The Dragon’s Disciple – Chapter 8 : 「Serangan」

 

Pagi berikutnya, tak lama setelah matahari terbit. Nyaris tidak ada yang memulai kegiatan di awal hari mereka, membuat Rodania benar-benar sangat tenang.

Tiba-tiba, bel alarm darurat mulai berdering. Terlepas dari status sosial mereka, kelas bangsawan dan rakyat jelata sama-sama terbangun dari tidur mereka.

 

Putri Christina juga tidak terkecuali. Dia terbangun di rumah khusus tamu yang terpisah dari konsulat, berpakaian dengan tergesa-gesa, lalu mengizinkan Vanessa membawanya ke kantor pusat tempat berkumpulnya semua tokoh penting.

 

"Apa yang sedang terjadi?!"

Pada saat Christina masuk, beberapa tokoh bangsawan penting sudah berkumpul. Duke Huguenot dan Marquess Rodan ada di antara mereka.

 

"Ada serangan musuh. Kami telah menerima kabar dari benteng perbatasan bahwa ada armada kapal udara sihir telah melintasi perbatasan dari wilayah Count Savioe." Penguasa Rodania, Marquess George Rodan, memberikan laporannya dengan ekspresi muram.

 

"Dari wilayah Count Savioe.....? Jika mereka terbang dengan kecepatan penuh, kapal udara itu seharusnya akan tiba di kota ini sekitar sepuluh menit."

Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk menerima laporan, armada Kerajaan Beltrum kemungkinan akan memakan waktu kurang dari sepuluh menit untuk tiba. Namun.....

 

"Seperti yang anda ketahui, ada sebuah danau yang terletak tiga kilometer di sebelah barat Rodania. Armada itu mungkin akan mendarat di sana."

Munculnya kapal udara sihir itu tidak segera menandakan pecahnya perang. Kapal udara harus mendarat di suatu tempat untuk menurunkan pasukan, setelah itu mereka membutuhkan waktu untuk mengambil formasi dan bersiap untuk menyerang.

 

"Evakuasi semua yang tidak bisa bertarung di dalam organisasi ke Kerajaan Galarc sementara pasukan musuh berdatangan. Mobilisasi tentara dan perintahkan semua warga sipil untuk berlindung."

 

"Dipahami. Sebuah kapal udara sihir sudah disiapkan untuk kalianevakuasi ke Galarc bersama Hiroaki-sama dan Putri Flora." Kata Duke Huguenot sehubungan dengan evakuasi Christina.

 

"Apa kau menyuruhku untuk meninggalkan Rodania dan melarikan diri?"

 

"Ini evakuasi sementara. Kita akan membela diri dengan tujuan untuk menang."

 

"Kalau begitu, tolong prioritaskan Hiroaki-sama dan Flora."

 

"Apa anda menolak untuk evakuasi, Yang Mulia....?"

 

"Tidak tepat bagi pemimpin organisasi untuk melarikan diri lebih dulu. Jika aku memilih untuk lari, itu akan terjadi setelah aku mengevaluasi situasi di medan perang." Sepertinya Christina berniat untuk tetap tinggal di Rodania.

 

"Baiklah..... Pertanyaannya adalah siapa yang akan memimpin pertahanan....." Duke Huguenot bertanya-tanya dengan suara keras, melirik Marquess Rodan.

 

"Dengan segala hormat, bolehkah aku diizinkan untuk mengambil alih komando?"

Marquess Rodan menawarkan. Jika Duke Huguenot adalah orang kedua yang berkuasa dalam hal administrasi Restorasi, Marquess Rodan adalah orang kedua yang berkuasa dalam urusan militer. Keduanya adalah penasihat utama Christina dalam hal administrasi dan militer.

 

"Lagipula ini adalah wilayahmu. Aku akan menyerahkannya kepadamu." Christina dengan mudah memberikan perintah kepada Marquess Rodan.

 

"Oi, apa yang terjadi?!" Hiroaki masuk ke kantor pusat. Dia ditemani oleh Roanna dan Flora.

 

"Kita berada di bawah serangan musuh. Tentara Beltrum telah melintasi perbatasan wilayah dan berbaris menuju Rodania." Jawab Christina dengan jujur, tidak melihat alasan untuk menyembunyikan kebenaran.

 

"Apa kau serius....?"

 

"Armada musuh akan mencapai kota dalam beberapa menit. Harus ada jeda kecil sebelum pertarungan dimulai, kalian akan segera dievakuasi ke Kerajaan Galarc. Kapal udara sihir sedang dipersiapkan secepat mungkin, jadi kalian harus segera menuju ke pelabuhan."

 

"Y-Ya....." Hiroaki mengangguk dengan gugup.

 

"Flora, Roanna. Kalian berdua akan menuju ke Galarc bersama Hiroaki-dono."

 

"Bagaimana denganmu, Christina?"

 

"Sebagai Putri Pertama, aku tidak bisa melarikan diri sebelum yang lainnya. Jika aku harus evakuasi, aku akan melakukannya di kapal udara selanjutnya."

 

"Lalu....."

 

"Roanna, bawa Hiroaki-sama dan pergi sekarang. Bersiaplah untuk evakuasi segera."

Christina memotong perkataan Flora untuk memberi perintah kepada Roanna.

 

"Baik. Hiroaki-sama, mari kita bergegas."

 

"O-Oke."

Hiroaki meninggalkan ruangan atas desakan Roanna.

 

"Flora, ada sesuatu yang harus kuberikan padamu. Ikuti aku. Serahkan sisanya kepada Marquess Rodan dan Duke Huguenot." Dengan kata-kata itu, Christina membawa Flora dan pindah ke ruangan lain.

 

◇◇◇◇

 

Kekacauan yang terjadi di Rodania adalah sesuatu yang juga diperhatikan oleh Rio dan Sora. Mereka telah mendirikan rumah batu di luar kota kemarin, jadi mereka juga dibangunkan oleh suara bel alarm itu.

Keduanya saat ini berada di atas Rodania untuk mengamati situasi dari langit. Bel berbunyi keras di tanah di bawah.

 

"Setiapnya....."

Dengan topeng di tangannya, Rio melihat Celia, Sara, Orphia, Alma, dan Roland bergerak dari Mansion ke wisma. Pemandangan itu saja sudah cukup untuk memenuhi keinginannya untuk segera turun. Sora memperhatikan ekspresi Rio dari sampingnya dengan tatapan khawatir.

 

Sampai saat ini, Rio tidak perlu menahan diri untuk tidak lari ke teman-temannya. Dia bisa bertanya kepada mereka apa yang terjadi dan memutuskan bagaimana menangani berbagai hal. Tapi saat ini, Rio tidak bisa melakukan itu. Tindakannya dibatasi sebagai tindakan transcendent. Artinya, sebagai transcendent dilarang mendukung kepentingan individu atau kelompok tertentu. Mereka hanya bisa menggunakan kekuatan mereka demi kepentingan dunia.

 

Sekarang Rio telah menjadi transcendent, melanggar aturan itu dan berjuang untuk seseorang akan mengakibatkan Rio kehilangan semua ingatannya tentang orang itu. Dia bisa campur tangan tanpa penalti selama dia memiliki topeng yang diberikan Sora kepadanya, namun.......

 

"Hanya ada lima topeng, Raja Naga."

Kata Sora, memperingatkan.

 

Sayangnya, topeng itu adalah barang sekali pakai, dan jumlahnya terbatas. Sebagai catatan, aturan ini akan aktif bahkan jika Sora bergerak atas Rio. Dalam hal urutan, sebagai master, Rio pertama-tama akan kehilangan ingatannya, yang kemudian akan menyebabkan Sora kehilangan ingatannya.

Jadi, Sora juga tidak bisa menyelamatkan mereka.

 

"Ya.... Bahkan jika kita bergerak, hal itu akan terjadi setelah kita menilai situasinya sedikit lagi."

Rio menenangkan diri, melanjutkan pengamatannya terhadap situasi yang terjadi di Rodania.

 

"Orang-orang itu tidak lagi mengingatmu, Raja Naga. Mereka tidak akan merasa berterima kasih jika anda menyelamatkan mereka. Jika anda ikut campur dalam setiap hal kecil seperti ini, tidak akan ada habisnya....."

Sora berkata sangat pelan, bahkan Rio pun tidak bisa mendengar kata-katanya. Alasan mengapa Sora tidak mengatakannya lebih keras adalah karena dia telah melihat sifat Rio dan mengerti. Rio benar-benar peduli dengan orang-orang di bawah sana.....

 

".........." Tidak dapat melakukan apapun selain menonton dengan diam pasti sangat menyakitkan. 

Rio mengepalkan tangannya tanpa sepatah kata pun.

 

Sementara itu, melihat Rio seperti itu membuat Sora tampak sedih.

 

◇◇◇◇

 

Di rumah tamu Rodania, Christina mengundang Flora ke kamar tidurnya. Di sana, dia mengeluarkan sebuah cincin dari brankas yang tersembunyi di lemarinya dan menunjukkannya kepada Flora.

 

"Christina Onee-sama, ini....." Flora berkedip.

 

"Kamu pernah melihatnya sebelumnya. Cincin ini adalah regalia yang digunakan dalam upacara kenaikan tahta Beltrum."

 

"K-Kamu membawanya bersamamu?!"

Tidak sadar, Flora terkejut.

 

"Ya. Cincin ini adalah barang yang sangat penting, jadi kamu harus membawanya dan pergi ke Galarc."

Kata Christina, menggunakan tali untuk mengikatnya di leher Flora seperti liontin.