Heroes In The Moonlight – Chapter 4 : Reuni Rahasia

 

Sekitar dua jam kemudian.....

 

"Pendampingmu telah tiba, jadi ayo kita pergi." 

Merasakan kehadiran Aishia, Rio memanggil Miharu dan Satsuki untuk mulai bersiap.

 

"Pendamping?" 

Kata Satsuki, menunjukkan ekspresi bingung.

 

"Aku bisa membawa kalian berdua sendirian, tapi akan lebih mudah kalau ada yang membantuku, jadi aku memanggil salah satu temanku. Dia sudah ada di balkon sekarang – aku akan membuka pintu."

Kata Rio ketika dia mulai berdiri dan berjalan ke balkon untuk membuka pintu. Di sana, berdiri Aishia, yang mengenakan mantel hitam.

 

".....Siapa itu?" 

Satsuki berkedip berulang kali ketika melihat kehadiran Aishia.

 

"Dia yang akan membantuku untuk membawa kalian berdua. Namanya adalah Aishia, dia teman baikku."

Kata Rio.

 

"Senang bertemu denganmu."

Kata Aishia, memberi sapaan singkat.

 

"S-Senang bertemu denganmu."

Terpikat oleh penampilannya, Satsuki menjawab dengan canggung dan berbalik ke arah Miharu. 

 

"Dia sangat cantik dan menggemaskan. Aku belum pernah melihat yang sepertinya selama hidupku....."

 

"Aku juga berpikiran sama ketika aku pertama kali bertemu dengannya. Ai-chan memang pendiam, tapi dia sangat baik."

Kata Miharu, berbicara dengan gembira ketika memperkenalkan Aishia kepada Satsuki.

 

"Aku ingin mengenalmu lebih baik." 

Satsuki mengarahkan kata-kata itu ke Aishia sambil tersenyum.

 

"Tentu."

Kata Aishia langsung menyetujui.

 

"Apa yang ingin kamu lakukan selanjutnya? Baik Aishia atau aku bisa menggendongmu, jadi....."

Kata Rio, melirik Aishia saat dia bertanya kepada Satsuki.

 

"Hmm. Kalau begitu, bisakah kamu yang membawaku, Haruto-kun? Aishia-chan bisa membawa Miharu-chan."

Saran Satsuki, menatap di antara Rio dan Aishia ketika dia menjawab.

 

"Tentu, aku tidak masalah dengan itu, tapi apa kamu yakin jika aku yang melakukannya?"

 

"Ya. Miharu-chan selalu gugup jika berada di dekat anak laki-laki, tahu? Jika kamu yang mengendongnya sangat mungkin dia menjadi sangat gugup, tetapi aku tidak terlalu memikirkan hal semacam itu. Jadi tidak apa-apa jika itu kamu, benar kan, Miharu-chan?" 

Satsuki menjawab dengan tawa ringan dan kemudian menoleh ke Miharu.

 

"....Y-Ya, tentu. Aku mengandalkanmu, Ai-chan."

 

"Oke." 

Kata Aishia, mengangguk.

 

"Jadi sudah diputuskan. Aku tidak perlu membawa apapun, jadi kita bisa berangkat kapan saja."

Kata Satsuki, berjalan ke balkon tempat Rio dan Aishia berada.

 

"Kalau begitu, aku akan menggendongmu."

Kata Rio, mendekati Satsuki.

 

"Ya, tolong."

Kata Satsuki, mengangguk pelan.

 

"Permisi....."

Kata Rio, mengangkat tubuh Satsuki di pelukannya.

 

"Ah...."

Satsuki mengeluarkan suara kaget yang cukup imut ketika dia merasa kalau dirinya di angkat dengan mudah.

 

"Kita akan terbang seperti ini – apa kamu akan baik-baik saja?" 

Rio bertanya dengan tenang.

 

"Y-Ya, aku baik-baik saja. Apa aku terlalu berat?" 

Dengan nada yang agak canggung, Satsuki menanyakan pertanyaan itu.

 

".....Tidak terlalu. Kamu sangat ringan."

Kata Rio, sedikit terkejut dan menjawab sambil tertawa kecil. 

 

Satsuki telah memberinya kesan sebagai gadis yang serius dan cerdas, jadi sisi feminin dan polosnya telah membuat Rio terkejut.

 

"Hmph, apa kamu tertawakan? Aku memang mengatakan kalau aku tidak terlalu memikirkan hal semacam itu, tapi tolong berhenti menggodaku.... Ini sangat memalukan daripada yang aku kira!" 

Satsuki memprotes dengan mata mencela.

 

"Maafkan aku. Aku sebenarnya telah memperkuat tubuhku sehingga aku bisa menggendongmu dengan lebih mudah daripada menggendongmu di punggungku. Karena aku bisa menggendongmu dengan benar, maka cara seperti ini lebih aman."

Kata Rio, mencoba menjelaskan, tetapi Satsuki keberatan dengan ekspresi cemberut.

 

"A-Aku tahu itu. Ini tidak seperti digendong olehmu membuatku merasa malu atau semacamnya!"

 

"Ya, aku paham." 

Kata Rio, mengangguk sambil tertawa ringan.

 

Sementara itu, di dalam pelukan Aishia, Miharu tengah mengamati interaksi Rio dan Satsuki dengan cermat.

 

"Kami sudah siap." Kata Aishia.

 

"Baiklah, ayo kita pergi. Tolong pegang erat-erat ya." 

Rio menendang lantai balkon dan tubuhnya terangkat dengan anggun menembus langit malam yang gelap.

 

"Uh...."

Merasa sensasi melayang di udara, Satsuki secara naluriah mempererat pegangannya ke Rio lebih erat.

 

[ Aku benar-benar terbang? Ap... Apa yang baru saja terjadi? Aku melayang di udara? ]

 

Satsuki mencoba menganalisis fenomena yang dialaminya, yang jelas-jelas menentang hukum gravitasi. 

Namun, tidak butuh waktu lama sampai hal itu berhenti menjadi masalah baginya. Semakin tinggi mereka naik, semakin kecil mereka melihat Kastil di bawah mereka sampai bidang penglihatannya hanya terisi dengan langit malam.

 

"Whoa! Ini pasti bohong! Sangat cantik di atas sini!" 

Satsuki berseru dengan nada terkejut. 

 

Suaranya tidak bisa lagi mencapai Kasti di bawahnya. 

 

"I-Ini luar biasa. Wah! Lihat itu, Haruto-kun, Miharu-chan!" 

Mata gadis itu bersinar tanpa henti. Miharu, yang terbang dalam pelukan Aishia, menatapnya sambil tersenyum.

 

"Aku senang kamu menikmatinya"

Kata Rio, tersenyum.