Daybreak Rondo – Prolog : Pertemuan Tak Terduga

 

Di wilayah barat Kerajaan Galarc, atau lebih tepatnya, di hutan di luar Amande....

 

Setelah perang besar melawan gerombolan monster selesai, Putri Flora menatap wajah Rio dengan ekspresi dejavu.

 

[ Apa dia menyadari.... ]

Menyadari tatapan Flora, Rio menunjukkan ekspresi yang rumit.

 

Ada alasan tentang ekspresi yang ditunjukkan Flora tersebut; setelah Rio tuduh melakukan kejahatan, Rio melarikan diri dari Kerajaan Beltrum untuk menghindari hukuman. Bukannya seperti Flora yang menjadi salah satu yang menjebaknya, tetapi Rio tidak terlalu senang bertemu dengan bangsawan maupun keluarga Kerajaan itu sendiri.

 

[ Sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali aku melihat Flora Ojou-sama. Sejak saat insiden itu aku telah tumbuh sedikit dan sekarang warna rambutku berbeda berkat artefak ini. Bahkan kalau dia mencurigaiku, aku harus berpura-pura tidak tahu. ]

 

Rio tidak kehilangan ketenangannya. Dia memutuskan untuk berpura-pura terhadap reaksi terkejutnya itu dan menganggap tatapan Flora bagai angin lewat.

 

"....Apa ada sesuatu yang mengganggumu, Flora Ojou-sama?" 

Liselotte bertanya kepadanya dengan nada ingin tahu. 

 

Di sampingnya, Duke Huguenot sedang mengawasi ekspresi Flora muda dengan curiga.

 

Ketika Flora menyadari kalau dia sedang menjadi pusat perhatian, Flora menggelengkan kepalanya dengan panik. 

 

"Eh? Ah, tidak, aku baik-baik saja!"

Meski begitu, gadis itu tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Rio.

 

Pada saat itu, bahkan Liselotte dan Duke Huguenot mulai curiga kalau perilakunya ada hubungannya dengan Rio. Mereka berdua menoleh padanya untuk mendapatkan jawaban.

 

Rio memutuskan untuk berbicara, meletakkan tangan kanannya di dadanya dengan hormat saat di bersandar dengan salah satu lututnya. 

".....Aku meminta maaf sebelumnya karena telah bertanya, tetapi mungkinkah aku telah menyinggung perasaanmu? Jika demikian, izinkan aku untuk menawarkan permintaan maafku yang tulus....."

 

"T-Tidak, bukan begitu! Kamu tidak salah apapun! Sungguh! Hanya saja...." 

Flora menggelengkan kepalanya dengan panik ketika dia mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk alasannya.

 

Semua orang yang hadir menunggunya untuk melanjutkan pernyataannya. Setelah jeda, Flora membuka mulutnya dengan ketakutan.

"Umm, aku hanya ingin tahu apa kita pernah bertemu di suatu tempat sebelumnya."

 

"....Kamu dan aku, Ojou-sama? Aku tidak ingat momen seperti itu. Mungkinkah kamu salah mengira aku sebagai orang lain?" 

Rio menunjukkan ekspresi kaget dan berpura-pura tidak tahu.

 

"Oh, begitu ya...." Flora menunjukkan wajah frustrasi.

 

".....Hmm. Apa kamu seorang bangsawan dari Kerajaan tertentu?" 

Duke Huguenot bertanya tiba-tiba. 

 

Karena Duke Huguenot tidak mendengar apa-apa selain namanya, dia penasaran dengan latar belakang Rio. Berdasarkan dari perkataan Flora, Gustav berasumsi kalau Rio adalah seorang bangsawan dari negara tertentu. Jika itu masalahnya, maka tidak aneh jika dia dan Flora pernah bertemu sebelumnya.

 

"Bukan, aku hanyalah seorang pengembara biasa yang mengembara di setiap tempat tanpa tujuan untuk melatih skill berpedangku. Aku bukan seseorang yang terlahir dalam lingkungan sosial yang tinggi, jadi aku tidak akan pernah membayangkan kalau aku akan memiliki kesempatan untuk berada di hadapan seorang anggota Keluarga Kerajaan."

Rio menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit.

 

"Oh? Pendekar pedang setingkat ini yang melakukan perjalanan tanpa bekerja untuk Kerajaan manapun...."

Duke Huguenot berkata, menunjukkan minat yang dalam. 

 

"Ah, maaf. Seperti yang diperkenalkan Liselotte sebelumnya, aku adalah Gustav Huguenot. Hanyalah bangsawan tua yang tidak berguna dan membosankan."

 

"Bahkan orang kelas bawah sepertiku telah mendengar kabar tentang keluarga Huguenot yang hebat sebelumnya. Merupakan suatu kehormatan bisa berbicara denganmu."

 

"Hahaha, aku senang mendengarnya."

 

"Dan aku juga. Merupakan suatu kehormatan bagi seorang yang tidak sebanding denganmu untuk menerima pujian darimu atas kemampuanku." 

Rio dan Duke Huguenot bertukar beberapa kata dengan kerendahan hati.

 

[ Jadi  dia adalah ayah Stewart Huguenot.... Dia terlihat seperti bangsawan yang lihai. ]

Rio menganalisis pria di depannya.

 

Keluarga Duke Huguenot adalah keluarga yang memiliki koneksi terdalam dengan semua bangsawan besar di Kerajaan Beltrum. Beberapa tahun lalu, pernah terjadi insiden di mana Flora hampir saja jatuh dari tebing. 

Meskipun Rio belum memastikannya, dia cukup yakin kalau salah satu orang yang menjebaknya saat itu tidak lain adalah Duke Huguenot sendiri. Belum lagi fakta kalau dia adalah alasan utama perbudakan Latifa.....

 

Namun, untuk beberapa alasan aneh, Rio tidak merasakan kebencian apapun pada orang yang berdiri di depannya ini. Tentu saja, itu tidak berarti dia ingin terlibat dengannya lebih dari yang diperlukan – Rio bermaksud menggunakannya kalau dia berguna, kemudian membuangnya setelah selesai. Rio punya tujuan yang berbeda.

 

[ Sekarang bukan waktunya untuk memikirkan Flora Ojou-sama maupun Duke Huguenot. Tujuanku sekarang adalah Liselotte Cretia. ]

Itu benar— Target sebenarnya Rio adalah Liselotte.

 

Ada dua alasan untuk itu: pertama, dia adalah putri Duke Cretia, Penguasa Kerajaan Galarc yang sangat terkenal luas. Kedua, dia adalah pemilik dari Ricca Guild, yang sangat terkenal bahkan sampai ke negara tetangga.

 

Memperoleh bantuan dari Liselotte adalah pilihan yang sangat tepat, karena ada kemungkinan kalau teman-teman Miharu – Sendou Takahisa atau Satsuki Himeragi – telah dipanggil di istana Kerajaan Galarc. 

Jika semuanya berjalan lancar, Liselotte bisa menjadi jembatan penghubung antara mereka dengan Rio.

 

Meskipun menyelamatkan teman Celia, Aria, juga menjadi salah satu alasannya, Rio memutuskan untuk membantu Liselotte dan yang lainnya agar lebih dekat dengannya. Meskipun pertemuan yang tidak diinginkan dengan orang-orang tertentu juga sangat tidak terduga....

 

[ Pada akhirnya, mendekati seorang bangsawan akan membawaku lebih dekat dengan para bangsawan Beltrum juga – itu adalah sesuatu yang pada akhirnya akan terjadi dan hal itu terjadi lebih awal dari yang diharapkan. ]

 

Dengan senyum ramah di wajahnya, Rio mengulangi kata-kata itu untuk dirinya sendiri. Dia harus menekan perasaannya dan bersikap seolah-olah ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan Flora dan Duke Huguenot.

 

"Umm, seharusnya aku memperkenalkan diriku dari awal. Namaku Flora Beltrum. Terima kasih banyak karena telah menyelamatkan kami dari situasi berbahaya sebelumnya." 

Dengan nada gugup, Flora mengungkapkan rasa terima kasihnya saat dia melihat wajah Rio dengan hati-hati.

 

Rio menggelengkan kepalanya dengan lembut.

"Sama-sama. Aku senang bisa membantu."

 

Pada saat itu, Hiroaki tampil agungnya bersama Roanna.

"Ah.... Oi. Siapa orang itu? Apa salah satu dari kalian mengenal?"

 

Ketika Rio melihat Hiroaki, matanya sedikit melebar. 

Ketika Flora mengatakan "Hero-sama" dengan pelan, dia segera menyadari siapa dia.

 

[....Dia lebih muda dari yang aku harapkan. Jika aku ingat dengan benar, namanya Sakata Hiroaki. ]

Rio berpikir, mengingat informasi yang dia peroleh ketika dia menyusup ke Mansion Rodania.

 

"Ini adalah Haruto-sama. Tidak ada dari kami yang mengenalnya, tetapi kami bersyukur karena dia telah menyelamatkan kami dari situasi kritis sebelumnya." 

Liselotte berkata, mengambil inisiatif untuk memperkenalkan Rio kepada Hiroaki.

 

"Suatu kehormatan untuk bisa bertemu denganmu." 

Rio memperkenalkan dirinya, meletakkan tangannya di dadanya dengan hormat dan membungkuk sedikit. 

 

Di wilayah Strahl, pose meletakkan tangan di dada menunjukkan rasa hormat jauh lebih besar daripada sekadar membungkuk. Jadi, itu bukanlah sikap yang orang biasa akan gunakan secara sembarangan.

 

Ketika Liselotte dan Duke Huguenot mengamati perilaku Rio dan menganalisis perkataan yang sangat sopan, mereka menyadari kalau mustahil untuk seorang sepertinya menjadi seorang pengembara biasa.

 

Sementara itu, Hiroaki memandangi Rio dari ujung kepala sampai ujung kaki seolah sedang menilainya. 

 

"Hmm..... Begitu. Oh, aku juga harus memperkenalkan diriku. Namaku Sakata Hiroaki, seorang pahlawan, pada dasarnya. Senang bertemu denganmu."

Kata Hiroaki sambil mengangkat bahu kecil.

 

".....Aku telah mendengar berbagai rumor tentang pemanggilan para pahlawan, tapi aku tidak pernah membayangkan kalau itu nyata."

Kata Rio, pura-pura kaget.

 

"Yah, memang agak sulit dipercaya, ya. Tapi itu memang nyata. Aku salah satu pahlawan yang dibicarakan semua orang."

 

"Tidak, aku tidak akan pernah meragukan kata-kata darimu. Suatu kehormatan untuk bisa bertemu langsung denganmu."

 

“Yah, kamu tidak perlu membungkuk dengan hormat seperti itu. Kamu tampaknya pengguna pedang yang cukup terampil. Aku menyaksikan sedikit pertarunganmu sebelumnya.”

Hiroaki menjawab dengan riang. 

Sepertinya Hiroaki puas dengan sikap rendah hati yang diberikan oleh Rio.

 

"Merupakan suatu kehormatan untuk menerima kata-kata itu. Namun, jika pahlawan besar hadir di sini, bantuanku mungkin tidak diperlukan. Maaf telah campur tangan tanpa berpikir." 

Rio menunduk dengan sungguh-sungguh.

 

"Hm? Ah.... ya, ya. Sejujurnya, kekuatanku terlalu besar untuk pertarungan seperti ini. Jelas, ini tidak seperti aku mengatakan kalau aku tidak bisa bertarung siapa pun...."

Hiroaki berkata dengan samar, menunjukkan ekspresi canggung. 

 

Meskipun Hiroaki merasa rendah diri karena tidak dapat melakukan apapun selama krisis sebelumnya, dia sepertinya tidak mau mengakuinya.

 

"Maafkan aku jika menyela, tapi kekuatan Hiroaki-sama terlalu besar. Akan sangat sulit untuk mengontrol kekuatannya dalam medan perang dengan skala kecil seperti sebelumnya." 

Kata Roanna, mencoba mendukung kata-kata Hiroaki.

 

Hiroaki mengangguk. 

"Benar sekali. Persis seperti yang Roanna katakan. Jika aku menggunakan kekuatanku dengan sembarangan, dengan sekali serangan aku bahkan bisa mengubah menghapuskan dataran. Oh, benar juga, aku harus memperkenalkanmu dengannya. Dia adalah Roanna, putri dari Duke Fontaine."

 

"Aku Roanna Fontaine. Senang berkenalan denganmu." 

Roanna memegang ujung roknya dengan anggun saat dia membungkuk dengan anggun. 

 

Meskipun Roanna adalah teman sekelas Rio, gadis itu tampaknya tidak menganalinya.

 

"Senang bertemu denganmu juga, Roana-sama. Namaku Haruto." 

 

Menganggap penyamarannya efektif, Rio meletatakkan tangan kanannya di dada dan menyapa Roanna dengan hormat, lalu membungkuk ke arah semua orang yang hadir sambil menunjukkan senyum tidak nyaman. 

 

"Dengan kehadiran semuanya yang berada di status sosial yang sangat tinggi, aku mulai merasa agak gugup untuk menghadapi kalian semua yang hebat."

 

"Mou. Dalam pertempuranmu melawan minotaur sebelumnya, kamu bertarung tanpa rasa takut sama sekali, kan? Bagaimana mungkin seseorang yang berani melawan monster yang begitu besar menjadi sangat gugup." 

Kata Liselotte sambil tertawa ringan.

 

"Ya, itu benar. Petarunganmu sebelumnya sangat keren, loh." 

Roanna setuju sambil tertawa.

 

"Benar, pertarunganmu seperti seorang pahlawan dari legenda."

Kata Flora, mengangguk.

 

"Hahaha. Aku harus mengakui kalau pertarunganmu sebelumnya membuat hatiku yang tua ini melompat kegirangan." 

Duke Huguenot setuju dengan pendapat gadis-gadis itu.

 

Hiroaki berdeham, memotong aliran percakapan. 

"Ah, ahem. Kita jangan hanya berdiri di sini. Gerbong dan kuda kita telah dikirim terbang oleh makhluk itu, jadi mengapa kita tidak pindah ke gerbong lain?"

 

"Kalau begitu, izinkan aku untuk membantumu. Kurasa aku mungkin bisa memperbaikinya." 

Rio menawarkan bantuan.

 

"Liselotte-sama, apa kamu punya waktu untuk mendengar laporanku?" 

Chloe berjalan mendekat dan mengucapkan kata-kata itu dengan suara takut-takut.

 

"Ada masalah apa?"

 

"Apa yang harus kita lakukan dengan gerbong kereta yang dikirim terbang oleh monster itu? Untungnya kami bisa menyembuhkan kuda-kuda yang ikut terbawa olehnya, tetapi kerusakan atap dan roda yang membuat gerbong keretanya tidak bisa digerakan. Kami juga kekurangan tenaga untuk melakukan perbaikan darurat....."

Chloe menjelaskan situasinya dengan ekspresi yang bermasalah.

 

"Aku mengerti. Aku mau menggunakannya untuk mengangkut yang terluka jika memungkinkan, tapi...."

Liselotte mulai merenung dengan cemas. 

 

Jika Liselotte satu-satunya bangsawan yang hadir, dia akan memberikan kereta yang tersisa untuk mengangkut yang terluka. Namun, karena ada Flora dan Hiroaki juga di sini, dia tidak bisa melakukan hal seperti itu. Karena mereka memiliki status yang lebih tinggi, dia tidak bisa membuat mereka berjalan kaki seperti itu.

 

"Perbaikan mungkin dapat dilakukan tergantung seberapa buruk kondisinya. Jika kamu mengizinkannya, aku bisa memeriksanya." 

Rio menawarkan bantuannya sekali lagi. 

 

Selama tinggal di desa Seirei no Tami, Rio telah belajar banyak tentang keterampilan pertukangan berkat ajaran para Dwarf.

 

Mata Liselotte melebar. 

"Terima kasih, itu akan sangat membantu. Jika kamu tidak keberatan, aku bisa menyerahkan pekerjaan itu kepadamu, Haruto-sama."

 

Rio segera mengangguk. 

"Tentu, aku tidak masalah. tapi aku tidak dapat menjamin kalau aku akan dapat memperbaiki sepenuhnya."

 

"....Haru.... to?" 

Chloe mengatakan nama alias Rio dengan ekspresi kaget.

 

"Hmm?" 

Rio memiringkan kepalanya ke samping dengan ekspresi penasaran.

 

"Chloe, hentikan. Aku minta maaf atas tindakan tidak sopan dari bawahanku, Haruto-sama."

 

"T-Tolong maafkan sikap kurang ajarku! Hanya saja namamu mengingatkanku pada seseorang yang aku ketahui di masa lalu." 

Chloe memucat dan segera meminta maaf kepada Rio.

 

Rio menggelengkan kepalanya sambil menunjukkan ekspresi gelisah. 

"Tidak apa, jangan pikirkan itu..... Bolehkah aku bertanya di mana kamu bertemu orang itu?"

 

Jumlah orang di wilayah Strahl yang mengetahui nama alias Rio terbatas. Selain itu, nama Chloe juga terdengar akrab baginya, tetapi tidak peduli seberapa keras dia berusaha, dia tidak dapat mengingatnya.

 

"Jawab dia, Chloe." 

Liselotte menghela napas lelah. 

 

Chloe menatap wajah Rio dengan takut-takut dan bertanya dengan suara gemetar.

 

"U-Umm, beberapa tahun yang lalu, di sebuah penginapan Amande..... Apa kamu, ah, pernahkah kamu menghabiskan malam di suatu tempat penginapan? Penginapan itu milik keluargaku dan aku dulu bekerja di sana....."

 

Rio hanya tinggal di Amande sekali: Dulu, Rio menuju ke Yagumo setelah melarikan diri dari kerajaan Beltrum. Ketika dia sampai di Amande, Rio menghabiskan malam di penginapan di dekat situ.

 

".....Ah, kamu gadis yang waktu itu."

 

Rio mengingat masa lalu dan membuka matanya karena terkejut karena memahami kalau perasaan akrabnya pada gadis di depannya ternyata tepat.

Pada saat itu, sekelompok petualang yang mabuk berkelahi dengannya, sehingga ingatan itu masih cukup jelas di dalam benaknya. Ada juga fakta di hari berikutnya dia bertemu Latifa....

 

"A-Aku tahu itu! -Jadi, kamu mengingatku!"

Dengan mengonfirmasi kebenaran itu, Chloe mendekati Rio dengan antusias.