Our Hero – Prolog :「Persiapan」
Tepat setelah Perang Suci berakhir—yakni, seribu tahun sebelum era modern tempat Rio hidup dan di suatu tempat di Strahl timur, seorang perempuan dengan wajah yang sangat anggun berdiri sendirian di gurun tak berpenghuni. Dia tampak cukup rapuh untuk diterbangkan oleh embusan angin, dan tampaknya berusia tidak lebih dari dua puluh tahunan.
"Ini seharusnya tempatnya."
Perempuan itu melihat sekeliling area itu dengan yakin. Dia tampaknya datang ke gurun tak berpenghuni itu dengan tujuan yang jelas, namun dia tidak tampak seperti seorang pengembara. Dia mengenakan pakaian kasual, seolah-olah dia sedang berjalan-jalan di lingkungan sekitar. Dia tidak membawa barang apapun.
"Ugh...."
Perempuan itu terhuyung, mulutnya terpelintir kesakitan. Sebuah tangan menekan perutnya, dan wajahnya sepucat hantu. Dia tampak sangat kesakitan sehingga dia bisa pingsan kapan saja. Namun perempuan itu mengatupkan giginya dan mengerahkan seluruh kekuatannya. Ada sesuatu yang harus dia lakukan terlebih dahulu.
Aku minta maaf. Tidak ada waktu. Dia akan mati sebelum aku bisa menyalin semuanya. Aku harus menyerahkan semuanya padamu, seribu tahun ke depan.
Itulah kata-kata yang diucapkannya sebelum datang ke sini. Perempuan itu mengatakannya kepada Aishia, gadis roh humanoid yang akan bepergian dengan Rio di masa depan.
Perempuan itu—Lina—akan melakukan apapun yang dia bisa untuk mempersiapkan masa depan yang akan datang dalam seribu tahun. Bahkan jika dia kehilangan kekuatannya untuk melihat ke masa depan, bahkan jika kekuatan dunia lain telah menempatkannya dalam keadaan kematian yang pasti...
Aku akan menggunakan sedikit sisa umurku untuk melakukan semua yang aku bisa.
Lina menatap langit biru di atas kepalanya dengan tekad baru.
Pertarunganku akan dimulai di sini....
Meskipun perempuan itu menyadari betapa sedikitnya waktu yang tersisa, Lina berseri-seri dengan kepuasan, lalu menundukkan pandangannya ke tanah tempat dia berdiri.
Tempat itu adalah tempat di mana Kastil Galarc akan berdiri di masa depan.