Her Crusade – Chapter 7 : 「Niat Mereka Yang Sebenarnya」

 

"Beraninya mereka.....!"

Kemarahan Duke Gregory bergema di ruang tahta di dalam Kastil.

 

"Tenangkan dirimu, Clement."

Duduk di ruang tahta Kastil Galarc, Francois menghela napasnya. Selain itu, mereka bukan satu-satunya di ruangan itu. Duke Cretia dan para bangsawan Kerajaan lainnya hadir, duduk di dalam ruangan.

 

Selain itu, di sana ada juga Rio, Liselotte, dan Satsuki. Mereka bertiga berdiri di belakang Francois.

 

"Bagaimana kau berharap aku bisa tenang?!"

Duke Gregory menjawab, memamerkan emosinya kepada Raja Francois.

 

"Tanahku—wilayahku diambil! Karena mereka berdua!"

Dia menunjuk ke Rio dan Liselotte dan melotot.

 

"Mengapa kau menyalahkan Haruto dan Liselotte?"

 

"Putri Cretia adalah orang yang memulai konflik dengan Saint yang konyol itu!"

 

"Dan?"

 

"Ap......"

Francois mendorongnya untuk melanjutkan dengan ketidakpedulian. Reaksi itu tidak terduga bagi Duke Gregory, yang wajahnya berkedut.

 

"Dan Amakawa-dono lah yang menginvasi negara Saint itu dan memperburuk situasi! Ah, tapi dia melakukan pekerjaan yang luar biasa menyelamatkan Putri Cretia, bukan? Tidak, dia melakukan pekerjaan setengah-setengah—dan sekarang wilayahku telah diserang! Semua ini karena orang dungu ini!"

Kali ini, Gregory mengkritik Rio dengan keras.

 

"Pertama, kau mengklaim bahwa Liselotte menyebabkan konflik dengan sang Saint, namun hal itu tidak benar. Sang Saint itu bermaksud untuk berselisih dengan Kerajaan kita sejak awal. Kota mana pun yang diperintah oleh orang yang sangat penting akan baik-baik saja dengannya. Dia secara kebetulan menargetkan Amande."

Francois dengan tenang menolak klaim Duke Gregory.

 

"Guh..... Yah, kalau begitu bagaimana dengan Amakawa? Kau sendiri yang mengatakannya, Yang Mulia—bahwa Saint itu kemungkinan besar mati di tangan Amakawa. Apa yang harus kau akan katakan tentang hal itu sekarang? Dia sangat jelas masih hidup, bukan?!"

 

"Aku mengatakannya sesuai dengan fakta dan mayatnya juga tidak ditemukan."

 

"Meski begitu, seharusnya mudah untuk membayangkan kalau Saint itu akan marah dengan penyelamatan Liselotte dan menyebabkan berbagai hal. Itulah sebabnya, orang ini seharusnya menyelesaikan semuanya dengan benar! Orang ini benar-benar mengacaukan banyak hal dengan ketidakmampuannya!"

 

"Kau tampaknya bersikeras menyalahkan Liselotte dan Haruto untuk hal ini, namun Saint itu menyerang tempat yang sama sekali tidak berhubungan dengan mereka berdua. Menurut klaimmu, bukankah seharusnya dia menargetkan Amande atau Haruto untuk balas dendam? Pertama-tama, kau sepertinya menyalahkan Liselotte karena diserang sejak awal. Apa ini berarti kau juga harus dikritik karena hal itu juga?"

 

"Grr..... Pembicaraan ini hanya berputar-putar."

 

"Haruto berkata kalau dia telah menikam jantung Saint itu. Dia memastikan denyut nadinya telah berhenti. Apa kau menganggap hal itu sebagai tugas yang setengah-setengah?"

Karena putus asa, Duke Gregory mengungkapkan ketidakpercayaannya kepada Rio dengan kebencian yang luar biasa.

 

"Apa dia benar-benar menikam jantung Saint itu? Bagaimana kau tahu kalau dia tidak berbohong?"

 

"Dia bukan orang yang akan mengatakan kebohongan seperti itu." Jawab Francois tanpa ragu. Itu adalah bukti kepercayaannya yang paling besar kepada Rio.

 

"Kau......"

Mata Duke Gregory melebar sejauh ini, pembuluh darahnya yang merah terancam meledak. Dia menelan kata-katanya, tidak dapat membantah kembali perkataan sang raja, namun semuanya bisa melihat ketidakpuasannya semakin tinggi saat ini.

 

"Masalah yang lebih penting saat ini adalah apa yang harus dilakukan tentang Greille. Mendeklarasikan kota vital Kerajaan kita sebagai bagian Republik Demokratik Suci Erica bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Karena itulah, aku pertama-tama akan mengirim tim untuk mengintai negara bagian kota. Begitu mereka memastikan bahwa Saint itu masih hidup, kita akan berusaha menaklukkannya." Kata Francois.

 

"Ini bukan saatnya untuk bertingkah begitu puas diri!"

Bentak Duke Gregory sekali lagi.

 

"Lupakan tim pengintai dan segera kirim armada kapal udara sihir untuk merebut kembali kota!"

 

"Tidak, kita tidak boleh meremehkan kekuatan Sang Saint. Dari apa yang dijelaskan Haruto, kekuatannya adalah ancaman yang sebenarnya. Jika dia masih hidup, maka tidak bijaksana mengirim pasukan dengan sembarangan."

 

"Divine Beast, bukan? Hmph, aku merasa hal itu harus dipertanyakan karena apa memang benar monster seperti itu ada. Segala sesuatu yang dikatakan orang ini menimbulkan kecurigaan."

Tampaknya Duke Gregory tidak peduli apapun selain ketidakpercayaan atas Rio. Sepertinya dia juga tidak menyukai Rio. Tepatnya, sepertinya dia tidak ingin mempercayainya karena dia tidak menyukainya.

 

"Aku tahu kau tidak menyukai Haruto dan sedang panik sekarang. Namun sementara masalah ini melibatkan wilayahmu, pada saat yang sama hal ini adalah keadaan darurat nasional. Sebagai raja, aku tidak dapat membiarkan perasaan pribadimu memengaruhi penilaianmu dalam masalah ini."

 

Francois lebih suka memberhentikan Duke Gregory dari posisinya, namun segalanya tidak pernah semudah itu.

Meskipun dia adalah raja, ada pengaturan dengan para bangsawan yang bahkan harus dia patuhi. Jika dia ingin mengusir penguasa dari wilayahnya, hal itu harus karena alasan yang jelas dan obyektif seperti kejahatan serius di pihak penguasa.

 

Melanggar pengaturan itu dan memberhentikan seorang penguasa wilayah secara sepihak akan menimbulkan permusuhan dari setiap bangsawan di Kerajaan. Paling buruk, Kerajaan bisa hancur berkeping-keping. Dalam insiden ini, tidak mungkin menggunakan ketidaksukaan Duke Gregory terhadap Rio sebagai alasan obyektif pemecatannya. Yang bisa dibilang......

 

"Aku tidak terlalu membencinya."

Kata Duke Gregory, setelah melepaskan emosinya untuk mendapatkan kembali ketenangannya.

 

"Jika Yang Mulia bersikeras, maka aku akan menghentikan keberatanku. Tapi, maukah kau mempertimbangkan pendapatku dalam dua hal?"

Meskipun Gregory mengangguk setuju, sepertinya dia tidak membuang kebenciannya kepada Rio.

 

"Apa itu?"

 

"Yang pertama adalah tentang tim pengintai. Kau harus meminta seseorang yang akrab dengan geografi kota. Tolong gunakan salah satu bawahanku untuk peran itu."

 

"Itu permintaan yang masuk akal. Namun, personelku juga akan berada di tim itu, jadi ingatlah itu."

Duke Gregory memelototi Rio dengan kesal, mengira dia akan menjadi salah satu dari mereka yang terpilih.

Tapi dia tidak menyuarakan ketidaksetujuannya dengan keras.

 

"Baiklah." Kata Francois, melanjutkan pembicaraan.

 

"Dan setelah Saint itu dikalahkan, tolong kerahkan militer untuk merebut kembali kota secepat mungkin."

Sebagai penguasa suatu wilayah, hal tersebut adalah permintaan masuk akal lainnya. Francois tidak ingin mengirim militer ketika Divine Beast itu bisa muncul, namun tidak mengirimkan bala bantuan tentara pun tidak mungkin. Menolak di sini berpotensi menimbulkan perbedaan pendapat dari setiap penguasa wilayah lain juga.

 

"Tentu. Maka aku memiliki seribu tentara yang bersiaga." Francois memberi jumlah yang bisa dimobilisasi dengan mudah dalam keadaan darurat.

 

"Seribu, katamu.....?"

Kata "mudah" dihilangkan, tapi jelas tersirat.

 

"Aku tidak dapat membayangkan Saint itu akan membawa begitu banyak pasukan bersamanya ke kota. Seribu tentara seharusnya cukup untuk mendapatkan kembali kendali atas kota. Menambah jumlah akan menghasilkan waktu persiapan yang lebih lama juga. Aku ingin menyiapkan semua personel dan persediaan yang diperlukan hari ini, sehingga mereka dapat berangkat untuk menyelesaikan situasi besok."

 

Resolusi yang lebih cepat juga lebih baik untuk Duke Gregory. Selain itu, wilayahnya hanya berjarak beberapa jam dari ibukota dengan kapal udara. Jika mereka membutuhkan lebih banyak bala bantuan, mereka dapat meminta lebih banyak tanpa terlalu banyak usaha. Karena itu, Duke Gregory memilih untuk mundur dengan patuh.

 

"Aku mengerti. Terima kasih atas pertimbanganmu."

 

◇◇◇◇

 

Sementara itu, di Greille—ibukota wilayah Duke Gregory—Erica telah menyelesaikan pengambilalihan gedung konsulatnya, yang dibangun sebagai benteng.

 

Dia telah membawa putra kedua Duke Gregory, Maxim, sebagai sandera. Tidak perlu upaya untuk melucuti semua prajurit dan menggunakan artefak transmisi untuk mengirimkan pemberitahuan tentang pengambilalihan Greille ke Kastil Galarc.

Namun, ada beberapa orang yang menentangnya meskipun putra kedua disandera: putra ketiga Duke Gregory dan para pengikutnya. Segera setelah Erica membuat Maxim menggunakan artefak sihir untuk menyatakan perang terhadap ibukota, mereka menyerang tanpa memedulikan nyawa sandera.

 

"Adik laki-lakimu sepertinya bukan penggemarmu."

Erica terkekeh. Dia duduk di kursi santai di kantor, di seberang Maxim yang duduk di tempat yang sama.

 

"............"

Maxim menatap ke bawah dengan ekspresi bingung.

Berbaring di depannya adalah adik laki-lakinya, sihirnya disegel dengan kerah. Putra ketiga percaya bahwa jika dia bisa melenyapkan Erica setelah kesalahan besar kakak laki-lakinya, dia akan mendapatkan kesempatan sekali seumur hidup untuk naik ke posisi gubernur.

Tentu saja, usahanya untuk melakukannya telah menghasilkan penangkapannya sendiri.

 

"Untuk merebut kembali kota, aku akan melakukan hal yang sama...... Itu adalah tindakan yang benar sebagai seorang bangsawan." Kata Maxim.

 

"Benarkah begitu? Daripada itu, hal ini akan mengganggu jika orang bodoh lain memutuskan untuk meniru dirimu. Jadi, aku punya permintaan baru untuk kepadamu."

 

"Apa?"

 

"Usir semua penduduk distrik bangsawan dari kota ini."

Kata Erica sederhana.

 

"Apa...... Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu! Bagaimana itu mungkin ?! Apa kau tahu berapa banyak penduduk di sana?" Dari sudut pandang Maxim, itu adalah permintaan yang tidak masuk akal.

 

"Berapa banyak penduduk di sana?"

 

"Lebih dari seribu!"

 

"Begitu ya. Tapi mereka akan pergi jika kau menyuruhnya pergi, bukan? Atau apa pengikutmu membencimu sama seperti adik laki-lakimu?"

 

"Apa.....?!"

 

"Perintahkan mereka untuk pergi."

Erica menuntut tanpa ampun.

 

"Aku tidak bisa melakukan itu! Keputusan itu akan membuat mereka sangat membenciku!"

 

"Aku tidak bisa mengerti. Jika mereka adalah penduduk itu berasal dari daerah kumuh, kau tidak akan ragu untuk mematuhiku, bukan?"

 

"............"

Maxim tidak menyangkal kata-katanya. Memang, mengusir penduduk termiskin di kota tidak akan menjadi masalah besar. Ketertiban umum kota akan terganggu untuk sementara waktu, namun dia akan mengabaikannya sebagai kerugian dari situasi saat ini.

 

"Kau merasa baik-baik saja dengan mengusir penduduk miskin, namun kau tidak bisa membuang pengikut bangsawanmu. Ini benar-benar cara berpikir yang aneh."

 

"Tidak ada yang aneh tentang itu! Semua bangsawan melayani keluarga Gregory. Jika aku mengusir mereka, mereka semua akan kehilangan kepercayaan mereka kepada kami."

 

"Namun kau akan baik-baik saja dengan kehilangan seribu penduduk yang lebih miskin di wilayah itu? Keduanya adalah orang-orangmu, bukan?"

 

"Mereka tidaklah sama! Rakyat jelata yang kotor itu tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan para pengikut yang bekerja untuk keluarga kami!"

 

"Di situlah letak kesalahanmu."

 

"Apa.....?"

 

"Tempat ini sudah menjadi negaraku."

Kata Erica dengan tidak peduli.

 

"Tempat ini bukan lagi wilayah Duke Gregory. Aku tidak membutuhkan orang dengan status khusus di negaraku. Kecuali mereka bersedia membuang status itu."

 

"Ayah tidak akan pernah menerima hal itu. Kerajaan juga tidak akan tinggal diam."

Kata Maxim dengan gemetar, mengungkapkan penentangannya yang paling kuat.

 

"Begitukah. Kalau begitu mungkin aku akan bertanya kepada saudaramu sebagai gantinya. Dia menjadi gubernur jika aku membunuhmu, kan? Kupikir dia tidak berguna sebagai putra ketiga, tapi sekarang aku senang aku tidak langsung membunuhnya."

Erica berdiri dan menghampiri putra ketiga di lantai, melepaskan sumbat mulutnya.

 

"A-Aku akan melakukannya! Biarkan aku melakukannya, tolong! Aku akan meyakinkan semua pengikut!" Putra ketiga langsung setuju.

 

Putra ketiga itu mengangguk dengan keras, bersumpah untuk mematuhi Erica.

 

"Tolol! Khawatir akan nyawamu tidak berarti kau bisa membuang harga dirimu sebagai seorang bangsawan! Kau tidak pantas disebut anggota Keluarga Gregory— Kau bahkan tidak pantas disebut bangsawan!"

Maxim berteriak kepada saudaranya.

 

"H-Harga diri, katamu? Kau pasti bercanda! Hanya karena aku lahir satu tahun lebih lambat darimu, aku harus menjalani kehidupan yang lebih rendah darimu dalam segala hal! Ayah juga memperlakukanku sebagai makhluk yang lebih rendah sepanjang hidupku! Mungkin aku akan memiliki harga diri yang kau bicarakan jika aku adalah putra kedua!" Putra ketiga itu balas berteriak.

 

"A-Apa yang kau katakan.....?!"

Maxim telah memperhatikan sikap memberontak adik laki-lakinya terhadapnya, namun dia belum pernah mendengar perasaannya yang sebenarnya diungkapkan dengan begitu jelas. Dia terkejut dengan kebenaran tiba-tiba yang diungkapkan kepadanya.

 

"Arara, tradisi bangsawan benar-benar jahat. Manusia dilahirkan sama, namun kalian entah bagaimana menemukan nilai dalam urutan kelahiran kalian. Betapa bodohnya kalian semua."

Kata Erica, sebelum beralih ke putra ketiga.

 

"Malangnya dirimu. Aku melihatmu hanyalah korban lain dari masyarakat bangsawan." Perkataan itu adalah bisikan iblis yang manis dan penuh kasih.

 

"I-Itu benar..... Hanya karena urutan kelahiranku yang membuat Ayah mengabaikan kemampuanku."

Namun bisikan itu mengguncang hati putra ketiga.

 

"Kalau begitu, kau akan bekerja sama denganku? Namun kau harus menjadi orang yang memberikan perintah kepada penduduk distrik bangsawan. Beritahu mereka bahwa ini bukan lagi negara mereka, jadi mereka harus pergi. Aku akan membantu membujuk siapa pun yang menolak."

 

"Ya...." Putra ketiga mengangguk.

 

"Tidak ada yang akan menerima hal seperti itu....."

Kata Maxim kepada dirinya sendiri.

 

Kata-katanya ternyata sia-sia, karena Erica menunjukkan kekuatan tempurnya membuat para bangsawan berhamburan dari kota hari itu juga.

Pemandangan para bangsawan diusir dari kota menjadi tontonan yang ramai diperbincangkan di kalangan rakyat jelata. Penduduk yang diasingkan dibawa sebagai pengungsi di kota-kota tetangga, dan kabar pengusiran mereka sampai ke telinga Francois di ibukota keesokan paginya.

 

Dengan demikian, dengan cara satu atau lainnya, exclave dari Republik Demokratik Suci Erica berhasil didirikan.

 

◇◇◇◇

 

Sore berikutnya, di tepi danau sekitar lima kilometer dari Greille, sekitar seribu tentara yang dikirim dari ibukota Galtuuk telah mendirikan perkemahan.

Di dalam salah satu tenda, Rio sedang mengadakan pertemuan dengan Raja Francois. Yang menemani Rio adalah Aishia, Miharu, Celia, Latifa, Satsuki, Sara, Orphia, Alma, Gouki, dan Kayoko. Charlotte, Duke Cretia, Liselotte, dan Aria juga hadir di sana.

 

"Dan kamu yakin mau bergabung dengan tim pengintai, Haruto?" Tanya Francois.

 

"Akulah yang menawarkan bantuanku. Jika Saint itu benar-benar hidup, maka Duke Gregory benar. Kegagalanku karena menghabisinya yang menyebabkan situasi ini."

 

"Kau salah, Haruto. Sebagai seorang Ksatria kehormatan, kau tidak memiliki kewajiban untuk melayani Kerajaan ini. Namun kau telah meminjamkan kepada kami kekuatanmu berkali-kali sampai sekarang. Aku sangat menghargai bantuanmu, namun aku harus memastikan hal ini. Apa kau benar-benar tidak masalah dengan hal ini."

Francois menatap Rio, menilai tekadnya.

 

"Apa maksud anda?"

 

"Aku percaya kepada kekuatanmu. Dan aku tahu betapa meyakinkannya jika kau ada di pihak kami. Itulah mengapa aku menghargaimu menjadi sukarelawan untuk tujuan tersebut. Namun, ini adalah masalah yang harus diselesaikan oleh Kerajaan. Menyebutnya sebagai penaklukan tidak mengubah fakta bahwa itu adalah pekerjaan kotor yang harus dilakukan. Hal ini tidak sama dengan misimu untuk menyelamatkan Liselotte. Hal ini bukan beban yang harus ditanggung oleh seseorang yang tidak memiliki tugas Kerajaan, dan hal ini bukanlah masalah yang perlu kau ikuti."

Kata Francois, jelas berusaha mengukur tekad Rio.

 

"Keputusanku dibuat dengan mempertimbangkan semua faktor ini. Jika Saint itu benar-benar hidup, maka aku harus menyelesaikan hal ini secepat mungkin..... Dia harus dibunuh. Dia bukan seseorang yang bisa dibiarkan berkeliaran dengan bebas."

 

Jarang bagi Rio yang sangat ramah untuk mengatakan sesuatu yang ekstrem ini. Dia bahkan membuat pernyataan kekerasan ini di depan Miharu dan yang lainnya. Memikirkan reaksi mereka sedikit menakutkan, tapi Rio tidak berniat menyembunyikannya dari mereka saat ini. Dia adalah manusia yang mampu membunuh jika dia yakin itu perlu, dan dia akan berpartisipasi dalam operasi untuk membunuh seseorang. Jika dia menyembunyikan hal ini dari mereka, dia akan merasa bersalah selama sisa hidupnya.

 

"Memang benar aku seharusnya tidak mengambil bagian dalam urusan Kerajaan Galarc, tapi ini masalah pribadi bagiku. Aku tidak ingin kehilangan orang-orang yang berharga bagiku, dan aku tidak ingin menyerahkan perlindungan mereka kepada orang lain."

 

Itu sebabnya, Rio bersedia melakukan pekerjaan kotor apa pun yang diperlukan, Itulah maksud dari perkataan Rio dengan tegas.

 

"Aku mengerti..... Kalau begitu, aku dengan senang hati menerima tawaranmu untuk membantu. Permintaan ini bukan perintah sebagai raja, tapi permintaan secara pribadi, aku secara resmi memintamu membantu menaklukkan Saint Erica. Apa kau mau menerima permintaan ini?"

 

"Ya. Aku bersumpah akan melakukan yang terbaik yang aku bisa." Janji Rio tegas dengan tangan kanan di atas dadanya.

 

"Terima kasih. Clement akan mengirim prajurit pribadinya, tapi dia tidak memiliki kesan bagus tentangmu. Jika tentaranya tidak kooperatif dalam operasi, kau dapat bertindak atas penilaianmu sendiri."

 

"Aishia akan pergi dan mencari Saint itu dalam bentuk rohnya, jadi aku berencana untuk mematuhi perintah pasukan sampai keadaan darurat muncul. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah Saint itu ditemukan, namun aku akan mengikuti arahanmu jika diperlukan."

 

"Bagus. Jika timbul masalah dengan Clement setelah operasi itu, aku bersumpah untuk berdiri di pihakmu. Lakukan apapun yang kau bisa agar berhasil."

 

"Baik, Yang Mulia. Tapi apa tidak masalah bagi Yang Mulia dan Putri Charlotte untuk datang ke sini? Jika Divine Beast itu muncul, kalian akan berada dalam bahaya bahkan pada jarak sejauh ini......."

 

"Kami di sini untuk menaklukkan seorang hero. Hal ini adalah peristiwa yang dapat mempengaruhi masa depan Kerajaan ini. Sebagai raja, aku memiliki kewajiban untuk menyaksikan hasil dari pertaruntan ini. Dan bukankah seharusnya kau menanyakan hal itu kepada temanmu sendiri?" Tanya Francois, melihat sekelilingnya, kepada Miharu dan yang lainnya.

 

"Aku memang memberitahu mereka bahwa hal ini berbahaya....."

Tatapan Rio juga dialihkan oleh pertanyaan itu.

 

"Semuanya datang ke sini percaya ada sesuatu yang bisa kami lakukan untuk membantu. Kami semua siap untuk ini, Raja. Itulah sebabnya, aku di sini sebagai hero Kerajaan ini juga." Kata Satsuki.

Keputusan itu adalah sesuatu yang mereka semua diskusikan bersama. Aishia mungkin satu-satunya yang bisa melawan Divine Beast itu dengan Rio, tapi mereka bersikeras ada peran yang bisa mereka penuhi juga.

 

"Mereka semua akan bertindak sebagai penjaga Yang Mulia di markas ini. Kelompok Sara-san juga akan mengeluarkan roh mereka jika terjadi keadaan darurat."

 

"Aku mengerti. Sebagian besar personel militer akan meninggalkan pangkalan ini, jadi hal ini sangat membantu." Francois setuju. Seperti yang dia katakan, sebagian besar orang yang tersisa di tempat itu adalah yang tidak bertarung.

 

Inilah rincian dari seribu pasukan yang telah dikirim :

Pertama, ada regu pengintai yang terdiri dari Rio dan beberapa orang terpilih. Peran regu ini adalah menyusup ke kota dan memastikan kelangsungan hidup Saint Erica. Begitu mereka menemukannya, mereka akan mempertimbangkan penaklukan.

Selanjutnya, ada regu penangkap yang dipimpin oleh wakil komandan Orde Pertama para Ksatria, William Lopes. Peran mereka adalah untuk segera merebut kembali kota setelah Saint Erica dipastikan tidak ada atau ditaklukkan. Mereka akan bersiaga di pangkalan danau sampai mereka menerima kabar dari tim pengintai. Kelompok terakhir adalah kelompok yang mendirikan perkemahan.

Kelompok ini terdiri dari Francois dan Charlotte, beberapa tokoh penting termasuk Satsuki, dan yang tidak bertarung.

 

"Yang Mulia."

Saat itu, Ksatria yang menjaga tenda masuk ke dalam.

 

"Apa itu?"

 

"Duke Gregory telah tiba. Dia ingin mengadakan pertemuan strategi mengenai tim pengintaian."

 

"Bagus. Semuanya selain Haruto boleh pergi."

Atas perintah Francois, semuanya kecuali Rio dan Francois meninggalkan tenda. Mereka digantikan oleh Duke Gregory dan prajurit pribadinya yang membentuk tim pengintaian.

 

"Hmph. Membawa semua perempuan ke medan perang itu......Berharap mendapat kesempatan, bukan?"

Duke Gregory menatap gadis-gadis itu dengan pandangan jijik ketika dia berjalan melewati mereka dalam perjalanannya, mengabaikan kekuatan mereka sepenuhnya. Tapi tidak ada yang mendengar perkataannya itu.

 

"Selamat datang. Apa mereka adalah orang-orangmu yang bertindak sebagai tim pengintaian?"

 

"Ya. Aku telah memilih yang terbaik dari mereka yang berada langsung di bawah komandoku, Yang Mulia."

 

Atas dorongan Francois, Duke Gregory memperkenalkan pasukannya dengan bangga. Ada total empat orang, dan di antara mereka adalah Gilbert, yang melawan Rio sehari sebelumnya. Ketika mata mereka saling bertatapan, Gilbert memberi Rio anggukan diam sebagai salam.

 

Dengan demikian, pertemuan strategi dimulai.

"Aku percaya gedung konsulat adalah markas mereka! Para pengungsi melaporkan bahwa Saint itu membawa putraku dan mengurung diri di dalam gedung. Kita harus segera membunuhnya!"

 

Yang pertama berbicara adalah Duke Gregory, yang segera mencondongkan tubuh ke depan dan menuntut Francois membuat keputusan. Kabar dari penduduk distrik bangsawan yang membanjiri kota-kota tetangga telah tiba di ibukota melalui artefak transmisi pagi ini. Hal itu mungkin meningkatkan ketidaksabarannya.

 

Namun, Francois hanya tertarik untuk melanjutkan dengan hati-hati.

"Tenanglah, Clement. Bahkan jika kita melakukan penaklukan, kita harus mengumpulkan lebih banyak informasi terlebih dahulu. Itulah tujuan dari tim pengintai, bukan?"

 

Duke Gregory mengerutkan keningnya dengan ekspresi tidak senang.

"Kita sudah memiliki semua informasi yang kita butuhkan! Pengikutku yang dibuang melaporkan melihat seorang perempuan yang cocok dengan deskripsi Saint itu. Mereka juga mengatakan dia berada di gedung konsulat. Apa lagi yang kau butuhkan?!"

 

"Bahkan jika Saint itu ada di gedung konsulat, dia secara alami akan membangun pertahanannya. Kita juga tidak tahu apa-apa tentang kekuatan yang dia bawa ke kota. Ada juga Divine Beast yang perlu dipertimbangkan. Agar benar-benar siap, kita harus mengumpulkan informasi yang tepat."

Kata Francois, menegur Duke Gregory.

 

[ Divine Beast, katanya? Seakan dia bisa memanggil monster sebesar gunung. Tidak ada tanda-tanda hal seperti itu di dekat kota saat ini. ]

Duke Gregory sangat tidak puas dengan tanggapannya. Mungkin itu sebabnya dia mengertakkan gigi dan membuka mulutnya.

 

"Lalu bagaimana jika kita menyandera untuk menarik Saint itu keluar? Sebagai Saint, dia menghargai orang-orang di atas segalanya, bukan? Ah, itu ide yang brilian!" Katanya dramatis.

Kedengarannya seperti emosinya menyebabkan dia berbicara putus asa, tapi tidak ada yang tahu seberapa serius dia.

 

Namun, bahkan jika dia berbicara karena putus asa, Rio memiliki ekspresi yang langka di wajahnya. Meskipun dia melihat sang Saint sebagai musuh, dia tidak ingin berpartisipasi dalam rencana yang menggunakan orang yang tidak bersalah sebagai sandera.

 

"Kau akan menyandera orang-orangmu untuk mendapatkan kembali wilayahmu? Hal itu membuatnya sulit untuk mengatakan pihak mana yang lebih dibenarkan."

Francois memiliki pendapat yang sama dengan Rio. Dia menyatakan ketidaksetujuannya atas rencana Duke Gregory.

 

[ Kenaifan apa itu! Prioritas terbesar saat ini adalah menaklukkan Saint, bukan?! ]

Tidak dapat mengkritik Francois secara langsung, Duke Gregory menggunakan rasionalitas terakhirnya untuk menggigit bibirnya dengan kebencian dan mengendalikan kata-katanya.

Tapi dia tidak bisa menahan sarkasme dari pertanyaan yang keluar selanjutnya.

 

"Kalau begitu, apa rencana yang lebih bagus dari itu? Aku ingin mendengar pendapatmu, Yang Mulia."

 

"Aku sedang berpikir untuk membagi tim menjadi dua kelompok untuk mengintai distrik bangsawan dan distrik rakyat biasa secara terpisah. Aku membayangkan distrik bangsawan akan dijaga ketat karena gedung konsulat ada di dalamnya, tapi Haruto akan bisa menyusup dari langit dengan pedang sihirnya."

 

"Jadi kau ingin mengirim Amakawa ke distrik bangsawan......?"

 

"Ya. Bawahanmu akrab dengan wilayah itu, jadi mereka harus menanyai rakyat jelata."

 

Setelah jeda yang lama, Duke Gregory mengangguk.

"Baiklah."

 

[ Tidak salah lagi..... Yang Mulia ingin membiarkan Amakawa mengalahkan Saint itu seorang diri dengan membagi tim ini menjadi dua bagian. ]

Meskipun Gregory mendapatkan statusnya itu dari warisannya, dia bukan seorang Duke hanya untuk gelar saja. Duke Gregory tidak cukup bodoh untuk melewatkan niat sebenarnya dari Francois. Namun, jelas bahwa poin apapun yang dia buat, hal itu akan terus dihindari.

 

[ Aku harus melakukan sesuatu...... Tapi apa..... ]

 

Bagaimana jika Rio benar-benar menaklukkan Saint itu seperti ini? Penyelesaian insiden ini akan sepenuhnya menjadi prestasi Rio, dan Gregory akan berhutang budi selama sisa hidupnya kepada Rio. Dia tidak mau menanggung penghinaan itu.

 

[ Ini wilayahku. Aku tidak bisa membiarkan Amakawa menyelesaikan masalah ini..... ]

Jika Francois akan menjadi seperti ini, maka dia tidak punya pilihan selain meyakinkannya dengan hasilnya.

Sama seperti bagaimana Haruto Amakawa mendapatkan kepercayaan Francois..... Itulah kesimpulan Duke Gregory, persaingan membara di hatinya.

 

Setelah itu, rapat ditutup.

 

"Kami akan pergi sekarang. Orang-orangku perlu bersiap untuk keberangkatan."

Duke Gregory memimpin Gilbert dan tiga orang lainnya keluar dari tenda, meninggalkan Rio dan Francois.

 

"Haruto. Aku yakin kau sudah tahu, namun jika kau menemukan Saint itu di gedung konsulat, kau dapat melawannya tanpa harus memberitahu Clement. Kau boleh mengatakan bahwa aku sudah memerintahkanmu untuk melakukannya." Kata Francois kepada Rio.

 

Pada saat yang sama, di luar tenda......

 

"Ikuti aku. Aku memiliki sesuatu yang penting untuk didiskusikan."

Kata Duke Francois, memimpin empat orangnya pergi.