The Dragon’s Disciple – Chapter 6 : 「Pembicaraan」
Hari pertemuan antara Restorasi dan Kerajaan Beltrum telah tiba. Di satu sisi adalah Restorasi, diwakili oleh Christina dan Duke Huguenot. Di sisi lain adalah Kerajaan Beltrum, yang diwakili oleh faksi Duke Arbor.
Dan yang ketiga, sebagai saksi, adalah Raja Francois dari Galarc. Para pemimpin dari tiga kekuatan berkumpul di sebuah ruangan wisma yang pernah digunakan untuk memperkenalkan Satsuki sebagai seorang hero.
"............"
Kubu faksi berlawanan duduk saling berhadapan, dalam diam melihat-lihat dokumen mereka di bawah suansana yang berat. Dokumen di tangan perwakilan Restorasi berisi daftar tuntutan Kerajaan Beltrum, sedangkan dokumen di tangan perwakilan Kerajaan Beltrum berisi daftar tuntutan Restorasi. Francois memiliki salinan kedua dokumen di tangannya.
[ Ayah..... ]
[ Celia-kun.... ]
Celia dan ayahnya Roland juga ada di ruangan itu.
Meskipun orangtua dan anak, mereka duduk di sisi yang berlawanan karena mereka cemas satu sama lain.
"Apa kedua belah pihak sudah selesai membacanya?"
Setelah kedua belah pihak selesai memeriksa dokumen itu, Raja Francois membuka mulutnya sebagai ketua dan saksi pertemuan.
"Ya."
"Kami telah selesai." Christina dan Duke Arbor menjawab pada saat bersamaan.
"Maka sekarang kita akan melalui semuanya dari bagian paling atas. Pertama, poin-poin yang menurutku tidak masuk akal. Dari Kerajaan Beltrum, pembubaran Restorasi dan penyerahan semua bangsawan yang berhubungan dengannya. Dari Restorasi, penyitaan posisi perdana menteri dan jenderal militer kembali ke raja, dan pengunduran diri semua menteri dan pejabat saat ini."
Singkatnya, tuntutan Kerajaan Beltrum adalah "Segera menyerah dan serahkan para pemberontak itu untuk dihukum." Sedangkan tuntutan Restorasi adalah "Singkirkan semua bangsawan faksi Duke Arbor dari posisi kunci Kerajaan, dan serahkan kekuatan faksi."
Wajar jika Francois menganggap tuntutan ini tidak masuk akal.
Namun, meski tidak masuk akal, itu adalah tujuan utama masing-masing pihak. Mereka tidak akan menghancurkan Kerajaan sejak awal jika mereka dapat menerima tuntutan pihak lain.
"Dan hanya untuk memperjelas, tidak satu pun dari kalian yang berniat menerima tuntutan ini, apa itu benar?" Tanya Francois kepada kedua perwakilan itu.
"Itu benar."
"Ya."
Christina dan Duke Arbor keduanya segera menjawabnya. Mereka berdua mengajukan tuntutan ini dengan kesadaran penuh tentang betapa tidak masuk akalnya tuntutan itu.
Membuat tuntutan yang tidak masuk akal pada awalnya mungkin tampak tidak perlu, namun bukan itu masalahnya. Hanya dengan membuka tuntutan yang tidak masuk akal seperti itu, negosiasi untuk kompromi dapat dimulai. Menempatkan permintaan utama di belakangnya untuk membuat pihak lawan membandingkannya dengan permintaan lawannya adalah cara cerdas untuk menyelesaikan masalah.
"Selanjutnya, untuk tuntutan lainnya. Kerajaan Beltrum ingin kedua sandera, Pedang ‘The Light Blade of Judgment, dan regalia yang diduga dicuri dikembalikan. Restorasi menginginkan jaminan status dan keamanan Keluarga Count Claire dan tokoh-tokoh terkait. Mereka juga ingin menjadikan wilayah Claire sebagai zona netral dan menunjuk orang-orang Count Claire sebagai mediator antara kedua belah pihak. Apa kedua belah pihak bersedia menerima tuntutan ini?"
Francois membaca tuntutan dari dokumen di tangannya.
Tuntutan itu sepertinya seperti yang diharapkan, karena Christina memberikan jawabannya dengan mudah.
"Aku tergantung atas kondisinya." Katanya.
Pada saat yang sama, Duke Arbor mengangguk dengan enggan.
"Kami juga bersedia menerima beberapa tuntutan, tergantung kondisinya."
"Lalu syarat apa yang diminta?"
"Kami siap untuk menjamin kembalinya Charles Arbor dengan aman sebagai ganti permintaan terkait Keluarga Count Claire." Kata Christina dengan tenang.
Negosiasi tampaknya berjalan seperti yang diperkirakan, karena Duke Huguenot terlihat keren dan tenang di sampingnya.
"Kami tidak dapat menerima semua permintaanmu dalam surat tersebut, namun kami akan mempertimbangkannya jika semua barang yang kami minta dikembalikan."
Berbeda dengan Christina yang menawarkan Charles Arbor, Duke Arbor meminta dirinya untuk menyerahkan segalanya.
Secara alami, Christina tidak mau mengalah.
"Jangan membuatku tertawa. Kau meminta kami untuk memberikan segalanya kepadamu sebagai imbalan atas 'pertimbangan yang wajar' Itu."
"Kau meminta semua pengkhianat itu untuk dimaafkan. Aku akan sangat menghargai jika kau memiliki lebih banyak kesadaran akan beratnya tuntutanmu." Bentak Duke Arbor dengan kesal, memelototi Celia dan Roland.
"Aku bisa mengatakan hal yang sama untukmu, Duke Arbor. Dari sudut pandang kami, kau dan anakmu adalah pengkhianat."
"Sungguh klaim yang konyol untuk dibuat. Siapa sebenarnya pengkhianat di sini? Jelas siapa pemberontak yang mengkhianati Kerajaan di sini."
Duke Huguenot berkata kepada dirinya sendiri.
"Sepertinya kau menuduhku sebagai pemberontak."
Kata Christina.
"Itulah tepatnya yang aku maksud."
Kata Duke Arbor dengan tegas.
"Kata-kata seperti itu akan dianggap sebagai penistaan di hadapan Putri Pertama. Kedengarannya seperti kau meremehkan pewaris Kerajaan."
"Klaim konyol lainnya. Otoritas kerajaan adalah milik raja, bukan milikmu."
Christina dengan tenang terus menanggung beban serangan verbal Duke Arbor, namun dia lebih berani dari yang Duke Arbor duga.
"Kaulah yang tidak masuk akal. Seperti yang sudah aku katakan kepada putramu — Keluarga Duke Arbor telah berusaha merebut kendali Kerajaan dari raja yang jelas-jelas mereka telah bersumpah kepadanya."
Duke Arbor mencibir.
"Konyol. Aku telah dan akan selalu mempertaruhkan nyawaku untuk Kerajaan Beltrum."
"Orang yang harus bersumpah setia kepada raja adalah para bangsawan. Itulah yang dikatakan Charles, namun apa kau memiliki pendapat yang sama?"
"Tentu saja."
"Jika itu benar, maka penghinaan Keluarga Duke Arbor saat ini terhadap Keluarga Kerajaan meninggalkan pertanyaan yang harus dijawab."
"Klaim tak berdasar seperti itu. Aku tidak ingat meremehkan siapa pun, dan setiap tindakanku adalah demi raja dan Kerajaan." Kata Duke Arbor, membuat klaim yang sama seperti Charles. Nyatanya, mungkin Charles yang mengikuti jejak Duke ini.
"Begitu yah. Jadi kau mengatakan kesetiaanmu hanya untuk ayah dan Kerajaanku."
"Begitulah kenyataannya. Inilah mengapa aku melihat penentangan Restorasi terhadap otoritas Kerajaan sebagai pemberontakan. Menjadi Putri tidak akan membebaskanmu dari tindakanmu ini. Kau mengibarkan bendera pemberontakan melawan Yang Mulia dan kerajaan." Duke Arbor mengkritik Christina dengan kasar, mengancamnya.
Tapi Christina tidak akan kalah. Dia berbicara tanpa gentar, menatap lurus ke arah Duke Arbor.
"Aku tidak duduk di sini dengan tekad yang salah. Aku juga tidak berniat menentang otoritas Kerajaan. Kemarahanku murni ditujukan kepadamu, Duke Arbor."
"Pertama-tama, sebagai perdana menteri, aku menghadiri negosiasi ini dengan otoritas penuh dari raja. Jadi, menentangku sama dengan menentang Yang Mulia. Kau harus menganggap kata-kataku ini sebagai kata-kata ayahmu."
"Apa kau mengaku memiliki otoritas Kerajaan?"
"Maksudku, aku menghadiri pertemuan ini atas nama otoritas Kerajaan."
"Kau satu-satunya bangsawan dalam sejarah Beltrum yang pernah menjabat sebagai perdana menteri dan jenderal militer. Tapi berbahaya jika kekuatan di luar raja menjadi begitu terkonsentrasi. Aku juga khawatir tentang kendalimu atas begitu banyak kekuatan. Satu-satunya orang yang seharusnya memiliki kekuatan untuk menggerakkan Kerajaan adalah raja."
Awalnya, perdana menteri dimaksudkan sebagai jabatan administratif tertinggi di Kerajaan, dengan wewenang untuk mewakili raja dalam keputusan administratif, dan jenderal militer adalah jabatan militer tertinggi, dengan wewenang untuk mewakili raja dalam militer tingkat tinggi dalam membuat keputusan.
Meskipun kedua posisi tersebut lebih bersifat kehormatan daripada permanen, diyakini bahwa kemampuan untuk membuat keputusan atas nama raja membuat mereka mampu menjalankan kekuasaan sebanyak raja itu sendiri.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa otoritas Kerajaan Kerajaan Beltrum saat ini dibagi antara raja dan Duke Arbor. Raja memiliki hak untuk menolak hak Duke Arbor untuk mewakilinya, namun dengan jumlah bangsawan yang sangat banyak di pihak Duke Arbor, hak itu menjadi lebih formalitas. Keseimbangan kekuatan yang sebenarnya dimiringkan untuk mendukung Duke Arbor.
"Aku sangat setuju. Tidak perlu dua raja dalam satu Kerajaan. Namun, posisiku sebagai perdana menteri dan jenderal militer diberikan kepadaku oleh raja sendiri. Yang Mulia memiliki kekuatan penunjukan dan hak untuk menolak representasi, jadi posisinya masih di atasku."
"Lalu mengapa ayah tidak melakukan apa-apa? Bagiku, sepertinya kau satu-satunya yang membuat keputusan penting atas pemerintahan Beltrum saat ini."
"Begitulah tekanan Kerajaan saat ini. Dengan segala hormat, Yang Mulia membuat kesalahan dalam pertarungan melawan Kekaisaran Proxia ketika dia ditipu oleh Huguenot yang ada di sana."
Duke Arbor mencibir Duke Huguenot.
"..........."
Duke Huguenot tidak menunjukkan reaksi apapun. Dia adalah laki-laki licik yang mampu mengendalikan emosinya bila perlu—dia tidak cukup bodoh untuk bereaksi panas di sini.
"Akibat meremehkan ancaman Kekaisaran Proxia, Kerajaan kita kehilangan titik vital pertahanan nasional, membuat Yang Mulia kehilangan otoritas. Saat itulah, aku dengan izin Yang Mulia, berdiri di garis tengah-tengah sebagai perdana menteri dan jenderal militer."
"Itu adalah insiden di mana kau tiba-tiba mengubah sikap agresifmu terhadap Kerajaan Proxia dan mulai berkompromi dengan mereka."
"Ketika situasi berubah, kebijakan harus berubah bersamanya."
"Kau mendekati Kekaisaran Proxia sebelum markas kita dicuri. Kau mengaku menentang Kekaisaran Proxia di permukaan ketika kau sebenarnya sedang dalam pembicaraan rahasia untuk menjual Kerajaan dalam bayang-bayang."
Christina melakukan serangan untuk membuat Duke Arbor kehilangan keseimbangan, namun Arbor tidak dapat digoyahkan oleh hal seperti itu.
"Kau menuduhku menjual Kerajaan? Aku adalah orang yang mendapatkan kembali wilayah itu melalui negosiasi. Aku ingin tahu siapa orang bodoh yang menyarankan hal seperti itu kepadamu."
"Agar kau bisa menyingkirkannya?" Christina bertanya.
"Hahaha."
Duke Arbor tertawa dingin.
"Duta Kekaisaran Proxia yang bernama Reiss Vulfe, kan? Sepertinya kau agak dekat dengannya."
"Dia adalah seorang diplomat Kekaisaran dan duta besar Kerajaan kita. Wajar jika memperlakukannya dengan hormat."
"Aku pernah bertemu Reiss sebelumnya, dalam perjalananku ke Rodania. Dia memimpin tentara bayaran Celestial Lion dan mencoba menangkapku. Mereka bersekutu dengan tim pengejar dari Charles."
"Aku sudah dengar itu. Reiss-dono berduka atas keadaan Kerajaan kita dan menawarkan bantuannya."
"Dengan kata lain, tindakan Reiss sesuai dengan niatmu?"
"Perintah sebenarnya dipercayakan kepada putraku Charles, namun aku menerima laporan kemajuan sepanjang jalan dan menganggap tidak ada masalah. Aku juga mendengar Reiss-dono sendiri adalah seorang penyihir berbakat."
"Penyihir asing berbakat itu melakukan gerakan militer di tanah kita. Apa kau masih mengatakan tidak ada masalah?"
"Selama itu di bawah kendali Kerajaan kita, hal itu bukan masalah. Pertama-tama, Reiss-dono telah diberikan kekebalan diplomatik. Hal itu akan menjadi satu hal jika dia memimpin pasukan, nanun dia berhak untuk bergerak di sekitar Kerajaan kita dengan pengawalnya."
Christina melanjutkan serangan pertanyaannya, namun Duke Arbor terus menjawabnya dengan sikap tidak peduli. Namun.....
"Reiss telah menggunakan Celestial Lion dalam upaya untuk menangkap Flora dan aku sendiri dalam beberapa kesempatan. Misalnya, ketika Celestial Lion melakukan serangan berani di rumah tempatku tinggal di sini di Galarc. Apa kau juga setuju dengan itu?"
"Hmm? Aku tidak tahu apa yang kau maksud."
Ketika Christina merujuk pada serangan baru-baru ini di Kastil Galarc, ekspresi Duke Arbor sedikit berubah.
"Aku bermaksud untuk tetap sebagai pihak netral untuk negosiasi ini, namun Kerajaanku juga merupakan pihak yang peduli dengan insiden ini. Jika tentara bayaran menyerang Kastilku atas namamu, maka hal itu akan dianggap sebagai tindakan permusuhan yang jelas terhadap Kerajaan kami. Aku sarankan kau mengambil kesempatan ini untuk menjelaskan kebenaran."
Di sini, Francois bergabung dalam percakapan, mendorong Duke Arbor untuk menjelaskan sendiri.
"Jika anda akan mengatakan itu, Yang Mulia, maka dukungan Kerajaanmu terhadap Restorasi juga dapat dianggap sebagai campur tangan permusuhan dalam politik Kerajaan kami. Aku juga ingin mendengar penjelasanmu tentang maksudmu ini." Kata Duke Arbor, membalas pertanyaan itu dengan berani.
"Kerajaan kami pernah membentuk aliansi melawan Kekaisaran Proxia, namun kau melakukan pendekatan ramah ke Kekaisaran Proxia tanpa sepatah kata pun penjelasan kepada kami. Pada saat yang sama, sebaliknya, kau secara sepihak mulai menjauhkan diri dari Kerajaan kami. Melihat tindakan ini menyebabkan Kerajaanku menyimpan kecurigaan terhadap Kerajaan Beltrum." Kata Francois dengan jelas, tanpa menyembunyikan kebenaran.
"Apa itu menjelaskan semuanya?" Francois bertanya, mengangkat bahu dengan senyum tenang.
"Apa anda tidak akan menjawab pertanyaan Yang Mulia? Aku sendiri agak penasaran mendengar jawaban itu darimu." Kata Christina, mengarahkan fokus kembali ke Duke Arbor.
"Aku bilang aku tidak ingat hal seperti itu. Apa yang dilakukan Reiss-dono di luar negeri bukan urusanku. Aku tidak cukup bodoh untuk mempercayai pendapatmu tanpa mengonfirmasi terlebih dahulu dengan Reiss-dono." Duke Arbor menggelengkan kepalanya, tanpa memperlihatkan emosi apapun.
Apakah Arbor benar-benar tidak sadar atau hanya pura-pura tidak tahu tidak pasti. Mereka tidak memiliki cara untuk mengkonfirmasi kebenaran. Namun, hanya bisa menyaksikan reaksi Duke Arbor secara langsung sudah merupakan keberuntungan bagi Christina dan Francois.
"Begitu ya.... Kalau begitu, mari kita kembali ke topik yang sedang dibahas. Aku mengerti bagaimana perasaan kedua belah pihak tentang situasi ini mengenai Kerajaan mereka, namun tidak ada kesepakatan yang dapat dibuat seperti ini."
Melihat diskusi yang tidak mengarah ke mana-mana, Francois mengarahkan pembicaraan kembali ke topik mediasi.
"Tentu."
"Sangat benar."
"Apa salah satu dari kalian memiliki saran tentang titik kompromi ini?"
"Kami siap untuk membuat konsesi, setelah itu kami berharap mendengar kondisimu untuk memenuhi tuntutan yang tersisa." Kata Christina, mempresentasikan rencana komprominya.
Tuntutan yang pertama kali dibuat oleh Restorasi kepada Kerajaan Beltrum adalah menukar Charles Arbor dengan jaminan status dan keamanan keluarga Count Claire dan semua tokoh yang terkait. Selanjutnya, mereka mengusulkan penggunaan wilayah Claire sebagai zona netral, dengan orang-orang Count Claire bertindak sebagai mediator antara kedua belah pihak...
"Konsesi spesifik apa yang ingin kau buat?"
"Status dan keamanan yang terjamin bagi semua orang yang berhubungan dengan Keluarga Count Claire. Jika kau menerima kondisi ini, kami akan mengembalikan Charles Arbor. Jika kau bersedia untuk menyetujui tuntutan yang tersisa, kami juga akan mengembalikan Sword King, Alfred, atau Light Blade of Judgment."
"Tanggapanmu, Duke Arbor?"
"Kami bersedia menerima kondisi yang dulu apa adanya. Namun, sehubungan dengan kondisi terakhir..."
"Jika kau tidak puas dengan kondisi ini, kami bersedia mengembalikan pedang dan Alfred. Apa kau bersedia menerimanya?"
"Tidak akan."
Christina memberikan konsesi lebih lanjut di hadapan Duke Arbor, namun dia menolaknya dengan tatapan serius.
"Bagian mana dari syarat yang tidak ingin kau terima?"
"Seperti yang sudah aku katakan, pemerintah melihat Restorasi tidak lebih dari pengkhianat. Membuat kesepakatan dengan pijakan yang sama biasanya tidak mungkin dilakukan. Ide negosiasi terus menerus adalah konyol. Membuat zona netral permanen untuk negosiasi semacam itu sama sekali tidak masuk akal."
Bernegosiasi dengan pemberontak tidak terpikirkan oleh Duke Arbor. Dalam istilah bumi modern, pandangannya mirip dengan menolak bernegosiasi dengan teroris.
"Sementara aku bisa mengerti maksudmu, bukankah menghadiri perjanjian ini akan bertentangan dengan hal itu sejak awal?"
"Memang. Itulah mengapa aku ingin menekankan bahwa ini adalah pengecualian yang ekstrem."
"Kalau begitu, apa kau hanya akan menerima proposal pertama dari Restorasi untuk kembalinya Charles Arbor?"
"Tidak.... Sehubungan dengan proposal kedua, kami bersedia menerima syarat bahwa orang-orang Count Claire digunakan sebagai pembawa pesan antara kedua belah pihak."
Dengan ekspresi yang sangat enggan, Duke Arbor menyarankan untuk berkompromi.
"Kau tidak akan membiarkan seluruh wilayah digunakan sebagai zona netral, tapi kau bersedia membiarkan orang bertindak sebagai utusan netral?"
"Itulah yang aku katakan."
"Apa kau mengubah penggunaan kata 'mediator' oleh Putri Christina menjadi 'utusan' untuk tujuan tertentu?"
"Kami tidak berniat bernegosiasi dengan pemberontak. Satu-satunya kata yang akan kami terima dari Restorsasi adalah kata menyerah."
"Aku mengerti."
Francois menerimanya dengan senyum masam.
Kedengarannya seperti permainan kata belaka, namun sebagai kolektif yang membangun masyarakat, mereka tidak dapat mengabaikan dalih semacam itu. Hanya dengan dalih dan tujuan, sekelompok individu yang tersebar dapat bekerja sama menuju suatu tujuan.
Misalnya, di medan perang, utusan sering dikirim ke markas musuh sebelum dimulainya perang. Tapi tidak akan pernah ada zona netral yang dipasang di antara kedua pangkalan itu. Jika zona netral ditempatkan di tengah medan perang, pasukan yang berkumpul untuk bertempur berpotensi terombang-ambing untuk mempertanyakan titik pertempuran sejak awal, yang akan berdampak besar pada moral.
Dengan Kerajaan Beltrum setuju bahwa Restorasi adalah pemberontak, penting bagi mereka untuk tetap memperlakukan mereka seperti itu. Jika mereka menyatakan wilayah Count Claire sebagai zona netral, mereka akan kehilangan pembenaran bahwa Restorasi adalah kelompok pemberontak yang perlu dihancurkan.
Satu-satunya peran yang bisa mereka izinkan sebagai area abu-abu adalah seorang pembawa pesan.
[ Kudengar dia awalnya seorang bangsawan militer, tapi sepertinya dia juga memiliki kepala yang pintar. Dia memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana menangani politik.
Meskipun dia diberkati dengan keadaan yang baik, dia tampaknya memiliki kemampuan untuk menjatuhkan Duke Huguenot sejak awal. ]
Francois menilai Duke Arbor sebagai laki-laki yang licik namun brilian.
"Aku memahami proposal alternatif Duke Arbor, namun itu akan membutuhkan kompromi di pihak Restorasi. Apa pendapatmu, Putri Christina?"
Francois mengarahkan subjek ke Christina Beltrum untuk melihat bagaimana Putri remaja itu akan bereaksi terhadap Duke yang begitu licik.
"Kami bersedia menerima proposal ini dengan imbalan kondisi yang berbeda."
"Dan syarat itu adalah?"
"Untuk melarang perluasan ruang lingkup hukuman karena alasan yang tidak jelas seperti tanggung jawab bersama, dan untuk melarang pembersihan politik dilakukan atas perbuatan yang belum dilakukan sehubungan dengan konflik antara Restorasi dan pemerintahan utama Beltrum. Menyakiti setiap warga Kerajaan juga akan dilarang. Aku ingin meminta ini sebagai kesepakatan."
Kata Christina, mempresentasikan kondisi barunya.
"Apa kau menyiratkan bahwa kami melakukan pembersihan politik tanpa pandang bulu...?"
Duke Arbor bertanya dengan senyum berani.
"Aku tidak ingin mempercayainya, namun pemicu yang memisahkan Restorasi dari Beltrum adalah awal dari pembersihan politik. Ada gerakan untuk mengecam dan mengkritik keras siapa yang harus disalahkan atas pangkalan yang hilang dari Kekaisaran Proxia. Apa aku salah?"
"Pangkalan penting untuk pertahanan Kerajaan direbut. Kerajaan terguncang oleh ketakutan bahwa pasukan Kekaisaran Proxia akan menyerang dalam satu gerakan. Wajar jika pihak yang bertanggung jawab disalahkan atas kelalaian dalam melindungi Kerajaan dari bahaya kekaisaran."
"Itu benar. Tapi ruang lingkup kesalahan alami yang kau bicarakan terlalu luas di mataku. Tidak ada alasan logis untuk menghukum Keluarga semua orang di faksi Duke Huguenot. Beberapa diturunkan pangkatnya, yang lain kehilangan posisinya sama sekali, dan siapa pun yang memprotes dituduh memberontak dan dipenjara. Bahkan aku ditempatkan sebagai tahanan rumah di Kastil."
"Kalimat tahanan rumah itu berlebihan. Tindakan itu adalah pengukuran untuk membuatmu tetap aman, Yang Mulia. Ada banyak kritik terhadap Keluarga Kerajaan pada waktu itu. Selain itu, ada anggota faksi Huguenot yang masih bekerja di Kerajaan hingga saat ini."
"Apa kau mengacu pada bagaimana mereka yang berpindah pihak ke faksimu tagar terhindar dari pembersihan?"
"Tuduhan palsumu semakin berlebihan. Ini benar-benar menyedihkan."
"Kedengarannya seperti masalah pendapat. Tapi aku tidak punya niat untuk berdebat tentang hal itu sekarang. Bagaimanapun, Restorasi dan pemerintahan utama Beltrum adalah bagian dari Kerajaan yang sama. Kita mungkin berada di faksi yang berlawanan sekarang, tapi kita berdua memiliki Keluarga dan kenalan di sisi lain. Apa kau akan mengakuinya sebagai fakta?"
"Kurasa aku tidak punya cara untuk menyangkalnya."
"Maka mungkin kau bisa membayangkan ketakutan kenalan seseorang dihukum hanya karena berada di faksi yang berlawanan. Ada juga yang takut teman dan keluarganya disandera." Kata Christina menyampaikan argumentasinya yang masuk akal.
"Kami tidak punya niat melakukan hal seperti itu."
"Aku juga tidak. Tapi tidak ada jaminan bahwa setiap orang dalam organisasi merasakan hal yang sama. Jika konflik kita berkepanjangan, tuntutan untuk pembersihan lebih lanjut mungkin muncul dari dalam organisasi. Suara-suara yang mendukung gerakan semacam itu mungkin muncul. Alasan biadab seperti 'memiliki Keluarga di pihak musuh adalah kejahatan' dapat dikemukakan. Bisakah kau menyangkal kemungkinan itu?"
"Aku tidak akan menyangkalnya, tapi bukankah hipotetismu agak berlebihan?"
"Itu menang benar. Karena aku sedang mempertimbangkan kemungkinannya."
Christina memiringkan kepalanya bertanya-tanya.
"Jika salah satu dari kita memulai pembersihan, hal itu bisa memicu kontes balas dendam. Hal itu juga akan menurunkan moral organisasi. Hal itu bisa sangat merusak masa depan Kerajaan. Tak satu pun dari kita yang menginginkan itu, kan?"
[ Pembicaraan murahan seperti ini.... ]
Pikir Duke Arbor dengan muak.
Memang, pernyataan Christina murni basa-basi. Namun, hal itu bukan hanya pemikiran idealis. Pernyataannya itu adalah argumen yang masuk akal yang memperhitungkan realitas dengan cermat, menjadikannya kemungkinan yang sebenarnya.
Mudah untuk mengabaikan basa-basi belaka sebagai idealisme yang tidak realistis, namun lain halnya jika basa-basi itu adalah argumen yang masuk akal berdasarkan kenyataan.
"Memang, hal itu tidak diinginkan."
Jadi, Duke Arbor juga tidak dapat menyangkalnya. Pembahasan itu tidak berputar di sekitar basa-basi. Hal itu adalah sanggahan yang langsung muncul di benaknya, namun meskipun argumennya adil, kedengarannya tidak bagus. Menerapkannya pada percakapan saat ini akan agak kotor, jadi mungkin saja tidak ada yang setuju dengannya. Dia tidak punya pilihan selain menahan kesunyiannya.
Tidak ada aturan untuk perjuangan internal. Sandera, pembersihan, pembunuhan — segala cara yang mungkin digunakan untuk mendapatkan kemenangan.
Hal itu akan menjadi cerita yang berbeda jika fakta bahwa sejarah ditulis oleh para pemenang dapat ditutup-tutupi dengan cara untuk mendapatkan persetujuan masyarakat umum, tapi sayangnya.....
"Aku senang kau mengerti. Dalam hal ini, apa kau akan setuju dengan kondisi tersebut? Kedua organisasi kita akan melarang tindakan pembersihan biadab. Kita juga akan melarang segala kerusakan yang dilakukan terhadap warga Kerajaan."
Christina tersenyum pada Duke Arbor dengan ramah, seolah mewujudkan yang dia harapkan.
"Tentu saja."
Meskipun mendecakkan lidah di kepalanya, Duke Arbor mengangguk dengan sungguh-sungguh. Fakta bahwa Christina mengemukakan basa-basi sebagai kesepakatan adalah bukti betapa dia terganggu oleh Restorasi yang dicap sebagai pemberontak oleh faksi yang lebih kuat. Itulah mengapa penting baginya untuk memberikan citra bersih pada organisasi. Namun, meskipun dia mengetahui hal ini, Duke Arbor tidak punya pilihan selain menyetujui persyaratannya. Itu benar-benar menyebalkan baginya.
[ Penanganan yang luar biasa. ]
Melihat seberapa baiknya Christina telah memimpin Duke Arbor untuk mengangguk membuat Duke Huguenot merasa lega. Putri Pertama yang berbakat benar-benar bisa diandalkan. Satu-satunya masalah adalah dia sedikit terlalu berbakat.
Saat ini, yang harus Huguenot lakukan hanyalah duduk di sana. Hampir tidak ada kesempatan baginya untuk berbicara. Jika Flora di sampingnya, Duke Huguenot akan menghadapi Duke Arbor atas namanya, tapi hal itu tidak perlu jika ada Christina. Dia tidak memiliki keluhan tentang itu kali ini, namun tidak dibutuhkan di setiap negosiasi di masa depan dapat menimbulkan beberapa masalah.
"Kemudian, untuk meringkas pertemuan ini sampai sekarang. Pertama, Kerajaan Beltrum akan menjamin status dan keamanan semua tokoh yang terkait dengan Keluarga Count Claire. Sebagai gantinya, Restorasi akan mengembalikan Charles Arbor. Kedua, orang-orang dari keluarga Count Claire akan bertindak sebagai pembawa pesan antara kedua pihak mulai sekarang. Kedua belah pihak akan dilarang melakukan pembersihan sembarangan sehubungan dengan konflik antara Restorasi dan pemerintahan utama Beltrum. Kedua belah pihak dilarang merugikan warga Kerajaan. Sebagai gantinya, Restorasi akan mengembalikan Light Blade of Judgment atau Sword King – Alfred Emerle. Hal tersebut menyimpulkan ringkasan ini. Jika tidak ada pihak yang memiliki klaim tambahan, kita akan melanjutkan ke penyusunan perjanjian....." Francois melihat ke sekeliling pada pihak-pihak terkait.
"Kami tidak memiliki klaim lebih lanjut untuk dibuat, namun ada satu hal yang ingin aku konfirmasi. Karena hal ini menyangkut Keluarga Count Claire, aku ingin meminta pendapat Count Claire tentang terpilih dia untuk peran utusan."
Kata Christina, menatap ayah Celia, Roland.
"Bagaimana, Count Claire?"
"Sebagai seorang bangsawan, aku siap melakukan apapun demi masa depan Kerajaan. Aku akan menjalankan tugas itu dengan bangga."
Roland meletakkan tangannya di dadanya dan menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Apa ada hal lain lagi darimu, Duke Arbor?"
"Aku ingin meminta kembalinya Light Blade of Judgment dan Alfred Emerle jika memungkinkan, tapi....."
"Kau hanya bisa memilih satu. Kecuali kau memiliki hal lain untuk ditawarkan, maka kita dapat mempertimbangkannya lagi."
Duke Arbor mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan keduanya, namun Christina tentu saja tidak punya alasan untuk menyerah tanpa tawaran alternatif.
"Kalau begitu aku meminta kembalinya Light Blade of Judgment."
Duke Arbor dengan mudah memilih pedang itu.
"Aku juga ingin meminta kembali regalia yang diyakini telah dicuri oleh Putri Christina. Faktanya, ini adalah permintaan yang paling penting."
"Bolehkah aku menanyakan mengapa menurutmu kalau aku mencurinya?" Christina bertanya, memiringkan kepalanya dengan bingung.
"Apa kau pura-pura tidak tahu? Regalia yang digunakan untuk upacara suksesi ditemukan hilang segera setelah kau melarikan diri dari ibukota."
"Aku tidak perlu berpura-pura tidak tahu, karena aku benar-benar tidak tahu apa yang kau maksud. Aku tidak mencurinya."
Regalia adalah simbol otoritas Kerajaan — Harta nasional yang hanya dimiliki oleh raja. Kepemilikan regalia adalah bukti raja, menjadikan warisan regalia dari raja sebelumnya sebagai prasyarat untuk penerus tahta.
"Regalia itu disimpan di gudang harta di dalam kediaman raja. Hanya keluarga langsung dari raja yang boleh memasuki tempat itu. Satu-satunya orang yang mengetahui lokasi kunci lemari besi adalah raja, ratu, dan baris pertama penerus tahta. Kuncinya sudah dipastikan hilang. Siapa lagi yang bisa mencurinya selain kau?" Duke Arbor mengerutkan alisnya dan menatap tajam ke arah Christina.
"Entahlah?"
Christina dengan berani memiringkan kepalanya lagi.
"Y-Yang Mulia juga mengatakan hal ini setelah menghilang regalia itu menghilang — bahwa satu-satunya yang bisa mengambilnya adalah dirimu."
"Kalau begitu, terserah ayahku untuk menilaiku. Bahkan jika aku telah mencuri regalia itu, satu-satunya yang bisa menilaiku adalah raja. Kau bisa bersikeras bahwa akulah yang mencuri semua yang kau inginkan, namun kata-katamu tidak memiliki kekuatan."
"Seperti yang aku nyatakan sebelumnya, sebagai perdana menteri, aku telah diberikan semua otoritas raja sehubungan dengan negosiasi ini. Jadi, kau dapat menganggap kata-kataku sebagai kata-kata Yang Mulia sendiri."
"Tidak peduli apa yang kau klaim, aku menolak untuk percaya kau berbicara atas nama ayahku. Aku hanya akan percaya kata-kata langsung dari Ayah. Karena sama seperti bagaimana kau menganggapku sebagai pemberontak, aku juga menganggapmu sebagai pemberontak."
"Itu pandangan yang cukup menghina."
Duke Arbor mengerutkan keningnys karena tidak setuju.
Daripada memilih untuk tidak menyembunyikan emosinya, tampaknya dia tidak bisa menyembunyikannya. Ekspresinya itu adalah tampilan emosi terbesar di wajahnya hari ini.
"Jika kau ingin menilaiku karena mencuri regalia, kau harus mempersiapkan kesempatan bagi ayah untuk menilaiku secara langsung. Aku bersedia bertemu dengannya kapan saja. Jika ayahku langsung menangani masalah ini, aku, Christina Beltrum, bersumpah untuk menghadapinya tanpa lari atau bersembunyi." Kata Christina dengan bangga, berbicara dengan sikap seorang ratu.
Terombang-ambing karena tekanan dari tanggapan Christina, Duke Arbor menelan kata-katanya dengan pandangan tegas.
"Hmph....."
[ Dia tampak lebih seperti seorang ratu daripada seorang putri di masa remajanya. ]
Francois juga terkesan dengan martabat yang ditunjukkan Christina.
Selain itu, dia berbicara kepada Duke Arbor.
"Tanpa bukti bahwa Putri Christina mencuri regalia itu, pertanyaan lebih lanjut tidak akan ada gunanya bagimu, Duke Arbor. Ini hanya akan berpindah ke masalah yang Putri Beltrum katakan. Mempertimbangkan bagaimana kau menunda topik regalia sampai akhir, aku yakin kau sendiri sangat menyadari hal ini."
"Baiklah. Aku akan menarik diri dari masalah ini untuk hari ini. Namun, jangan lupakan pernyataanku hari ini. Jika diketahui bahwa kaulah yang mencuri regalia, kau tidak akan punya alasan. Bukan hanya kau, namun seluruh Restorasi akan kena dampaknya."
Mencuri regalia raja adalah tindakan pengkhianatan murni. Duke Arbor memastikan untuk menekankan hal tersebut sebagai ancaman terakhir bagi Christina.
"Aku tahu itu."
Christina mengangguk dengan ekspresi dingin.
"Jika kedua belah pihak telah membuat klaim mereka, kita sekarang akan beralih ke penyusunan perjanjian. Bicaralah sekarang jika kalian memiliki permintaan lain tentang kata-kata dalam dokumen tersebut."
Oleh karena itu, meski keretakan antara kedua belah pihak semakin parah, mereka dapat mencapai kesepakatan. Penyusunan perjanjian memakan waktu beberapa jam berikutnya, hingga malam hari sebelum artikel resmi selesai.
◇◇◇◇
Keesokan harinya, saat siang hari, orang yang sama berkumpul di ruangan yang sama di wisma asing seperti kemarin, saling berhadapan di seberang meja.
Satu-satunya perbedaan dari kemarin adalah kehadiran sandera yang akan dikembalikan oleh Christina: Charles Arbor.
"..........."
Ayahnya, Duke Arbor, memelototinya, membuat Charles terlihat sangat tidak nyaman. Dia mungkin merasa seperti sedang berdiri di atas ranjang paku.
"Kami sekarang akan mengadakan penandatanganan perjanjian. Kontrak asli ada di tanganmu— aku jamin kedua dokumen berisi teks yang sama. Setelah kontrak ditandatangani, kalian berdua akan menyimpan salinannya masing-masing, sementara yang lain akan disimpan di Kerajaan Galarc sebagai salinan saksi. Apa kalian berdua sejauh ini ada keberatan?"
Kata Francois, salinan asli perjanjian ada di tangannya.
Kontrak yang sama dengan teks yang sama dipegang oleh Christina dan Duke Arbor.
"Tidak ada."
"Tidak ada keberatan di sini."
Duke Arbor dan Christina sama-sama mengangguk.
"Setelah penandatanganan kontrak, kedua belah pihak akan terikat dengan perjanjian ini. Melanggar kontrak akan sama dengan menodai wajah Kerajaan Galarc dan diriku sendiri. Pastikan kalian menandatangani dengan pengetahuan itu. Sekarang....."
Dengan itu, Francois menulis tanda tangannya di kontrak di hadapannya. Mereka sudah mengkonfirmasi teks perjanjian kemarin, jadi tidak perlu membacanya lagi. Christina dan Duke Arbor melanjutkan untuk menandatangani bagian mereka juga.
Begitu mereka selesai dengan kontrak di tangan mereka, mereka meneruskannya ke orang berikutnya dan menandatangani kontrak baru yang mereka berikan. Jadi, setelah semua kontrak ditandatangani dengan tiga nama, perjanjian itu disegel. Ketiga kontrak tersebut untuk sementara dikumpulkan oleh Francois.
"Dengan ini, kesepakatan telah diselesaikan. Pertama, mari kita buat Restorasi mengembalikan sandera."
Setelah Francois mengonfirmasi ketiga dokumen telah ditandatangani, dia mengumumkan bahwa kesepakatan telah tercapai. Dia kemudian meminta Restorasi memenuhi persyaratan mereka.
"Vanessa."
"Segera!"
Christina melirik Vanessa, yang berdiri di belakangnya, memberinya perintah dengan matanya. Vanessa segera melepaskan borgol itu dari Charles.
"Lanjutkan."
"Baik....."
Charles, sekarang dibebaskan, berjalan ke belakang tempat duduk Duke Arbor.
"Tolol."
Kata Duke Arbor dengan suara rendah.
"Maafkan aku....."
Kata Charles dengan ekspresi malu.
"Seperti yang telah diberitahukan sebelumnya, Light Blade of Judgment saat ini disimpan dengan aman di Rodania. Count Claire akan menjadi utusan dan menemani kita di sana, lalu mengembalikannya ke pemerintahan utama Beltrum. Jika Count Claire bisa datang ke sini, kita akan memberitahumu tentang rencana kita yang akan datang."
Kata Christina, memanggil Roland.
"Dipahami."
Roland menundukkan kepalanya dengan hormat, bergerak untuk berdiri bersama anggota Restorasi. Dia berhenti di samping putri kesayangannya, Celia.
"............."
Celia melirik ayahnya sekilas. Roland menatapnya dengan senyum lembut. Ayahnya, yang telah lama berpisah dengannya, berada tepat di sampingnya.
Celia hampir meneteskan air mata, namun penandatanganan perjanjian belum berakhir. Dia menahan air matanya dengan sekuat tenaga.
"Ini menyimpulkan penandatanganan perjanjian tersebut. Jika kalian tidak punya apa-apa lagi untuk didiskusikan, kalian boleh bubar."
Merasakan suasana ruangan, Francois mengumumkan penyelesaian masalah.
"Kami akan kembali ke Kerajaan."
Duke Arbor segera berdiri dan pergi dengan ketidakpuasan yang jelas. Charles dan teman-temannya yang lain bergegas mengejarnya. Karena hal itu, meninggalkan anggota Restorasi dan Kerajaan Galarc di dalam ruangan.
"Terima kasih banyak, Putri Christina."
Kata Celia terlebih dahulu sambil menundukkan kepalanya kepada Christina. Roland juga menundukkan kepalanya dalam diam.
"Aku belum melakukan apapun untuk menjamin rasa terima kasihmu. Kita akan segera berangkat, tapi tolong nikmati waktu kalian sebagai keluarga sampai Count harus kembali dengan Light Blade of Judgment."
Meski mengatakan itu, Christina sebenarnya sudah menyiapkan hadiah waktu untuk Celia dan Roland menikmati reuni mereka.
Lagipula, dia mengharapkan Light Blade of Judgment menjadi salah satu subjek yang muncul dalam negosiasi. Namun dia lupa membawa pedang itu bersama Charles dan Alfred ke Kerajaan Galarc.
Alasan mengapa dia meninggalkan Light Blade of Judgment di Rodania adalah karena dia berencana menunjuk Roland untuk mengambilnya, memberi Celia dan Roland lebih banyak waktu untuk bersama.
"Hahaha. Bagaimana dengan pelukan untuk merayakannya, Celia kecilku?"
"Tidak! Tidak saat semuanya sedang menonton."
Celia menolaknya dengan air mata bahagia di matanya.
Melihat mantan gurunya bersuka cita dengan begitu bahagia membuat Christina berharap bisa tetap menjaga senyumnya itu. Namun.....
[ Dengan ini, risiko terburuk di masa depan harus dihindari. Kondisinya telah terpenuhi. Yang tersisa hanyalah menemukan waktu yang tepat untuk menggunakan regalia..... ]
Meskipun Christina menatap Celia, dia juga menatap para bangsawan Kerajaan pada saat yang sama.
Membayangkan masa depan.
Namun, ada hal-hal yang bahkan tidak bisa diramalkan oleh Putri pintar itu. Dan bahkan jika dia bisa meramalkannya, ada hal-hal yang tidak bisa dia tangani.
Waktu bagi Christina untuk menyadari hal itu sudah hampir dekat.
◇◇◇◇
Sementara itu, kelompok yang dipimpin oleh Duke Arbor telah meninggalkan Kastil Galarc, menaiki kapal udara sihir yang berlabuh di danau ibukota.
Dengan perintah kepada kru untuk berangkat segera setelah persiapan selesai, Duke Arbor membawa Charles ke kabin. Di sana, Charles bertemu dengan sosok yang tak terduga.
"Lama tidak bertemu, Charles-sama."
"Reiss-dono....."
Di dalam kabin ada duta Kekaisaran Proxia, Reiss. Duduk di kursi, dia menyambut ayah dan anak Arbor itu dengan seringai. Bersama dengan.....
[ Siapa bocah ini? Dia punya rambut berwarna hitam... ]
Ada seorang anak laki-laki yang duduk di samping Reiss yang masih memiliki sisa kemudaan di wajahnya.
Rambutnya berwarna hitam, yang menimbulkan pertanyaan. Namun.....
"Charles-sama, kau benar-benar telah melalui banyak hal. Tapi aku senang melihatmu dalam keadaan sehat."
Reiss berdiri dan memberi selamat kepada Charles atas kepulangannya tanpa memperkenalkan bocah berambut hitam itu.
"Y-Ya, aku minta maaf telah membuatmu khawatir...."
"Rumor itu akan sangat buruk jika putramu disandera. Bukankah bagus kau bisa memenuhi tujuan minimum, Duke Arbor?"
"Aku minta maaf atas masalah yang disebabkan oleh putra bodohku."
Duke Arbor mendengus tidak senang saat dia duduk dengan berat di kursi bagus di dalam kabin.
"Tidak sama sekali, itu di luar kendalimu. Lawannya hanyalah kasus yang sangat tidak biasa. Charles-sama tidak bisa disalahkan."
Kata Reiss sambil duduk dengan tenang
Duke Arbor mengerutkan alisnya karena curiga.
"Kasus yang tidak biasa?"
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Daripada memikirkan masa lalu, mari kita fokus memikirkan masa depan."
"Mengenai regalia, Putri cerdik itu berpura-pura tidak tahu sampai akhir. Tidak diragukan lagi dia memilikinya sendiri atau menyimpannya di Rodania....."
Mengingat percakapannya dengan Christina, Duke Arbor mengerutkan keningnya bahkan lebih tidak puas. Charles tidak dapat mengikuti percakapan mereka, karena dia baru saja kembali dari kurungan...
"Sekarang Charles-sama telah kembali, opsi mana pun dapat ditangani. Ah? Ada apa, Charles-sama? Kau tampak agak bingung berdiri di sana."
"T-Tidak, aku hanya bertanya-tanya mengapa kau bisa ada di sini....."
"Itu karena..... Ah, lebih baik kau bertanya kepada ayahmu saja."
"Kita sekarang akan melanjutkan untuk menyerang Rodania."
Penggerebekan segera setelah perjanjian ditandatangani. Apa yang keluar dari mulut Duke Arbor adalah ikhtisar dari operasi yang sangat berani.