Twilight Overture – Chapter 2.5 : 「Bermain di Air」

 

Sementara itu, di lokasi yang sama sekali berbeda....

 

Sebelum makan siang, Masato Aki, Arslan, Vera, dan Latifa – serta anak-anak desa lainnya – bermain bersama di alun-alun desa.

 

"Sekarang giliran Masato!"

 

"Wah, lari!"

 

Tapi itu bukan hanya permainan anak-anak biasa; anak-anak desa itu telah memperkuat fisik mereka dengan spirit art dan berlari dengan sangat cepat.

 

".....Tujuh, delapan, sembilan, sepuluh! Siap atau tidak, aku datang!" 

Masato menghitung sampai sepuluh sebelum mulai mengamati sekelilingnya.

 

Tak jauh darinya, Vera tertawa riang sembari bertepuk tangan seakan ingin memancingnya. 

 

"Haha! Kamu tidak akan menangkapku!"

 

"Oi, Oi, Masato! Aku di sini!" 

Arslan berteriak ke arah Masato dengan ekspresi puas.

 

"Oke! Aku datang!"

 

Masato menunjukkan senyum menantang, berlari ke arah Vera sebelum mengubah rute dan mulai mengejar Arslan. Gerakannya jauh melebihi manusia biasa.

 

"Oh, akhirnya kamu datang!"

 

Rahasia Masato terletak pada gelang yang dikenakannya. Itu adalah artefak sihir yang telah tertanam sihir penguat tubuh yang sedikit lebih rendah dari aslinya. Aki dan Masato memakai gelang itu karena mereka belum terbiasa menggunakan spirit art.

 

Namun, meskipun membutuhkan sedikit kontrol esensi untuk digunakan, mantra pada gelang itu tidak dapat dibandingkan dengan kemampuan alami Arslan dan Vera. Meski begitu, Masato mampu mengeluarkan kecepatan yang sama dengan anak-anak desa lainnya. Karena kecepatannya itu, rasanya lebih menyenangkan daripasa permainan kejar-kejaran biasa – Masato benar-benar terpikat oleh permainan kejar-kejaran di dunia ini.

 

“Hehehe, akhirnya kamu sudah mulai terbiasa menggunakan artefak itu secara maksimal. Kamu melaju dengan kecepatan yang layak.”

 

Arslan berjalan ke sudut alun-alun dan memanjat pohon dengan gerakan ringan, menatap ke arah Masato yang mengejarnya dari belakang.

 

“Itu karena aku telah berlatih setiap hari! Hari ini adalah hari dimana aku akan menangkapmu!”

 

Masato berhenti di dekat pohon dan menatap Arslan dengan senyum di wajahnya.

 

"Hee. Lima puluh tahun terlalu awal untukmu berpikir bahwa kamu bisa menangkapku!" 

Arslan berkata, melompat ke arah pohon terdekat. 

 

Arslan terus melompat dari pohon ke pohon dengan gerakan lincah. Masato perlahan mengikutinya dari belakang sambil melihat ke atas.

 

"Sampai jumpa!" 

Arslan tersenyum dan melompat dari pohon.

 

"Ah, tunggu!" 

 

Masato dengan cepat belari ke tempat Arslan mendarat. Namun, Arslan sedang menuju ke mata air yang langsung terhubung ke alun-alun.

 

"Whoo!"

 

Arslan mendarat dengan lembut di permukaan air. Air memercik ke mana-mana, tapi dia tidak tenggelam.

 

"Whoa!" 

 

Sementara itu, Masato jatuh ke dalam air dengan percikan yang cukup besar.

 

"Hehehe." 

 

Arslan berjalan di atas permukaan air sambil memercik air, menatap Masato yang tenggelam di dalam air. Meski ada gelembung yang keluar dari bawah, tetapi tidak ada tanpa dia muncul ke permukaan.

 

".....Haa!"

 

Setelah beberapa saat, Masato keluar dari air dengan kekuatan, mencoba menangkap Arslan dengan cepat.

 

Namun, Arslan telah memprediksi rencana Masato sebelumnya, dia mengelak dengan satu lompatan yang luar biasa. 

 

"Tidak kena!"

 

"Sialan!" Masato berkata dengan frustrasi.

 

“Kamu hanya melihat ke atas dan gagal memperhatikan sekelilingmu, Masato.”

Arslan memberi nasehat dengan senyum sok.

 

"Kalau saja aku bisa berjalan di atas air sepertimu....."

Masato berkata dengan dengan iri.

 

“Hehe, pengguna spirit art tingkat tinggi tidak memilih medan perang mereka. Yah, aku yakin kamu akan bisa melakukannya juga setelah beberapa tahun pelatihan lagi, Masato. Kemampuanmu dalam spirit art tidak akan meningkat kalau kamu terus mengandalkan artefak sihir, jadi terus berusahalah lakukan yang terbaik.”

Kata Arslan dengan sombong.

 

"Mengapa kamu menceramahinya seperti seorang instruktur?" 

Gadis serigala perak, Sara, muncul entah darimana dan berbicara dengan nada lelah.

 

"O-Ooh!? Jangan menakut-nakuti seperti itu, Sara Nee-chan."

Kata Arslan, seluruh tubuhnya bergetar. 

 

Arslan sama sekali tidak memperhatikan kehadiran Sara.

 

"Kamu juga harus tetap berlatih."

 

Sara tertawa ringan ketika dia mendekati mereka sambil berjalan di atas permukaan air.

 

".....Wow. Ketika Sara Nee-chan berjalan berjalan di atas air, airnya tidak terciprat kemana² seperti Arslan."

Kata Masato dengan ekspresi kagum. 

 

Tidak seperti Arslan yang berjalan di atas air dengan berisik, langkah kaki Sara hanya mengeluarkan suara kecil.

 

"Heh? Hmm, tapi kalau aku lari, hal yang sama juga terjadi."

Kata Sara, menendang permukaan air dan mulai berlari. 

 

Sosoknya tiba-tiba menghilang dan air di sekitarnya terciprat kemana-mana.

 

"O-Ooh!" 

 

Masato menjadi bersemangat. Sara agak jauh dari mereka.

 

"J-Jangan mencuri perhatikanku, Sara Nee-chan." 

Arslan sedikit cemberut karena malu.

 

"Ahaha, maaf."

Sara meminta maaf dengan senyum tipis. 

 

"Aku datang untuk memanggil Masato. Sudah waktunya makan siang."

 

"Oh, sudah waktunya !?" 

Ekspresi Masato bersinar.

 

"Cepat, Sara Onee-chan!" 

Vera, Latifa dan Sara mendekati mata air untuk memanggil Sara.

 

"Oke, tunggu sebentar! Ah, benar juga. Aku berpikir untuk pergi ke kolam setelah makan siang. Apa kalian mau ikut juga? Akhir-akhir menjadi sedikit lebih panas dan aku mau mencoba baju renang baruku juga."

 

Vera dan yang lainnya saling memandang dan menanggapi dengan gembira. 

 

"Kami ikut!"

 

"Ooh, aku juga mau ikut!"

 

"Aku juga!"

 

Masato dan Arslan mengangkat tangan mereka dengan penuh semangat.

 

"Tenti, tapi kalian tahu bukan, kalau kolam dipisahkan berdasarkan gender ?" 

 

Seolah-olah Sara bertanya kepada mereka,  

Apa kalian masih mau ikut? 

Kolam desa dibagi menjadi wanita, pria dan area yang dikhususkan untuk keluarga.

 

Masato dan Arslan saling memandang. 

 

"Y-Ya...."

 

Mereka berdua mengangguk, tapi bahu mereka agak merosot.

 

◇◇◇◇

 

Sesaat setelah makan siang....

 

"Kolam renang!"

Vera mengangkat suaranya dengan ekspresi imut.

 

Demi-human serigala itu berlari ke arah kolam dengan niat meluncurkan dirinya sambil memegang tangan Latifa dan tangan Aki.

 

"Aaah! Tunggu, Vera-chan!”

 

Aki mengikuti, bergumam dengan suara bingung.

 

"Ahaha, tidak mungkin untuk menghentikan vera ketika dia seperti itu." Latifa tertawa.

 

"Bersiaplah, kalian berdua! Satu, dua, lompat!"

 

Vera menarik lengan kedua gadis muda itu dan melompat keluar; Dengan vera yang memimpin, Aki dan Latifa terbang di udara dan mendarat dengan percikan air.

 

"Pwah!"

 

Setelah beberapa saat, mereka bertiga kembali ke permukaan pada saat yang sama, terengah-engah mencari udara segar.

 

"Puhah! Ini terasa luar biasa!"

 

Vera tertawa geli saat dia menggelengkan kepalanya dari sisi ke sisi.

 

Tetesan tak terhitung di telinganya serigala terciprat ke mana-mana

 

"Ya ampun, Vera-chan. Airnya dingin."

 

Aki berbalik ketika dia tertawa gembira dan melindungi wajahnya dari air.

 

"Ehehe, tapi rasanya enak."

 

Latifa menutup matanya saat dia menerima tetesan air.

Telinganya sedikit berputar dan bergetar dengan gembira.

 

“Apa kalian sudah masuk? Hanya karena tidak ada orang di sekitar, bukan berarti kalian bisa melewatkan pemanasan, tahu?”

 

Sara mencapai kolam di belakang Vera dan yang lainnya, memandangi ketiga gadis itu dengan penuh ragu.

 

Di belakangnya adalah Miharu, Orphia dan Alma.

 

"T-Tentu saja, kami melakukan pemanasan saat perjalanan kesini. B-Baiklah, saatnya untuk bertempur telah tiba! Ayo, Aki-chan, Latifa-chan!"

 

Vera mengucapkan kata-kata itu tanpa malu ketika dia berjalan menjauh dari tepi kolam.

 

"Kami sudah melakukan pemanasan! Jangan khawatir, Sara Onee-chan!"

Latifa balas berteriak, mengikuti kata-kata Vera.

 

"Ahaha, kadang-kadang Vera-chan agak merepotkan."

 

Aki bergumam dengan sedikit senyum.

 

Mendengarkan gadis-gadis itu, Sara menghela napas lelah.

 

"Ya ampun, itu terdengar mencurigakan."

 

"Fufu, kita juga harus melakukan pemanasan dan masuk ke dalam. Lagipula, kita berada di tempat yang indah untuk berenang.”

 

Miharu tertawa kecil dengan ekspresi geli.

 

Gadis-gadis itu berada di mata air yang telah direnovasi oleh para dwarf dan diubah menjadi kolam alami.

Di sekitar daerah itu ada beberapa pohon dan air yang diterangi oleh sinar matahari yang cerah benar-benar transparan. Itu adalah tempat fantasi, membuat Miharu sejenak melupakan tanggung jawabnya dan menjadi bersemangat saat kecil.


"Kamu benar."

Alma, gadis dwarf, juga tertawa ketika dia mengangguk.

 

"Fufu, lalu aku juga. Satu dua tiga empat...."

 

High Elf Orphia mulai meregangkan anggota tubuhnya.

 

"Baik!"

 

Miharu juga memulai latihan pemanasannya, mendesak Sara untuk mengikutinya.

 

[ ....Hmph, Miharu memiliki sosok yang sangat bagus. Orphia juga tidak buruk. Alma lebih kecil dariku, tapi aku merasa dadanya tidak jauh berbeda dengan dadaku.....  ]

 

Sara menggumamkan kata-kata itu pada dirinya sendiri sambil melihat tubuh gadis-gadis lain.

 

Dia telah mandi dengan mereka sebelumnya, melihat mereka dalam pakaian renang masing-masing menyampaikan pesona yang berbeda daripada melihat mereka telanjang.

 

"Ada apa, Sara?"

Melihat tatapannya, Alma bertanya.

 

"B-Bukan apa-apa. Aku tidak akan kalah!"

 

Sara menggelengkan kepalanya dan berbicara dengan nada tajam saat dia mengepalkan tinjunya.

 

"Hm? Yah, terserahlah. Itu ide yang bagus untuk menyalin desain baju renang yang dibawa Miharu. Semua pakaian renang kami sekarang sangat imut. Yah, fakta bahwa mereka memiliki semua tingkat paparan ini, hampir seolah-olah kita hanya mengenakan pakaian dalam, itu sedikit mengganggu, tapi bagus dan nyaman untuk bergerak di dalam air."

 

Pakaian renang yang dikenakan gadis-gadis itu dibuat di desa, mengambil contoh desain baju renang yang dibeli Miharu dari Ricca Guild.

 

Desainnya modern dan imut.

 

"Iya. Tapi agak memalukan untuk memakainya di depan anak laki-laki. Untung kita memiliki kelompok yang terpisah berdasarkan jenis kelamin."

Orphia mengangguk dan tertawa kecil.

 

Sampai sekarang, pakaian renang wanita yang tersedia di desa terdiri dari pakian dalam putih yang longgar yang juga digunakan sebagai jubah mandi, sehingga semua paparan kulit yang tiba-tiba akan mengejutkan pria.

 

Miharu menyadari perbedaan budaya dan mulai berbicara dengan nada geli.

 

"Fufu, di dunia kita, anak perempuan memakai baju renang jenis ini dan menggunakan kolam yang sama dengan anak laki-laki."

 

"....Bukankah itu memalukan?"

Sara bertanya dengan ekspresi serius.

 

"Hmm.... kurasa begitu? Itu sebabnya aku tidak pernah pergi ke tempat-tempat seperti itu ketika aku bertambah dewasa ... Ada beberapa orang yang tidak peduli tentang hal itu, ku pikir."

Memiringkan kepalanya sedikit ke samping, Miharu menjawab dengan senyum malu-malu.

 

"Aku mengerti, jadi untuk Miharu itu memalukan.... Nah, di sini kamu tidak perlu khawatir tentang lawan jenis, jadi mari kita berenang sebanyak yang kita inginkan. Kita seharusnya sudah cukup pemanasan."

Sara memberi saran.

 

"Ayo pergi! Apakah mereka masih di luar !? Mari Bermain bersama!"

Latifa melambaikan tangannya dari air.

 

"Baiklah, kami datang!" Sara menjawab.

 

Gadis-gadis itu bersenang-senang selama dua jam, beristirahat dan kembali ke rumah sebelum matahari terbenam.

 

Ketika mereka berganti pakaian di ruang ganti, Latifa tertawa ringan dan berbicara.

 

“Ketika Onii-chan kembali, ayo lakukan lagi! Aku ingin dia melihatku dengan pakaian renang!"

Gadis rubah mengucapkan kata-kata itu dengan senyum riang.

 

"Heh!?"

 

Semua gadis menunjukkan ekspresi kaget.