Heroes In The Moonlight – Chapter 7 : Perjamuan, Kekacauan Di Hari Kedua

 

Kemudian, di lantai pertama ruang aula Kastil Kerajaan Galarc.....

 

Malam kedua perjamuan akan segera dimulai. Di aula masuk, para tamu Kerajaan lain yang telah diundang untuk berpartisipasi di hari kedua perjamuan dan seterusnya, memasuki aula satu demi satu. Kerajaan kecil yang hadir di aula itu mempunyai hubungan yang cukup baik dengan Kerajaan Galarc, sementara Kerajaan yang lebih besar ada di sana namun berada dalam hubungan yang berbahaya dengan tuan rumah acara tersebut.

 

Kerajaan Galarc tidak memiliki aliansi dengan Kerajaan besar di sebelah timur, pusat wilayah Strahl – paling banyak, Kerajaan mereka memiliki hubungan baik dengan Restorasi, organisasi khusus Kerajaan Beltrum yang ada di sebelah barat Galarc. Pemerintahan utama Beltrum telah menjauhkan diri dari mereka dan Kerajaan Centostella di selatan menolak segala jenis hubungan diplomatik.

 

Namun, kedua Kerajaan tersebut hadir pada perjamuan malam ini. Suasana di sekitar ruangan terasa luar biasa, kehadiran Kerajaan mereka yang kuat itu menarik perhatian Kerajaan yang lebih kecil. Selain itu, ini adalah pertama kalinya faksi Duke Huguenot berhadapan muka dengan pemerintah utama Beltrum di depan umum, yang pasti akan meninggalkan dampak yang tak terhindarkan.

 

Maka dari itu, para bangsawan yang sudah hadir di aula dengan tidak sabar menunggu kedatangan tamu resmi dari Kerajaan besar di wilayah Strahl.

 

Biasanya, ketika perjamuan diadakan atas nama Raja dari sebuah Kerajaan besar, sudah menjadi kebiasaan bagi Kerajaan lain untuk mengirimkan seorang bangsawan berstatus tinggi Kerajaan mereka sebagai perwakilan, tetapi urutan kehadiran diputuskan oleh Kerajaan tuan rumah berdasarkan kekuatan dan hubungan diplomatik yang mereka punya. Untuk alasan ini, setiap orang yang hadir sangat ingin melihat siapa orang yang akan datang sebagai tamu kehormatan.

 

Sebagian besar perwakilan dari Kerajaan kecil sudah masuk, jadi hanya menyisakan Kerajaan kecil yang paling kuat.

 

"Putri Pertama Kerajaan Rubia, Sylvie Rubia telah tiba!" 

Suara pembawa acara bergema di seluruh ruangan. Pintu di lantai atas aula terbuka, memperlihatkan sosok Sylvie.

 

Sylvie tidak hadir dengan pasangannya, dan dia hanya dikawal oleh lima pelayannya.

 

"Ooh, jadi Putri Ksatria Sylvie juga datang."

 

"Dia wanita yang bermartabat seperti biasanya."

 

"Dia biasanya menghadiri acara-acara seperti ini dengan adik perempuannya, bukan dengan pasangannya, tapi aku tidak melihat adik perempuannya kali ini. Jarang melihatnya datang sendirian."

 

Para bangsawan laki-laki yang hadir di ruangan itu menunjukkan semangat yang jauh lebih besar daripada yang mereka tunjukkan selama perkenalan bangsawan dari Kerajaan Kecil sebelumnya. Beberapa bangsawan wanita juga mengawasi Sylvie dengan tatapan panas.

 

Sylvie Rubia — Putri  Pertama Kerajaan Rubia yang telah berbicara secara pribadi dengan Reiss dan Charles beberapa saat yang lalu. Gadis itu berusia akhir remaja.

 

Meskipun dia seorang perempuan, tubuhnya tinggi dan badannya langsing, penampilannya diperkaya oleh struktur wajahnya yang bermartabat dan rambut berwarna pirangnya yang indah dan mencapai ke punggungnya. 

Aspek paling menonjol dari sosoknya adalah gaun putih murni yang dia pakai. Gaun itu tidak di desain dengan imut seperti gaun bangsawan wanita lain yang hadir – bisa dibilang gaun itu lebih mirip dengan seragam militer; Hanya saja kurang sebuah pedang di pinggangnya untuk melengkapinya. Sebagai seorang perempuan yang masih sangat muda, tubuhnya memiliki sosok feminin seusai seusianya, tetapi postur dan udara di sekitarnya seperti seorang Ksatria.

 

Pada kenyataannya, dia dijuluki sebagai "Putri Ksatria" bukanlah hanya sebuah julukan karena Sylvie adalah seorang Ksatria meskipun dia adalah anggota Keluarga Kerajaan. Karena keanehan itu, meskipun dia seorang putri dari Kerajaan Kecil, gadis itu cukup terkenal sampai Kerajaan tetangga.

 

Ketika para bangsawan memusatkan perhatian mereka kepada Sylvie, Hiroaki menjadi bersemangat dari tempatnya di lantai atas aula.

 

"Whoa, seorang Putri Ksatria! Dia sangat keren! Melihat salah satu Putri Ksatria itu adalah salah satu daftar wajib ketika ada di dunia fantasi. Aku sudah menunggu saat ini! Jika memungkinkan, aku juga ingin mendengarnya berkata 'b-bunuh saja aku!'..... Wah!" 

 

Ketika Hiroaki masih ada di Bumi, dia benar-benar terobsesi dengan cerita fantasi di dunia lain, jadi ketika dia melihat seorang "Putri Ksatria" sungguhan sudah seperti mimpi yang menjadi nyata baginya. Jiwa fanboy bersinar terang ketika dia mengetahui kalau Sylvie juga dikenal sebagai "Putri Ksatria" oleh para manusia dari dunia  lain, membuatnya bersorak  penuh kegembiraan bahkan sebelum Sylvie memasuki aula.

 

{ TLN : wkwkwk ngefans dia }

 

Sebagian besar Kerajaan kecil yang di undang sudah tiba, jadi hanya menyisakan Kerajaan yang paling penting dan kuat yang tersisa. 

Sebagai catatan, Duke Huguenot dan Charles termasuk di antara Kerajaan yang belum masuk, meskipun mereka berada di ruang tunggu yang sama, keduanya memutuskan untuk mengabaikan satu sama lain dan tetap diam di sudut ruangan.

 

Roanna tepat di samping Hiroaki, memperhatikan kegembiraan Hiroaki dengan senyuman agak tegang. Pada saat itu, seorang anak laki-laki mendekati mereka. Dengan rambut berwarna keemasannya dan wajahnya yang tampan, anak laki-laki itu tampaknya berusia remaja.

 

"......Bolehkah aku bertanya karena aku sedikit penasaran, apa yang kamu maksud dengan 'bunuh saja aku?" 

Tanya anak laki-laki berambut keemasan itu.

 

"....Ah? Pikirkan saja urusanmu sendiri." 

Jawab Hiroaki, suasana hatinya langsung memburuk saat dia memelototi anak laki-laki itu.

 

"Kasarnya. Kita mungkin memiliki hubungan dengan Kerajaan yang berbeda, tapi aku berharap kita bisa akrab setidaknya untuk malam ini, sebagai sesama orang jepang." 

Kata Anak laki-laki berambut keemasan itu, mengangkat bahunya sambil tersenyum tipis.

 

"Oi, orang asing bebal, lebih baik kamu untuk diam saja. Tidak ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Rupanya, Hiroaki telah memutuskan untuk membenci anak laki-laki berambut keemasan itu.

 

Namun, anak laki-laki berambut keemasan itu tidak menunjukkan kesal atau menyerah ketika dia pergi ke Roanna yang ada di samping Hiroaki. 

"Kalau begitu, bisakah aku menanyakan pertanyaan yang sama?"

 

"Oh, umm. Aku juga tidak tahu....."

Roanna kesulitan untuk menjawab, sesuatu yang sangat bisa dimengerti. Bahkan jika Roanna adalah seorang putri Duke, anak laki-laki di depannya bukanlah seseorang yang bisa dia ajak bicara dengan santai.

 

"Oi, brengsek. Jangan ngobrol dengan Roanna tepat di depanku. Serius deh— playboy sepertimu harus tetap di jalan mereka sendiri. Orang-orang sepertimu yang berpura-pura bersikap sok baik dan terlihat tidak bersalah membuatku jijik." 

Mengarahkan kata-kata kasar itu kepada anak laki-laki berambut keemasan itu, Hiroaki dengan jelas menunjukkan kejengkelannya.

 

"Aku tidak mencoba merayu dia....."

 

"Dasar tidak tahu malu..... Orang-orang sepertimu selalu berakhir dengan merusak persahabatan satu sama lain. Kamu bilang kamu tidak mencoba merayunya, tapi sebelum kamu menyadarinya, gadis yang disukai temanmu itu sudah jatuh cinta padamu."

Kata Hiroaki, dengan cemberut kesal.

 

 

{ TLN : Kayanya dia pernah ketikung wkwkwk }

 

"Ahaha, kamu mengatakannya seolah-olah seperti kamu sendiri pernah mengalaminya."

Kata anak laki-laki berambut keemasan itu.

 

"Cih. Bajingan sepertimu tidak akan pernah mengerti.... Kembalilah ke pasanganmu saja sana."

 

"Sayangnya, dia masih bersiap-siap. Tapi seharusnya dia akan segera tiba."

 

"Hah? Terseralah, jika kamu ingin berbicara dengan seseorang bicaralah saja dengan pahlawan perempuan yang ada di sana. Kamu bisa lihat, dia di sana."

Kata Hiroaki, menatap ke arah Satsuki, yang sedang berjalan bersama dengan Rio dan Charlotte.

 

"Oh, jadi dia yang dari Perusahaan Sumeragi....."

Setelah melihat wajah Satsuki, anak laki-laki berambut keemasan itu menyipitkan matanya.

 

".....Lama tidak bertemu, Shigekura Rui-kun. Ketika aku mendengar nama pahlawan utama Beltrum, aku bertanya-tanya apa mungkin itu kamu. Takdir yang cukup aneh."

Kata Satsuki kepada anak laki-laki berambut keemasan itu. Namanya adalah Shigekura Rui, pahlawan yang dipanggil di pemerintahan utama Beltrum.

 

"Kamu benar. Aku tidak bisa membayangkan kalau akan bertemu seorang kenalanku lagi di dunia ini."

Kata Rui, setuju dengan senyum tegang.

 

"Ah? Kalian saling kenal?" 

Kata Hiroaki, mengerutkan kening dengan ekspresi ragu.

 

"Ya, melalui koneksi orang tua kami. Kami pernah bertukar beberapa kata di masa lalu, cukup untuk mengetahui nama dan wajah satu sama lain."

Kata Rui, menjawabnya.

 

"Ah, jadi kalian berdua anak-anak orang kaya. Jadi orang-orang yang menjalani hidup mewah juga ada di Jepang, ya? Tidak heran kalian berdua tidak bisa mengerti." 

Hiroaki memandang mereka berdua seolah sedang melihat sesuatu yang aneh.

 

"T-Tadi kau bilang apa?" 

Alis Satsuki berkedut dan wajahnya menegang. Saat itu, Flora mendatangi Hiroaki.

 

"Aku minta maaf atas keterlambatan ini, Hero-sama, karena membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan."

 

"Jadi kamu datang, Flora. Tidak, tidak apa-apa. Jika sampai di sini lebih awal, kamu akan merasa terganggu dengan orang-orang ini."

Jawab Hiroaki dengan senyum mengejek. 

Karena Satsuki menghormati Flora, dia hanya cemberut dan menghela napas untuk menahan amarahnya.

 

"Mungkinkah kamu ini adalah adik perempuan Putri Christina?" 

Dengan ekspresi terkejut, Rui bertanya kepada Flora.

 

".....Ya." 

Flora mengangguk ketakutan.

 

"Oh, wow. Sepertinya Christina-sama sudah tiba." 

Charlotte, yang telah berbicara dengan Rio agak, melihat ke ujung aula. Di sana, mengenakan gaun berwarna lavender yang sama dengan Flora, adalah Christina. Dia sedang berjalan ke tempat Rui berada.

 

"Aku minta maaf karena sudah membuatmu menunggu, Hero-sama." 

Kata Christina, kepada Rui dengan nada hormat. Dari posisinya dia bisa melihat Flora dengan sempurna, tapi dia pura-pura tidak melihatnya sama sekali.

 

"Tidak masalah. Masih ada waktu sampai giliran kita masuk, dan aku juga baru sampai." 

Sebenarnya, Rui telah menunggu cukup lama sampai sekarang, tetapi dia tidak mengatakan apapun tentang itu.

 

"Sudah lama tidak bertemu ya, Christina-sama."

Charlotte maju sedikit ke depan saat dia menyapa Christina dengan senyuman.

 

"Ya, lama tidak bertemu, Charlotte-sama. Terima kasih banyak telah mengundangku ke perjamuan yang luar biasa ini."

Jawab Christina dengan senyum anggun dan ramah.

 

"Tidak, tidak. Kami telah menjalin hubungan rahasia dengan Restorasi, dan sebuah kebenaran kalau kami menjadi lebih terasing dari pemerintahan utama Beltrum. Meski itu membuatku sangat sedih, tapi mau bagaimana lagi. Namun, aku sangat senang kamu mau menerima undanganku."

Kata Charlotte dengan senyum jujur.

 

"Kebenaran tentang Kerajaan Galarc yang memilih untuk mendukung salah satu dari dua faksi Kerajaan kami, memang dipandang sebagai masalah. Namun.... Aku memutuskan untuk menghadiri perjamuan hari ini agar kita dapat memperbaiki kesenjangan antara Kerajaan kita." 

Jawab Christina dengan sempurna.

 

"Ya, itu akan sangat bagus. Tidakkah kamu berpikiran sama, Flora-sama? Kamu sudah cukup lama tidak melihat kakak perempuanmu, bukan? Bagaimana kalau kamu menggunakan kesempatan ini untuk berbicara dengannya sedikit?" 

Melihat Flora, Charlotte menyentuh subjek sensitif seolah-olah tidak ada yang terjadi.

 

Flora menatap Christina dan dengan gugup berbicara. 

"Umm, Onee-sama....."

 

"Sayangnya, aku tidak datang jauh-jauh ke sini untuk berbicara dengan mereka yang mengkhianati Kerajaan kami."

Kata Christina, dengan tegas menolak untuk berinteraksi dengan Flora.

 

Charles dan para bangsawan lain dari pemerintahan Beltrum menyaksikan pemandangan itu dari kejauhan.

 

"Uh....."

Flora tersentak.