The Immaculate Equation – Chapter 6 :「Hero Q&A」

 

Sore berikutnya, Satsuki, Masato, dan Takahisa yang dipimpin oleh Charlotte dan Lilianna mengunjungi ruang makan di Kastil. Francois memiliki sesuatu untuk dibicarakan dengan mereka, jadi mereka akan makan siang bersamanya.

 

"Silakan lewat sini."

Seorang Ksatria membuka pintu ruang makan dan Charlotte memberi isyarat agar mereka masuk. Ketika Satsuki dan yang lainnya memasuki ruangan, mereka menemukan bahwa ruangan itu sudah ditempati oleh pengunjung lainnya yaitu : Putri Pertama Christina dari dan Putri Kedua Flora dari Beltrum, Hero – Hiroaki, Roanna, dan Duke Huguenot.

 

"Putri Christina! Putri Flora!"

Satsuki berlari ke arah gadis-gadis yang sudah dianggapnya sebagai teman baiknya. Ekspresi Christina dan Flora kembali cerah. Mereka berdiri untuk menyambutnya.

 

"Lama tidak bertemu, Satsuki-sama."

 

"Merupakan suatu kehormatan untuk bisa bertemu denganmu lagi."

 

Satsuki mengerutkan keningnya dengan sedih, tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk diucapkan.

"Aku mendengar tentang apa yang terjadi di Rodania. Kalian pasti sangat menderita."

 

"Terima kasih banyak atas rasa simpatimu. Kami diselamatkan oleh kelompok Celia Sensei dan Sara-sama, jadi tolong sampaikan salam kami kepada mereka nanti." Kata Christina. Flora menundukkan kepalanya di sampingnya.

 

"Kami akan mengundang kalian berdua ke Mansion pada kesempatan lain, jadi silakan datang berkunjung lagi." Kata Charlotte, bergabung dalam percakapan.

 

"Dengan senang hati kami akan melakukannya."

 

"Tentu."

Kakak beradik itu saling menjawab dengan kompak.

 

"Senang bertemu denganmu lagi, Hiroaki-kun. Aku senang melihatmu tidak terluka." Satsuki duduk di dekatnya dan memandangi Hiroaki.

 

Meskipun hubungan di antara mereka bukan yang terburuk, dan juga tidak terlalu baik. Tak satu pun dari mereka biasanya repot-repot berbicara satu sama lain ketika mereka tidak punya apapun untuk dikatakan.

Dalam situasi seperti ini, Satsuki adalah orang yang biasanya menyapanya lebih dulu, hanya untuk bertemu dengan wajah tidak senangnya.

 

"Ya. Terima kasih."

Hiroaki melirik Satsuki tanpa bangkit dari tempat duduknya. Jawabannya singkat, namun tidak bermusuhan. Mata Satsuki sedikit melebar karenanya.

 

"Selamat siang, Sakata-kun. Apa kau mengingatku? Aku pernah menyapamu di perjamuan sebelumnya."

Takahisa mendekati Hiroaki untuk memberi salam juga.

 

"Kau..... Benar juga, kau adalah Hero dari Centostella itu. Jadi si kecil di sana itu pastinya Hero yang baru."

Hiroaki sepertinya mengingat Takahisa.

 

"Halo, namaku Sendo Masato."

 

"Sakata Hiroaki."

Jawab Hiroaki dengan mengangkat bahu ringan.

 

"Semuanya. Ayahku akan segera tiba, jadi silakan duduk."

Charlotte memanggil semua orang, setelah menerima sinyal dari Ksatria di samping pintu yang ditugaskan untuk mengumumkan kedatangan. Saat Satsuki dan yang lainnya duduk, Raja Francois dari Galarc memasuki ruang makan.

 

"Terima kasih telah berkumpul hari ini, semuanya — silakan duduk. Ada beberapa topik dalam agenda yang tidak cocok dibicarakan saat makan, jadi mari kita semua menikmati makanannya terlebih dahulu."

Begitu Francois selesai berbicara, hidangan dibawa ke dalam ruangan. Maka dimulailah pesta makan siang dengan empat Hero itu, namun suasana di ruangan itu jauh dari kata cerah. Semua orang makan makanan mereka — jika ada, makanan itulah yang membuat mulut mereka tidak bisa berbicara. Kemudian, setelah semua orang akhirnya selesai makan.....

 

"Sekarang, mari kita mulai pembicaraannya. Alasan mengapa aku mengumpulkan para Hero di sini hari ini tidak lain adalah untuk membahas jatuhnya Rodania. Satsuki-dono pasti sudah mendengar tentang ini, tapi telah dilaporkan bahwa Hero pengguna es membantu Kerajaan Beltrum dalam serangan di Rodania."

Kata Francois memulai, melihat sekeliling ke wajah semua orang.

 

"Masalahnya adalah kekuatan yang diperlihatkan oleh Hero pengguna es itu. Dalam satu serangan, Hero pengguna es itu membekukan ratusan pasukan Kstaria udara yang melindungi Rodania, membuat mereka jatuh dari langit." Kata Francois melanjutkan.

 

"............"

Terlihat wajah menegang saat kelompok itu merasakan semacam kegugupan.

 

"Jumlah ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Hero pengguna ea itu menghadapi pasukan udara yang tersebar di langit, namun masih berhasil menghancurkannya. Putri Christina memperkirakan bahwa jika dia menggunakan kekuatan itu untuk melawan pasukan yang ada di darat, dia bisa mengalahkan lebih dari seribu tentara."

 

"S-Seribu?!"

Semua orang selain Satsuki, Masato, dan Takahisa — yang sudah mendengar ini sebelumnya — kehilangan kata-kata mereka saat mendengar jumlah itu.

 

"Jika kekuatan itu hanya bisa digunakan satu kali dalam satu pertempuran, maka negara hanya akan menganggapnya sebagai ancaman berat yang tidak bisa diabaikan. Namun, jika kekuatan itu bisa digunakan berkali-kali, atau jika ada kekuatan yang lebih besar dari itu..... Kita berpotensi menghadapi krisis nasional."

 

"Apa maksudmu dengan berpotensi?"

Satsuki bertanya dengan gugup.

 

"Aku mengacu pada potensi seorang Hero yang memutuskan untuk menggunakan kekuatannya melawan kami. Hero memiliki kekuatan untuk membunuh seribu tentara dalam satu gerakan. Jika kekuatan seperti itu dapat digunakan berulang kali, memobilisasi tentara hanya akan mengorbankan nyawa dengan sia-sia." Francois langsung menunjukkan bahaya para Hero.

 

"A-Apa yang anda katakan itu?! Kami tidak akan pernah melakukannya!"

Takahisa pasti merasa seolah-olah dikritik sebagai Hero, jadi dia berdiri dan berteriak pada Francois sebagai protes.

 

"Tentu saja, aku percaya bahwa tidak ada orang yang berpikiran secara sehat akan melakukan hal seperti itu. Aku percaya pada semua Hero yang ada di sini hari ini."

Jawab Francois dengan tenang.

 

"Silakan kembali ke tempat dudukmu, Takahisa-sama."

Ditenangkan oleh kata-kata tenang Lilianna, Takahisa duduk kembali dengan tatapan pahit.

 

"Aku harus menekankan ini untuk menghindari kesalahpahaman : Aku tidak melihat para Hero yang hadir di sini sebagai ancaman. Aku memandang Hero pengguna es yang dengan sengaja menggunakan kekuatannya dalam konflik bangsa lain sebagai ancaman. Aku meminta pengertian kalian tentang itu sebelum aku melanjutkan." Kata Francois, dengan hati-hati menatap mata setiap Hero.

 

"Tidak apa-apa, aku mengerti." Kata Satsuki.

 

"Aku juga." Jawab Masato.

 

"Hmm......"

Hiroaki mengangkat bahunya untuk menyampaikan pemahamannya tanpa kata-kata.

 

".....Ya." Takahisha mengangguk.

 

"Sebagai pemimpin Kerajaan ini, aku menginginkan cara untuk memperkirakan kekuatan Hero pengguna es itu. Sangat jelas, Hero pengguna es itu tidak dapat dihubungi secara langsung. Itulah mengapa aku mengumpulkan para Hero yang bersahabat dengan Kerajaan kami di sini hari ini. Aku sudah menjelaskan ini kepada Hiroaki-dono, tapi aku ingin meminta kalian semua untuk menunjukkan kepada kami teknik terkuat kalian semua." Kata Francois, akhirnya menjelaskan alasan sebenarnya dari pesta makan siang itu.

 

"Apa itu artinya Sakata-kun itu...."

Satsuki menatap Hiroaki.

 

"Ya, aku sudah setuju untuk bekerja sama. Hero pengguna es di sisi musuh juga menjadi masalah bagi Restorasi. Yang membuatnya menjadi masalahku juga."

Pernyataan Hiroaki menunjukkan rasa tanggung jawab yang kuat terhadap Restorasi.

 

"Heee....." Satsuki menatapnya dengan rasa penasaran, melihatnya dengan cara baru.

 

"Aku juga ingin menekankan bahwa ini adalah permintaan. Kalian sama sekali tidak dipaksa untuk berpartisipasi. Menolak juga tidak akan menyebabkan kesulitan atau kerugian di pihak kalian. Aku bersedia menunggu jika kalian membutuhkan waktu beberapa hari dan mempertimbangkan jawaban kalian, dan aku terbuka untuk menjawab pertanyaan kalian semua."

Kata Francois kepada para Hero itu.

 

"Kalau begitu.... Aku ingin menanyakan sesuatu."

Satsuki perlahan mengangkat tangannya.

 

"Apa itu, Satsuki-dono?"

 

"Mengenai kekuatan seorang Hero..... Sebagai Hero dari Kerajaan Galarc, kamu bisa mengukur kekuatanku kapan pun kamu mau. Bukankah begitu?"

 

"Dengan persetujuanmu, tentu saja."

 

"Tapi kamu tidak pernah meminta izin padaku. Kamu bahkan tidak pernah memintaku untuk menunjukkan kekuatan Hero-ku. Aku pikir kita pernah membahas hal serupa sebelumnya, tapi mengapa demikian? Bisakah kamu menjelaskan sekali lagi, di depan semua Hero yang ada di sini?" Satsuki melihat sekeliling ke arah para Hero lain saat dia berbicara.

 

"Memang, aku bisa saja memintamu untuk menunjukkan kekuatanmu untuk membuktikan dirimu sebagai Hero. Tapi jelas dari situasi saat itu bahwa kau cocok dengan legenda tentang para Hero....." Kata Francois, tertawa kecil seolah ada sesuatu yang lucu.

 

"Ada beberapa alasan kenapa aku tidak bertanya, tapi alasan utamanya adalah karena aku menganggap para Hero memiliki status yang setara dengan penguasa suatu bangsa. Aku ingin membentuk hubungan yang baik sejak awal, jadi aku tidak ingin membuat tuntutan apapun yang tidak aku inginkan. Seperti hal wajar ketika berinteraksi dengan seseorang yang berstatus sama."

Kata Francois, menjelaskan dengan imbuhannya.

 

"........."

Satsuki dalam diam menunggu Francois melanjutkan.

 

"Tidakkah menurutmu itu tidak pantas? Berapa banyak kekuatan yang kau miliki tidak masalah. Tidak ada kebutuhan politik, keuangan, atau lainnya untuk demonstrasi. Memintamu untuk memamerkan kekuatanmu karena rasa penasaran yang murni adalah tindakan yang tidak sopan, bukankah begitu?"

 

"Aku mengerti apa yang kamu katakan, tapi apakah hal itu benar-benar tidak perlu?"

Kekuatan seorang Hero seharusnya memiliki banyak kegunaan militer untuk Kerajaan. Satsuki bertanya mengapa Francois tidak tertarik dengan jalan seperti itu.

 

"Kerajaan Galarc makmur. Tidak ada perang yang sedang berlangsung, dan Kerajaan tidak terancam kehancuran. Kami tidak punya niat untuk menyerang orang lain. Apa yang akan kita lakukan dengan kekuatan legendaris selama masa damai seperti itu? Meskipun aku akui kalau aku memiliki rasa penasaran terhadap kekuatan itu." Kata Francois jujur.

 

"Jika anda penasaran, mengapa anda tidak mencari tahunya?" Takahisa bertanya dari samping.

 

"Seperti yang sudah aku katakan, karena hal itu tidak pantas. Dan, seperti yang juga aku katakan sebelumnya, karena aku ingin menjalin hubungan yang setara dengan Satsuki-dono. Sangat mudah untuk ditolak oleh orang yang bertindak tidak pantas denganmu, bukan?"

Memiliki minat pada sesuatu tidak secara otomatis berarti perlu dicari tahu, itulah pemikiran Francois.

 

Takahisa terus menatap Francois dengan skeptis seolah berkata, "Kau mengatakan itu, tapi kau masih ingin melakukannya," Namun Francois tidak terpengaruh oleh tatapan kasarnya.

 

"Hal itu akan menjadi cerita lain jika Satsuki-dono mengajukan diri untuk menguji kekuatannya sendiri, tapi aku tidak akan pernah memintanya hanya karena penasaran. Paling buruk, Satsuki-dono bisa menjadi waspada terhadapku. Bahkan jika ada keharusan untuk mencari tahu kekuatan itu, aku akan mengajukan permintaan setelah sejumlah kepercayaan telah ditetapkan terlebih dahulu. Dan itulah mengapa aku ada di sini sekarang." Kata Francois secara terbuka.

 

Francois kemudian melihat para Hero itu. "Ada hal lain yang ingin aku tanyakan pada kalian semua."

 

"Ya?" Satsuki menjawab atas nama semuanya.

 

"Aku hanya melihat sikap Satsuki-dono dari dekat, tapi ketika sampai pada kekuatan sebenarnya dari para Hero, apa aku salah mengatakan kalai kalian semua juga belum mencari tahu potensi penuh dari kekuatan kalian? Bagiku, bahkan jika kalian memiliki kesempatan untuk melepaskan semua kekuatan kalian, tidak ada dari kalian yang akan mencoba menguji batas kalian dan menginginkan lebih banyak kekuatan."

Kata Francois kepada para Hero itu.

 

"Itu karena aku tidak berniat menggunakannya!"

Takahisa menjawab lebih dulu, mengungkapkan rasa moralnya yang kuat.

 

"Saya setuju dengan Takahisa-kun. Aku juga tidak pernah berencana untuk menggunakannya."

 

"Aku juga."

Meskipun mereka kurang bersemangat dalam menjawab, Satsuki dan Masato setuju dengannya.

 

"Hmm, saat kami menjadi sedikit serius, kami bisa menghasilkan serangan yang menghancurkan. Hal ini tidak seperti kami ingin melemparkan diri kita ke dalam perang, jadi untuk apa kami menginginkan kekuatan lebih lanjut? Kekuatan itu sendiri sepenuhnya intuitif, jadi tidak seperti ada instruksi manual juga."

Kata Hiroaki setuju dengan mereka bertiga sambil memberikan pendapatnya sendiri.

 

"Jika aku bisa menambahkan satu hal, maka aku juga khawatir kamu akan mewaspadaiku jika aku meminta untuk mengetahui lebih banyak tentang kekuatan Hero-ku. Bukannya aku tidak tertarik pada kekuatan seorang Hero, tapi aku pikir akan menjadi masalah jika aku terlalu banyak memperlihatkan kekuatanku."

Kata Satsuki, menambahkan perspektif yang berbeda.

 

"Bwahaha! Aku sangat menghargai sisi bijaksanamu, Satsuki-dono." Francois tertawa terbahak-bahak.

 

"Aku menghargaimu karena telah menjadi raja yang bijaksana juga, Yang Mulia."

 

"Kalau begitu mari kita berbicara lebih terus terang satu sama lain. Aku akan jujur ​​kepadamu — Aku takut apa yang akan terjadi pada Kerajaan jika seseorang dengan kekuatan luar biasa muncul. Jika kalian tidak ingin menggunakan kekuatan kalian yang sebenarnya dari seorang Hero, maka akan lebih aman bagi Kerajaan jika kalian tetap menyegel kekuatan itu. Kerajaan Galarc berada di bawah pemerintahan yang stabil sebelum kehadiran seorang Hero, jadi tidak perlu menggunakan kekuatan legendaris itu — Meminjam pengaruh kalian saja sudah cukup." Kata Francois, mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.

 

Berbagai hal mungkin berbeda jika kekuatan Hero dikendalikan oleh kehendak Francois, namun yang memiliki kekuatan adalah Hero dengan status yang setara dengan raja. Kehendak bebas seorang gadis berbeda dari kehendak raja suatu bangsa.

Sebagai penguasa Kerajaan, wajar untuk takut pada kekuatan yang tidak dapat dikendalikan, yang cukup besar untuk menghancurkan Kerajaan. Di bumi modern, hal tersebut setara dengan individu yang memiliki senjata nuklir daripada sebuah negara.

 

"Jika kami bekerja sama dengan Kerajaan dalam hal ini.... Kami mungkin akan ditemukan memiliki kekuatan sebesar Hero pengguna es, kan?"

Satsuki tiba-tiba bertanya.

 

"Memang."

 

"Apa kami tidak akan dianggap sebagai ancaman setelahnya? Tidakkah kamu akan waspada bahwa kami akan mengubah kekuatan kami melawan kerajaan? Aku yakin hal itu menakutkan bagi Kerajaan untuk memiliki seseorang dengan begitu banyak kekuatan."

Mempertimbangkan pembantaian yang dilakukan oleh Hero pengguna es – Renji, sudah terbukti bahwa kekuatan para Hero adalah ancaman. Satsuki memperhitungkannya saat dia menanyai Francois dengan sungguh-sungguh.

 

"Apakah kalian dipandang sebagai ancaman atau tidak akan tergantung pada tingkat kepercayaan yang kita miliki. Dalam kasusmu, aku punya banyak waktu untuk mengonfirmasi karaktermu sejak kau dipanggil hingga sekarang. Itu sebabnya, aku memutuskan untuk mempercayaimu dan memintamu untuk menguji kekuatan Hero-mu sesuka hatimu. Inilah jawaban yang telah aku capai." Francois menatap langsung ke mata Satsuki saat dia menjawabnya.

 

"Karena Yang Mulia telah memintanya dengan cara yang sopan, aku setuju. Sebagai Hero dari Kerajaan Galarc, aku bersumpah untuk menunjukkan kekuatanku sepenuhnya." Kata Satsuki, menjanjikan kerja samanya.

 

"Apa kau yakin? Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku tidak meminta jawabannya dengan segera."

 

"Aku memiliki kepercayaan yang sama padamu. Aku juga menganggap Char-chan sebagai teman yang tak tergantikan. Dengan orang-orang seperti kalian yang bertanggung jawab atas Galarc, aku dengan senang hati memberikan jawabanku saat ini juga."

 

"Aku mengerti..... Terima kasih." Kata Francois, menatap Satsuki dengan penuh penghargaan.

 

"T-Tunggu sebentar, Satsuki-san. Bukankah itu sedikit gegabah? Kau harus berpikir lebih banyak sebelum memberikan jawabanmu."

Kata Takahisa dengan tergesa-gesa.

 

"Takahisa-kun....."

 

"Bagaimana jika permintaannya tidak berakhir dengan menunjukkan kekuatanmu? Bagaimana jika situasinya berubah dan dia memintamu untuk menggunakan kekuatan itu? Jika kita menggunakan kekuatan kita dalam perang, pada akhirnya kita akan membunuh banyak orang. Bukankah begitu?"

Daripada menatap Satsuki, Takahisa melihat Francois dengan tatapan menuduh.

 

"Jika Hero pengguna es itu mengancam Kerajaan kami dengan kekuatannya, aku dapat meminta Satsuki-dono untuk berdiri di garis depan sebagai pencegah. Namun, itu murni sebagai pencegah. Aku hanya akan memintanya untuk menggunakan kekuatannya melawan pasukan musuh sebagai pilihan terakhir. Dan bahkan, aku akan menyerahkan keputusan akhir kepada Satsuki-dono sendiri. Aku sama sekali tidak berniat menggunakan kekuatan Hero itu untuk menyerang pihak lain. Fokusku murni untuk defensif, menggunakan kekuatan itu sebagai pencegah."

Sebagai gantinya, Francois menjawab sambil melihat Satsuki, bukan Takahisa.

 

"Maksudmu, anda tidak akan menggunakan kekuatan seorang Hero untuk berperang?"

 

"Ungkapan itu menyiratkan bahwa aku tidak akan menggunakan Hero untuk perang sama sekali. Apa yang aku katakan adalah aki ingin menggunakan kekuatan mereka sebagai pencegahan."

Francois segera mengoreksi.

 

"Namun, tidak ada jaminan anda akan berhenti menggunakannya sebagai tindak pencegahan."

Kata Takahisa dengan cemberut. Dia tidak cenderung percaya pada Francois seperti Satsuki, yang mungkin mengapa Satsuki tampak tertipu di matanya.

 

Meskipun ada hubungan saling percaya antara Satsuki dan Francois, hal yang sama tidak berlaku untuk Takahisa dan Francois. Takahisa dipanggil di Kerajaan Centostella, jadi tidak ada yang bisa dilakukan tentang itu, tapi.....

 

"Itu mungkin benar. Tapi aku sudah menyampaikan kebijakanku terhadap militer musuh. Kau tampaknya mendapat kesan bahwa Kerajaan secara aktif ingin berpartisipasi dalam perang, Takahisa-dono. Meskipun memang ada beberapa negara yang mengerahkan kekuatan dalam perang, semuanya tergantung pada pemimpinnya—dan aku dapat berjanji kepadamu bahwa aku tidak akan menggunakannya untuk perang. Ada saat-saat di mana aku tidak punya pilihan selain menganggapnya sebagai sarana diplomasi, tapi aku tidak akan pernah melakukannya dengan sukarela."

Kata Francois setelah menghela napas kecil.

 

"Mengapa demikian?"

Takahisa terus menyuarakan keraguannya.

 

"Pertama.... Meskipun aku tidak akan menyebutnya sia-sia, biaya ekonominya terlalu berat. Memobilisasi tentara menghabiskan banyak sumber daya. Senjata harus dibuat, warga terdaftar, sumber makanan, pengiriman pasukan, perbekalan yang dibawa..... Ada terlalu banyak hal untuk dihitung."

Jelas Francois sebagai keraguan pertamanya.

 

"Meskipun bisa bergantung pada skalanya, perang merupakan beban seluruh Kerajaan. Hal ini juga menyebabkan warga menjadi stres. Namun kemenangan membawa kompensasi yang sangat sedikit. Ketidakpuasan di seluruh warga tetap ada setelah perang, sehingga akibat perang membawa lebih dari sekedar biaya ekonomi." Francois melanjutkan, menawarkan perspektif warga yang dipaksa berperang.

 

"Orang bukanlah bidak yang tidak berpikir. Setelah kemenangan tercapai, penghargaan atas jasa besar dan kompensasi atas kerusakan akan menjadi topik yang tak terelakkan. Setiap keputusan yang diambil akan ditanggapi dengan kritik dan tuduhan, membangun lebih banyak ketidakpuasan. Dan mereka yang berkontribusi paling besar dalam kemenangan akan mendapatkan kekuatan untuk menciptakan faksi baru."

Dengan ekspresi lelah, Francois menambahkan poin terakhirnya sebagai pukulan terakhir.

 

"Aku tidak tahu tentang raja-raja yang lain, tapi aku akan membutuhkan keadaan untuk melebihi kerugian itu sebelum aku rela mencari perang sendiri. Keadaan itu, atau agar keadaan memiliki sedikit kerugian sejak awal. Yah, kurasa kekuatan para Hero bisa digunakan secara paksa dalam hal itu."

 

"Tunggu, kalau begitu.....!"

Takahisa mulai berbicara, tapi—

 

"Hanya karena aku bisa, bukan berarti aku akan melakukannya. Aku tidak akan melakukannya."

Kata Francois lebih dulu.

 

"Mengapa.....?"

 

"Seperti yang sudah kukatakan, fokusku murni untuk defensif, menggunakan kekuatan sebagai pencegah. Aku juga mengatakan bahwa aku ingin menjalin hubungan yang baik dengan Satsuki-dono. Bahkan jika para Hero benar-benar memiliki kekuatan untuk menghancurkan suatu bangsa, bukan berarti mereka secara aktif menginginkan kehancuran, bukan?"

Kata Francois, dengan tenang membedah argumen itu poin demi poin.

 

"Seseorang dapat tersiksa oleh terlalu banyak kekuatan di tangan mereka. Melakukan hal itu seperti mempercayakan kekuatan pencegah Kerajaan kepada satu orang. Beban mental Satsuki-dono juga harus dipertimbangkan. Aku ingin menekankan bahwa aku tidak akan memaksanya melakukan apapun."

Kata Francois, menatap Satsuki.

 

"Cukup, Takahisa-kun. Aku tahu kamu mengkhawatirkanku, tapi jawabanku tidak akan berubah." Satsuki mencoba menenangkannya dengan helaan napasnya.

 

"Tapi...."

 

"Aku percaya Kerajaan Galarc di bawah pemerintahan Raja Francois. Jika Hero pengguna es itu mengancam Kerajaan ini, aku juga tidak bisa menutup mataku."

Kata Satsuki dengan jelas pada keengganan Takahisa.

 

"Jadi, kau akan melawan Hero pengguna es itu jika dia menyerang?"

 

"Itu benar..... Jika aku merasa tidak punya pilihan lain, aku akan melakukannya."

 

"Mengapa?" Tanya Takahisa, tidak bisa memahaminya.

 

"Karena itu masalahku juga. Jika Hero pengguna es itu mengalahkan militer Kerajaan, musuh akan menyerang Kastil ini juga."

 

"Tentu, hal itu mungkin mempengaruhimu — tapi itu bukan alasan bagi kami untuk bertarung juga."

 

"Jadi, kamu tidak akan bertarung bahkan jika Kastil Centostella diserang?"

 

"Membuat hipotetis ekstrim hanya menggagalkan intinya....."

 

"Akan terlambat ketika hipotetis itu terbukti, dan menurutku itu juga tidaklah ekstrem. Hero pengguna es itu memiliki rekam jejak menyerang Rodania. Banyak orang meninggal, dan Putri Christina serta yang lainnya harus melarikan diri demi hidup mereka."

Satsuki melirik kelompok dari Restorasi saat dia membuat argumennya.

 

"Tapi jika kau terus menempuh jalan itu, pada akhirnya, kau akan menggunakan kekuatanmu untuk melawan orang lain. Jika kita menggunakan kekuatan kita, orang akan mati. Mereka akan berjatuhan seperti lalat. Aku tidak menginginkan itu. Membunuh seseorang hanya karena mengancammu benar-benar biadab......"

Takahisa menjadi emosional dan membantah dengan nada jijik yang jelas.

 

"Jadi begitu. Kamu tidak ingin bertarung karena kamu tidak ingin membunuh orang."

 

"Bukankah hal itu wajar?"

 

"Benar, alaminya. Aku juga tidak ingin membunuh siapapun. Aku tidak menikmati pertempuran. Tapi jika ali tidak melindungi diriku sendiri, siapa yang akan melindungiku? Kita tidak bisa hidup damai jika kita tidak melindungi diri kita sendiri."

 

"Itu tidak berarti kau bisa membunuh orang untuk itu. Kedamaian tidak ada artinya jika kau harus melakukan kejahatan untuk mendapatkannya. Mencoba melawan kekuatan dengan kekuatan hanya akan menghasilkan lebih banyak nyawa yang dikorbankan. Jika kedua belah pihak menolak untuk menyerah satu inci pun, pertarungan hanya bisa berakhir ketika satu pihak benar-benar hancur."

 

"Apa yang kamu katakan terdengar jauh lebih ekstrim untukku.... Dan secara pribadi, aku tidak percaya perdamaian bisa ada tanpa kekuatan. Perlu ada kekuatan untuk bertindak sebagai pencegahan agar seseorang tidak saling membunuh."

Baik Satsuki maupun Takahisa tidak akan mengalah pada sikap mereka. Sampai.....

 

"Jadi, Hero dari Centostella."

Hiroaki, yang telah mengamati mereka dalam diam sampai saat itu, menyela dengan nada kesal.

 

"Apa kau bicara denganku?" Takahisa memiringkan kepalanya dengan tatapan ragu.

 

"Benar, kau. Katakanlah ada sepuluh orang di sebuah ruangan dengan sepuluh senjata. Salah satu dari orang-orang itu adalah kau. Sekarang, enam dari orang-orang itu adalah orang-orang yang baik dan bersahabat denganmu. Tapi tiga sisanya adalah bajingan. Mereka mengambil senjata itu dan mengancam kalian semua. Apa yang akan kau lakukan?"

Hiroaki tiba-tiba menanyai Takahisa dengan situasi yang dia buat-buat.

 

"Apa? Muncul lagi hipotetis yang tidak realistis?"

Takahisa mengerutkan kening.

 

"Jawab saja." Desak Hiroaki.

 

"Hukum ada karena suatu alasan. Aku tidak perlu melakukan apapun, karena tidak ada orang normal yang akan melakukan kejahatan sekejam itu."

 

"Sayangnya, ada orang idiot di dunia ini yang mengabaikan hukum. Jika orang seperti itu mengambil senjata untuk mengancammu, apa yang akan kau lakukan?"