The Dragon’s Disciple – Chapter 5 : 「Di Kerajaan Galarc」
Tiga hari telah berlalu sejak pertarungan Erica dan Rio terjadi. Setiap orang yang pergi ke wilayah Duke Gregory kini telah kembali ke ibukota Kerajaan Galarc.
Saat itu, pada sore hari, dan Raja Francois diundang oleh Charlotte ke Mansion yang sebelumnya diberikan kepada Rio. Tujuan kunjungannya adalah untuk berdiskusi dengan Satsuki, Celia, dan yang lainnya berkumpul di ruang makan.
Selain Francois dan Charlotte, para peserta yang hadir lainnya adalah Satsuki, Miharu, Celia, Latifa, Sara, Orphia, Alma, Gouki, dan Kayoko. Liselotte juga diundang, begitu juga Masato dan Lilianna.
Yang memimpin pertemuan itu adalah Charlotte.
"Sejak kita kembali ke ibukota, aku telah menyelidiki rasa kehilangan dan ketidaknyamanan yang aneh yang mengganggu kita semua." Katanya.
"Hasilnya, aku menemukan berbagai hal yang memberikan jawaban, dan berbagai hal juga yang menimbulkan lebih banyak pertanyaan. Hari ini, aku ingin mendiskusikan hal-hal ini dengan semuanya dan mendengar pendapat kalian, itulah sebabnya, aku mengundang ayah dan mengatur pertemuan ini."
"Permisi."
Putri Pertama Lilianna dari Kerajaan Centostella mengangkat tangannya untuk meminta izin berbicara.
"Ya?"
"Apa hal ini sesuatu yang harus aku ketahui?"
Merasakan bahwa mereka akan menyentuh rahasia merepotkan Kerajaan asing ini, Lilianna mencari beberapa klarifikasi yang diperlukan. Jika mereka terus berbicara di hadapannya setelah klarifikasi ini, maka dia tidak dapat dianggap bertanggung jawab untuk mengetahui rahasia mereka.
"Ya. Apa kamu ingat perjamuan di mana Satsuki-sama terungkap ke publik? Aku ingin meminta pendapatmu tentang acara itu juga."
"Aku mengerti. Dalam hal ini, aku akan tetap tinggal."
"Baiklah, mari kita langsung ke pembahasan utama."
Charlotte membentangkan selembar kertas di atas meja di depannya. Mereka yang duduk lebih jauh tidak dapat melihat teksnya, namun semua pandangan mereka terfokus kepada lembaran itu.
"Untuk apa kertas itu, Char-chan?"
Satsuki bertanya-tanya, mengintip teks itu.
"Kertas ini adalah arsip nasional Kerajaan Galarc. Atau lebih tepatnya, drafnya."
"Arsip nasional?" Masato, Satsuki, dan Miharu semuanya tampak bingung dengan istilah asing itu.
Charlotte memberi mereka penjelasan singkat tentang topik itu.
"Arsip nasional adalah catatan resmi sejarah Kerajaan. Arsip ini biasanya disusun oleh seorang pejabat yang berspesialisasi dalam perincian sejarah dan ditulis oleh seorang sekretaris, namun keputusan akhir tentang apa yang dicatat ada di tangan raja. Ada saat-saat di mana raja secara pribadi menulis draf arsip nasional."
"Jadi, apa yang salah dengan arsipnya?"
Satsuki bertanya.
"Kertas ini berisi peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum pertarungan yang terjadi baru-baru ini. Kejadian itu ditulis sebelum keberangkatan kami atas permintaan resmi ayah, seperti yang terlihat dari tanda stempel Kerajaan."
"Apa yang tertulis di dalamnya.....?"
"Singkatnya, Kerajaan kami diserang oleh Republik Demokratik Suci Erica, yang merebut ibukota wilayah Duke Gregory. Pemimpin bangsa ini adalah salah satu hero terpilih — Saint yang memproklamirkan dirinya dengan nama Erica. Dengan dukungan Satsuki-sama, Kerajaan kami mengirim pasukan untuk merebut kembali kota. Sebagai raja, ayah harus memimpin pasukan. Itulah intinya."
"Dukunganku...?" Satsuki berkedip dengan bingung. Dia tidak ingat memberikan dukungan seperti itu.
"Ya. Dengan kata lain, Kerajaan kami baru saja mengalami pertarungan dengan bangsa yang dipimpin oleh hero lain. Karena kami menentang seorang hero, kami mencari dukungan dari hero Kerajaan kami sendiri sebelum berperang. Itulah mengapa Satsuki-sama pergi jauh-jauh ke medan perang. Semua orang di sini ikut menemaninya. Hal ini tampaknya merupakan urutan kejadian yang lengkap." Kata Charlotte, menjelaskan berbagai hal dalam urutan kronologis.
"Benar.... Karena itu menuju ke medan perang....."
Satsuki melihat sekeliling ke wajah semuanya dengan ekspresi tidak pasti. Mereka semua memiliki ekspresi yang mirip dengannya, karena mereka semua ingat pergi ke Greille atas kehendak mereka sendiri.
"Sepertinya pemahaman semuanya tentang situasi ini sama. Kita tidak dapat mengingat bahwa musuh kita adalah seorang hero. Kita bahkan tidak ingat namanya. Bahkan sekarang, hero bernama Erica tidak muncul di mana pun. Apa hal ini benar?"
Charlotte menanyai kelompok itu secara luas. Semua orang mengangguk dengan ekspresi bingung.
"Ini teka-teki. Ayah berkata dia tidak ingat pernah memesan draf seperti itu untuk ditulis oleh sekretaris. Sekretaris juga tidak ingat menerima perintah seperti itu dari Ayah. Padahal draft arsip nasional ini ada. Stempel resmi Ayah ada di sana, dan situasi yang dihadapi mendukung isi draf tersebut." Charlotte tersenyum seolah dia sedang menikmati dirinya sendiri.
"Ada teka-teki lain juga. Tentara Republik Demokratik Suci Erica ditangkap dan diinterogasi, namun mereka mengaku tidak mengingat siapa pun yang bernama Erica."
Apakah hal seperti itu mungkin terjadi? Namun Charlotte menanyai kelompok itu dengan nada ceria.
"Sebagai catatan, Republik Demokrasi Suci Erica adalah negara kecil yang baru saja didirikan. Terus terang, mereka tidak memiliki nilai sebagai bangsa. Kekuatan yang menyerang Greille terdiri dari sang hero dan sembilan lainnya. Tak satu pun dari sembilan orang itu memiliki kemampuan yang bisa dibandingkan dengan seorang Ksatria — mereka pada dasarnya adalah mantan petualang. Jadi, aku ingin mengarahkan pertanyaan ini ke Gouki: Apa mungkin sekelompok orang seperti itu merebut seluruh kota yang diperintah oleh Duke Kerajaan kami?"
"Tidak, hal itu tidak mungkin. Dibutuhkan setidaknya satu orang dengan kemampuan luar biasa untuk melakukan hal seperti itu."
Tanpa satu pun dari mereka, mereka akan gagal saat mereka mencoba merebut kota. Kecuali jika mereka berhasil menciptakan situasi penyanderaan, mereka akan dikepung oleh penjaga kota dan langsung ditekan.
"Terima kasih sudah menjawab. Kalau begitu, hero bernama Erica inilah yang tampaknya tidak diketahui siapa pun di sini, pastilah orang yang merebut kota. Apa kalian setuju bahwa hal ini adalah cara berpikir yang paling logis?" Charlotte bertanya dengan riang.
"Astaga, tidak masalah menikmatinya secara terbuka."
Kata Francois mengerutu sambil menghela napasnya.
"Tapi ini sangat membingungkan! Apa sebenarnya yang telah kita semua lupakan? Aku hanya ingin tahu jawabannya."
"Aku setuju dengan keinginan untuk mengetahui jawabannya. Bagaimana bisa aku memperbarui arsip nasional dengan peristiwa yang tidak dapat aku ingat?"
Meskipun itu bukan satu-satunya masalah yang dihadapi, sebagai raja, hal itu adalah sumber utama kesengsaraan bagi Francois.
"Ada hal lain juga yang kita lewatkan."
Lanjut Charlotte.
Francois menghela nepasnya pada suasana hati Charlotte yang baik.
"Baiklah. Lanjutkan."
"Baik. Setelah membaca semua yang bisa aku dapatkan, aku menyadari bahwa ada satu orang lagi yang tidak kita ingat. Dan aku yakin orang itu berhubungan sangat dekat dengan kita."
"Siapa itu...?" Satsuki bertanya.
"Pemilik Mansion ini. Ayah dan aku yakin kami telah menyiapkan Mansion ini sebagai tempat tinggal untuk teman-teman Satsuki-sama, namun dokumen yang kami miliki mengatakan bahwa tempat ini dianugerahkan kepada seorang ksatria kehormatan tertentu. Catatan pencapaiannya yang kami miliki sangat luar biasa—sebelum aku menyebutkan namanya, aku ingin membaca catatan itu terlebih dahulu. Ini mungkin agak lama, jadi bersabarlah...."
Dengan kata pengantar itu, Charlotte mengeluarkan selembar kertas lagi.
"Menurut catatan ini, orang ini melindungi Miharu-sama dan orang-orang yang dipanggil bersamanya ketika dia pertama kali datang ke dunia ini. Dia memberikan kontribusi besar untuk memukul mundur pasukan monster di Amande. Dia menyelamatkan Liselotte dan Putri Flora, dan menghadiri perjamuan perkenalan Satsuki-sama dengan Liselotte sebagai hasilnya. Dia memberikan kontribusi besar untuk memukul mundur para pemberontak yang menyerbu perjamuan, setelah itu dia diangkat sebagai Ksatria Kehormatan Kerajaan kami. Dia menengahi perselisihan antara Takahisa-sama dan Miharu-sama. Kemudian, terungkap bahwa dia telah mencegah pernikahan politik Celia-sama dengan Charles Arbor atas perintah Putri Christina. Dia membantu pelarian Putri Christina dari Kerajaannya, mengawalnya dengan selamat dari Rumah Keluarga Celia-sama ke Rodania. Sepanjang jalan, dia mengalahkan Alfred Emerle, Ksatria terkuat Kerajaan Beltrum, yang kemudian ditawan bersama Charles Arbor. Dia kemudian menyelamatkan Putri Christina dan Putri Flora, yang diculik oleh Lucius Orgueil, komandan dari Celestial Lion. Akhirnya, dikatakan dia menyelamatkan Liselotte, yang diculik ke Republik Demokratik Suci Erica oleh hero Erica, membawanya kembali ke Galarc."
Charlotte membaca catatan prestasi orang itu selama beberapa menit.
"Benar-benar sangat hebat."
Ulangnya sambil menghela napas kagum.
".............."
Apa daftarnya terlalu panjang itu bisa dipercaya? Atau apa kurangnya ingatan tentang peristiwa itu terlalu mengejutkan? Daripada keduanya itu, orang-orang yang namanya baru saja disebutkan diam dengan mata melebar karena kaget.
Charlotte menoleh ke mereka masing-masing secara bergiliran.
"Mereka yang namanya baru saja aku bacakan—apa kalian ingat salah satu dari peristiwa ini? Dan apa nama Haruto Amakawa terdengar asing bagi kalian?"
Begitu namanya terungkap, beberapa orang langsung bereaksi dalam ekspresi mereka — yaitu Miharu, Latifa, dan Liselotte. Reaksi Liselotte sangat minim, namun....
"Nama itu, nama orang jepang, bukan....?"
"Nama itu juga mirip dengan nama-nama yang bisa ditemukan di wilayah Yagumo."
Satsuki dan Gouki mengomentari nama itu. Yang lain tidak mengenali nama itu—selain Celia, yang memiringkan kepalanya sambil berpikir.
"Apa nama itu mengingatkan seseustu untukmu, Celia-sama?" Charlotte bertanya. Dia telah mengamati semua orang untuk reaksi mereka.
"Umm..... Aku yakin aku pernah menerima surat dari seseorang dengan nama itu sebelumnya. Dia dipanggil Haruto juga..... Heeh?"
Yang dimaksud Celia adalah surat yang dikirim Rio tak lama setelah meninggalkan Akademi Kerajaan. Dia sebenarnya telah mengirim yang lain saat kembali ke Strahl, namun Celia sudah berada di bawah kendali Duke Arbor pada saat itu, jadi dia tidak pernah menerimanya.
Bagaimanapun, satu surat yang dia terima dari Rio sangat berharga baginya. Dia tidak pernah bisa membuangnya..... Itulah sebabnya dia bisa mengingat wajahnya di kepalanya.
Ketika dia memikirkan wajah itu sebagai wajah Haruto Amakawa, semuanya masuk akal.
Namun, tidak lama setelah semuanya, kabut memenuhi pikirannya. Bayangan di kepalanya kabur dan tersebar, dan dia mendapati dirinya tidak yakin siapa Haruto Amakawa sekali lagi.
"Apa ada masalah?" Charlotte bertanya.
"Tidak, hanya saja aku tidak ingat dari siapa aku menerima surat itu..... Jadi mengapa aku ingat menerima surat itu.....?"
Celia menekankan tangannya ke dahinya, bingung oleh pertanyaan-pertanyaan yang mengalir deras di kepalanya.
"Jika kamu masih memiliki surat itu, aku akan senang jika boleh melihatnya."
"Kurasa aku masih memilikinya... Aku akan mencarinya nanti."
"Silakan lakukan. Dan Miharu-sama."
Miharu tidak menyangka akan dipanggil dan tersentak kaget.
"Heeh? Ya?"
"Ekspresimu barusan menyiratkan bahwa kamu mengenali sesuatu. Apa kami ingin membagikannya?"
"Benar.... Umm, teman masa kecilku memiliki nama yang sama persis dengannya. Nama belakang diutamakan di dunia kami, jadi dia dipanggil dengan Amakawa Haruto."
"Teman masa kecil Miharu-sama, katamu? Amakawa Haruto...."
"Dia ada di dunia asalku, jadi aku yakin itu hanya kebetulan......"
"Apa kamu yakin? Kamu mungkin saja kehilangan ingatan, dan dia bisa saja dipanggil ke dunia ini bersamamu."
"Tapi..... Bahkan sebelum kami datang ke dunia ini, sudah lama sejak kami terakhir bertemu. Kami telah berpisah saat kami masih kecil."
"Saat masa kecil..... Dan apa kamu masih mengingat wajahnya sekarang?"
"Ya." Miharu mengangguk dengan tegas.
"Apa mengingatnya cukup untuk menjamin kalau dia orang yang berbeda dari Ksatria kehormatan ini? Mengabaikan ini sebagai kebetulan terdengar terlalu terburu-buru..... Bagaimana denganmu, Liselotte dan Suzune-sama? Ekspresi kalian berubah saat nama Haruto Amakawa muncul juga."
Charlotte menoleh ke Latifa dan Liselotte.
"Aku seharusnya berharap sebanyak itu."
Liselotte berusaha menyembunyikan reaksinya sebanyak mungkin, jadi dia terkesan dengan mata Charlotte yang tajam. Tapi dia tidak bisa langsung menjawab pertanyaannya, berbalik untuk melihat Latifa di sampingnya.
"Umm..... Aku juga tahu nama Haruto Amakawa...."
Latifa mengakui setelah ragu-ragu.
"Dari mana?"
"Itu......."
Charlotte memiliki pandangan ingin tahu yang kuat di matanya saat dia menanyai Latifa. Tapi Latifa sepertinya enggan menjawabnya. Nama nama itu akrab baginya karena itu melibatkan kehidupan masa lalunya.
Menjawab Charlotte pasti membutuhkan penjelasan bagaimana dia dilahirkan kembali ke dunia ini.
"Izinkan aku untuk menjelaskan."
Liselotte angkat bicara untuk melindungi Latifa.
"Liselotte Onee-chan....?"
"Aku juga mengenali namanya. Nama itu adalah nama seorang mahasiswa yang naik bus bersama kami di kehidupan masa lalu kita, bukan?"
Liselotte berbicara kepada Latifa bukan dalam bahasa Strahl, tapi dalam bahasa jepang. Bahasa itu adalah bahasa asing untuk didengar dari Liselotte, yang mengejutkan Francois dan Charlotte. Mata mereka melebar samar.
"Y-Ya."
"Kalau begitu, serahkan kepadaku."
Liselotte meyakinkannya, lalu menoleh ke dua bangsawan yang hadir.
"Alasan mengapa Suzune dan aku terkejut adalah karena kami tidak menyangka nama itu muncul di sini. Namun, jika kalian ingin aku menjelaskan alasannya, maka aku harus meminta kalian merahasiakan ini, Yang Mulia, Putri Charlotte."
"Baiklah." Francois setuju, mengirim Charlotte mencarinya untuk mengikuti petunjuknya.
Charlotte setuju.
"Aku tidak sabar untuk mendengar apa yang akan dikatakan Liselotte." Tambahnya dengan gembira.
Liselotte menarik napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara.
"Dalam hal metafisika, apa salah satu dari kalian percaya kepada reinkarnasi atau kelahiran kembali? Yaitu, apa kalian percaya manusia dapat memiliki kehidupan masa lalu?"
"Aku percaya. Kedengarannya romantis."
Jawab Charlotte tanpa henti.
"Ini adalah fenomena yang kedengarannya mustahil untuk dibuktikan secara objektif, namun masih ada ruang untuk dipertimbangkan asalkan ada bukti yang tepat." Francois memberikan pendapat reinkarnasi yang lebih realistis sementara cukup fleksibel untuk tidak menyangkalnya sepenuhnya.
Selain itu, fakta bahwa Liselotte mengemukakan hal tersebut secara tiba-tiba mungkin berarti dia memiliki bukti seperti itu. Dia menatapnya untuk mendorongnya untuk melanjutkan.
"Aku khawatir tidak memiliki bukti objektif, tapi Suzune dan aku sama-sama memiliki ingatan tentang kehidupan masa lalu kami."
"Arara." Charlotte berseri-seri senang.
"Ingatan dari kehidupan masa lalu, katamu...."
Ingatan adalah hal yang sepenuhnya subyektif, jadi kesaksian yang diberikan berdasarkan ingatan selalu dipertanyakan keasliannya.
Namun, kesaksian itu di berikan tidak lain oleh Liselotte Cretia. Jika Francois diminta menyebutkan nama wanita bangsawan paling berbakat di Kerajaan, dia akan langsung memberikan namanya tanpa ragu.
"Ini mungkin bukan bukti yang cukup, tapi banyak dari produk Ricca Guild dirancang dari pengetahuan yang kumiliki tentang kehidupan masa laluku."
"Begitukah..... Memang, banyak produk barumu telah menjadi faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan perusahaanmu."
Jika mereka berasal dari pengetahuan dunia lain, maka semuanya masuk akal.
"Aku tetap diam tentang ini sampai sekarang karena aku takut bagaimana orang akan bereaksi terhadap topik seperti itu." Lanjut Liselotte.
"Memang, itu bukan topik untuk dibicarakan secara terbuka."
"Terima kasih, Yang Mulia. Aku akan melanjutkan dengan asumsi bahwa kalian dapat mempercayai ini untuk saat ini. Karena takdir, Suzune dan aku hidup di dunia yang sama dengan Satsuki-sama dan Miharu-sama di kehidupan masa lalu kami. Meskipun kami bukan teman di kehidupan sebelumnya, kami telah mengonfirmasi dengan Miharu bahwa itu memang dunia yang sama dengannya."
Francois, yang mendengarkan dengan rasa tidak percaya sampai saat itu, tidak bisa menyembunyikan keterkejutan di wajahnya.
"Ap....?"
"Umm, aku mendengarnya melalui Miharu, tapi aku yakin kalau itu adalah kebenarannya. Liselotte memiliki ingatan tentang kehidupan di dunia yang sama dengan kami."
"Hmm....."
Satsuki mendukung kesaksian Liselotte. Dengan itu, Francois tidak bisa lagi mendengarkan dengan rasa tidak percaya. Itulah beratnya kata-kata sang hero.
"Suzune dan aku sering naik bus yang sama—yang merupakan alat transportasi seperti kuda dan kereta—di kehidupan kami sebelumnya."
Kata Liselotte, menjelaskan.
"Kami sering mengendarainya, kami bisa mengenali wajah satu sama lain. Dan ada satu lagi penumpang yang sering naik bus itu bersama kami....."