The Immaculate Equation – Bonus Short Stories
TEMPAT TIDUR RAJA NAGA
Di Kerajaan Galarc, pagi hari setelah Sora muncul di hadapan Rio sebagai murid Raja Naga.....
Sangat gembira pada reuni yang telah lama ditunggu-tunggu dengan reinkarnasi Raja Naga, Sora terus menangis tanpa henti. Untuk menghiburnya, Rio membawanya ke kamar tempat mereka bisa tidur terpisah. Demikianlah datanglah pagi hari.
Aishia, Rio, dan Sora tidur terpisah di kamar tidur dengan tiga tempat tidur, tapi Rio bangun pagi untuk membuat sarapan. Suara tenang napas Aishia bisa terdengar di ruangan itu.
"Mmph..... Raja Naga....."
Perkataan setengah tidur Sora juga terdengar. Namun dia adalah orang pertama yang bangun.
"Yawn..... Heeeh—?!"
Dia perlahan membuka matanya dan menguap dengan imut. tapi ketika dia mengingat bagaimana dia bertemu Rio kemarin, dia duduk di tempat tidur dengan terengah-engah.
"Raja Naga...?"
Bagaimana jika apa yang terjadi kemarin adalah semua mimpi? Sora dengan cemas melihat sekeliling ruangan, menghela napas lega saat melihat Aishia masih tertidur. Sepertinya dia sama sekali tidak bermimpi.
"Hehe....Hehehehe...."
Kenangan tadi malam menyerbu kepalanya. Kegembiraan melihat Raja Naga setelah seribu tahun menguasai setiap pikiran lain di kepalanya, membuatnya tersenyum bahagia. Namun, Raja Naga itu sendiri tidak terlihat. Dia yakin Raja Naga itu tidur di tempat tidur di sampingnya kemarin......
"Ada di mana dia....?"
Tatapan Sora terkunci ke tempat tidur tempat Rio tidur. Selimutnya sudah dilipat dengan rapi, namun sepertinya Rio tidur di sana tadi malam.
[ Di-Di sinilah Raja Naga tidur.... ]
Diizinkan untuk tidur di samping sosok yang begitu agung sangat berarti bagi Sora. Hanya melihat ke belakang pada saat itu membuat jantungnya berdebar kencang.
".......!"
Sora melompat lebih dulu ke tempat tidur Rio.
"Ha! Ahaha!"
Tindakan Sora yang berlebihan, memalukan, dan tak terpikirkan membuatnya merasa bersalah dan gembira.
"Sora? Selamat pagi...." Aishia bangun dan mengusap matanya yang masih mengantuk.
"Eeeeeek!" Sora melompat ketakutan. Dia dengan cepat pindah kembali ke tempat tidurnya sendiri.
"Apa ada yang salah?"
Aishia memiringkan kepalanya dengan rasa penasaran, melewatkan apa yang Sora lakukan.
"T-T-Tidak ada sama sekali! Jangan menakuti Sora dengan bangun tiba-tiba. Astaga!"
Kata Sora dengan suara melengking.
ARABIAN ☆ QUEEN
Amakawa Haruto adalah siswa SMA jepang tahun kedua, dan Christina serta Flora adalah saudara perempuan dalam pertukaran di SMA Haruto, berasal dari negara seberang laut yang sama dengan Celia Sensei. Christina berada di tahun yang sama dengan Haruto, sedangkan Flora satu tahun dibawah mereka.
Suatu sore, selama liburan musim panas, kakak beradik itu sedang bersantai di rumah mereka.
"Pertunjukkan selanjutnya yang akan kita lakukan adalah yang berjudul Aladdin dan Lampu Ajaib."
Kata Flora kepada kakak perempuannya.
"Permintaan resmi akan diajukan ke OSIS di kemudian hari, tapi aku berharap kamu juga bisa tampil di drama itu."
Flora di klub drama, sedangkan Christina berada di OSIS bersama Satsuki, Miharu, dan Haruto. Klub drama hanya terdiri dari beberapa perempuan, jadi anggota OSIS biasanya membantu selama acara dengan mengisi peran mereka.
"Yah, kurasa aku tidak keberatan....."
Sedikit memalukan untuk berakting di depan orang lain, tapi ini adalah permintaan dari adik perempuan tercintanya. Christina ingin mengabulkan setiap keinginan Flora yang dia bisa, jadi dia langsung setuju.
"Aku akan senang jika kamu berperan sebagai Putri Raja! Aku pikir peran itu akan cocok untukmu!"
Flora merekomendasikan peran putri kepada Christina dengan senyum berseri-seri.
"Kamu juga bisa berperan sebagai putri....."
"Tidak, tidak, aku tidak akan pernah bisa! Dan sebenarnya, aku sudah menyiapkan kostumnya untukmu! Aku menggunakan pakaian dari tarian yang disebut tarian perut sebagai referensi untuk membuat kostum Putri Arab itu sesuai ukuranmu!"
Flora mengambil kantong kertas yang ditinggalkannya di lantai di samping sofa.
"Kamu benar-benar siap untuk itu....."
"Aku merasa kamu akan terlihat cocok saat memakainya! Silakan coba!"
"S-Sekarang?"
"Ya! Aku mengukurnya sendiri, jadi aku yakin tidak apa-apa, tapi beri tahu aku jika ukurannya kekecilan."
"Baik..... Tunggu sebentar."
Christina sangat lemah terhadap permintaan adik perempuannya. Dia menerima kantong kertas itu dan kembali ke kamarnya untuk berganti kostum.
"Pakaian..... ini pada dasarnya terlihat seperti pakaian dalam. Dan kainnya juga tembus pandang."
Christina telah selesai berganti ke kostum yang telah disiapkan Flora. Dia memiliki keraguan tentang jumlah paparan kulit yang diperlihatkan saat dia berganti pakaian, tapi dia cukup perhatian pada adik perempuannya untuk memakainya. Namun, dia tidak berniat turun ke ruang tamu tempat Flora menunggu.
[ Aku harus memberitahunya untuk mempertimbangkan kembali kostumnya. ]
Christina memutuskan sambil menghela napasnya, bergerak untuk mengganti pakaiannya sendiri.
"Aku masuk, Christina Onee-chan."
Saat itu, Flora menerobos masuk ke kamar Christina, terlalu tidak sabar untuk menunggu lebih lama lagi.
"T-Tunggu sebentar, Flora.... Mouu."
Christina menghela napasnya dengan pasrah.
"Bagaimana menurutmu?" Tanya Flora, meminta pendapatnya dengan tatapan penuh harap.
"Kostum ini terlalu terbuka. Aku tidak bisa berdiri di depan semua laki-laki saat memakai ini. Tolong ubah desainnya menjadi sesuatu yang tidak terlalu mencolok." Christina meminta dengan blak-blakan.
"Aww..... Kupikir kamu akan terlihat cantik dengan itu...."
Flora menatap Christina dalam gaun arab itu dengan ekspresi kecewa.
"K-Kamu tidak bisa mengubah pikiranku hanya karena kamu membuat wajah seperti itu!"
"Tapi kamu sangat cantik menggunakannya. Sayang sekali membuat ulang tanpa menunjukkannya kepada siapa pun..... Ah, aku tahu! Kamu akan baik-baik saja dengan menunjukkan kepada Haruto, kan?"
"Tidak, aku tidak mau! Kenapa aku melakukan itu dengan pakaian memalukan seperti ini?!"
"Aku sudah mengirim sms kepada semua orang di OSIS untuk datang saat kamu memakai kostum itu."
"A-Aku akan mengganti pakaianku sekarang!"
Dia tidak bisa membiarkan Haruto melihatnya dengan pakaian terbuka ini. Christina dengan cepat mulai mengganti pakaiannya, tapi bagaimana kedatangan Satsuki nantinya akan mengakibatkan Christina berganti kembali ke gaun arab itu adalah cerita untuk lain hari.
MASAKAN RAJA NAGA
Sora adalah seorang gadis muda dan murid dari Raja Naga. Pertumbuhan fisiknya telah berhenti saat dia menjadi murid, jadi dia masih terlihat seperti berusia tujuh atau delapan tahun setelah seribu tahun.
Menjadi seorang murid juga telah menghentikan pertumbuhan mentalnya, menjadikan perilakunya seperti seorang gadis muda juga. Sora mencintai masternya, Raja Naga. Daripada disebut sebagai rasa cinta yang romantis, dia memujanya seperti dewa. Karena itu, saat dia bertemu dengan reinkarnasinya, Rio, dia malah mengarahkan kekagumannya padanya.
"Raja Naga!" Dia memanggilnya dengan gembira.
"Ya, Sora?"
"Sarapan hari ini benar-benar enak!" Sora berseri-seri.
"Terima kasih. Aku senang kamu menikmatinya."
"Itu karena masakan anda sangat enak!"
Sora kembali memakan sarapannya. Dia mengisi mulutnya seperti tupai atau hamster, membuat ekspresi kebahagiaan murni.
Sejak menjadi murid, tubuhnya tidak lagi bisa jatuh sakit atau berubah bentuk. Itulah sebabnya dia memiliki nafsu makan yang besar meskipun penampilannya seperti anak kecil, dan dia mampu makan semua makanan berminyak yang dia inginkan, kapan saja.
Hal yang sama berlaku untuk Aishia sebagai roh, dan dia juga makan banyak. Sejak mereka bertiga mulai hidup bersama, Rio harus menyiapkan makanan tambahan di pagi hari.
"Sora sangat senang bisa bersama Raja Naga lagi, dan memakan masakan buatan tangannya."
Kata Sora gembira. Kegembiraannya begitu berlebihan, Rio merasa malu.
"Haha." Rio tersenyum sambil melihat Sora makan.
"Nom nom. Whoa..... Daging ini! Ini sangat enak!"
Ekspresi Sora berubah dengan jelas di setiap gigitan, tapi dia paling bahagia saat memakan daging.
[ Layak memasak untuk seseorang saat mereka sangat menikmatinya. Apa yang harus aku buat selanjutnya? Rasa apa yang paling disukai Sora? ]
Rio menelusuri hidangan berisi daging di kepalanya.
"Seperti kata Sora, masakan Haruto enak. Memakannya bisa menghangatkan hati."
Aishia tiba-tiba menambahkan. Dengan kepribadiannya yang tidak banyak bicara, dia makan dalam diam sampai sekarang.
"Aishia benar! Semua yang dibuat Raja Naga memiliki nilai nutrisi dan efek penyembuhan!"
Sora berkata dengan bangga.
"Kurasa mereka tidak memiliki efek seperti itu....."
Rio tersenyum kecut karena berlebihan.
"Itu memang benar! Hati Sora terasa hangat sekarang!"
Sora menyatakan dengan tegas.
"Yup." Aishia mengangguk.
"Aku mengerti.... Aku harus memenuhi harapan itu ketika aku membuat makan siang nanti, kalau begitu."
Jawab Rio malu-malu, dengan hati-hati mempertimbangkan apa yang akan dibuat untuk makanan mereka berikutnya.