The Silver Bride – Prolog  : 「Buku Harian Rahasia Latifa Bagian 2」

 

Saat musim semi.

 

Sudah lima bulan berlalu sejak aku mulai menulis buku harian. Cuaca hari ini cukup cerah. Memang masih agak terlalu dingin untuk memakai pakaian tipis, tapi sinar matahari yang hangat sangat menyenangkan.

 

Namun, tidak seperti cuacanya, hatiku mendung.... Dan aku tahu betul alasan dibalik itu.

 

Aku menemukan bahwa orang-orang yang dulunya sangat penting bagi Onii-chan telah muncul kembali di hadapannya.

 

Aku tahu siapa mereka, karena Onii-chan memberitahuku tentang mereka tiga tahun lalu.

 

Saat itu, Onii-chan dan aku saling bercerita tentang kehidupan masa lalu kami, dan meskipun aku sedikit terkejut, aku juga sangat bahagia. Aku mendengar banyak hal tentang kehidupan masa lalu Onii-chan dan juga berbagai cerita tentang  orang-orang itu.

 

Misalnya, keluarga Onii-chan terdiri dari empat orang, dan selain orang tua dan adik perempuannya, dia juga punya teman masa kecil, yang bisa dibilang anggota keluarga juga. Orangtuanya bercerai ketika dia masih anak-anak, jadi dia harus berpisah dari ibu serta adik perempuannya, dan juga dari teman masa kecilnya.

 

Setelah itu, dia tinggal bersama ayahnya hingga menjadi siswa SMA dan tidak pernah berhenti mencintai teman masa kecilnya....

 

Aku belum menanyakannya secara langsung, tapi aku pikir orang-orang ini sangat penting bagi Onii-chan sekarang. Karena saat Onii-chan membicarakan tentang mereka, dia menunjukkan ekspresi penuh kasih — tapi kesepian di saat yang sama.

 

Onii-chan memintaku untuk tidak mengungkapkan kehidupan masa lalunya kepada orang-orang itu, tapi aku tidak mengerti alasan dibalik permintaannya itu. 

Membayangkan diriku di posisi Onii-chan saja sudah membuat hatiku sakit. Paling tidak, aku pikir sulit untuk berpura-pura bahwa semuanya baik-baik. 

Karena tidak dapat memberitahukan orang-orang yang paling dia cintai tentang keberadaannya.... Pasti sangat menyakitkan. Terutama, jika dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan mereka lagi.

 

Dalam hal ini, aku sangat beruntung: aku bisa bertemu dengan orang yang paling aku cintai dan juga dapat menceritakan padanya tentang kehidupanku yang sebelumnya. Aku memang sangat beruntung.

 

Tapi bagaimana dengan Onii-chan?

Bagaimana perasaannya sekarang? 

Bukankah itu menyakitkan baginya? 

 

Saat aku memikirkannya, hatiku sakit.

 

[ Aku khawatir tentang Onii-chan.....

Tapi itu hanya sebagian dari alasannya. Aku juga merasa cemas. ]

 

Aku ingin tahu apakah Onii-chan akan bisa menemukan kedamaian dan ketenangan bersamaku seperti dia menjadi sumber kenyamananku saat ini. Itu sebabnya aku takut orang-orang itu akan datang ke desa. Di suatu tempat di dalam hatiku, aku sangat takut bahwa orang-orang itu akan menjadi lebih penting bagi Onii-chan daripada aku. Aku takut untuk mengetahui perasaan Onii-chan yang sebenarnya dan itu membuatku merasa cemas. Aku hanyalah seorang pengecut.

 

Bagian buruk dalam diriku itu sangat ketakutan.

 

Itulah sebabnya, saat Onii-chan meninggalkan desa hari ini, aku menggenggamnya meski sedang murung. Untuk mengamankan posisiku di sebelahnya, aku memeluknya dengan erat. Onii-chan membalas dengan memelukku lebih lembut dari biasanya, dan juga mengusap lembut punggungku.

 

Ketika aku merasa lega, aku menyadari kepengecutanku sendiri, dan merasa sangat malu dengan kelemahanku sendiri. Meskipun aku khawatir tentang Onii-chan, aku terus bergantung padanya sampai akhir. Walaupun aku mengatakan ini adalah giliranku untuk melakukan sesuatu untuk Onii-chan, setelah semua hal yang telah dia lakukan untukku....

 

Itulah mengapa aku mulai bercermin diri. Aku harus memikirkan ke depan..... Itulah yang aku putuskan.

 

Sementara aku berada dalam situasi yang membingungkan ini, waktu terus berlalu. Dalam dua minggu, Onii-chan akan membawa orang-orang itu ke desa.

 

Aku tidak bisa terus merajuk seperti ini. Ketika aku memulai buku harian ini, aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan takut lagi, bahwa aku akan menjadi seseorang yang layak menjadi adik perempuan Onii-chan. Karena itu aku harus memikirkan apa yang bisa aku lakukan untuknya.

 

Karena aku mengkhawatirkan tentang Onii-chan. Karena aku adalah adik perempuannya. Itu sebabnya aku tidak akan terus merasa seperti ini lagi.

 

Jika mereka orang yang berharga bagi Onii-chan, maka mereka juga orang berharga bagiku. Aku akan menghadapi mereka dengan bangga. Aku akan menjadi sangat dekat dengan mereka, dan pada saat yang sama, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak kalah dari mereka secara adil dan jujur.

 

Itulah yang aku putuskan.

 

Dengan ini aku menyatakan tekadku.

 

Meski aku menjadi gugup untuk mengetahui orang-orang seperti apa mereka.... Aku ingin bertemu Onii-chan. Aku ingin bertemu orang-orang yang berharga untuknya.

 

Jadi, saat Onii-chan membawa orang-orang yang berharganya itu, aku akan menjadi orang pertama yang berlari untuk menyambut mereka. Karena aku adalah adik perempuan Onii-chan, aku tidak akan memberikan peran itu kepada siapapun.

 

Aku akan menunggu, Onii-chan!

—Diary, Hari ke 153