Tachi of Wind – Interlude : 「Catatan Perjalanan」
Beberapa waktu lalu, di saat yang sama Alma dikalahkan oleh Lucci......
Orphia telah berteleportasi kembali bersama Gouki dan orang-orangnya di gunung beberapa kilometer dari ibukota Galtuuk.
"Mari kita bergegas, Orphia-dono. Tolong pimpin jalan."
Gouki segera meminta. Dia telah diberitahu tentang situasinya sebelum mereka tiba.
Orphia telah menyaksikan sosok hitam tidak menyenangkan turun dari langit sesaat sebelum dia meninggalkan ibukota. Ada kemungkinan besar Kastil tempat Miharu dan yang lainnya berada dalam bahaya, jadi dia membawa mereka ke sini dengan sangat tergesa-gesa.
"Ok, tapi Ariel hanya mampu membawa delapan orang sekaligus...... Tidak, jika kita mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pertarungan di langit, lebih baik hanya lima orang saja." Sementara Ariel bisa terbang sendiri, karena terlalu banyak orang dalam kelompok Gouki yang harus dibawanya.
Dari kelompok mereka ada Gouki; istrinya Kayoko; putri mereka Komomo; Sayo, yang meninggalkan desanya untuk mengejar Rio; dan saudara laki-lakinya Shin, yang datang karena mengkhawatirkan adik perempuannya.
Ada juga dua belas pelayan Gouki, yang telah melayani keluarganya selama bertahun-tahun.
"Kalau begitu, kita bisa membagi menjadi dua kelompok. Tiga orangku akan ikut dengan Kayoko dan aku." Kata Gouki, segera memutuskan anggota mana yang akan pergi ke Kastil.
"Aoi, Shin, dan Sayo..... Kalian tetap berada di sini bersama Komomo dan yang lainnya."
"Aku akan mendirikan rumah batu di sini untuk mereka."
Orphia dengan cepat mendirikan rumah batu di dekatnya agar orang-orang yang tinggal bisa menunggu di dalam. Satu-satunya dasar dari firasat buruk yang dia miliki adalah sosok hitam yang dia lihat sebelum berteleportasi. Jika Kastil itu benar-benar aman, usahanya akan sia-sia, tapi tentu tidak masalah. Lebih baik bergegas untuk berjaga-jaga. Namun, dalam perjalanannya ke ibukota, mereka menemukan kalau kekhawatiran itu bukannya tidak berdasar.
"Apa itu.....?"
Orang pertama yang menyadarinya adalah Orphia, yang terbang di depan. Dia berada di ketinggian kira-kira lima ratus meter di atas tanah, tapi ada banyak yang jatuh dengan cepat dari tempat yang lebih tinggi di hadapannya. Mereka berjumlah sekitar lima puluh, dan mereka mendekati mereka dengan kecepatan tinggi.
"M-Mereka mungkin demi-dragon kelas bawah!"
Teriak Orphia, segera mengidentifikasi bentuknya.
Mereka sangat mirip dengan kadal bersayap yang sering terlihat di seluruh alam liar.
"Jadi itu demi-dragon...... Hmm."
Gouki memandangi mereka dengan rasa penasaran, karena belum pernah melihatnya sebelumnya.
"Kemungkinan besar mereka adalah kadal bersayap. Tapi kenapa mereka bisa berada di sini dalam jumlah yang begitu banyak.....?"
Wilayah mereka seharusnya berada di alam liar.
Makhluk liar berkeliaran ke wilayah Strahl dari waktu ke waktu, dan ada Kerajaan yang mencoba menangkap mereka untuk dikembang biakkan dan dijinakkan seperti Griffin, namun tidak ada yang berhasil. Itulaj yang dikatakan Rio sebelumnya, jadi aneh bagi mereka untuk berada di Kastil Galarc dalam jumlah besar.
Namun, ada sesuatu dari mereka yang berbeda dengan kadal bersayap yang diketahui Orphia. Pertama, warna kulit mereka segelap Black Wyvern. Kedua.....
"Apa?!"
Ketika kadal bersayap itu membuka mulutnya, semburan api keluar untuk membunuh mereka.
"Haaah!"
Orphia terbang menuju kadal bersayap, menciptakan penghalang angin untuk melindungi Ariel dan penumpang di belakangnya. Semburan api itu hindari dengan cukup mulus.
"Mantap!" Gouki tertawa memuji.
"Tampaknya mereka mencoba menghentikan kita untuk mendekati Kastil. Itu pasti terkait dengan cahaya hitam yang kamu lihat sebelumnya, Orphia-dono."
Tidak ada dasar untuk tebakannya, tapi indranya telah dipertajam oleh pengalaman tempur selama bertahun-tahun, dan itulah yang dikatakan oleh indranya.
"Mereka datang!" Orphia tiba-tiba memperingatkan.
Kadal bersayap melakukan pendekatan cepat untuk menggigit kelompok Gouki.
"Sepertinya kita harus melenyapkan mereka!"
Begitu Gouki meneriakkan itu, dia melompat dari punggung Ariel, jatuh di bawah gaya gravitasi.
"Haha! Sungguh hebat. Seperti yang diharapkan dari Dominic-dono."
Gouki menendang udara dan mulai berlari melintasinya.
Rahasia hal tersebut ada di sepatu bot yang dikenakannya. Sepatu iti adalah artefak sihir yang dibuat oleh Dominic, mampu menciptakan penghalang sihir kecil untuk dijadikan pijakan untuk berlari dan melompat di udara. Sara dan Alma bisa melakukan hal yang sama dengan spirit art, namun hal itu adalah teknik yang membutuhkan kontrol esensi yang halus.
Jika Gouki mempelajari teknik tersebut dari awal sebagai manusia, itu akan memakan waktu yang cukup lama. Itu sebabnya, meskipun agak rumit untuk digunakan, sepatu bot tersebut dirancang untuk mendukung spirit art miliknya.
[ Aku mungkin tidak bisa terbang bebas seperti Rio-dono dan Orphia-dono, tapi setidaknya aku bisa bertarung di udara sekarang! ]
Kata Gouki dengan gembira. Hal itu akan menjadi pertarungan pertamanya di langit.
"Hmph!"
Gouki menyerbu kadal bersayap dari depan, menghunus pedangnya saat dia lewat. Tubuh keras kadal bersayap itu diiris sempurna menjadi dua.
"Haha, aku sangat berterima kasih kepada Dominic-dono. Pedang ini sangat luar biasa."
Pedang yang dibawanya bernama Kamaitachi. Pedang itu telah di tempa oleh Dominic untuk Gouki setelah Gouki memberitahunya tentang semua senjata dan armor di wilayah Yagumo.
Pedang itu sangat cocok dengan penggunanya, yang menamainya—Gouki berspesialisasi dalam spirit art angin, dan senjata kelas atas ini bisa mengeluarkan spirit art angin seperti milik Rio.
Kadal bersayap tersebar seperti kabut di udara, meninggalkan permata sihir yang jatuh ke tanah di bawah.
[ Permata sihir dari monster? Mereka bukan kadal bersayap ya.....? ]
Orphia bingung melihat permata tersebut. Dia tidak bisa mengambil permata sihir itu selama pertempuran, namun menganalisisnya diperlukan.
Orphia menggunakan spirit artnya untuk menciptakan beberapa bola petir, lalu menembakkannya ke kadal bersayap palsu itu dengan kecepatan tinggi. Bola petirnya menghantam beberapa dari mereka.
"Gyaaah!" Kadal bersayap palsu hanya terhuyung-huyung karena benturan itu dan terus terbang.
[ Sepertinya spirit art memiliki pengaruh yang kecil kepada mereka, sama seperti kadal bersayap sungguhan. ]
Berkat hal itu, Orphia sekarang tahu kekuatan dan kelemahan mereka. Tampaknya mereka pada dasarnya adalah kadal bersayap yang bisa menyemburkan api.
"Spirit art yang mengubah esensi sihir menjadi energi akan memiliki pengaruh yang kecil. Jika kalian akan menyerang dengan spirit art, ciptakanlah sesuatu dengan substansi atau dampak fisik!"
Orphia segera menjelaskan kepada yang lain.
"Ok. Apa semua orang mendengarnya?"
Kayoko bertanya kepada tiga pelayan yang bersamanya di punggung Ariel.
"Ya!"
"Kalau begitu ayo kita maju. Kita tidak datang untuk menjadi diam di sini. Mari kita buktikan tekad kita"
Dengan kata-kata itu, Kayoko melompat dari punggung Ariel. Para pelayannya mengikuti. Mereka adalah elit yang telah dilatih dalam pertarungan oleh Gouki dan Kayoko sejak usia muda. Mereka berlari di udara tanpa rasa takut.
Sebagai catatan, senjata yang dipegang Kayoko di tangannya adalah sebuah kodachi. Bahkan jika dia bisa berlari di udara, jangkauan senjatanya sepertinya tidak cukup untuk menghadapi kadal bersayap itu. Namun...