"Baik....."
"Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan detailnya. Cincin ini adalah barang yang akan digunakan dalam waktu dekat. Sampai saat itu, kamu tidak boleh menunjukkannya kepada siapa pun. Dan jika sesuatu terjadi kepadaku, kamulaj yang akan—"
"T-Tidak!" Dalam tindakan langka untuk Flora, dia memotong perkataan kakaknya dengan nada kasar.
"Apa yang salah denganmu?"
"Aku akan mengurusnya, tapi aku mengembalikannya kepadamu. Jadi jangan katakan hal seperti itu."
Menggenggam regalia di bawah pakaiannya, Flora keberatan dengan kalimat Christina yang belum selesai dengan tatapan penuh air mata.
".....Oke." Christina mengangguk dengan senyuman lembut. Saat itu, ketukan panik datang dari pintu.
"Masuk." Seru Christina.
Vanessa membuka pintu dan melangkah masuk.
"Kita telah menerima lebih banyak kontak dari benteng terdekat. Armada musuh telah terlihat di kejauhan. Tolong segera kembali ke kantor pusat."
"Baiklah. Vanessa, bawa Flora ke tempat Hiroaki-sama dan Roanna berada. Setelah kau mengantar mereka ke pelabuhan, kembalilah ke kantor."
"Baik, Yang Mulia!"
Maka dari itu, Christina kembali ke kantor pusat.
◇◇◇◇
"Celia Sensei....."
Christina disambut dengan penambahan Celia dan Roland di kantor pusat. Sara, Orphia, dan Alma menemani mereka sebagai penjaga.
"Duke Huguenot telah menjelaskan situasinya kepada kami."
"Kalau begitu, kalian semua harus segera menuju ke pelabuhan. Kapal udara sihir sedang bersiap untuk berangkat sekarang."
"Oke....." Celia mengangguk ragu-ragu.
Dia ingin mengatakan kalau dia akan tetap tinggal, namun dia tidak tahu apakah dia akan berguna jika melakukannya. Selain itu, jika Celia mengatakan ingin tinggal, kelompok Sara mungkin akan mengatakan hal yang sama. Tapi mereka orang luar—dia tidak bisa menyeret mereka ke masalah pribadinya, jadi dia menahan diri.
"Count Claire, anda harus segera evakuasi ke Galarc."
"...Dipahami."
Roland mungkin ingin tetap tinggal juga. Tapi setelah ragu sejenak, dia mengangguk perlahan.
Dengan situasi seperti itu, tidak ada yang tahu apakah faksi Duke Arbor akan mematuhi kesepakatan mereka.
Namun pada saat yang sama, pihak Christina juga tidak dapat bertindak melawan kesepakatan tersebut. Jika Roland menawarkan bantuannya di sini, dia akan melanggar posisi netralitas yang dia setujui sebelumnya.
"Pergi sekarang. Semuanya, keselamatan Celia Sensei ada di tangan kalian."
"Ya."
Keselamatan Celia dipercayakan kepada mereka, Sara dan yang lainnya mengangguk.
"Aku melihat mereka! Itu adalah armada utama pemerintah!" Salah satu bangsawan atas di kantor menunjuk ke luar jendela dan berteriak.
Jendela kantor tidak hanya menghadap ke kota, namun jauh melewati tembok kota. Dia menunjuk ke armada kapal udara sihir yang terbang di langit yang jauh.
"Mereka disini. Sekarang cepatlah!"
"Oke!"
Celia dan yang lainnya bergegas menuju pelabuhan.
"Kerahkan Aerial Knights untuk melakukan kontak dengan musuh." Perintah Marquess Rodan.
Seorang penyihir di beranda menembakkan suar sinyal ke langit menggunakan sihir. Tak lama kemudian, seratus Ksatria di atas Griffin naik ke langit Rodanian.
Ada tiga ratus Ksatria Udara di pasukan Rodanian, jadi tepat sepertiga dari mereka telah dikerahkan.
Namun, ini hanyalah demonstrasi persiapan Rodania untuk melakukan serangan balik. Strategi standar masa perang adalah armada yang masuk berhenti di danau, membiarkan prajurit mereka turun dan menyerbu kota.
Begitu armada tentara utama mendarat di atas air, Restorasi akan menarik pasukan untuk sementara di atas kota.
Tapi ada yang salah. Armada kapal udara sihir itu tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Satu setengah menit kemudian, mereka menyadari armada itu telah melewati danau yang seharusnya mereka singgahi.
"Jangan bilang..... Apa mereka berniat maju terus seperti ini?"
Kerusuhan menyebar ke seluruh kantor pusat. Hal itu bukan karena itu adalah langkah yang buruk bagi mereka, melainkan karena mereka tidak dapat memahami apa yang dipikirkan musuh.
Bagi para Ksatria Udara, sebuah kapal udara adalah sasaran empuk. Mengambil sebuah kota dengan menyerbu seluruh armada dianggap sebagai tindakan bunuh diri. Bahkan jika sebagian kapal mendarat di pelabuhan kota, kehilangan semua kapal lainnya akan sangat menghancurkan. Para prajurit pejalan kaki akan diisolasi di kota tanpa perlindungan di udara. Jadi, menyerbu pengepungan kota dengan armada seperti ini dianggap sebagai salah satu rencana terburuk.
"Kirim pasukan serangan balik untuk menyerang, namun tinggalkan unit cadangan. Pusatkan tembakan ke kapal udara yang mendekat."
Marquess Rodan mengikuti praktik perang yang umum, segera memberikan perintah yang masuk akal untuk situasi tersebut.
"S-Segera!"
Penyihir di beranda menembakkan suar sinyal sihir lainnya, mengirimkan perintah. Segera, delapan puluh Ksatria Udara baru bergabung dengan yang lain di langit.
"Itu......"
Saat itu, Christina dan yang lainnya melihat sekelompok orang dengan Griffin, mendekat dari arah yang berbeda ke armada.
"Sepertinya itu barisan depan musuh."
"Unit sekecil itu? Tidak mungkin, pasti ada lebih banyak dari mereka......"
Unit musuh yang masuk hanya terdiri dari dua belas tentara. Mempertimbangkan bagaimana Rodania adalah kota benteng, sepertinya tidak ada kekuatan yang cukup bagi mereka untuk menjadi unit serangan khusus.
Nyatanya–
"Mereka terlalu ceroboh. Apa mereka mencoba untuk mati?"
Seperti yang dikatakan Marquess Rodan, hal itu adalah tindakan bunuh diri. Mereka benar-benar kalah jumlah.
Saat mereka mendekati kota, mereka akan dikepung oleh pasukan serangan balik dan menderita tembakan terkonsentrasi dari segala sudut.
Tentu saja, para Aerial Knight yang ditempatkan di atas Rodania melihat unit yang mendekat. Beberapa lusin Ksatria bergerak untuk mencegat mereka, menciptakan formasi melingkar untuk mengelilingi mereka.
"Apa itu...... Demi-Dragon? Apa mereka pasukan Proxian?" Duke Huguenot melihat satu Demi-Dragon di antara pasukan musuh.
"Tapi meski begitu, hanya ada satu demi-dragon....."
Satu makhluk tidak mungkin berpengaruh pada hasil bunuh diri, Marquess Rodan memutuskan secara implisit. Namun, penilaiannya ini dibuat dengan asumsi bahwa dua belas orang yang mendekat semuanya adalah Aerial Knight biasa.
"Apa...?"
Tidak lama kemudian para bangsawan atas Restorasi akan mengetahui bahwa seseorang bisa menjadi sangat kuat, mereka dapat membalikkan seluruh pengetahuan perang mereka.
◇◇◇◇
Beberapa menit sebelumnya, begitu bel kota berbunyi dan armada Beltrum mendekat, Charles dan pasukannya memulai serangan mereka ke Rodania.
Mereka semua naik ke udara dan berangkat dari base mereka, maju menuju Rodania di depan armada utama. Mereka terus terbang sampai berada di tepi jangkauan deteksi pasukan Rodanian, di mana Charles memanggil Reiss dengan suara khawatir.
"A-Akankah semuanya benar-benar berjalan seperti ini, Reiss-dono? Jika kita terus menyerang ke depan, musuh akan menyadari serangan itu."
Reiss memarahinya dengan ringan dari Griffin di sampingnya.
"Seperti yang sudah kukatakan berkali-kali sebelum kita berangkat, percaya saja kepada kekuatan para hero yang mendominasi pada perang suci."
Selama tahap perencanaan penyerangan, Charles telah menerima penjelasan rinci tentang semuanya. Namun, saat kota benteng Rodania semakin dekat, ketakutan dalam dirinya juga meningkat.
Keraguannya juga paling masuk akal. Menyerang kota dengan orang sebanyak ini adalah kecerobohan murni. Saat mereka menyerang pasukan musuh, mereka akan segera dikepung dan menjadi sasaran tembakan terfokus. Tidak peduli betapa hebatnya kekuatan sang hero dijelaskan kepadanya dengan kata-kata, wajar baginya untuk memiliki keraguan sampai dia menyaksikan kekuatan besar Renji secara langsung.
Namun, pasukan Rodania yang bertahan telah menyadari pendekatan mereka. Ritme bel telah berubah. Ksatria Udara yang mengendarai Griffin naik ke langit di atas Rodania.
"Sudah terlambat untuk kembali sekarang."
Kata Reiss dengan riang.
"Baiklah. Aku akan percaya kepadamu!
Charles juga telah mempersiapkan diri.
"Bergerak sesuai rencana! Aku akan menyerang ke depan dan menarik perhatian musuh. Kalian semua mundur!" Renji memanggil rekan-rekannya, tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan.
Tentara bayaran yang menemani Reiss semuanya adalah anggota Celestial Lion. Di antara mereka adalah anggota yang ikut serta dalam penyerangan Kastil Galarc, seperti Lucci yang mewarisi pedang Lucius, dan Arein.
"Hee. Sungguh kepercayaan diri."
Kata Lucci dengan getir, namun dia melambat seperti yang diperintahkan. Sepertinya dia percaya kepada kekuatan Renji. Reiss, Arein, dan tentara bayaran lainnya juga menurunkan kecepatan mereka. Charles menarik tali kekang Griffinnya untuk mengikutinya.
Kadal bersayap yang ditunggangi Renji adalah satu-satunya yang berakselerasi menuju Rodania.
Pelopor Ksatria Udara dari Restorasi sudah mulai mengepung pasukan mereka. Mereka mulai melafalkan mantra serangan mereka saat Renji berada dalam jangkauan.
"Ini dia."
Reiss terkekeh saat melihat mantra yang tak terhitung jumlahnya mendekati Renji. Detik berikutnya, Renji mengayunkan Divine Armsnya.
"Ap...?!"
Mantra serangan yang menghujani mereka terhapus dalam satu gelombang udara beku. Gelombang itu terus menelan para Ksatria udara, membekukan mereka dalam sekejap mata.
Udara dingin bahkan bisa dirasakan oleh pasukan di belakang Renji. Jadi, saat dia melihat musuh yang membeku jatuh dari langit—
"Hahahaha!" Setelah kehilangan kata-kata sesaat, Charles tertawa terbahak-bahak.
"Kecemasanmu itu tidak perlu. Lihat?"
"Ya, aku bisa melihat sekarang bahwa itu adalah kekhawatiran yang sama sekali tidak berdasar. Betapa indahnya! Dengan kekuatan ini, kita bisa mengendalikan kota sendirian!" Teriak Charles penuh semangat.
Jika serangan yang sama digunakan di tanah di bawah, pertahanan kota akan dimusnahkan dalam sekejap.
"Jika kerusakan pada kota tidak menjadi masalah, maka mungkin. Tapi serangan sang hero mencapai jangkauan yang terlalu jauh; serangannya itu akan menyebabkan kehancuran bagi kota itu sendiri. Pilihan terbaik adalah menyerahkan pasukan darat kepada tentara kita, seperti yang direncanakan."
Apa tujuan mereka untuk mengambil alih administrasi kota, atau menguranginya sampai tidak ada yang tersisa? Taktik di balik perang secara alami berubah sesuai dengan tujuannya.
"Memang. Kerusakan yang lebih besar akan menghambat pengumpulan pajak setelah di duduki. Aku tidak percaya dasar-dasar seperti itu lolos dari pikiranku — kegembiraanku menguasaku. Kita akan melanjutkan dengan mendapatkan kendali udara seperti yang direncanakan dan bertujuan untuk menguasai pelabuhan sebelum armada utama tiba. Tokoh teratas mereka kemungkinan besar sedang dievakuasi melalui pelabuhan sekarang."
Charles mengulangi rencananya dengan keras untuk menenangkan dirinya.
"Sangat bagus. Aerial Knight musuh benar-benar fokus kepada Renji sekarang. Segalanya akan menjadi lebih menarik."
Musuh tampaknya menyadari Renji adalah ancaman besar, karena mereka menghadapinya dengan lebih dari satu regu. Hampir semua Aerial Knights Rodania telah dikerahkan.
"Aku akan memancing musuh sebanyak mungkin, lalu menyerang mereka semua dengan serangan besar. Pastikan kau tidak bergerak di depanku!"
Renji memperingatkan, lalu menyerang musuh; Dia bentrok dengan Ksatria Udara yang melindungi Rodania sendirian.
"Guh! Hentikan dia!"
"Kepung dia dan tembakkan sihir kalian!"
Para Ksatria Udara terbang mengelilingi Renji, menembakkan sihir serangan mereka dengan putus asa. Tapi setiap ayunan tombak Renji menciptakan gelombang kejut dingin di seluruh area, menghapus setiap mantra dalam jangkauannya; gelombang kejut itu akan mengenai musuh yang merapal mantra, membekukan mereka. Para Ksatria udara dengan hati-hati menjaga jarak saat mereka menyerang, tapi Renji memiliki lebih banyak metode serangan daripada sekadar gelombang kejut. Dia menciptakan tombak es satu demi satu, menembakkannya ke segala arah. Satu per satu Ksatria jatuh ke tanah, Maupun itu dengan membekukan atau ditusuk oleh tombak es.
Seluruh angkatan udara Rodania benar-benar disibukkan dengan Renji sendirian. Pasukan penyerang lainnya di luar kota dapat menonton dengan santai.
"Astaga, kau benar-benar mendapatkan penawaran, Reiss-dono." Kata Lucci kepada Reiss.
"Benar? Aku hampir ingin mengintai dia untuk kita."
Kata Arein, menambahkan.
"Apa dia bergabung dengan Celestial Lion atau tidak, dia mungkin akan lebih sering bergabung denganmu dalam misimu di masa depan."
"Jika setiap misi seperti ini, hidup akan menjadi mudah."
Kata Lucci bercanda dengan ringan, membuat tentara bayaran lainnya tertawa.
Suasana ringan di sekitar mereka membuat sulit untuk percaya bahwa pembantaian terjadi beberapa ratus meter jauhnya, namun kematian tentara musuh bukanlah masalah bagi tentara bayaran seperti mereka. Hal itu hanyalah kejadian sehari-hari bagi mereka.
".............."
Sebaliknya, bawahan Charles menahan napas karena kekuatan Renji yang luar biasa. Ekspresi mereka lebih dekat dengan ekspresi ketakutan. Bagaimana jika dia menyalakan kekuatan itu pada mereka? Itulah pikiran yang terlintas di benak mereka. Sementara itu–
"Pemandangan yang luar biasa. Memikirkan bahwa para hero memiliki kekuatan sebanyak ini.... Bisakah Rui-dono mempelajari hal ini juga?"
Perubahan posisi telah memberi Charles perubahan perspektif. Dia bertanya-tanya apakah dia bisa membuat hero kerajaannya, Shigekura Rui, menjadi aset militer aktif juga.
Sementara Charles menghibur pikiran seperti itu, pertarungan di depannya terus berlanjut. Rodania bukan markas Restorasi untuk sebuah nama saja. Kalah di sini sama saja dengan kehilangan pangkalan mereka.
Semua orang sepertinya mengerti itu, karena mereka semua berjuang mati-matian untuk melawan Renji.
"Hee. Rekan-rekanmu dikalahkan secara sepihak, namun kau masih menyerangku tanpa rasa takut. Betapa gagahnya."
Renji melihat sekeliling ke arah musuh dengan tatapan terkesan. Kemudian, dia menyeringai dengan berani.
Sebagian alasannya adalah karena dia murni menikmati pertarungan itu, namun sebagian alasannya adalah karena dia senang bahwa musuh dikerahkan persis seperti yang mereka rencanakan.
Dengan kata lain, karena Renji saat ini berada jauh di dalam garis musuh, pasukan Rodania benar-benar telah merusak formasi mereka. Menarik perhatian musuh sebanyak mungkin sebelum menjatuhkan mereka semua dengan satu gerakan adalah apa yang diperintahkan Reiss kepadanya.
"Baiklah..... Kurasa aku akan menguji kekuatan yang telah kupelajari di medan perang ini."
Semuanya sudah diatur. Renji untuk sementara mundur ke tempat Reiss dan yang lainnya mempersiapkan esensi sihirnya untuk serangan besar berikutnya.
Pasukan Rodania mengejarnya. Tapi hal itu adalah kesalahan.
"O eternal cold, perhatikan keinginanku dan guncanglah dunia." Untuk beberapa alasan, Renji mulai mengucapkan kalimat yang berbeda dari mantra lain di dunia mereka.
Ini adalah hasil dari pelajaran spirit art yang dia terima dari Reiss. Setelah diajari bahwa tindakan dan kata-kata yang meningkatkan citra perapal mantra meningkatkan efek mantera, dia membuat mantra uniknya sendiri.
Dia bisa mengendalikan Divine Arts-nya bahkan tanpa mengatakan apa-apa, namun begitu dia memastikan bahwa mantra itu benar-benar memiliki efek, dia memutuskan untuk menyimpannya sebelum dia akan menggunakan serangan pamungkasnya.
Serangan terkuat yang bisa dilakukan Renji adalah serangan elemen es.
"Endless Force Blizzard!"
Renji melepaskan ledakan berbentuk kipas dengan suhu udara nol mutlak pada para Ksatria yang terbang di atas Rodania. Suasana membeku di mana gelombang melewatinya, dan setiap Ksatria yang menyentuh udara langsung membeku juga.
"Ap....."
Aerial Knights di belakang tersentak saat melihat rekan mereka jatuh satu demi satu di depan mereka.
"M-Mundur!"
Ketika mereka melihat gelombang udara dingin yang terlihat mendekat, Ksatria Udara yang tersisa berbalik untuk lari dari serangan itu. Tapi gelombang dingin itu bergerak lebih cepat daripada yang bisa gerakan terbang Griffin.
"Ignis Iecit!"
Beberapa Ksatria melemparkan bola api selebar satu meter ke arah gelombang, namun api yang membakar lebih dari seribu derajat hancur saat mereka menyentuh permukaan udara dingin itu. Lebih dari seratus Ksatria Udara terbunuh dalam sekejap.
◇◇◇◇
Christina dan yang lainnya di kantor pusat tidak berdaya saat mereka melihat para Ksatria Udara dibekukan oleh serangan kuat Renji.
"Yang Mulia, Yang Mulia." Kata Marquess Rodan, berbicara kepada Christina dan Duke Huguenot.
"Ya?"
"Ksatria Udara cadangan akan dikerahkan untuk melindungi pelabuhan dengan nyawa mereka. Mereka akan memberimu waktu untuk melarikan diri."
"Tapi Hiroaki-dono dan yang lainnya baru saja pergi...."
Kapal udara sihir yang ditumpangi Hiroaki dan Celia baru saja meninggalkan pelabuhan satu atau dua menit yang lalu. Christina merasa dipertanyakan untuk pergi begitu cepat setelah menyatakan dia tidak akan segera melarikan diri.
Namun, jelas tanggapannya hanyalah gertakan. Setelah menyaksikan kekalahan lebih dari seratus pasukan udara dalam sekejap, wajah Christina membeku kaku.
"Seperti yang bisa anda lihat, kapal udara di barisan belakang terus mengerahkan Ksatria Udara musuh untuk menyerang. Hanya masalah waktu sebelum kita kehilangan kendali atas bagian udara. Setelah itu terjadi, kita tidak akan memiliki sarana untuk mundur."
Seperti yang dijelaskan Marquess Rodan, Ksatria Udara dengan Griffin lepas landas dari kapal udara musuh yang melambat. Jelas bahwa mereka bermaksud menggunakan pasukan itu untuk menghabisi Ksatria Rodania yang tersisa dan menguasai udara, membiarkan armada mendarat di pelabuhan Rodania.
"............."
"Di atas segalanya, kita harus mewaspadai orang yang mengendarai demi-dragon itu. Dia itu adalah berita buruk. Situasinya jelas tidak menguntungkan kita, dan penundaan penilaian lebih lanjut akan berbahaya. Mohon pertimbangkan untuk pergi."
Marquess Rodan memohon dengan sungguh-sungguh.
"Apa yang akan kau lakukan?"
"Ini adalah wilayahku."
Itu sebabnya dia akan tetap tinggal. Itulah jawaban Marquess Rodan.
"Warga bahkan belum selesai mengungsi."
"Apa kau lupa perjanjian yang baru saja kau tanda tangani?"
"Dan mereka melakukan ini tepat setelah penandatanganan perjanjian itu! Tidak ada yang tahu apakah Duke Arbor bahkan akan mengikuti perjanjian yang melarang bahaya apapun bagi penduduk Kerajaan..... Jika aku melarikan diri sini, aku akan dianggap telah mengabaikan orang-orang. Kita akan kehilangan pembenaran atas organisasi kita."
"Itu sebabnya aku akan tetap sebagai penguasa wilayah. Seperti yang baru saja aku katakan, ini adalah wilayahku. Tanggung jawab itu jatuh kepadaku, bukan kepada Yang Mulia. Selain itu, jika pemerintah utama yang menyerang, tujuan mereka adalah merebut tempat ini. Tidak akan ada pembenaran bagi kita jika kekalahan kita diselesaikan dengan penangkapanmu, Yang Mulia."
"Kalian masih akan memiliki Flora."
Kata Christina dengan ragu-ragu.
"Aku menanyakan ini dengan segala hormat: Apa anda benar-benar percaya Putri Flora dapat menjadi pengganti anda?"
"............"
"Tolong pertimbangkan tugasmu sendiri dengan hati-hati."
Marquess Rodan berlutut di depan Christina; dia telah memegang posisi nomor dua di faksi Duke Huguenot untuk waktu yang sangat lama. Dia telah melakukan beberapa hal yang dipertanyakan selama bertahun-tahun untuk melindungi posisi itu, namun karirnya bukan hanya sebuah hiasan belaka.
Para bangsawan dari faksi Duke Huguenot menghargai reputasi dan kepentingan pribadi mereka. Namun, mereka tidak pernah memandang rendah Keluarga Kerajaan. Rasa hormat mereka terhadap Keluarga Kerajaan memungkinkan mereka untuk berperilaku anggun sebagai bangsawan. Tentu saja, tidak semuanya seperti itu, tapi Marquess George Rodan pasti begitu.
"Aku mengerti..... Aku berterima kasih atas kesetiaanmu. Tapi itu sebabnya kau terlalu berharga untuk kalah di sini. Jadi, aku memerintahkanmu untuk bertahan hidup. Jangan mati. Setelah kita melarikan diri, temukan cara untuk hidup—tidak peduli betapa memalukannya. Saat kita bersatu kembali, aku bersumpah untuk membalas kesetiaanmu."
Mengetahui betapa sulitnya itu, Christina memilih kata-katanya dengan hati-hati.
"Merupakan kehormatan bagiku untuk mendengarnya. Aku menyerahkan Yang Mulia di tanganmu."
"Tentu." Marquess Rodan dan Duke Huguenot bertukar pandang serius dan mengangguk.
Dengan demikian, evakuasi Christina dan Duke Huguenot diputuskan, dan mereka segera berangkat ke pelabuhan untuk naik kapal udara sihir yang berangkat setelah Hiroaki dan Celia.
◇◇◇◇
Segera setelah Renji menggunakan serangannya untuk menghancurkan pasukan Rodania.....
"..........."
Tampilan kekuatan yang luar biasa telah membuat Charles dan bawahannya benar-benar tidak bisa berkata-kata.
[ Tampaknya semua tokoh penting telah dievakuasi ke pelabuhan. Meskipun Putri Christina tampaknya masih berada di dalam bangunan utama..... ]
Sementara itu, Reiss terus mengawasi pergerakan musuh. Ketika dia melihat Hiroaki, Flora, dan Celia di jalan dari wisma ke pelabuhan, dia mencibir.
"Charles-sama."
"............"
"Charles-sama. Charles-sama."
"A-Ada apa? Ah, benar. Ya, Reiss-dono?"
Jawab Charles, tersadar kembali.
"Kami telah menemukan tikus. Mantan tunanganmu bersama mereka."
"Apa?" Charles menatap ke arah yang ditunjuk Reiss.
"Putri Flora dan hero mereka ada di sana, tapi target utama kita bukan. Putri Christina mungkin masih berada di dalam gedung, mengambil alih komando."
"Hmm......"
"Aerial Knight sekutu kita akan segera tiba untuk membersihkan pasukan mereka yang tersisa. Apa kau ingin kami menguasai pelabuhan? Kau mungkin bisa mengejar Putri Christina sementara itu."
Jika Charles dapat menangkap pemimpin Restorasi, dia akan sangat dipuji. Itu adalah kesempatan yang tepat untuk menebus kehormatannya.
"Kalau begitu..... Bolehkah aku menyerahkan pelabuhan kepadamu?"
"Tentu saja." Charles menyeringai.
◇◇◇◇
Beberapa saat sebelum Renji menggunakan serangan kuatnya melawan Aerial Knights Rodania.....
"Maafkan aku..... aku telah menyeret kalian semua ke dalam sesuatu yang buruk." Celia meminta maaf sambil menunggu kereta yang meninggalkan wisma.
"Tidak ada yang perlu kamu minta maafkan."
"Yup, kami mengawalmu atas kehendak kami sendiri."
"Aku senang kami bisa berada di sini untukmu."
Sara, Orphia, dan Alma menjawab dengan ceria.
"Terima kasih semuanya......."
Air mata samar mengalir di mata Celia. Roland memperhatikan putrinya dan teman-temannya dengan ekspresi hangat.
Tak lama setelah itu, gerbong menuju pelabuhan tiba. Di saat yang sama, pertarungan di langit antara Renji dan para Ksatria Udara baru saja dimulai.
"Ap....."
Mata para gadis desa roh itu melebar saat melihat Renji menerbangkan lusinan mantra serangan sekaligus.
Sebagai caster spirit art yang terampil, mereka tahu kemampuannya luar biasa.
"Silakan naik. Kita akan berlari di sampingmu sebagai penjaga."
"Oke."
Atas desakan Sara yang berekspresi muram, Celia dan Roland masuk ke dalam gerbong kereta kuda. Tapi segera setelah mereka berangkat, di bawah bukit....
"Celia, ada kereta kuda berhenti di depan sana!"
Laporan itu datang dari Sara di luar.
◇◇◇◇
Gerbong yang dijaga yang ditumpangi Hiroaki, Flora, dan Roanna telah berangkat dari wisma beberapa menit sebelum Celia berangkat.
"Apa kau serius...?" Kata Hiroaki, wajahnya berkedut saat dia melihat ke luar jendela pada pertarungan Renji.
[ Apa orang itu adalah hero? Dia pikir dia siapa, bertarung seperti itu.....? ]
Ketika Hiroaki melihat wajah Renji dari kejauhan, dia menyadari bahwa mereka adalah sesama orang jepang.
[ Apa-Apaan ini? ]
Rasa dingin mengalir di punggung Hiroaki saat dia melihat Renji terus menggunakan serangan jarak jauh, membunuh lawannya tanpa peduli pada apapun.
Kepekaannya adalah apa yang seharusnya menjadi norma bagi orang jepang modern yang tumbuh tanpa perang atau konflik. Ada banyak orang yang menikmati pertarungan pura-pura yang tidak berbahaya, namun hal ini adalah perang nyata dengan nyawa yang terancam.
Setiap orang biasa akan merasa takut jika kehidupan damai mereka di kota terganggu oleh perang. Apa mereka memiliki alat bertarung atau tidak, tidak masalah. Hanya mereka yang telah menerima pelatihan militer yang akan memilih untuk berpartisipasi dalam membunuh orang lain secara aktif — kecuali mereka tidak memiliki kewarasan atau rasionalitas sejak awal.
Hiroaki adalah orang biasa. Apa Renji tidak normal atau tidak, dia rela berpartisipasi dalam pertarungan di sini.
"Whoa!"
Tiba-tiba, kereta berhenti.
"Apa yang telah terjadi?"
Roanna segera bertanya kepada pengemudi.
"Kita telah menemukan lebih banyak subjek perlindungan. Kita baru saja akan menjelaskan situasinya kepada mereka sehingga mereka bisa ikut dengan kita ke pelabuhan."
"Subjek perlindungan...?"
Roanna membuka pintu kereta karena penasaran, mengeluarkan kepalanya ke luar.
"Oh, bukankah itu Roanna!"
Seseorang memanggil namanya — orang itu adalah Saiki Rei, salah satu dari dua anak laki-laki yang sering bekerja dengannya akhir-akhir ini.
"Rei, Kouta."
"Apa, hanya kalian berdua?"
Kata Hiroaki, turun dari kereta.
"Hiroaki-kun!"
Keduanya segera memperhatikan Hiroaki.
"Semuanya berantakan sekarang karena serangan musuh. Kalian semua harus naik kereta juga—"
Hiroaki segera mengundang keduanya untuk ikut, ketika dia menyadari bahwa bukan hanya Rei dan Kouta yang ada di luar. Tunangan Rei, Rosa, dan temannya, Mikaela, ada bersama mereka. Ada orang lain yang Hiroaki tidak tahu namanya, namun mereka tampaknya adalah sekelompok besar anak bangsawan yang tidak berperang.
"Baiklah, Kouta dan Rei akan lari. Sisanya tidak muat di dalam kereta. Rosa dan Mikaela, kan? Kalian berdua masuklah." Hiroaki memutuskan untuk mengundang dua orang yang dia kenali secara langsung ke dalam gerbong kereta kuda.
"Erm....."
Mereka dapat melihat bahwa Putri Kedua Flora dan Roanna dari keluarga Duke Fontaine ada di dalam kereta. Bangsawan rendahan seperti mereka tidak mungkin masuk ke satu ruang dengan tokoh-tokoh penting seperti itu. Rosa dan Mikaela berusaha menolak tawaran itu, tapi—
"Ayo, masuk. Kouta dan aku pada dasarnya berteman dengan Hiroaki, jadi kalian diperbolehkan sebanyak ini."
Rei mendesak mereka berdua masuk ke dalam gerbong, tidak repot-repot memberikan penjelasan yang tepat. Jadi, mereka berdua masuk ke dalam.
"Jadi kenapa kalian semua keluar di jalan?"
"Semua yang tidak bisa bertarung diberi perintah untuk mengungsi, jadi kami menuju ke kapal udara sihir yang ada di pelabuhan."
"Kalau begitu kita menuju ke arah yang sama. Ayo pergi dari sini."
Saat Rosa dan Mikaela masuk ke dalam gerbong kereta kuda, Hiroaki bertukar informasi dengan Rei dan Kouta.
Saat itu, kereta kuda lian datang dari jalan yang mengarah dari wisma.
"Semuanya...?"
Orang-orang di dalamnya adalah kelompok yang berangkat terlambat dari wisma, Celia dan Roland.
Sara, Orphia, dan Alma sedang mengawal kereta itu.
"Celia Sensei."
Panggil Roanna saat Celia turun dari gerbongnya.
"Roanna..... Gerbong ini masih ada tempat. Mereka yang tidak memiliki alat pertahanan diri bisa masuk lebih dulu." Celia menawarkan kepada Roanna, segera membaca situasinya.
Langit di atas Rodania berubah menjadi dunia es tak lama setelah itu. Renji melepaskan gelombang udara nol mutlaknya, memusnahkan Ksatria Udara Rodania.
Saat melihat ratusan Ksatria membeku dan jatuh dari langit, Celia meragukan matanya.
"Heeh.....?"
Dan dia bukan satu-satunya. Meskipun mereka belum tersentuh oleh gelombang es Renji, semua orang yang bersamanya membeku karena terkejut.
"Ini buruk......" Kata Sara. Sebagai caster elemen es lainnya, dia secara naluriah tahu dari gelombang dingin itu bahwa dia adalah caster yang lebih hebat darinya.
"Celia-san, tolong cepat ke pelabuhan secepat mungkin." Kata Sara mendesak.
"Heeh?"
"Cepatlah! Jika dia datang ke sini, kita akan habis!"
"B-Benar! Roanna!"
Celia menoleh ke arah Roanna.
"S-Semuanya, cepat ke pelabuhan!"
Roanna berteriak, menyebabkan semua orang di sana mulai bergegas pergi. Hiroaki juga naik kereta dengan bingung. Tapi sebelum mereka bisa berangkat lagi, Renji dan Reiss dengan cepat turun ke tempat mereka semua berada.
"Mereka datang!"
Alma berteriak, menguatkan Gada di tangannya. Sara dan Orphia juga mempersiapkan diri untuk bertarung, masing-masing meraih belati dan busur mereka.
"Sialan...."
Hiroaki ragu apakah akan naik kereta atau tidak. Dia merasa melakukan hal itu akan menghasilkan lebih banyak bahaya — jadi dia mengeluarkan Divine Armsnya dan mempersiapkan dirinya untuk bertarung juga.
"Haah!"
Renji mempercepat demi-dragonnya, meluncur dengan cepat di udara di atas kepala mereka. Dia melompat turun dari punggung demi-dragon begitu dia melewati mereka, mendarat dengan anggun di tengah jalan menuju pelabuhan.
Dia membanting ujung tombaknya ke tanah. Dinding es yang tebal segera muncul di belakangnya, menutup jalan.
"Pelabuhan itu terlarang. Kalian tidak bisa lewat."
Renji mengumumkan itu kepada Hiroaki dan kelompok di depannya.
"..........."
Kelompok itu berdiri di sana tanpa berkata-kata, dengan satu pengecualian.
"Ah..... Aku tahu bagaimana kau adalah seorang penghalu yang mencoba menjalani lamunan fantasinya dari satu baris itu saja. 'Terlarang'? 'Kalian tidak boleh lewat'? Kau hanya mengatakan apapun yang menurutmu terdengar keren. Tapi berusaha keras hanya membuatmu terlihat seperti orang idiot. Cara yang bagus untuk memperkenalkan diri."
Apakah karena Hiroaki telah memastikan bahwa Renji adalah orang jepang? Atau karena dia percaya bahwa hero lain memiliki tingkat kekuatan yang sama dengan dirinya? Mungkin wajah muda dan tubuh Renji yang kecil membuatnya tidak tampak sebagai ancaman.
Hal pertama yang dilakukan Hiroaki setelah membuka mulutnya adalah mengejek Renji.
"Apa yang baru saja kau katakan?"
"Kau seorang hero, bukan? Ice-kun."
"Dan kau adalah hero berelemen air. Namamu kalau tidak salah...." Reiss pasti sudah memberinya informasi sebelumnya, karena Renji sepertinya tahu bahwa Hiroaki adalah hero berelemen air. Namun...
".............."
"Yah, terserah."
Renji rupanya lupa nama Hiroaki.
"Kalau begitu setidaknya beritahu aku namamu."
Renji menggelengkan kepalanya dengan kesal.
"Aku tidak punya alasan untuk itu."
"Kalau begitu aku akan memanggilmu bocah halu."
Kata Hiroaki sambil menyeringai.
"Aku anak SMA." Kata Renji dengan jengkel.
"Ah? Kau sangat pendek, aku pikir kamu masih SMP. Terutama mengingat delusi fantasimu itu."
"Sepertinya kau ingin mati hari ini."
"Haa. Jika kau begitu kesal karena disebut pendek, kau pasti benar-benar anak nakal."
Hiroaki melihat langsung ketidakamanan Renji dan menunjukkannya. Saat kedua hero itu bertengkar, kelompok Sara membuat Celia dan yang lainnya mundur.
"Kau meremehkanku, bukan? Aku, dari semuanya."
Suhu di sekitar Renji semakin turun.