Heroes In The Moonlight – Chapter 5 : Perjamuan, Hari Pertama

 

Berkat istirahat yang mereka miliki setelah kembali ke Kastil, Rio dan kedua gadis itu menyambut hari pertama perjamuan dalam kondisi sempurna. Tak lama setelah mereka bangun di tengah hari, mereka bertiga menerima makanan ringan yang disajikan sebagai sarapan dan makan siang.

 

"Sebelum kita makan, izinkan aku untuk menjelaskan rencana kita hari ini. Setelah kita makan, kita harus pergi untuk bersiap-siap dalam pakaian acara nanti, namun Miharu-chan dan aku akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk bersiap-siap, jadi kita akan berpisah untuk sementara. Haruto-kun, setelah kamu selesai berganti pakaian, kamu akan pergi ke Liselotte-san untuk menemuinya. Rinciannya akan diberikan kepadamu oleh seorang pemandu, jadi jika ada pertanyaan, kamu bisa bertanya kepadanya."

Kata Satsuki, memberitahu Rio.

 

Para pelayan yang telah membawa makanan ringan ke ruangan mereka yang menyampaikan pesan itu kepada Satsuki.

 

"Aku mengerti. Kalau begitu, tolong jaga Miharu-san sebelum dan sesudah perjamuan." 

Kata Rio, mengangguk sambil tersenyum dan berbalik untuk melihat Miharu.

 

"Tentu saja. Tapi kamu akan berperan sebagai pengawal Miharu-chan selama perjamuan, jadi pastikan kamu bersiap untuk terlihat cukup tampan agar layak berada di sisinya." 

Kata Satsuki, membusungkan dadanya dan dia melihat ke arah Rio dengan mengedipkan matanya.

 

◇◇◇◇

 

Beberapa jam kemudian, Rio telah berganti ke pakaian formalnya dan dibawa ke ruang tunggu aula untuk acara sosial yang bersebelahan dengan Istana Kerajaan. Rio memasuki ruang tunggu untuk bertemu dengan anggota keluarga Duke Cretia.

 

"Halo, Haruto-kun. Senang bertemu denganmu lagi." 

Kepala keluarga, Cedric Cretia, menyambutnya dengan nada hangat.

 

"Aku minta maaf atas kedatanganku yang terlambat. Terima kasih banyak atas keramahtamahannya yang kamu berikan kepada kami kemarin. Aku juga ingin meminta maaf karena mengubah rencana kami begitu tiba-tiba. Tolong terima permintaan maafku yang tulus."

Kata Rio, meletakkan tangan kanannya di dada dan menundukkan kepalanya dalam-dalam.

 

"Hahaha, sungguh anak yang tulus. Kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Bagaimanapun, itu adalah perintah langsung dari Hero-sama dan Yang Mulia Raja. Aku tidak pernah membayangkan kalau kamu akan diundang untuk tinggal di tempat Hero-sama, tetapi tidak masalah. Mari kita kesampingkan itu, mendekatlah. Aku akan memperkenalkanmu kepada anggota keluargaku yang belum kamu temui. Ini adalah putraku George dan tunangannya, Colette."

Kata Cedric, mengundang Rio untuk duduk di sofa tempat mereka duduk. 

 

Di sana, yang sedang duduk di samping Liselotte dan Istri Cedric, Julianne, ada seorang pria berusia dua puluhan dan seorang gadis remaja. Keduanya memakai pakaian formal.

 

"Senang bertemu denganmu. Aku kakak laki-lakinya Liselotte dan putra kedua dari Duke Cretia, George. Suatu kehormatan bagiku untuk bertemu dengan seorang pahlawan yang banyak digosipkan. Terima kasih banyak karena telah menyelamatkan adik perempuanku dari kesulitannya." 

George berdiri dan memperkenalkan dirinya dengan nada riang.

 

"Aku adalah tunangan George-sama, Colette Valier. Aku mendengar kita seumuran— Senang bertemu denganmu, Haruto-sama." 

Colette juga berdiri. Meraih ujung gaunnya dengan membungkuk anggun.

 

"Senang bertemu dengan kalian. Namaku Haruto. Sayangnya aku tidak punya nama belakang, tapi aku harap kalian bisa memperlakukanku dengan baik hari ini."

Kata Rio, membalas dengan hormat, tangan kanannya di dadanya.

 

"Tidak ada seorang pun dari kami yang akan memandang rendahmu karena kamu tidak termasuk seorang bangsawan. Silakan duduk."

Kata Cedric dengan hangat.

 

"Terima kasih banyak. Kalau begitu, permisi." 

Rio berjalan ke sofa tempat keluarga Cedric berada.

 

"Haruto-sama, pakaianmu sangat cocok untukmu."

Liselotte memujinya dan mengundangnya untuk duduk di sebelahnya. 

 

"Silakan duduk di sini."

 

"Ini suatu kehormatan. Sebenarnya, pakaian ini aku beli dari Ricca Guild. Aku yakin kamu sudah mendengarnya beberapa kali, tetapi hari ini kamu terlihat sangat cantik, Liselotte-sama." 

Kata Rio, memuji Liselotte sambil tersenyum. 

 

Liselotte benar-benar terlihat sangat indah – dia sangat anggun dan agak mistis. Rambut biru mudanya yang mencapai punggungnya ditarik dengan bantuan bros berbentuk mawar. Selain itu, warna gaun yang kontras dengan rambutnya membuatnya terlihat seperti mawar biru yang indah. Tidak ada keraguan kalau dia akan menarik perhatian semua laki-laki yang hadir setelah dia memasuki perjamuan.

 

"T-Terima kasih banyak." 

Kata Liselotte, tersenyum cerah.

 

"Oh? Sangat jarang melihat Liselotte menjadi malu-malu seperti ini."

Kata kakaknya dengan senyum menggoda.

 

"George Nii-sama?" 

Kata Liselotte, berbalik ke arahnya sambil tersenyum.

 

"Hahaha, anggap saja kamu tidak mendengar apapun, Haruto." 

Kata George, tertawa terbahak-bahak untuk menutupi komentarnya sebelumnya.

 

Liselotte sedikit cemberut, tetapi dalam beberapa detik dia mengubah topik pembicaraan. 

"Mou. Mari kesampingkan itu, bagaimana rasanya kamu tinggal di ruangan Satsuki-sama?"

 

"Kami mendapat hak istimewa untuk bisa mengobrol berbagai hal. Satsuki-sama juga sangat senang bisa bertemu kembali dengan Miharu-san dan bisa berbicara dengannya lagi. Dia bilang itu semua berkatmu, Liselotte-sama." Kata Rio.

 

Sebagai catatan, Liselotte tidak mengetahui rencana menyelinap mereka bertiga dari Kastil.

 

"Aku senang mendengarnya, tapi aku hanya menjalankan tugasku sebagai mediator. Sebaliknya, jika aku bisa bertemu Hero-sama sebelum perjamuan, itu berkatmu, Haruto-sama, jadi aku sangat senang."

Jawab Liselotte dengan senyum ceria.

 

"Aku tidak melakukan apa-apa.... Tapi Satsuki-sama juga sangat senang bisa berbicara denganmu. Dia juga sepertinya sangat tertarik dengan produk-produk Ricca Guild, jadi Miharu-san dan aku memberitahunya tentang itu."

 

"Apa begitu? Terima kasih banyak"

 

Bagi orang luar yang mendengar percakapan itu tampak biasa saja, tetapi kenyataannya, Rio memberitahu Liselotte kalau Satsuki telah mengetahui rahasia Ricca Guild dari kata-katanya itu.

 

Saat itu juga, seseorang mengetuk pintu ruang tunggu.

 

"Ah, itu pasti Satsuki-sama dan Miharu-san."

Kata Cedric, mendorong Rio dan yang lainnya untuk melihat ke arah pintu masuk. Pada saat itu, penjaga di luar ruangan masuk.

 

"Permisi. Hiroaki Sakata-sama, Flora Beltrum Ojou-sama, dan Roanna Fontaine-sama dari Kerajaan Beltrum meminta izin untuk memberikan salam mereka sebelum perjamuan di mulai. Haruskah aku mengizinkan mereka masuk?"

 

"Wah, kalau orang-orang penting seperti mereka datang mengunjungi kamu, maka kami harus menyambut mereka. Tolong, biarkan mereka masuk."

 

"Baik!" 

Atas perintah Cedric, penjaga itu meninggalkan ruangan dan mengundang Hiroaki dan yang lainnya untuk masuk. Sementara itu, Cedric dan keluarganya berdiri untuk menyambut mereka.

 

Ketika Hiroaki memasuki ruangan dan melihat Liselotte, Hiroaki menyapanya dengan ekspresi bersemangat. 

"Hallo, Liselotte."

 

Liselotte mengangkat kepalanya. 

"Sudah tiga minggu, bukan? Selamat datang, Hero-sama."

Jawab Liselotte sambil tersenyum.

 

"....Ya, tapi kesampingkan itu...."

Hiroaki melihat ke arah gaun Liselotte dan memujinya dengan ekspresi malu-malu. 

 

"Gaun itu terlihat sangat cocok untukmu."

 

"Terima kasih. Ini adalah gaun favoritku."

 

"Heh– begitu ya. Yah, aku pikir itu imut."

 

"Hehe, terima kasih banyak. Flora Ojou-sama, Roanna-sama— Aku senang melihat kalian baik-baik saja."

Liselotte menjawab Hiroaki sambil tersenyum ramah dan kemudian berbalik ke arah Flora dan Roanna. 

 

Tentu saja, Hiroaki juga memakai pakaian formalnya; setelan gaya militer berwarna putih dengan sulaman emas.

 

"Aku minta maaf karena mengganggu waktu kalian semua. Dan, umm, senang bisa bertemu denganmu lagi, Haruto-sama."

Kata Flora, meminta maaf atas kunjungan mendadak itu saat dia melihat sekeliling ruangan untuk mencari seseorang. Ketika dia melihat ada Rio, Flora menyapanya dengan gugup.

 

{ TLN : Eaaa... Yang di cari pasti Rio dong wkwkkwk }

 

Flora mengenakan gaun berwarna ungu pucat yang senada dengan warna rambutnya yang setengah terikat. Penampilannya cukup manis jika dibandingkan dengan Liselotte.

 

"Sudah lama tidak bertemu, Flora Ojou-sama, Hiroaki-sama, Roanna-sama." 

Rio tidak menunjukkan perubahan ekspresi apapun dan menyapa Flora dan yang lainnya dengan tenang.

 

Hiroaki terlambat menyadari bahwa Rio berada di sebelah Liselotte dan mengangkat bahunya dengan gerakan kecil. 

"Ah, aku tahu kamu akan menemani Liselotte ke perjamuan ini."

 

"Baik itu Liselotte-sama atau Haruto-sama, keduanya sangat membantu selama kami tinggal di Amande. Aku senang bisa bertemu kalian lagi." 

Roanna meraih ujung gaun kuningnya dan menyapa Liselotte dan Rio dengan nada bersahabat.

 

"Tidak, kalian juga banyak membantu. Bagaimana kabar Duke Huguenot?" 

Liselotte bertanya, mengerutkan keningnya.

 

"Cedera perutnya sudah sembuh total, jadi dia juga akan menghadiri perjamuannya malam ini. Aku yakin kalian pasti bisa bertemu dengannya nanti." 

Kata Roanna, memberitahunya.

 

"Aku akan menantikannya. Selain itu, izinkan aku untuk memperkenalkan kalian kepada keluargaku. Ini adalah ayahku, Cedric, dan ibuku, Julianne. Dan, ini adalah kakak laki-lakiku, George, dan tunangannya, Colette."

 

"Namaku Cedric, ayah dari Liselotte dan kepala keluarga Cretia saat ini." 

Kata Cedric, menanggapi dengan hormat, meletakan tangan kanannya ke dadanya. 

 

"Di masa lalu aku sangat terhormat berada di hadapan Flora Ojou-sama ketika aku menjalankan tugasku sebagai duta besar Kerajaan Galarc. Sudah lama sejak terakhir kali kita bertemu. Kemudian, aku yakin ini adalah pertama kalinya aku bertemu dengan Hero-sama dan Roanna-sama."

 

"Sudah lama kita tidak bertemu, Duke Cretia."

Kata Flora.

 

"Senang bertemu denganmu. Namaku Roanna Fontaine."

Flora dan Roanna membalas salam dengan cara yang anggun. Sementara itu–

 

"Ah, ya. Namaku Hiroaki Sakata. Senang bertemu denganmu." 

Hiroaki tampaknya merasa agak gugup di depan ayah Liselotte, karena nadanya sedikit lebih kaku dari biasanya ketika dia memperkenalkan dirinya.

 

"Tidak perlu segugup itu di hadapanku, Hero-sama."

Jawab Cedric dengan nada bersahabat.

 

"Tidak, ini salahku. Hanya saja aku agak tidak terbiasa berbicara secara formal, karena akan ada banyak bangsawan Kerajaan lain yang menghadiri perjamuan, jadi Roanna memperingatkanku untuk lebih berhati-hati dengan hal-hal seperti itu. Mungkin karena itu, aku merasa gugup." 

Hiroaki menoleh ke arah Roanna dengan senyum pahit, yang ditanggapinya dengan helaan napas kecil.

 

[ Jadi memang begitu. Seperti yang dikatakan Liselotte, tidak salah lagi kalau Roanna bertindak sebagai asisten Hero-sama. ]

Cedric dengan cepat memahami hubungan yang dimiliki Hiroaki, Flora, dan Roanna.

 

"Seorang Hero-sama memiliki status yang setara bahkan lebih tinggi dari Raja. Meskipun bersikap tidak sopan tidak akan menguntungkan, tapi aku ragu itu akan menyebabkan masalah."

Jawab Cedric dengan senyum ramah.

 

"Seperti yang diharapkan dari ayah Liselotte. Itu benar."

Hiroaki menunjukkan senyum puas. 

 

Pada saat itu, seseorang mengetuk pintu sekali lagi.

 

"Oh, kali ini pasti Satsuki-sama dan Miharu-san. Silahkan masuk."

Mereka semua melihat ke arah pintu masuk ruang tunggu.

 

"Permisi. Hero, Satsuki Sumeragi-sama, temannya, Miharu-sama, dan Charlotte Ojou-sama baru saja tiba. Silakan masuk." Kata penjaga itu. 

 

Dengan pengecualian Hiroaki dan Flora, semua orang yang hadir menundukkan kepala mereka.

 

"Whoa, ini pertemuan yang menarik. Lalu— Sudah lama tidak bertemu, Flora-sama." Kata Charlotte.

 

"Senang bertemu denganmu lagi, Charlotte-sama."

Kata Flora, menundukkan kepalanya. 

 

Sementara itu, Hiroaki terpikat oleh sosok Satsuki, Miharu, dan Charlotte, mereka bertiga mengenakan gaun yang cantik. Gaun Satsuki berwarna ungu tua, gaun Miharu hitam pucat, dan gaun Charlotte oranye. Ketiga gadis itu memancarkan aura feminin.

 

"Semuanya, tolong angkat kepala kalian. Masih ada sedikit waktu sebelum perjamuan dimulai, tapi pertama-tama aku ingin memperkenalkan kepada kalian semua. Ini Satsuki-sama, Hero dari Kerajaan kami, dan ini adalah Miharu-sama, temannya."

Kata Charlotte.

 

"Suatu kehormatan bertemu denganmu, Satsuki-sama. Aku adalah kepala keluarga Cretia, Cedric. Jika di perbolehkan, izinkan aku untuk memperkenalkan kepadamu semua yang ada di sini. Dari Kerajaan Beltrum adalah Hero, Sakata-sama, Putri kedua Flora Ojou-sama dan putri Duke Fontaine, Roanna-sama. Semua yang ada bersamaku selain Haruto adalah anggota keluargaku. Dia adalah istri tercintaku Julianne, dan ini adalah putraku George dan tunangannya Colette. Aku pikir kamu sudah mengenal Liselotte karena apa yang terjadi kemarin, benar?"

Cedric berbicara, mulai memperkenalkan semuanya.

 

"Senang bertemu denganmu. Merupakan suatu kehormatan untuk bertemu dengan kalian bertiga, yang datang jauh-jauh dari Kerajaan Beltrum, serta para bangsawan yang mewakili Kerajaan Galarc."

Kata Satsuki dengan hormat.

 

"Kami tidak perlu berdiri lebih lama lagi. Silakan duduk."

 

Setelah itu, anggota keluarga Cretia memutuskan tempat duduk mereka berdasarkan status sosial dan tempat mereka berasal. Masing-masing pindah dari tempat duduk mereka sebelumnya dan mengundang Satsuki dan yang lainnya untuk mengambil tempat mereka. Pada akhirnya, semuanya duduk membentuk berupa dua garis sejajar.

 

Satsuki duduk dan menghadap Hiroaki dan mulai berbicara kepadanya dengan nada ramah. 

"Aku pernah mendengar kalau ada pahlawan lain selain diriku, jadi aku senang bisa bertemu langsung dengan salah satu dari mereka secara langsung seperti ini, Sakata Hiroaki-san. Aku rasa tidak perlu untuk memastikannya, tapi kamu juga dari jepang juga, kan?"

 

"Ya, begitulah. Sungguh aneh rasanya bisa bertemu orang jepang lain di dunia fantasi ini, tapi ya, pahlawan utama dari Kerajaan Beltrum juga punya nama orang jepang, jadi kemungkinan besar ada semacam aturan di balik semua ini. Meski aku cukup kaget melihat ada juga orang jepang yang bukan seorang pahlawan."

Kata Hiroaki sambil menatap Miharu.

 

"Miharu-chan terseret ke dunia ini ketika pemanggilanku bersama temanku yang kemungkinan besar juga adalah pahlawan."

Kata Satsuki, menjelaskan.

 

"Huh? Terseret saat pemanggilan? Jadi bisa seperti itu juga. Tapi jika kamu bukan pahlawan, itu artinya kamu juga tidak punya Divine Arms?" 

Hiroaki tampaknya penasaran dengan keadaan Miharu, ketika dia memutuskan untuk menanyakan lebih banyak pertanyaan kepadanya.

 

"Ya. Ketika aku pertama kali tiba di dunia ini, aku tidak bisa mengerti bahasanya."

Kata Miharu, mengangguk.

 

"Serius? Dipanggil ke dunia lain tanpa kemampuan curang terdengar lebih seperti hukuman.... Sungguh sebuah tragedi."

Kata Hiroaki, berbicara dengan sungguh-sungguh.

 

Satsuki sedikit tidak senang setelah mendengar ucapan tidak sensitif yang dibuat Hiroaki kepada seorang gadis yang baru saja dia temui.

 

"Tidak apa, aku beruntung Haruto-san membawaku dan menjagaku." 

Kata Miharu, menggelengkan kepalanya dengan ekspresi cemberut.

 

"Hah? Haruto, katamu?" 

Hiroaki menyipitkan matanya dan menatap Rio dengan curiga.

 

"Miharu-chan dipanggil ke lokasi yang sama sekali berbeda dariku dan teman kami yang lain. Dia terlempar ke padang rumput di dunia ini, dan dia berjalan tanpa mengetahui ke mana harus pergi, namun Haruto-kun yang kebetulan lewat sana datang untuk menolongnya atau seperti itulah."

Nada ramah dari Satsuki benar-benar menghilang. Dia menjelaskan apa yang terjadi dengan singkat dan dengan suara berduri.

 

{ TLN : Intinya di sini Satsuki udah males ngomong sama Hiroaki wkwkwk }

 

Hiroaki menerima penjelasan itu dan menatap wajah Rio sekali lagi. 

"Hmm, jadi itu sebabnya kamu meminta Liselotte untuk mengizinkanmu menghadiri perjamuan ini.... Sebelumnya kamu bilang kalau orang tuamu imigran, kan? Mungkinkah mereka sebenarnya dari bumi? Mengesampingkan wajahmu, namamu terdengar seperti nama orang jepang. Hm..... Tunggu, tunggu sebentar. Jangan bilang padaku..... Kalau kamu juga seorang pahlawan? Apa pedang sihirmu itu adalah Divine Arms juga?" 

Hiroaki sepertinya salah paham tentang alasan mengapa Rio menyelamatkan Miharu.

 

"Kamu pasti bercanda. Seperti yang aku katakan pertama kali kita bertemu, orang tuaku adalah imigran dan aku adalah orang yang lahir di dunia ini. Aku juga punya teman-teman yang sudah lama aku kenal. Dan pedang sihirku bukanlah Divine Arms." 

Rio menggelengkan kepalanya seolah ingin menolak pemikiran konyol itu.

 

"Ah, benar juga. Itu hanya pemikiranku. Aku pikir itu adalah deduksi yang cukup fantastis, tapi setelah kupikir-pikir lagi, salah satu asisten Liselotte sudah mengenalmu sangat lama. Bisa dikatakan, sungguh dia gadis yang beruntung. Jika kamu bukan orang pertama yang menemukannya, bisa saja hidupnya akan berakhir, benar?" 

Hiroaki berbicara dengan nada bercanda.

 

"Tolong, berhentilah bersikap tidak peka. Karena Miharu-chan tidak bisa berbicara dalam bahasa dunia ini, pedagang budak benar-benar mencoba menculiknya, tahu?" 

Kata Satsuki, berbicara kepada Hiroaki dengan nada jengkel.

 

"Oi, Oi, apa kamu serius? Memang benar kalau tidak mengetahui bahasa dunia ini sangat merugikan, tapi....."

Hiroaki menunjukkan ekspresi terkejut dan menatap Miharu dengan seksama. Dia tidak mengatakannya dengan keras, tapi tatapannya mengatakan dengan jelas, "Pasti mereka akan menjualnya dengan harga yang tinggi."

 

{ TLN : Anjir ini si Hiroaki udah kaya pedagang budak aja wkwkwkwkwkwwk }

 

"Tapi?" 

Satsuki bertanya dengan senyuman menakutkan.

 

"Ah..... Tidak, bukan apa-apa. Ngomong-ngomong, berapa umur kalian?" 

Bahkan Hiroaki menyadari kalau dia tidak bisa membuat komentar seperti itu, jadi pada akhirnya dia mengubah topik pembicaraan.

 

"Aku baru berusia enam belas tahun."

 

".....Aku tujuh belas tahun."

Miharu dan Satsuki menjawab.

 

"Heh, jadi kalian berdua mantan siswa SMA." 

Kata Hiroaki, tersenyum.

 

"Dan berapa umurmu?"

Satsuki, bertanya.

 

".....Sembilan belas." 

Hiroaki menjawab setelah jeda singkat.

 

"Jadi, kamu mantan mahasiswa?"

 

"Ah, kamu seharusnya tidak bertanya kepada siapa saja yang berusia sembilan belas tahun apakah dia sedang berkuliah atau tidak – itu pertanyaan yang tidak sopan. Mungkin ada orang yang gagal ujian di luar sana."

 

"Oh, jadi kamu tidak lulus ujian masuk. Aku minta maaf tentang itu."

 

[ Pertanyaan kasar katanya? Memangnya dia tidak. ]

Pikir Satsuki. Wajahnya tetap tersenyum.

 

"Cih, pasti menyenangkan menjadi siswa yang tidak harus melakukan ujian seperti itu lagi. Asal tahu saja, aku berada dalam situasi ini karena aku hanya ingin mengambil pilihan tempat kuliah pertamaku dan bukan yang lain. Aku keluar dengan nilai B dan meskipun aku ditawari untuk masuk ke tempat kuliah cadangan, aku menolaknya. Selain itu, SMA tempatku bersekolah juga cukup bergengsi." 

Kata Hiroaki, mendecakkan lidahnya.

 

"Aku pikir kamu tidak harus malu akan hal itu. Tidak jarang seorang siswa sekolah menengah atas harus mengikuti ujian masuk beberapa kali." 

Satsuki menjawab dengan nada lelah.

 

"Aku tidak malu akan itu."

Kata Hiroaki, semakin tidak senang. Ruangan itu dikelilingi oleh suasana tegang.

 

Satsuki tidak bisa mengatakan apa lagi, jadi dia berbalik ke arah Rio dengan ekspresi penasaran. 

"Mari lupakan saja itu, bagaimana pendapatmu tentang gaun kami, Haruto-kun?"

 

"Aku pikir gaun itu sangat cocok untuk kalian"

Rio menjawab pertanyaan tiba-tiba itu dengan senyum tipis.

 

"Begitu ya — Terima kasih." 

Satsuki tertawa senang dan Miharu terlihat agak malu. Melihat reaksi kedua gadis itu, Hiroaki membuang mukanya.

 

"Nah, kalau begitu, apa pendapatmu tentang gaunku, Haruto-sama? Ada begitu banyak gadis cantik di ruangan ini sehingga aku kehilangan kepercayaan diriku."

Charlotte bertanya, mencari pendapat Rio seperti yang lain.

 

"Aku pikir gaun itu sangat cocok untukmu, Chatlotte Ojou-sama."

Rio menyesuaikan postur tubuhnya dengan ekspresi sedikit gelisah dan menjawab singkat.

 

Charlotte tersenyum cerah dan mengajukan pertanyaan tiba-tiba. 

"Wah, terima kasih banyak. Dalam hal ini, aku ingin kamu menjadi rekanku di perjamuan ini untuk satu dari tiga hari mendatang."

 

"Tidak, meskipun itu akan menjadi suatu kehormatan untukku....."

Rio mencoba menjawab, tetapi kata-katanya keluar dengan canggung. Tidak sopan menolak tawaran dari seorang putri, tapi itu juga bukan undangan yang bisa dia terima begitu saja.

 

"Oh? Kalau begitu, aku juga mau Haruto-kun sebagai rekanku untuk satu hari."

Kata Satsuki, menawarkan dirinya sebagai kandidat lain dengan nada menggoda.

 

"Jika begitu, mari kita lakukan ini. Hari ini Haruto-sama akan menjadi rekan dari Miharu-sama dan Liselotte, sedangkan hari kedua dan ketiga akan dimonopoli oleh Satsuki-sama dan aku."

Kata Charlotte, mengusulkan hal itu.

 

{ TLN : Oy,oy itu Hiroaki gk di ajak? wkowkwo }

 

Rio benar-benar bingung ketika dia berusaha menyela.

"Aku rasa kalian berdua terlalu terburu-buru...."

 

"Haha. Kamu sepertinya cukup populer, Haruto." 

Cedric tertawa terbahak-bahak.

 

"Meh!" 

Hiroaki mengeluarkan suara tidak senang.

 

{ TLN : xD wkwkkw marah kan tuh }

 

"......"

Flora melihat interaksi antara Rio dan gadis-gadis dengan ekspresi agak iri, dia mengerutkan keningnya. Karena Flora duduk di depan Miharu, Miharu pasti menyadarinya.

 

[ ......Tuan putri sedang memperhatikan Haruto-san? ]

Miharu bertanya-tanya.

 

Saat itu, Flora memalingkan wajahnya. Setelah dia melakukan kontak mata dengan Miharu, putri muda itu menundukkan kepalanya dengan canggung karena Miharu menyadari kalau dia telah sedang menatap Rio.

 

Miharu memperhatikan Flora dengan ekspresi ragu dan menundukkan kepalanya untuk membalas menyapanya.

 

".....Miharu-sama, kamu berada di bawah perlindungan Haruto-sama selama ini, tapi kamu tidak ada di Amande selama insiden, ya?" 

Flora mengarahkan pertanyaan itu ke Miharu sambil melihat ke arah Rio dengan ekspresi gugup.

 

"Ya. Saat itu terjadi, aku tinggal di tempat lain dengan teman-teman Haruto-san."

Jawab Miharu dengan jujur.

 

"Ah. Kalau dipikir-pikir, kamu punya teman yang cantik di ketika di Amande. Apa mereka berdua tidak ada di sini?" 

Hiroaki mempunyai ingatan yang jelas tentang Aishia dan Celia yang bersama Rio saat itu.

 

"Ya. Mereka berdua sudah bertukar tempat dengan Miharu-san dan sekarang bersama teman-temanku."

Jawab Rio.

 

"Sayang sekali. Meskipun menunjukkan ketertarikan pada perempuan laki-laki lain bertentangan dengan prinsipku, tapi aku ingin melihat mereka berdua memakai gaun."

Kata Hiroaki, dengan malu-malu.

 

"Oho? Apa kami yang ada di sini tidak cukup untukmu, Hero-sama?" 

Kata Liselotte, tertawa nakal.

 

Hiroaki menoleh untuk melihat Liselotte, yang duduk cukup jauh darinya. 

"Ah tidak, bukan begitu maksudku. Jika kamu yang duduk di depanku, aku mungkin tidak akan menunjukkan minat pada perempuan lain." 

Katanya dengan nada puas. Dengan kata lain, dia ingin menjadi pusat perhatian seperti biasa.

 

[ Kedua perempuan jepang ini – terutama Satsuki yang keras kepala – sepertinya mereka tidak akan menunjukkan protes seperti yang dilakukan Liselotte. Meskipun Flora berpenampilan bagus, cara bicaranya sedikit..... Yah, aku tidak keberatan jika dia ada di sampingku, tapi urutan kursinya salah. ]

 

Saat ini, Satsuki sedang duduk di kursi kehormatan di depan Hiroaki dan di sampingnya adalah Miharu. 

Sementara itu, di sebelah Hiroaki duduk Flora yang pemalu. Karena itu, Hiroaki tidak lagi menjadi pusat perhatian seperti dulu, yang cukup mengganggunya.

 

[ Jujur saja, dia laki-laki yang merepotkan. Pada dasarnya, dia bermaksud untuk bilang kalau aku duduk di depannya itu merepotkan. Yah, aku juga merasakan hal yang sama. Aku lebih suka Haruto-kun yang duduk di sana. ]

Satsuki menebak isis pikiran Hiroaki yang sebenarnya dan menjadi sangat kesal dalam hatinya. Namun, senyuman luarnya tidak berubah sama sekali.

 

"Kamu sudah memiliki dua perempuan cantik dan menggemaskan bersamamu, betapa serakahnya kamu masih mengejar Liselotte-san."

Kata Satsuki, membuat komentar itu dengan nada sarkastik dan jengkel.

 

"Oh? Poligami diperbolehkan di dunia ini, loh. Aku akan sangat menghargainya jika kamu tidak membuat komentar yang tidak penting seperti itu."

 

"Maksudmu itu kamu tidak berniat memilih hanya satu saja?"

 

"Aku tidak ingin memberi peringkat kepada orang-orang yang mencintaiku dan aku tidak punya niat untuk menolak siapa pun. Paham?" 

Hiroaki menjawab dengan gusar dan mencibir.

 

{ TLN : Jingan emang ini orang wkwkkwkw }

 

".....Terserah." 

Kejengkelan yang Satsuki rasakan membuatnya tidak tahu bagaimana harus merespon, jadi percakapan berakhir seperti itu. Satsuki tidak percaya kalau Liselotte jatuh cinta kepada Hiroaki, jadi dia memutuskan untuk tidak mengatakannya dengan keras.

 

Pada saat itu, seseorang mengetuk pintu dan seorang penjaga memasuki ruangan. 

"Permisi. Sudah hampir waktunya bagi semuanya untuk memasuki aula perjamuan."

 

◇◇◇◇

 

Lantai pertama ruang aula yang akan digunakan untuk tempat perjamuan – aula terbesar di seluruh Kerajaan Galarc – dipenuhi dengan banyak bangsawan dan Keluarga Kerajaan.

 

Aula itu didekorasi dengan mewah dari lantai ke langit-langit – tampilan yang jelas menunjukkan kekuatan Raja. Lampu gantung yang menerangi ruangan dengan sihir sudah cukup untuk memberitahu kalau aula itu sendiri sebagai istana.

 

Aula tersebut dapat menampung maksimal 5.000 orang, tetapi agar para tamu merasa nyaman, kira-kira jumlahnya akan lebih baik jika hanya ada setengahnya. 

Malam ini, ada 1.500 tamu penting datang, jadi ada banyak ruang bagi setiap orang untuk bersenang-senang.

 

Hari pertama perjamuan terbatas pada Keluarga Kerajaan dan bangsawan yang berafiliasi dengan Kerajaan Galarc dan faksi Duke Huguenot dari Kerajaan Beltrum, jadi jumlah mereka yang hadir akan meningkat secara signifikan di hari kedua.

 

"Jadi akhirnya tiba waktunya untuk mengungkapkan siapa pahlawan Kerajaan kita."

 

"Rumor mengatakan kalau pahlawan adalah gadis muda berusia tujuh belas tahun."

 

"Aku pernah mendengar dia sangat cantik."

 

"Oh, aku tidak sabar melihatnya. Karena dia masih muda, dia mungkin akan menolak untuk menikah."

 

Mengenakan pakaian mewah mereka, para tamu mulai mengobrol satu sama lain di seluruh tempat. Meskipun mereka biasanya mulai berbicara tentang seberapa baik kehidupan mereka dan mencoba mencari tahu bagaimana keadaan orang lain, malam ini semua orang yang hadir benar-benar fokus pada pertukaran informasi tentang Satsuki.

 

Bisa dibilang, karena Satsuki telah menutup kontak dengan hampir semua bangsawan kecuali dengan Keluarga Kerajaan sejak dia dipanggil di Kastil dan mereka telah diberi perintah tegas untuk tetap diam, hal itu bisa dimengerti kalau para bangsawan ingin bergosip tentang dirinya. 

Sebagai tamu kehormatan, Satsuki akan memasuki ruangan bersama Raja setelah semua tamu hadir. Karena sebagian besar tamu undangan sudah hadir, penampilan mereka akan segera datang.

 

Sebagai catatan, dalam acara seperti itu normal bagi mereka yang memiliki pangkat yang lebih tinggi untuk datang terakhir, jadi satu-satunya yang belum datang selain Satsuki dan Raja adalah para Keluarga Kerajaan Galarc dan faksi dari Duke Huguenot.

 

Orang-orang yang hadir di ruangan itu adalah anggota elit dari faksi yang paling kuat, tapi mereka yang akan masuk bahkan lebih penting dari mereka. Dalam kelompok tersebut mereka dapat melihat anggota Keluarga Duke Cretia, Rio dan Miharu, Liselotte dan juga Hiroaki bersama dengan Flora dan Roanna.

 

"Sepertinya Keluarga Duke Gregory sudah ada di sini. Itu berarti yang berikut haruslah Keluarga Duke Cretia, Yang Mulia Flora Ojou-sama, dan pahlawan dari faksi Duke Huguenot."

Setelah menyaksikan masuknya anggota Duke Gregory, salah satu bangsawan Galarc membuat komentar itu saat berbicara dengan salah satu dari bangsawan dari faksi Duke Huguenot.

 

"Oh, berbicara tentang Duke Cretia, aku dengar kalau putrinya, Liselotte-sama, telah membuat prestasi yang cukup mengesankan. Sesuatu seperti invasi monster yang terjadi di Amande sepertinya ada hubungannya dengan itu....."

Jawab bangsawan dari fraksi Duke Huguenot.

 

"Tampaknya Amande langsung dipulihkan dalam waktu yang singkat. Gadis itu adalah lambang kecantikan dan kecerdasan. Dia juga belum memiliki tunangan, jadi Duke Cretia bisa dibilang akan menjadi Keluarga yang ideal untuk menjalin hubungan pribadi...."

 

"Pastinya gadis itu berada di luar jangkauan pemuda biasa. Aku selalu mendengar rumor tentang beberapa lamaran pernikahan yang datang padanya, tapi aku penasaran siapa yang akan mendapatkan hatinya." 

 

Karena Liselotte memiliki pengaruh besar baik di dalam maupun di luar Kerajaan, calon pasangan nikah Liselotte adalah salah satu topik yang paling banyak dibicarakan di antara para bangsawan.

 

"Keluarga Duke Cretia telah tiba!" 

Suara bangsawan yang bertanggung jawab atas pengumuman bergema di seluruh ruangan. 

 

Mendengar nama keluarga paling makmur di Galarc, yang jauh melampaui keluarga Duke Gregory, para tamu yang hadir terdiam.

 

"Hmph." 

Duke Gregory mengeluarkan suara tidak puas. 

 

Kedatangan Keluarga Duke Cretia setelah Keluarga Duke Gregory membuktikan bahwa Raja Francois lebih menghargai Duke Cretia. Sebagai kepala Keluarga Gregory, tidak heran Gregory merasa seperti itu.

 

Pintu di lantai atas aula terbuka, memperlihatkan Duke Cretia dan anggota keluarganya. Cedric dan istrinya Julianne bertanggung jawab memimpin.

 

Para bangsawan yang hadir di perjamuan yang sebelumnya sedang mengobrol beberapa saat yang lalu, tapi sekarang, perhatian semua orang telah tertuju pada Keluarga Cretia.

 

"Jadi yang pertama masuk adalah Cedric-sama dan istrinya, Julianne-sama. Aku iri dengan betapa serasinya mereka sebagai pasangan."

 

"Aku dengar mereka juga rukun sebagai pasangan. Yah, dengan wanita seindah Julianne-sama, tidak heran mereka berdua tetap setia tanpa memandang usia."

 

Sementara para bangsawan membuat sedang berbicara satu sama lain, kakak laki-laki Liselotte George dan tunangannya Colette memasuki ruangan.

 

"Sepertinya kepala keluarga Cretia berikutnya sudah tiba. Dan Putra kedua, Pascal-sama, tampaknya tidak ada bersama mereka."

 

"Pascal-sama saat ini memimpin pasukan kerajaan kita di dekat perbatasan Kekaisaran Proxia. Ketegangan akhir-akhir ini tampaknya membuatnya memprioritaskan tugas-tugasnya."

 

"Hmm, kalau begitu mau bagaimana lagi. Namun..... Aku tidak melihat Liselotte-sama mengikuti di belakang mereka. Mungkinkah dia juga tidak hadir?" 

Selain Pascal, ketika mereka melihat kalau kemunculan Keluarga Duke Cretia telah selesai, semua bangsawan yang hadir tampak terkejut.

 

Sementara itu, George memperhatikan kebingungan orang-orang tersebut dan menunjukkan tertawa ceria. 

"Haha, Sepertinya yang diharapkan dari adik perempuanku. Ketidakhadirannya saja sudah membuat keributan seperti ini. Namun, aku yakin mereka semua akan jauh lebih ribut ketika mereka tiba."

 

"Aku tidak sabar untuk melihat reaksi mereka."

Colette setuju sambil tertawa kecil.

 

Bagaimanapun, dengan kedatangan Keluarga Duke Cretia, semua bangsawan Kerajaan Galarc seharusnya sudah datang. Tamu berikutnya yang masuk seharusnya adalah Hiroaki dan anggota lain dari faksi Duke Huguenot atau begitulah yang diharapkan semua orang, Namun—

 

"Selanjutnya, kedatangan teman berharga Sumeragi Satsuki-sama, Miharu Ayase-sama, kemudian penyelamatnya, Haruto-sama, dan terakhir, Liselotte Cretia-sama telah tiba!"

 

"Apa?!" 

Mendengar pengumuman kemunculan teman Satsuki, penyelamatnya, dan bahkan Liselotte membuat seluruh aula menjadi bising.

 

Pintu ke lantai atas aula terbuka sekali lagi, memperlihatkan seorang pria dan dua perempuan. 

Mereka tentu saja, Rio, Miharu, dan Liselotte. Di kedua sisi Rio ada Miharu dan Liselotte yang memakai gaun mewah, yang membuat mereka menarik perhatian semua orang yang hadir.