Tachi of Wind – Bonus Short Stories
ELEMENTAL ☆ KERUDUNG MERAH!
Di jepang pada hari jumat, tidak lama setelah dimulainya masa sekolah......
Endou Suzune adalah seorang gadis kecil yang masih berada di kelas enam sekolah dasar. Saat itu musim semi.
Ding dong, ding dong.
Saat suara bel yang menandakan berakhirnya sekolah berdentang, rok lipat Suzune berkibar saat dia berlari melewati gedung sekolah, terengah-engah.
"Sampai jumpa!"
Tujuannya: halte bus di samping gerbang sekolah.
"Yosh, semoga aku tepat waktu......!"
Ada lebih dari lima menit sampai bus berikutnya.
Jadwal bus selalu tidak bisa sesuai jadwal, tapi dia seharusnya datang tepat waktu.
Suzune biasanya tetap berada di kelas untuk mengobrol dengan teman-temannya saat sepulang sekolah, tapi ada alasan kenapa dia terburu-buru hari ini. Dia telah membuat janji dengan teman-teman lamanya untuk bertemu di bus hari ini.
"Aku sudah di halte bus sekarang..... lalu kirimkan." Katanya sambil menulis pesan ke grup chat di ponselnya. Pesan itu segera ditandai sebagai telah dibaca, dan balasan datang:
"Kami hampir tiba di sekolahmu sekarang."
Kurang dari satu menit kemudian, bus tiba.
"Haruto Onii-chan, Miharu Onee-chan! Dan kamu pasti Sara Onee-chan. Halo, senang bertemu denganmu. Namaku adalah Endou Suzune!"
Ada tiga penumpang duduk bersama di dalam bus.
Amakawa Haruto dan Ayase Miharu adalah teman Suzune, tapi dia bertemu Sara untuk pertama kalinya hari ini. Mereka bertiga adalah orang-orang yang membuat janji untuk bertemu.
"Halo, Suzune-chan. Apa kabar?"
Sara membungkuk sopan, menundukkan kepalanya.
"Wow..... Rambut perakmu sangat cantik....."
Suzune bergumam tanpa berpikir, terpesona oleh penampilan Sara.
Sara tersenyum malu-malu, tidak yakin bagaimana menanggapinya.
"Umm...... Terima kasih banyak."
"Miharu Onee-chan sudah mengatakannya sebelumnya, tapi bahasa jepangmu sangat lancar."
Komentar Suzune.
Seperti kata-katanya, Sara bukan orang jepang. Dia telah pindah ke SMA Haruto dan Miharu beberapa hari yang lalu.
"Syukurlah. Itu artinya aku akan dapat berpartisipasi dalam permainan tanpa masalah."
"Oh! Kamu juga akan ikut bermain, Sara Onee-chan?"
Suzune bertanya dengan gembira.
Ada sebuah sekolah yang berafiliasi dengan SMA Haruto dan Miharu, yang pernah dimainkan oleh klub drama. Anak-anak sangat menyukainya, mereka meminta agar mereka mengadakan pertunjukan lain.
Haruto dan Miharu berpartisipasi sebagai anggota OSIS, dan kali ini, Suzune juga ikut serta.
"Ya. Aku mendengar kalian sedang membuat pertunjukkan Little Red Riding Hood. Aku akan berperan sebagai serigala, jadi mari kita lakukan yang terbaik bersama-sama."
Selain itu, Sara juga diberi peran. Drama yang dipilih adalah Little Red Riding Hood. Satsuki, ketua OSIS, telah memutuskan bahwa seorang siswa sekolah dasar akan lebih cocok untuk peran tersebut daripada seorang siswa sekolah menengah, jadi Suzune diminta untuk mengambil peran tersebut.
"Oke! Tapi jika kamu akan menjadi serigala, aku lebih suka menjadi temanmu daripada musuhmu."
"Aku juga ingin berteman, tapi itu tidak bagus untuk drama itu. Aku cukup percaya diri dengan berperan sebagai serigala, jadi akan aku pastikan kamu akan terlihat ketakutan." Kata Sara sambil membusungkan dadanya dengan bangga.
[ Apa yang dia maksud dengan "Percaya diri berperan sebagai serigala"? ]
Haruto bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Baik! Aku akan melakukan yang terbaik!"
Suzune mengangguk dengan antusias, tidak terpengaruh oleh kata-kata Sara.
"Kamu bisa mencoba kostum Red Riding Hood setelah selesai." Kata Miharu pada Suzune sambil tersenyum.
"Yey! Aku tidak sabar menunggu!"
Pada akhirnya, pertunjukkan Little Red Riding Hood diterima dengan baik oleh pihak prasekolah. Suzune sangat disukai anak-anak karena sangat imut, dan Sara sedikit kecewa karena tidak ada yang menganggapnya menakutkan sebagai serigala, tapi itu cerita untuk hari lain.
MANDI PAGI CELIA
Suatu hari, di rumah batu......
Celia Claire telah terbangun di pagi hari.
"Mmm......" Dia menguap, duduk di tempat tidur dan meregangkan tubuh.
[ Tidurku cukup nyenyak...... ]
Celia sebenarnya bukan orang yang suka bangun pagi, tapi dia merasa agak segar hari ini. Tidur lebih awal tadi malam telah membuat keajaiban itu. Dia turun dari tempat tidur dan berjalan ke jendela, membukanya untuk melihat ke luar.
Angin sejuk bertiup dari jendela. Dia biasanya terbangun karena suara Rio dan yang lainnya berlatih dengan penuh semangat di luar, namun hari ini, semuanya masih hening.
[ Matahari belum sepenuhnya terbit. Masih terlalu dini untuk memulai latihan pagi...... Aku ingin tahu apa ada yang lain sudah bangun. ]
Celia memutuskan untuk meninggalkan kamarnya.
[ Sepertinya belum ada yang bangun..... ]
Dapur dan ruang tamu masih gelap.
[ Hmm..... Apa yang harus aku lakukan? ]
Dia bisa tinggal di kamarnya dan membaca, tapi rasanya seperti menyia-nyiakan pagi yang jarang terjadi. Dia berpikir sejenak.
"Ah, itu benar."
Sebuah ide tiba-tiba muncul di benaknya, dan dia mulai berjalan menuju kamar mandi dengan semangat tinggi. Dia melepas semua pakaiannya di ruang ganti dan menuju ke dalam kamar mandi. Di sana, dia mencuci rambutnya, diikuti oleh tubuhnya.
[ Rambut dan kulitku sangat bagus sejak aku mulai menggunakan sabun buatan Rio. Aromanya juga menyenangkan. ]
Celia mengendus dengan gembira aroma sabun.
Begitu dia selesai membersihkan tubuhnya, dia menenggelamkan dirinya di bak mandi.
"Ah..... Ini kebahagiaan....."
Katanya, meleleh ke dalam air.
[ Aku biasanya mandi dengan semuanua setelah pelatihan, tapi...... ]
Apa itu karena dia bangun lebih awal dari biasanya? Atau apa itu karena dia sangat menikmati mandi paginya sendirian? Rasanya seperti kemewahan untuk menghabiskan waktunya seperti ini.
[ Mungkin aku harus bangun pagi lagi besok. ]
Itulah pikiran yang memenuhi kepalanya pagi ini.
PAGINYA SATSUKI
Suatu pagi di Kastil Galarc, tak lama setelah Rio dianugerahi sebuah Mansion oleh Raja Francois.....
"Mm......"
Kisaragi Satsuki sedang tidur nyenyak di kamar tidur di lantai dua Mansion. Ketika dia tiba-tiba membuka matanya, dia bertemu dengan pemandangan langit-langit yang tidak dikenalnya.
[ Ini di mana..... ]
Dia mempertanyakan keberadaannya sejenak.
[ Ah, benar juga. Aku menginap di rumah Haruto kemarin. ]
Dia cukup mengantuk sehingga agak lupa dengan alasan mengapa dia ada di sini.
"Ah...... Mmm!"
Dia menguap imut dan pakaiannya terurai, lalu duduk dan meregangkan tubuh untuk merilekskan tubuhnya.
[ Sekarang..... ]
Satsuki adalah tipe orang yang bangun pagi. Dia merasa tidak perlu untuk kembali tidur, jadi dia bangun dari tempat tidur dan menuju lemari. Begitu dia berganti pakaian, dia meninggalkan kamarnya dan menuju tangga ke lantai pertama, tapi.....
[ Hmm...... Apa aku bangun terlalu pagi? ]
Mansion itu benar-benar sunyi. Lampu di koridor menyala, tapi ruang tamu dan dapur masih gelap.
[ Aku bilang aku akan berlatih di pagi hari, dan aku sudah berganti pakaian..... Terserahlah, aku akan keluar dan melakukan pemanasan dulu. ]
Menunggu dengan sabar di kamar tidur atau ruang tamu sampai seseorang bangun bukanlah sifatnya. Satsuki menuju jendela ruang tamu yang menghadap taman.
[ Heh.....? ]
Jendela tidak terkunci. Seseorang pasti lupa menguncinya.
[ Bukankah itu Haruto-kun. ]
Rio terlihat mengayunkan pedangnya di taman.
[ Sepertinya yang lainnya belum bangun. ]
Yang berarti Satsuki adalah yang kedua. Dia bisa pergi keluar untuk berbicara dengannya, tapi—
[ Gerakannya selalu membuatku kagum..... ]
Satsuki berhenti untuk menonton Rio.
Rio saat ini menggunakan angin untuk bergerak, tanpa menggunakan kekuatan ototnya sendiri. Itu sebabnya gerakannya tidak teratur tetapi efisien. Hampir tidak ada pemborosan dalam tindakannya, sehingga tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana dia akan bergerak selanjutnya. Gerakan seperti itu sangat indah, dia tidak bisa tidak terus menonton.
Setelah beberapa saat, Satsuki kembali sadar dan mulai bertanya-tanya apakah ada yang bisa dia peroleh dari menontonnya. Dia mulai mengamatinya dengan cermat.
[ Ini seperti aku sedang menonton seseorang saat latihan pagi di klub olahraga. ]
Dia tiba-tiba berpikir sendiri. Itu adalah pemikiran baru dan nostalgia, yang membuatnya tertawa kecil.
"Satsuki-san?"
Rio datang ke jendela saat dia tenggelam dalam pikirannya, memanggilnya.
"H-Haruto-kun?!"
"Aku bisa melihatmu di jendela..... Selamat pagi."
Satsuki tersentak.
"Pagi. Kamu selalu muncul tiba-tiba....."
"Maaf kalau aku membuatmu takut."
Kata Rio dengan menyesal.
"Tidak apa-apa. Aku berpikir akan bergabung denganmu. Ah, tapi aku harus pemanasan dulu. Haruto, maukah kamu membantuku melakukan peregangan?"
"Tentu."
"Yey. Kalau begitu mari kita mulai dengan beberapa peregangan." Satsuki duduk dengan riang dan membungkuk ke depan.
Jadi, Rio dan Satsuki menghabiskan pagi mereka berduaan sampai yang lainnya bangun. Yang pertama melihat mereka adalah Latifa, yang membuat keributan besar tentang itu, tapi itu cerita lain untuk hari lain.