guild pagi-pagi sekali. Jangan khawatir, aku yakin Kepala Keluarga Maini akan mengerti apa yang kumaksud."

 

Bentler telah melihat penguasa tetangga beberapa kali di pesta dan sejenisnya; dia yakin bahwa sekadar nama orang yang akan dia kirim akan mengirimkan pesan yang jelas kepada orang itu. Dan iapa orang yang diminta surat Bentler itu? Tentu saja tidak lain adalah Lyle Walt.

 

***

 

Kami berlima sedang duduk di belakang kereta kuda, di tempat barang-barang biasanya disimpan. Atap kain menggantung di atas kepala kami, melindungi kami dari terik matahari. Tanpa perlu khawatir akan panas, masalah-masalah lain dengan cepat muncul di benakku. Saat kami terus berjalan melewati perbukitan yang tenang di pedesaan Kota Darion, salah satu pertanyaan yang bergolak di dalam diriku akhirnya terjawab.

 

Aku mengarahkan pertanyaanku kepada Zelphy, yang saat itu sedang mengemudikan kereta kuda.

"Zelphy-san, permintaan ini sama sekali tidak terjadwal, kan?"

 

Bahu Zelphy terangkat ke atas.

"Memang, ta-tapi... maksudku, aku pikir kalian lebih baik menerima permintaan ini daripada tidak."

 

"Benar, kan?"

Kata Aria, bibirnya sedikit terangkat.

 

"Permintaan semacam ini benar-benar menandakan petualangan!"

Jelas bahwa Aria senang akhirnya menerima pekerjaan seperti yang dia bayangkan. Sementara itu, sang pendiri dan putranya melontarkan pikiran yang sangat bertolak belakang dari dalam Jewel.

 

"Aria kecil memang imut saat sedang bersemangat."

Kata sang pendiri dengan penuh kekaguman.

 

"Kuharap dia sedikit lebih waspada."

Kata kepala keluarga kedua dengan nada tidak setuju.

 

"Kelompoknya terlibat dalam pertikaian teritorial. Dia bisa saja mati karenanya."

 

Kalian tahu, ketika kami berkumpul di Guild tadi pagi, Zelphy sudah memiliki permintaan yang menunggu kami karena suatu alasan. Kami sekarang menuju ke lokasi yang ditentukan dalam permintaan tersebut. Sejauh menyangkut misi kami itu, tampaknya kami dikirim sebagai bala bantuan ke lokasi di mana semacam pertikaian teritorial telah terjadi. Aku lebih suka Bentler menempuh rute yang biasa, dan menggunakan prajurit Kota Darion sebagai gantinya. Kepala keluarga kelima, keenam, dan ketujuh memiliki pandangan yang cukup dingin tentang masalah tersebut.

 

"Jadi salah satu pengikut Bentler menyebabkan masalah dengan wilayah lain, dan kita membereskan kekacauannya, hah? Sungguh merepotkan."

 

"Aku setuju. Bukankah seharusnya dia melakukan sesuatu tentang ini sebelum pengikutnya harus datang menangis kepadanya?"

 

"Jika dermawan pengikut yang satu terlibat, maka yang lain juga akan terlibat. Apa yang diharapkan Bentler dengan melibatkan lebih banyak orang dalam kekacauan ini?"

 

Kelihatannya mereka bertiga bersikap sangat negatif terhadap permintaan yang diajukan pengikut Bentler itu. Namun, sudut pandang pendiri, kepala keluarga kedua, dan kepala keluarga ketiga sangat berbeda.

 

"Berhenti mengoceh! Tugas dermawan adalah membantu jika ada masalah! Keluarga bawahan melakukan bagian mereka untuk wilayah itu!"

 

"Itu benar! Siapa yang butuh dermawan yang tidak bisa diandalkan!"

 

"Ayo, mari kita saling membantu."

 

Pendapat mereka tidak selaras sama sekali, seperti biasa, namun kali ini kepala keluarga keempat mendapati dirinya dalam posisi yang cukup genting.

 

"Aku.... agak bisa mengerti kedua belah pihak, jadi aku tidak tahu harus berkata apa."

Kata kepala keluarga keempat.

 

Novem memeriksa perlengkapan kereta kuda. Kami tidak hanya membawa makanan; kereta kuda itu juga diisi dengan segala macam peralatan. Namun, tampaknya, meskipun kami menuju ke tempat yang pada dasarnya adalah medan perang, kami tidak membawa senjata apapun selain milik kami sendiri.

 

"Aku lihat kita tidak punya senjata apapun." Kataku.

 

"Apa sebenarnya yang akan kita lakukan pada Keluarga Pagan, jika kita tidak memberi mereka lebih banyak senjata?"

 

"Kebetulan aku kenal dengan Kepala Keluarga Maini, yang sedang mereka lawan."

Kata Sophia, tampak bimbang.

 

"Dia pernah mengirim hadiah ke keluarga kami sebelumnya, jadi aku benar-benar tidak ingin terlibat. Aku tidak bisa membayangkan dia menimbulkan masalah dengan bangsawan lain, sejak awal....."

 

"Kita tidak boleh melakukan itu!" Zelphy membentaknya.

 

"Kalian berempat adalah kelompok. Kalian semua berada di kapal yang sama. Dan kurasa aku tidak bisa berbuat banyak sendiri...."

Perasaannya yang sebenarnya tampaknya bocor keluar di bagian akhir tegurannya. Suaranya menjadi lembut dan sedikit tertahan. Jelas bahwa majikan Zelphy ada hubungannya dengan permintaan mendadak kami ini.

 

Novem menatap lekat-lekat ke langit-langit kain kereta kuda, seolah-olah dia sedang menghitung dalam benaknya.

"Bentler-sama pasti punya semacam alasan untuk mengirim Lyle-sama untuk permintaan ini. Aku kira-kira bisa menebak apa itu.... aku yakin kamu seharusnya bisa mendapatkan beberapa pengalaman berharga dalam misi ini, Lyle-sama."

 

Hal ini mendorong kepala keluarga ketiga untuk berbicara.

"Oh, begitu ya. Wilayah tetangga ini pasti terlibat dalam penumpasan bandit. Atau mungkin dermawan mereka terlibat....? Jadi, tujuan sebenarnya Bentler adalah untuk membawa Lyle ke sini. Kehadiran Zelphy hanyalah sebuah kebetulan semata."

 

Dia pasti sedang merencanakan sesuatu. Pasti begitu.

Pikirku dalam hati.

 

"Oh, itu bagus."

Kata kepala keluarga keenam, dengan nada senang dalam suaranya.

 

"Itu memang bagus. Kau seharusnya bisa menahan ini di atas kepala Bentler; setidaknya cukup bagimu untuk mendapatkan bonus."

 

Sejujurnya, aku merasa para leluhurku itu agak menakutkan. Kepala keluarga keempat yang menimpali berikutnya; itu wajar saja, karena kami sekarang sedang berbicara tentang uang.

"Bonus! Aku suka kedengarannya. Aku bisa mengerti maksudmu sekarang—Bentler itu mengirimnya untuk menangani pertikaian karena lawan kita berutang budi pada Lyle. Pada dasarnya, dia mencoba mengirim pesan kepada para bangsawan lainnya. Bentler itu ingin mereka tahu bahwa dia tidak bermaksud jahat, dan dia ingin mereka yang terlibat dalam pertikaian menyelesaikan masalah itu sendiri."

 

Tiba-tiba aku mengerti. Wilayah lain pasti berutang budi padaku karena aku telah menangkap sekelompok bandit yang menyembunyikan keberadaan mereka di antara orang-orang Kota Darion. Para bandit itu telah menghancurkan beberapa wilayah di sekitar Kota Darion, jadi ketika aku menyerahkan para bandit itu, aku akan berhasil menyelesaikan beberapa masalah politik yang rumit.

 

Tapi, tunggu.... bukankah semua ini akan sia-sia jika pihak lawan tidak dapat memahami niat Bentler-sama?

Pikirku. Saat aku merenungkan pikiran itu, Aria memanggilku.

 

"A-Apa kau baik-baik saja, Lyle?"

Tanya Aria, terdengar cukup khawatir.

 

"Ya, aku baik-baik saja. Tapi, Zelphy-san.... apa sebenarnya yang Bentler-sama katakan kepadamu tentang permintaan ini?"

 

Untuk beberapa saat Zelphy terdiam, bibirnya tertutup rapat. Namun akhirnya, dia menghele napasnya dan menjelaskan,

"Masalahnya dimulai beberapa minggu yang lalu. Para pengikut seorang ksatria bawahan dari Keluarga Maini semuanya mengenakan peralatan lengkap, berpatroli di wilayah mereka untuk mencari monster. Sayangnya, salah satu pengikut mereka hilang. Mereka mencari-cari sebentar, tapi mereka tidak dapat menemukannya, jadi anggota kelompok yang lain akhirnya memutuskan untuk pulang. Masalahnya, pengikut yang dicari Keluarga Maini itu akhirnya ditemukan di hutan di seberang perbatasan. Tewas, dengan semua peralatannya dicuri."

 

Hal ini tidak akan berakhir dengan damai, bukan? Tidak jika Keluarga Pagan berlumuran darah.

Pikirku, merasa pasrah.

 

Kepala keluarga ketiga bersiul, lalu berbicara dengan nada serius,

"Itu kesepakatan yang cukup sulit. Tetangga kecil kita tidak akan mundur, kalau begitu. Salah satu pengikut mereka tewas. Jika mereka menghentikan masalah ini, itu akan mengirimkan pesan buruk kepada pengikut mereka yang lain. Dan jika dia meninggal di wilayah Keluarga Pagan.... Ya, aku tidak ingin terlibat dalam hal ini."

 

"Ini bagian yang penting."

Lanjut Zelphy, tidak menyadari komentar yang ada di kepalaku.

 

"Keluarga Maini menduga Keluarga Pagan bertanggung jawab atas kematian pengikut mereka. Masuk akal jika mereka sampai pada kesimpulan itu; tentu saja kau akan mencurigai seseorang jika salah satu anak buahmu tewas di wilayah mereka. Ditambah lagi, pengikut yang dimaksud sangat dipercaya oleh orang-orang Keluarga Maini."

 

"Apa yang terjadi dengan mayat itu setelah ditemukan?"

Tanya kepala keluarga kedua.

 

"Tanyakan padanya, Lyle."

 

Kepala keluarga kedua tampak bersikeras agar aku bertanya pada Zelphy, jadi aku menurutinya.

"Umm, siapa yang menemukan mayat itu? Aku berasumsi itu adalah seseorang dari Keluarga Pagan."

 

"Itu benar." Kata Zelphy.

 

"Masalahnya, Keluarga Maini muncul tidak lama setelah itu. Kelihatannya cukup mencurigakan, karena mereka mengetahuinya begitu cepat. Keluarga Pagan tampaknya mengira semuanya sudah diatur."

 

"Hahh, sungguh menyebalkan."

Gerutu kepala keluarga ketujuh.

 

"Semoga saja Keluarga Maini itu tidak akan menjadi masalah besar, selama Lyle masih ada. Saat ini, kita tidak perlu khawatir tentang keterlibatan dermawan mereka. Jika mereka melakukannya, kamu harus mengirimkan peringatan yang tepat kepada Bentler. Aku yakin dia sudah menangani masalah itu."

 

Bentler Lobernia tampak seperti lelaki tua yang baik, namun begitu aku mengenalnya sedikit, aku tahu dia jauh lebih kejam daripada yang terlihat. Meskipun begitu, dia memiliki reputasi yang cukup baik sebagai penguasa Kota Darion. Aku ingin percaya bahwa dia telah membuat semacam pengaturan untuk membantu kami jika keadaan menjadi buruk. Bahu Zelphy terkulai. Aku tahu Zelphy juga tidak ingin menerima permintaan itu. Siapa yang bisa menyalahkannya, ketika hanya kami berlima yang menangani kasus ini? Satu-satunya yang termotivasi adalah Aria dan.... Novem, mungkin?

 

"Kau pikir aku ingin menerima permintaan menyebalkan ini?" Gerutu Zelphy.

 

"Banyak masalah wilayah yang berakar dalam; semuanya hanyalah tumpukan masalah. Ugh, ini menyebalkan... ayo kita pulang saja."

 

"Dia benar untuk itu."

Kepala keluarga kedua menimpali.

 

"Perselisihan dengan wilayah tetangga hampir tidak dapat dihindari. Kau akan berakhir dalam perselisihan bahkan jika yang dilakukan orang-orangmu hanyalah menyeberangi perbatasan dan memetik beberapa tanaman herbal. Seriusan, masalahnya terus menumpuk, dan kau berselisih dengan wilayah tetangga bahkan sebelum kau menyadarinya. Itu mengerikan."

 

Aku heran mereka semua berhasil bergaul dengan baik dengan Keluarga Fuchs, dalam kasus itu.

 

"Tunggu, kalian berselisih?"

Tanya sang pendiri. Entah mengapa dia tampak sangat bingung.

 

"Aku tidak pernah berurusan dengan hal seperti itu di zamanku."

 

Untuk sesaat, aku bertanya-tanya apa tidak ada yang peduli untuk melaporkan masalah wilayah kepadanya. Namun, seseorang pasti terus memberitahunya; dia tetaplah seorang penguasa.

 

"Ya, tidak ada seorang pun di luar sana yang ingin berselisih dengan orang yang membunuh seekor naga dan menjinakkan suku-suku barbar sendirian."

Kata keluarga kepala ketiga dengan nada sinis.

 

"Tetangga-tetangga kecil kita yang terpelajar gemetar ketakutan. Kau tahu, dermawan kita juga takut padamu."

 

"Hah? Sungguh?"

Tanya kepala keluarga kedua. Kedengarannya dia baru menyadari bahwa itulah yang terjadi.

 

"Di masaku, semua orang tampak begitu dingin dan jauh dari kami."

 

Kepala keluarga ketiga menghela napasnya.

"Ya, itu salahmu. Itu karena kau tidak cukup berusaha menjalin hubungan dengan tetangga kita. Kau tidak tahu betapa banyak kesulitan yang kualami, untuk berhubungan baik dengan dermawan kita."

 

Aku terkejut bahwa kepala keluarga ketiga pernah berjuang dengan apapun. Dari apa yang kupelajari tentangnya sejauh ini, kubayangkan dia seorang perencana yang menggunakan akalnya untuk menghindari sebagian besar masalah yang muncul di jalannya. Dan jika ada sesuatu yang tidak dapat dihindarinya, aku membayangkan dia hanya memikirkan cara untuk mengatasinya.

 

"Omong-omong, aku menggunakan dua tangan."

Kata sang pendiri dengan percaya diri. Dia tampaknya menanggapi apa yang dikatakan kepala keluarga ketiga sebelumnya, tentang bagaimana sang pendiri itu mengalahkan naga itu seorang diri.

 

"Tolong."

Kata kepala keluarga kedua, suaranya sedingin es.

 

"Jangan katakan apapun lagi. Jika kau bercanda, itu memalukan. Jika kau tidak mengerti apa yang sedang kita bicarakan, itu lebih memalukan. Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, kau seharusnya sangat memalukan, jadi tolong tutup mulutmu saja."

 

Aku hampir bisa merasakan sang pendiri merajuk pada cara putranya benar-benar mencercanya. Aku menghela napas dan menundukkan kepala.

"Apa yang seharusnya kita lakukan untuk menyelesaikan masalah Keluarga Pagan dan Keluarga Maini, tepatnya?"

 

"Memangnya aku tahu!"

Teriak Zelphy. Dia sendiri tampak bingung tentang itu.

 

"Dia hanya menyuruhku untuk memeriksa apa yang sedang terjadi!"

 

Mungkin Bentler tidak banyak memberitahu kami tentang misi tersebut karena dia mengirimi kami pesan dengan cara yang agak bertele-tele. Mungkin kami tidak perlu terlalu mendalami masalah antara kedua belah pihak. Bagaimanapun, aku tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa tanggung jawab yang dia berikan di pundakku ini agak terlalu berat untuk aku pikul.

 

Saat kami tiba di wilayah keluarga Pagan, beberapa hari telah berlalu. Begitu kami tiba, Zelphy telah mengatur agar kami berbicara dengan salah satu perwakilan keluarga. Kelompok yang berkumpul untuk menemui kami masih muda—seorang gadis remaja dan dua pemuda yang tampaknya berusia dua puluhan. Mereka keluar dari rumah mereka untuk menyambut kami, namun penghuni lainnya tidak mengikuti. Mereka hanya mengawasi kami dari dalam rumah mereka.

 

"Sepertinya kita tidak diterima di sini."

Bisikku, dan Novem mengangguk.

 

"Itu bisa dimengerti." Kata Novem.

 

"Akan menakutkan ketika sekelompok bersenjata mendirikan kemah di dekat rumahmu."

 

"Terutama ketika kelompok itu adalah sekelompok penjahat."

Kata kepala keluarga ketujuh, suaranya keluar dari Jewel.

 

"Lyle, beginilah cara orang normal melihat petualang. Kamu harus mengingat reaksi mereka."

 

"Kau pasti terpengaruh oleh prasangkamu terhadap petualang."

Kepala keluarga ketiga menggodanya.

 

"Mereka juga bertindak dengan cara yang sama terhadap non-petualang. Agak menakutkan ketika tentara datang. Tetap saja, meskipun dapat dimengerti bahwa kita tidak diterima.... aku tidak dapat mengetahui siapa di antara mereka yang merupakan perwakilan Keluarga Pagan. Aku berasumsi itu adalah anak dengan rambut biru tua itu."

 

Pemuda bertubuh tinggi yang ditunjuk oleh kepala keluarga ketiga berdiri di tengah rombongan penyambutan. Dia memiliki penampilan yang ramah yang mengingatkanku pada Rondo. Rambut biru tuanya menyentuh bahunya, dan tubuhnya yang ramping jelas terlihat banyak berolahraga. Orang kedua berdiri di satu sisinya; dia memiliki rambut hitam pendek dan tinggi yang sama. Seorang gadis berdiri di sisi lainnya, rambut cokelatnya disanggul ke belakang menjadi kepang. Gadis itu memiliki ekspresi khawatir di wajahnya yang berbintik-bintik.

 

Zelphy tampak sedikit gelisah. Aku berasumsi itu karena rombongan di hadapan kami tidak memberikan petunjuk tentang identitas mereka; mereka semua tampaknya mengenakan pakaian dengan kualitas yang sama. Ditambah lagi, tidak ada yang tampak seperti bangsawan dari orang berambut biru tua itu; dia bahkan tidak memiliki pedang di pinggangnya.

 

"Ahem."

Akhirnya Zelphy berkata, berdeham.

 

"Kami adalah kelompok petualang yang dikirim atas permintaan penguasa Kota Darion."

 

Zelphy menatap pemuda berambut biru tua itu.

"Kurasa kau adalah bos di sini?"

 

"Ya, aku Dale Pagan. Penguasa desa ini, meskipun mungkin aku tidak terlihat seperti itu."

 

Apa sinisme terakhir itu benar-benar perlu?

 

Ekspresi Aria menjadi suram mendengar kata-kata penguasa itu.

"Tidak perlu mengatakannya seperti itu." Kata Aria.

 

"Ini aneh."

Kata kepala keluarga kedua. Dia tampak agak curiga pada Dale.

 

"Pada saat seperti ini, kepala keluarga setidaknya harus berusaha membuat dirinya terlihat rapi. Tapi, dia terlihat seperti baru saja selesai bekerja di ladang!"

 

Mungkin dia tidak hanya terlihat seperti baru saja bekerja di ladang—mungkin dia benar-benar bekerja di ladang. Maksudku, ada noda tanah di pakaiannya...

 

Sophia memejamkan matanya, berkata,

"Jelas dia tidak menghormati kita dalam hal apapun. Kalau tidak, dia akan berpakaian pantas saat menyambut tamu."

 

Sophia setuju dengan kepala keluarga kedua dalam hal ini, sepertinya.

 

"Hei, jangan menilai buku dari sampulnya!" Protes sang pendiri.

 

"Ini tentang apa yang ada di dalam—bagian dalamnya!"

 

Aku sangat berharap sang pendiri itu sedikit merendahkan suaranya; Sophia tidak bisa mendengarnya. Yang bisa sang pendiri itu lakukan hanyalah menguras mana-ku lebih jauh.

 

"Kurasa kita harus bersyukur sang pendiri kita buas baik di dalam maupun di luar."

Kata kepala keluarga kelima.

 

"Yah, penampilan itu cukup penting...."

Kata kepala keluarga ketiga, tertawa kecil.

 

Zelphy menyerahkan sebuah amplop kepada Dale.

"Ini surat dari baron. Kami berlima ingin ditambahkan ke pasukan pertahanan kota. Apa kami mendapat izinmu?"

 

"Para bocah sialan ini adalah semua yang bisa ditawarkan baron itu?"

Orang berambut hitam itu bertanya, sambil melotot ke arah kami.

 

"Dia menganggap kita seperti orang bodoh!"

 

"Hentikan itu, Zappa!"

Teriak gadis itu, sambil melangkah maju untuk mencegahnya berbicara lebih jauh.

 

"Maafkan aku. Omong-omong, aku Paula Callus. Aku menengahi beberapa masalah penyelesaian. Kau dapat menganggapku sebagai perwakilan dari keluarga kami yang lebih terkemuka."

 

Setelah gadis itu memperkenalkan dirinya, Zelphy menoleh ke orang berambut hitam, yang tampaknya bernama Zappa itu.

"Aku mengerti perasaanmu. Tapi sedikit menyakitkan saat kau mengatakannya langsung di hadapanku. Mari kita berdua bersikap lebih bijaksana lain kali, ya?"

 

Zelphy jelas tidak ingin berurusan dengan pemuda itu. Begitu Dale selesai membaca surat itu, dia menoleh ke arah kami.

"Dia menulis bahwa dia tidak dapat mengirim pasukan, jadi dia mengirim kalian sebagai gantinya. Itu sangat disayangkan. Mungkin baron menganggap desa kecil ini tidak begitu penting baginya."

 

"Aku mengerti apa yang kau maksud."

Kata Zelphy sambil menggaruk kepalanya.

 

"Tapi baron tidak meninggalkan kalian. Dia membayar biaya yang sangat mahal untuk mengirim kami ke sini, kau tahu."

 

Dale menundukkan kepalanya.

"Tiga tahun lalu, pemukiman kami mengirim orang-orang terbaik kami untuk berperang. Ayahku, saudara laki-lakiku, dan ayah Paula tewas dalam pertempuran. Memperlakukan kami seperti ini setelah kami mengalami kerugian besar atas namanya.... itu sama sekali tidak dapat diterima."

 

Jika itu benar, maka Bentler-sama itu benar-benar telah menangani masalah ini dengan sangat buruk.

Pikirku dalam hati.

 

"Aku yakin mereka dibayar dengan jumlah yang cukup besar sebagai ganti rugi. Selain itu, kerabat mereka bergabung dalam pertempuran atas kemauan mereka sendiri, bukan? Para pengikut itu benar-benar menyebalkan. Maksudku, apa sebenarnya yang diharapkan bocah Pagan ini?"

Kepala keluarga kelima bertanya. Dia terdengar kelelahan.

 

"Apa dia benar-benar ingin baron mengirim tentara untuk berperang atau semacamnya?" Kepala keluarga keenam bertanya.

 

"Dia tidak melihat hal-hal dalam jangka panjang."

 

"Lyle datang jauh-jauh ke sini untuk menemuinya! Apa-apaan dengan sikapmu itu, bocah?!" Kepala keluarga ketujuh berteriak.

 

Tiga generasi pertama di keluargaku meninggikan suara mereka untuk menolak kata-kata yang lain.

 

"Itu bukan masalah yang bisa diselesaikan dengan uang!"

Salah satu dari mereka berteriak.

 

"Keluarganya sudah meninggal!"

 

"Itu benar." Teriak yang lain.

 

"Bayangkan betapa merusaknya kerugian seperti itu bagi pemukiman sekecil ini!"

 

"Inilah sebabnya mengapa eselon atas bangsawan tidak berguna!"

Teriak yang terakhir dari mereka.

 

"Kalian semua berhati dingin. Dan kalian berani menyebut diri kalian manusia?!"

Tampaknya mereka bertiga cukup bersimpati kepada Pagan.

 

Kepala keluarga keempat memilih untuk tetap diam—memahami kedua belah pihak—sementara keenam lainnya terus bertengkar.

 

"Aku turut berduka cita."

Kata Zelphy, sambil meletakkan tangan di pinggangnya.

 

"Tapi kami di sini hanya untuk melakukan pekerjaan kami. Kami adalah petualang, dan kami akan menyelesaikan permintaan kami. Lyle di sini pernah menangani sekelompok bandit sebelumnya. Dia memiliki pengalaman tempur yang nyata, dan aku sendiri tidak kalah. Ini bukan kesepakatan yang buruk untukmu, Pagan-sama."

 

"Aku minta maaf."

Kata Dale, meminta maaf dengan ketulusan yang mengejutkan.

 

"Aku agak terburu-buru. Kami memiliki gubuk yang dapat kalian gunakan untuk penginapan. Silakan beristirahat untuk hari ini. Kita dapat membahas rencana kita besok."

 

"T-Tunggu, Dale!" Protes Paula.

 

"Itu tidak bisa! Kita harus segera menjelaskan situasinya!"

 

"Mereka baru saja tiba." Kata Dale sebagai balasan.

 

"Kita harus membiarkan mereka beristirahat."

 

Kepala keluarga kedua memberiku beberapa saran dari tempatnya di dalam Jewel :

"Lyle, kau harus berbicara pada gadis itu setelah kita menyelesaikan masalah di sini. Kita harus mendengarkannya."

 

Kepala keluarga kedua tampak termotivasi, meskipun kepala keluarga kelima, keenam, dan ketujuh jelas tidak memiliki antusiasme yang sama. Meskipun semua dari mereka berasal dari Keluarga Walt, pendapat mereka tetap sangat berbeda satu sama lain.

Sungguh tipikal.

 

Bagaimanapun, saat itu juga aku memutuskan untuk menemui Paula nanti.

 

***

 

Kediaman Keluarga Pagan tidak jauh lebih baik daripada bangunan lain di pemukiman itu, meskipun namanya megah. Jauh dari apa yang kalian harapkan dari rumah bangsawan feodal. Namun, ini hanya masalah biasa, karena wilayah Keluarga Pagan sangat kecil. Mereka tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mengelola properti yang lebih besar. Pada hari yang sama ketika Lyle dan kelompoknya tiba di wilayah Keluarga Pagan, Zappa menunggu hingga malam tiba di kediaman itu, lalu mengunjungi Dale. Sekarang, kedua orang itu duduk berhadapan di ruang tamu tuan tanah.

 

"Zappa, jangan terlalu marah dengan para petualang."

Kata Dale kepadanya.

 

"Mereka punya senjata."

 

"Jika kau menginginkan senjata, maka Pini akan mendapatkannya! Dia akan segera kembali. Maksudku, apa seperti ini seharusnya seorang bangsawan bertindak?! Yang dia lakukan hanyalah mengirim bocah-bocah yang tidak termotivasi itu! Apa dia benar-benar menganggap kita begitu rendah? Setelah semua kesulitan yang telah kita lalui untuknya...."

 

Zappa adalah semacam kakak laki-laki bagi Dale. Saat tumbuh dewasa, dia tahu bahwa dia tidak akan mewarisi rumah itu, jadi sang bangsawan telah bekerja di ladang sejak usia muda. Dia bertemu Zappa di sana, bersama dengan anak-anak desa lainnya yang seusia dengannya—Paula dan Pini. Mereka semua menjadi dekat, dan entah bagaimana sang bangsawan itu mendapati dirinya menjadi wajah generasi muda Keluarga Pagan.

 

Lalu, tiga tahun lalu, Keluarga Pagan bergabung dalam perang atas permintaan Keluarga Lobernia. Dale kehilangan ayah dan saudara laki-lakinya karena perang, dan Paula kehilangan ayahnya, yang memiliki banyak pengaruh dalam keluarganya. Zappa juga ikut berperang, bersama Pini, yang merupakan laki-laki agak gemuk yang tidak terlalu bisa diandalkan. Namun, tidak seperti Keluarga Dale, kedua pemuda itu berhasil bertahan hidup.

 

"Tenanglah, Zappa."

Kata Dale dengan tenang.

 

"Untuk saat ini, kita punya lima orang lagi. Lebih baik daripada tidak sama sekali."

 

Dale tidak tahu apa kelompok yang dikirim Bentler dapat memberikan kontribusi besar di garis depan perang, namun mereka tetaplah petualang. Mereka datang dengan perlengkapan lengkap, dan lebih baik memiliki mereka daripada tidak.

 

"Sejujurnya, aku ingin menyelesaikan semua ini dengan berdiskusi."

 

"Dasar bodoh!" Zappa membentaknya.

 

"Kau itu seorang bangsawan! Kenapa kau bertingkah lemah?! Dengarkan aku, Dale. Kita berhadapan dengan seorang ksatria bawahan dan para pengikutnya—orang-orang ini lebih rendah darimu."

 

"Zappa, desa musuh kita berpenduduk lima ratus orang. Jumlah mereka lima kali lipat lebih banyak dari kita. Melawan mereka sungguh tidak masuk akal."

 

Keluarga Pagan memiliki posisi yang lebih tinggi di kalangan bangsawan daripada lawan mereka, namun Keluarga Maini jauh lebih unggul dalam hal pengalaman dan jumlah pertempuran. Meski begitu, Zappa tetap berusaha membujuk tuannya.

 

"Sejak kau mengambil alih, orang-orang meremehkanmu. Kau lihat sikap baron itu, kan? Dalam keadaan lain, dia pasti akan mengirim tentara, tapi sebaliknya, dia memberi kita bocah-bocah itu. Keluarga Maini tidak berbeda—mereka pikir kau terlalu muda untuk tahu lebih baik, jadi mereka mencari masalah denganmu karena sesuatu yang bodoh!"

 

Dale menatapnya dengan gelisah. Semua itu benar—tanggapan sang baron tampak kurang bersemangat, dan tampak tidak masuk akal baginya bahwa Keluarga Maini akan melibatkan keluarganya dalam kematian pengikut mereka, hanya karena pengikut mereka itu ditemukan di bagian hutan mereka. Biasanya, hal seperti ini akan menjadi masalah Keluarga Maini yang harus dihadapi. Namun, untuk beberapa alasan, Dale dianggap sebagai orang yang bersalah. Pertama, salah satu pengikut Keluarga Maini telah menyerbu wilayah Keluarga Pagan dan akhirnya tewas. Kemudian, Keluarga Maini menyalahkan keluarganya atas insiden itu. Dan sekarang, Bentler menolak untuk menjawab panggilannya untuk meminta bantuan. Dengan masalah-masalah ini yang terlintas di kepalanya, Dale tidak dapat membantah Zappa.

 

"Zappa. Ketika mayat itu ditemukan.... apa itu benar-benar di wilayah kita?"

 

"Tentu saja!" Zappa berteriak balik.

 

"Apa kau meragukanku?!"

 

Zappa dan Pini adalah orang-orang yang menemukan mayat itu. Ketika ditanya mengapa mereka pergi ke hutan, mereka mengaku telah mengalahkan monster untuk mendapatkan Demonic Stone monster itu. Hal itu mungkin usaha yang menguntungkan; menjual Demonic Stone kepada pedagang keliling berarti harga jual yang lebih rendah, namun itu menyelamatkan mereka dari kesulitan bepergian ke Guild.

 

"Ayolah, Dale. Aku menaruh harapanku padamu. Mari kita gunakan insiden ini untuk membalas mereka semua. Merekalah yang harus disalahkan atas semua ini—baik Bentler itu maupun ksatria bawahan dari Keluarga Maini itu."

 

"Tapi.... aku tidak punya sarana untuk melakukan hal seperti itu. Saat mereka menjadi serius, itu akan menjadi akhir bagi kita."

 

Zappa berdiri dan melingkarkan tangannya di bahu Dale.

"Percayalah padaku, bodoh. Aku akan menghancurkan orang-orang dari Keluarga Maini itu. Kau seharusnya fokus pada bagaimana kita dapat memperluas pemukiman. Ayah dan saudaramu tidak pernah repot-repot menyimpan apapun. Mereka menghabiskan semua uang pajak kita untuk mencoba mempertahankan hubungan dengan para bangsawan di sekitar. Itulah sebabnya kita terjebak seperti ini, sangat tidak berarti dibandingkan dengan orang lain."

 

Dale sepenuhnya setuju dengan pendapat Zappa sejauh menyangkut uang. Pola pikir Dale itu lebih dekat dengan pola pikir orang biasa, karena dia telah menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai putra kedua yang hidupnya berputar di sekitar pekerjaan pertanian. Bahkan ketika ayah dan saudara laki-lakinya masih hidup, Dale telah menyadari pemborosan pengeluaran mereka.

 

"Baiklah. Setelah kita menyelesaikan masalah ini, kita akan mulai bekerja untuk memperluas ladang. Aku akan menyampaikan ide itu kepadamu melalui Paula."

Saat nama Paula disebut, Dale merasa sedikit sedih. Paula adalah gadis yang paling dekat dengannya—baik dari segi usia maupun persahabatan. Ada banyak gadis muda lain di desa itu, namun Paula lah cinta pertamanya.

 

"Kau benar! Terima kasih, Dale! Paula tidak pernah memberiku jawaban yang tepat. Tapi, sekarang, aku seharusnya bisa menikah dengan orang yang tinggal di rumahnya. Aku akan bisa mendukungmu dengan otoritas yang sebenarnya."

 

Dale menutupi wajahnya dengan tangan.

"Ya, kurasa begitu, Zappa...."

 

Cinta pertamanya akan menikahi saudara angkatnya. Dale adalah orang yang memfasilitasi masalah itu, namun dia mendapati dirinya dalam kondisi pikiran yang cukup berkonflik.