Daybreak Rondo – Extra Story

 

 

KARENA AKU MENGANTUK

 

Suatu pagi yang cerah, sebelum Rio pergi bersama Celia ke kediaman Count Claire untuk meninggalkan surat yang telah dia tulis......

 

Rio, Aishia dan Celia sedang tidur berdampingan di ranjang raksasa di rumah batu. Namun –

 

"Mm. Mrgh....."

Celia tiba-tiba terbangun. 

 

Karena Celia terbiasa menghabiskan banyak waktu untuk penelitiannya, dia tidak membutuhkan banyak tidur, jadi dia biasa bangun setelah beberapa jam tertidur. Dengan ekspresi mengantuk, Celia duduk di tempat tidur dan melihat sekelilingnya. 

Rio sedang tidur di sebelah kanannya dan Aishia sedang tidur di sebelahnya kirinya. Aishia menempel di lengan Rio, bernafas damai dalam tidur nyenyaknya.

 

"Mmm......"

Aishia tiba-tiba bergerak. 

Kemudian, sesuatu yang lembut menyentuh lengan Rio.

 

"......."

Celia menyaksikan pemandangan itu sementara dia masih setengah mengantuk. Setelah beberapa saat, dia perlahan menatap dadanya sendiri. Sesaat kemudian, dia melihat kembali ke dada Aishia.

 

Sentuh, sentuh. Squish, Squish.

 

Itu tidak cukup. Itu memang lembut saat disentuh, tapi ada sesuatu yang kurang.

 

"Hmph....."

 

Celia masih setengah tertidur, tapi dia masih cemberut karena frustrasi. Dia terbiasa kurang tidur, tetapi tubuh dan pikirannya kurang cukup istirahat, dia merangkak kembali ke dalam selimut. Didorong oleh Aishia, Celia dengan berani mendorong dirinya lebih dekat ke Rio.... Hasinya, Rio terjepit oleh Aishia dan Celia dari kedua sisi.

 

"......"

 

Ketika dia menyadari sesuatu yang lembut dari sisi Celia meremas lengannya, Rio tersentak sedikit. 

Tapi, Celia yang mengantuk tidak memperhatikannya dan terus menempel pada Rio dengan polos. Biasanya dia tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.

 

".........."

Seolah sedang bersaing dengan Celia, Aishia semakin menempel ke Rio.

 

".........."

 

Rio membeku dengan mata terpejam. Dengan Celia dan Aishia yang memeluknya dari kedua sisi, dia tidak punya cara untuk melarikan diri. Pada akhirnya, Rio tetap membeku di tengah-tengah kedua gadis itu selama hampir satu jam.

 

A-APA KAMU MELIHATNYA? 

 

Sebelum Rio mengacaukan pernikahan Celia, tak lama kemudian Miharu dan yang lainnya di bawa ke desa Seirei no Tami....

 

[ Apa sudah pagi? ]

Miharu tiba-tiba terbangun. Dia begadang karena belajar, jadi dia agak lelah. Namun, gadis itu memutuskan untuk mengesampingkan rasa kantuknya, kemudian bangkit dari kasurnya untuk menyiapkan sarapan.

 

[ Apa yang harus aku buat untuk sarapan hari ini ya? ]

Miharu mulai memikirkan hal itu saat dia melepas gaun tidurnya. Begitu tinggal tersisa pakaian dalamnya, gadis itu membuka salah satu laci, mengeluarkan baju ganti dan meletakkannya di tempat tidur. Setelah melepas bra yang dia pakai untuk mengenakan baru, Miharu memakainya dengan gerakan yang familiar.

 

[ Oke, aku siap! ......Heh? Dan bau harum apa ini? ]

Mencium sedikit aroma makanan, hidung Miharu sedikit mengendus.

 

[ Mungkinkah Haruto-san dan Orphia-san sedang membuat sarapan? Aku juga harus membantu mereka. ]

 

Miharu bergegas keluar kamar, namun seseorang tiba-tiba mengetuk pintu. 

Sedikit kaget, Miharu secara naluriah menjawab. 

"Tunggu?"

 

"Miharu-san, aku datang untuk memanggilmu untuk sarapan." 

Rio berbicara dari sisi lain pintu.

 

".....Heh? Ah, apa aku terlambat? Maafkanku!" 

Miharu membuka pintu dengan panik dan menundukkan kepalanya dengan cepat.

 

"Tidak apa-apa. Kadang-kadang hal seperti itu juga terjadi padaku...."

Rio menjawab dengan senyum tipis. 

 

Namun, Ketika Rio melihat bra yang ada di tempat tidur Miharu, dia membuang mukanya dengan perasaan tidak nyaman.

 

"Haruto-san?" 

Miharu menunjukkan ekspresi penasaran.

 

"Ah, bukan apa-apa. Aku akan pergi, kalau begitu." 

Setelah mengatakan itu, Rio pergi dengan tergesa-gesa.

 

"Oke ? Aku akan menyusul." 

Miharu penasaran kenapa Rio membuang mukanya, jadi dia berbalik. Kemudian–

 

"?!" 

Gadis itu melihat bra yang ditinggalkannya. Bra itu ada di tempat tidurnya dan dari pintu dia bisa melihatnya dengan sempurna. Lagipula dialah yang meletakkannya di sana.

 

[ A-Apa di melihatnya? ]

Wajah Miharu mulai memerah. Setelah itu, ketika mereka sedang sarapan, Miharu dan Rio saling mengalihkan pandangan mereka karena malu.

 

ELEMENTAL ☆ ELEMENTARY..... SENSEI?

 

Di tengah musim semi di Jepang, Amakawa Haruto dan Ayase Miharu adalah teman masa kecil yang baru saja memasuki tahun keduanya di SMA.

 

Saat itu masih pagi, sebelum kelas satu. Hari itu adalah hari upacara pembukaan dan semua siswa bersemangat  dengan pembagian kelas, menyebabkan ruang kelas dipenuhi dengan percakapan yang hidup.

 

"Sepertinya tahun ini kita sekelas, Haru-kun."

Duduk di sebelah Haruto, Miharu mengucapkan kata-kata itu dengan nada ceria.

 

"Sepertinya, begitu."

Jawab Haruto dengan sedikit canggung.

 

Tahun sebelumnya mereka berada di kelas yang berbeda, tetapi mulai sekarang mereka akan menghadiri kelas yang sama. Dan juga, keduanya duduk bersebelahan.

 

Amakawa Haruto dan Ayase Miharu. 

Di SMA, tempat mereka bersekolah, nomor kursi ditentukan berdasarkan nama belakang, jadi tidak aneh jika mereka duduk bersebelahan. 

Bahkan jika pengaturan tempat duduk telah diputuskan berdasarkan tanggal lahir, mereka berdua akan tetap duduk bersebelahan karena keduanya lahir di musim semi.

 

Haruto dan Miharu telah berpisah untuk waktu yang lama, jadi tidak heran jika mereka berpikir bahwa semua pendekatan yang tiba-tiba itu adalah hasil dari takdir.

 

"Mari kita aku tahun ini, Haru-kun." 

Miharu memanggil Haruto dengan kata-kata penuh kebahagiaan.

 

"Tentu, aku juga."

Jawab Haruto, masih sedikit canggung.

 

Namun, keduanya adalah pasangan yang sangat menonjol di kelas.

 

"Ah, aku ingin tahu apakah mereka berpacaran. Aku tidak percaya ini terjadi setelah aku akhirnya di tempatkan di kelas yang sama dengan Ayase....."

 

Para siswa laki-laki menghela napas pada saat bersamaan. Sementara itu –

 

"Aww, akhirnya aku sekelas dengan Amakawa-kun, tapi aku bukan saingannya Ayase-san. Aku tidak bisa percaya ini....."

 

Para siswa perempuan juga menghela nafas pada saat bersamaan. Namun –

 

{ TLN : Njir kwkwkwkkwwkwkwwk }

 

"Hei, hei. Masih terlalu dini untuk bersedih. Apa kalian tidak tahu siapa yang akan menjadi guru kita? Ituloh Celia Sensei."

Salah satu dari siswa laki-laki berkomentar keras-keras.

 

"Serius ?!" 

Semua siswa laki-laki segera mendapatkan kembali kekuatan mereka.

 

Celia Claire adalah seorang guru yang pindah ke sekolah mereka dari luar negeri tahun lalu. 

Penampilnya yang menggemaskan dan tampak lebih muda dari mereka, membuatnya cukup populer di antara kalangan laki-laki dan perempuan. 

Ketika mereka sedang bergosip tentang Celia, pintu ruang kelas terbuka.

 

"Ooh......!" 

Semua siswa laki-laki berseru pada saat bersamaan.

 

Celia-lah yang masuk ke ruang kelas.

Namun, karena masih pagi, guru muda itu tampak agak mengantuk. Meski begitu, para siswa laki-laki terlalu bersemangat untuk memperhatikan kelelahannya.

 

"Kita masih punya Celia Sensei!"

 

"Apa yang kalian bicarakan?" 

Celia menjawab dengan nada lelah. 

 

"Baiklah. Aku akan memperkenalkan kalian kepada seseorang. Yah, meskipun dia akan diperkenalkan secara resmi nanti pada saat upacara pembukaan. Masuklah, Aishia."

 

Sambil menghela napas panjang, Celia memanggil ke luar kelas. Pada saat itu, seorang gadis berambut pink muncul. 

 

"........"

Semua siswa terpesona oleh kecantikan gadis itu.

 

Celia tersenyum melihat reaksi murid-muridnya. 

"Aishia, perkenalkan dirimu."

 

"Namaku Aishia." Kata Aishia.

 

"Itu bukan perkenalan...."

Celia meletakan tangan di wajahnya, menunjukkan ekspresi lelah di wajahnya. 

 

Tapi Aishia tidak memedulikannya dan terus mengamati ruang kelas. Tatapannya berhenti saat dia melihat Haruto.

 

"......Ketemu."

Kata Aishia mendekati Haruto dengan cepat.

 

"Eh?" 

Haruto tampak terkejut dan kebingungan.

 

"Namaku Aishia Amakawa. Mulai sekarang dan seterusnya, aku akan selalu bersama dengan Haruto. Tunggu aku setelah pulang sekolah; kita akan pulang bersama." 

Aishia tiba-tiba mengatakan itu dan mengejutkan semua orang yang hadir.

 

"Apa ?!" 

Duduk di samping Haruto, Miharu menunjukkan ekspresi bingung.

 

"Eeeeh!?" 

Teriakan para siswa menggema di seluruh sekolah.

 

Bersambung.... Mungkin?