Tachi of Wind – Chapter 2 : 「Penyergapan」

 

Beberapa saat sebelum Orphia kembali ke desa roh, beberapa tamu penting sedang mengunjungi Mansion Rio di halaman Kastil Galarc.

 

"Lama tidak bertemu, Putri Christina, Putri Flora."

Mereka adalah Putri Pertama dan Kedua Kerajaan Beltrum dan pemimpin Restorasi saat ini, Christina dan Flora.

 

"Lama tidak bertemu, Celia Sensei."

 

"Senang bertemu denganmu lagi!"

Mereka berdua menyapa Celia dengan nada gembira.

 

"Kalian juga. Aku sangat senang melihat kalian berdua lagi. Perjalanan ke sini pasti cukup melelahkan."

 

"Itu tidak benar, kami yang harus berterima kasih karena telah setuju untuk menemui kami dalam waktu sesingkat ini." Kata Christina sambil membungkuk.

 

Putri Kedua Charlotte dari Kerajaan Galarc juga ada di sana, namun dengan ketidakhadiran Rio, hubungan Celia dengan Christina dan Flora, Celia terlihat sebagai tuan rumah. Miharu dan gadis-gadis lain juga tidak memiliki pengalaman berurusan dengan bangsawan, jadi Celia adalah satu-satunya pilihan selain Charlotte yang melakukan formalitas tersebut.

 

Ksatria Charlotte, Louise, dan Ksatria Christina Vanessa sedang menunggu bersama penjaga lain di luar ruangan.

 

"Sayangnya, Haruto sedang tidak ada sekarang....."

 

"Aku memang ingin mengucapkan terima kasih kepada Amakawa-sama, tapi tujuan utama kunjunganku hari ini adalah untukmu, Celia Sensei."

 

Celia tampak bingung.

"Eh, aku?"

 

"Ya. Aku sudah memberitahu Putri Charlotte — atau lebih tepatnya, Kerajaan Galarc — namun pertemuan antara Restorasi dan Kerajaan Beltrum utama akan diadakan dalam waktu dekat."

Kata Christina sambil melirik Charlotte.

 

"Itu........"

 

"Dimulai ketika upacara pernikahanmu, Duke Arbor mengalami serangkaian kegagalan untuk diatasi. Charles dan Alfred ditawan, dan aku dapat melarikan diri dan bergabung dengan Restorasi. Aku yakin dia cukup panik tentang hal itu, karena dia telah mendekati kami untuk negosiasi."

 

"Apa keluarga Duke Arbor yang tangguh akhirnya mulai kehilangan kekuatannya?"

 

"Tampaknya begitu."

 

Saat ini, lebih dari seribu bangsawan Kerajaan Beltrum telah bergabung dengan Restorasi, termasuk pasangan dan anak-anak. Tapi hal itu masih tergolong sebagai minoritas dibandingkan dengan jumlah bangsawan yang dikendalikan oleh faksi Arbor di Beltrum. Dan dalam politik masyarakat bangsawan, ukuran faksi berarti segalanya. Itulah mengapa faksi Duke Huguenot tidak dapat membenarkan diri mereka sendiri dan kehilangan tempat mereka di ibukota.

 

Namun, kekuasaan adalah substansi yang tidak pasti dalam masyarakat bangsawan. Hal ini karena hanya sebagian kecil dari bangsawan di sebuah faksi yang berinvestasi terlalu dalam untuk mundur—sebagian besar bangsawan di faksi dapat beralih saat keadaan berubah. Faktanya, banyak bangsawan di faksi Duke Huguenot telah bergabung dengan Duke Arbor ketika wilayahnya hilang dari Kekaisaran Proxia.

 

"Kalau begitu, kita tidak bisa membiarkan kesempatan ini lolos dari tangan kita."

 

Kegagalan Duke Arbor dapat digunakan untuk mendapatkan kembali para bangsawan yang hanyut itu.

Jarak mereka dari ibukota membuat sulit untuk menghubungi para bangsawan itu secara fisik, tapi kekuatan Duke Arbor benar-benar melemah. Jika dia yang mendekati untuk negosiasi, mereka akan dapat mengubah hal-hal yang menguntungkan mereka.

 

"Kami masih mendiskusikan agenda kami untuk negosiasi, namun mereka telah meminta mengembalikan Charles dan Alfred, serta pedang sihir milik Alfred."

 

Charles adalah pewaris Duke Arbor, dan Alfred adalah Ksatria terkuat di negeri ini. Pedang yang dia gunakan, Light Blade of Judgment, juga merupakan harta kelas nasional.

 

"Itu semua adalah kartu yang kuat untuk negosiasi."

 

"Ya. Dan semuanya diberikan kepada kami oleh Amakawa-sama. Aku ingin berterima kasih sekali lagi atas bantuannya, tapi..... Sepertinya ada berbagai hal agak serius terjadi. Kudengar Amakawa-sama pergi untuk menyelamatkan Liselotte-san."

Christina mengenal Liselotte sendiri dan terkadang tetap berhubungan dengannya. Ekspresinya diselimuti kekhawatiran.

 

"Haruto-sama pasti akan membawa Liselotte kembali kepada kita." Kata Charlotte dengan tegas, posturnya tegak dan percaya diri.

 

"Ya." Celia setuju.

 

"Itu benar. Jika itu Amakawa-sama......."

Christina mengangguk, menahan kata-katanya. Dia telah menyaksikan bakat dan kekuatannya dari dekat dan selama pertarungannya dengan Lucius di Kerajaan Paladia, itulah sebabnya dia juga percaya kepada Rio.

 

"Itu benar! Haruto-sama pasti bisa melakukannya!"

Kata Flora.

 

"Aku tidak tahu kapan dia akan kembali, tapi aku akan mengirimkan pesan kepadamu ketika dia kembali."

Kata Celia dengan riang kepada Christina, berharap untuk menghapus ekspresi muram dari wajahnya.

 

"Mungkin aku bisa berkunjung lagi saat dia kembali bersama Liselotte-san. Kami berencana untuk tinggal di Kastil Galarc untuk sementara waktu."

 

"Ah, sungguh?"

 

"Ya. Pertemuan dengan Kerajaan Beltrum hampir pasti diadakan di Kastil Galarc, jadi rencananya kami akan tetap di sini sampai saat itu."

 

"Kalau begitu, kita harus mengadakan pesta kecil begitu Haruto-sama kembali dengan Liselotte. Aku pasti akan mengundang kalian berdua." Saran Charlotte setelah mendengarkan percakapan mereka.

 

"Oh, itu akan menyenangkan. Ayo lakukan!"

Flora segera memanfaatkan kesempatan itu, tapi—

 

"Flora." Christina mengeluarkan peringatan sebagai pengingat untuk menahan diri di kediaman bangsawan asing.

 

"Ah, tapi hanya jika itu tidak merepotkanmu....."

Tambah Flora dengan wajah memerah, malu dengan tingkah lakunya.

 

"Baik menginap atau pesta makan malam tidak akan merepotkan, jadi tolong jangan merasa sungkan."

Kata Celia sambil cekikikan, menatapnya dengan penuh perhatian.

 

Charlotte setuju dengan seringai nakal tapi menawan.

"Tentu. Aku tidak punya hak untuk berbicara sebagai seseorang yang setengah tinggal di rumah ini karena kebaikan semuanya, jadi mari lakukan."

 

Charlotte telah berhasil menemani Satsuki ke Mansion Rio di setiap kesempatan sampai dia nyakan tinggal di sana sendiri, namun dia juga bertindak sebagai utusan Raja Francois dan menjaga kontak kepada setiap bangsawan yang ingin lebih dekat dengan Rio.

 

Setiap kali diperlukan sesuatu, Charlotte akan membuat pengaturan yang diperlukan dengan kecepatan penuh.  Dia melakukan semua pekerjaannya, kadang-kadang di tempat yang tak terlihat, dan telah mendapatkan kepercayaan Rio yang cukup dan sebagian penghuni Mansion untuk menerimanya. Bahkan ada kamar untuknya di Mansion Rio untuknya.

 

"Terima kasih banyak. Lalu, jika kalian tidak keberatan......"

Christina membungkuk, menerima tawaran itu.

 

"Maka sudah diputuskan. Semuanya akan senang untuk kehadiran kalian di sana. Mereka semua penasaran bagaimana kabar kalian berdua."

Kata Charlotte kepada Christina dan Flora.

 

"Kalau masih ada waktu setelah ini, kita bisa mengundang mereka semua ke sini." Kata Celia.

 

Miharu dan yang lainnya ada di dalam Mansion, namun tidak ada di sana ketika mereka mendengar bahwa kunjungan itu untuk urusan resmi dengan Celia. Hanya Orphia yang ada di luar, tapi dia akan langsung datang jika diundang juga.

 

"Kami juga ingin menyapa semuanya, jadi jika kalian tidak terlalu sibuk..... Kami juga hampir selesai dengan urusan kami dengan Celia Sensei."

 

"Apa masih ada sesuatu yang kamu butuhkan dariku?"

 

"Ya, sebagai kelanjutan dari sebelumnya. Jika situasinya sesuai denganmu, apa kamu bersedia menghadiri pertemuan di Kerajaan Beltrum?"

 

"Aku......?" Celia berkedip.

 

"Sebagai imbalan untuk mengembalikan Charles, aku berpikir untuk menuntut beberapa persyaratan yang akan menguntungkan Count Claire dan seluruh keluargamu."

 

"Bolehkah aku menanyakan alasannya...?"

Celia bertanya ragu-ragu, kaget dengan permintaan yang tiba-tiba itu.

 

"Hal ini belum diumumkan secara resmi ke Kerajaan Beltrum, tapi mereka menyadari bahwa kamu bergabung dengan Restorasi setelah diculik dari upacara pernikahanmu. Count Claire juga dicurigai telah membantu pelarianku dari ibukota. Selama kita memiliki Charles, mereka tidak akan berani menyentuh Count Claire, tapi......"

Jika situasinya berubah, Keluarga Claire bisa berada dalam bahaya.

 

"Bagaimanapun juga, tidak ada keraguan kalau Keluarga Claire telah menanggung semua kejadian ini. Jajaran atas Restorasi telah setuju bahwa akan pantas untuk memberikan kompensasi kepadanya."

Itu sebabnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Christina menyiratkan hal itu.

 

Celia menundukkan kepalanya dengan tulus. 

"Terima kasih telah mempertimbangkan keluargaku."

 

"Itu bukan masalah."  

Kata Christina, melanjutkan diskusi. 

 

"Kami masih meninjau kondisi seperti apa yang harus diminta........"

 

Pada saat itu terdengar.... Booom. Sebuah ledakan terdengar sangat keras, mengguncang ruangan.

 

"Suara apa barusan itu? Apa ada semacam pelatihan sihir?"

Celia segera pergi untuk melihat ke luar jendela, diikuti oleh yang lainnya di ruangan itu. Suara ledakan terus berlanjut bahkan saat mereka bergerak. Sumber suara itu tampak tersebar ke berbagai arah, ada yang dekat dan ada yang jauh.

 

"Sepertinya tidak, suaranya terlalu berisik untuk datang dari tempat latihan Kastil. Aku yakin suara itu berasal dari Kastil atau di suatu tempat di dekatnya." Tebak Charlotte tanpa gentar, memandang ke luar jendela.

 

Setelah beberapa saat, suara-suara itu berhenti.

 

"Permisi..."

Kepala penjaga Charlotte Louise dan kepala penjaga Beltrum bersaudara Vanessa masuk ke ruangan. Mereka berdua telah menunggu di luar pintu, jadi mereka juga mendengar suara-suara itu. Mereka berdua memasang ekspresi muram yang sama.

 

"Bisakah kamu tahu apa yang terjadi?"

Charlotte bertanya kepada Louise.

 

"Aku tidak tahu. Aku juga belum menerima pemberitahuan tentang peristiwa yang akan menimbulkan kegaduhan seperti itu. Satu-satunya pilihan yang bisa kupikirkan adalah latihan sihir, tapi suaranya terlalu dekat untuk itu. Aku juga melihat sesuatu yang hitam jatuh dari langit melalui jendela. Aku telah mengirim bawahanku untuk memeriksa situasinya, dan mereka akan kembali segera setelah mereka mengetahuinya."

 

"Aku mengerti. Kalau begitu, akankah kita tetap menunggu di tempat ini?"

 

"Ya. Aku telah meminta penjaga yang menemani kita ke Mansion untuk menempatkan diri mereka di luar. Tapi tolong pindah ke ruang aman untuk berjaga-jaga."

 

Ruangan aman adalah tempat para tokoh penting untuk mengungsi di saat darurat. Tingkat perlindungan bervariasi tergantung pada jenis keadaan darurat yang mungkin terjadi, tapi semuanya dibuat aman dari serangan luar.

 

Mansion tersebut terletak di pekarangan Kastil, jadi Kastil berfungsi sebagai titik evakuasi di saat-saat darurat. Jadi, ruang aman di sini hanya itu.

 

"Baiklah. Ayo bergabung dengan Satsuki-sama dan yang lainnya dulu." Charlotte segera memutuskan.

 

"Kami masuk, Char-chan."

 

Saat itu, dengan Satsuki yang memimpin; dia, Miharu, Latifa, Sara, dan Alma memasuki ruangan tempat mereka mengadakan pertemuan. Mereka pasti telah mendengar ledakan yang tidak wajar dan merasakan suasana yang tidak normal, karena mereka semua memiliki ekspresi khawatir di wajah mereka.

Sara dan Alma bahkan memegang senjata mereka untuk berjaga-jaga.

 

"Kalian mendengar suara keras tadi?" Satsuki bertanya.

 

"Ya. Kami biasanya tidak mendengar hal seperti itu di sekitar sini, jadi kami terkejut....." jawab Miharu.

 

"Kami juga tidak yakin dengan situasinya, tapi kami akan pergi ke ruang aman untuk berjaga-jaga. Para Ksatria telah pergi untuk memeriksa semuanya. Maukah kamu ikut dengan kami?"

 

"Aku mengerti..... Ayo."

Satsuki bertukar pandang dengan Miharu dan mengangguk. Pada titik ini, masih belum ada bahaya yang jelas, jadi belum ada rasa tindakan yang nyata, tapi.......

 

"L-Lapor! Sekelompok makhluk mirip monster telah turun ke Kastil!"

 

"Apa........"

Salah satu Ksatria Charlotte berlari dengan panik, menambah ketegangan.

 

"Tenanglah. Apa yang kamu maksud dengan makhluk seperti monster? Apa mereka itu bukanlah goblin atau orc?" Louise bertanya pada bawahannya dengan tenang.

Monster yang kuat seperti Minotaur adalah hal biasa dalam Perang Dewa yang terjadi seribu tahun yang lalu, namun goblin dan orc adalah satu-satunya monster yang tersisa di era modern. Ada beberapa pengecualian untuk hal itu, tapi bahkan para petualang yang bekerja dalam penaklukan monster tidak sering menemui mereka. Sebagian besar dari mereka tidak pernah melihat jenis monster yang berbeda.

 

"Aku hanya melihat para Ksatria bertarung dari jauh, tapi gerakan mereka jauh lebih cepat daripada goblin atau orc. Aku belum pernah melihat monster seperti itu sebelumnya. Bentuk mereka agak humanoid, tapi ekspresi ganas di wajah mereka mengerikan. Beberapa berkulit abu-abu sementara yang lain berkulit hitam."

Ksatria itu melaporkan.

 

"Heh....?"

Miharu tampak kaget, dan Satsuki menyadarinya.

 

"Aku mengerti. Apa ada informasi tentang jumlah dan lokasi mereka?"

 

"Maaf, aku memprioritaskan pergi ke Mansion..... Namun, mereka tampaknya telah jatuh di tanah. Ada pertarungan yang terjadi di mana-mana."

Louise sepertinya tidak menyadari perubahan pada Miharu, jadi Satsuki menunggu bawahannya selesai berbicara.

 

"Ada apa, Miharu?" Satsuki bertanya, menarik perhatian semua orang padanya.

 

"Ah, Umm. Ketika aku pertama kali datang ke dunia ini, beberapa monster aneh muncul di pinggiran Amande. Haruto-kun dan Ai-chan memusnahkan mereka, tapi mereka bukan goblin atau orc. Mungkin mereka monster yang sama yang muncul di sini?"

 

"Aku ingat melihat monster yang sama selama penyerangan di Amande. Mereka tidak sekuat Minotaur, tapi mereka cepat dan kuat."

Kenang Celia dengan ekspresi cemberut. 

 

"Dibutuhkan setidaknya seorang Ksatria dengan kemampuan fisik yang ditingkatkan untuk menghadapi mereka......."

 

"Aku juga ada di sana."

Flora melanjutkan untuk memberikan pertanggungjawaban tentang apa yang dia saksikan ketika dia diculik oleh Lucius di Amande.

 

"Aku mengerti..... Kita tidak bisa memastikannya, tapi kemungkinan besar mereka adalah monster yang sama. Syukurlah para Ksatria telah mencegat mereka, namun monster mana pun yang mereka lewatkan bisa lolos ke rumah besar ini. Kami akan mengamankan lingkungan sekitar, jadi mohon segera pergi ke ruang aman, Yang Mulia." Desak Louise.

 

"Aku mengerti." Kata Charlotte.

Dia kemudian beralih ke kelompok Satsuki. 

 

"Putri Christina, Putri Flora, tolong ikutku. Satsuki-sama dan yang lainnya juga."

 

"Kami akan membantu berjaga di luar."

Sara menawarkan. Saat ini, dia dan Alma adalah yang terkuat di Mansion, tapi.....

 

"Ah..... Itu...." Louise ragu-ragu. 

Dia berlatih tanding dengan Sara dan Alma setiap hari sehingga dia mengetahui kekuatan mereka secara langsung, namun mereka berdua masih menjadi subyek perlindungan.

 

"Alma dan aku berperan melindungi Miharu dan yang lainnya saat Haruto-san tidak ada. Tidak perlu memasukkan kami sebagai sebagai orang yang dilindungi. Akan lebih mudah bagi kita untuk bergerak di luar daripada tidak ada informasi yang terkunci di dalam."

 

"Yah, begitulah adanya. Kamu tidak perlu khawatir tentang Sara dan aku."

Sara dan Alma sama-sama tenang, seolah-olah sudah terbiasa dengan situasi seperti itu.

 

"..............."

Satsuki tampak seperti hendak mengatakan sesuatu, namun menelan kata-katanya.

 

[ Aku akan melindungi Mansion ini juga— ]

Itu adalah kata-kata yang terucap di ujung lidahnya, tapi dia menjadi gelisah. Dia memahami posisinya sebagai hero dan takut kurangnya pengalaman tempur akan membuatnya menjadi penghalang.

 

Charlotte memperhatikan Satsuki menggerakkan mulutnya dan dengan sengaja mendorong Louise tanpa melihat ke arah Satsuki.

"Maka kami akan mengandalkanmu. Tidak ada cukup orang di Mansion ini sekarang, dan kalian berdua mungkin yang terkuat dengan pedang sihir kalian."

 

"Ok. Kami akan mengandalkan kalian berdua." Louise menundukkan kepalanya kepada Sara dan Alma.

 

Sarah berbalik.

"Latifa, kamu tetap bersama Satsuki dan Miharu. Kami mengandalkanmu untuk melindungi mereka jika diperlukan."

 

"Oke! Serahkan kepadaku!" Latifa mengangguk setuju.

 

"Umm, aku akan pergi dengan mereka berdua."

Kata Celia.

 

"Heeh?"

Semua orang memandangnya dengan heran.

 

"Monster menjatuhkan permata sihir dan menghilang saat dikalahkan, dan kamu membutuhkan seseorang di sisi itu untuk memastikan bahwa mereka adalah monster yang sama yang muncul di Amande terakhir kali. Aku bisa merapalkan sihir penyembuhan jika diperlukan, dan akan berguna jika memiliki seorang penyihir di barisan belakang. Aku juga pernah berlatih dengan Sara dan Alma dalam pertarungan tim sebelumnya."

Kata Celia, menjelaskan dirinya untuk lebih meyakinkan Christina dan Charlotte daripada Sara dan Alma.

 

"Kami akan sangat berterima kasih jika memiliki penyihir sekalibermu di barisan belakang..... Tapi tidak perlu membahayakan dirimu seperti itu." 

Charlotte menatap Celia dengan tatapan kepastian seolah-olah untuk mengkonfirmasi kebenaran pikirannya. Bangsawan yang tidak mengejar karir militer masih menjalani beberapa bentuk pelatihan tempur, jadi dia tahu kalau Celia memiliki keterampilan bertarung dasar.

 

Karena hal itu, bukanlah hal yang aneh bagi mereka untuk bergabung ke medan perang saat dibutuhkan—sebenarnya, hal itu juga dipandang sebagai salah satu tugas dari kelas bangsawan. Namun juga tergantung pada waktu dan tempat. Dalam situasi saat ini, hanya ada sedikit kemungkinan monster lolos dari para Ksatria. Akan lebih baik untuk menjaga anak perempuan bangsawan terlindungi daripada melawannya.

 

"Aku ingin melakukan apa yang aku bisa saat Haruto tidak ada." Jawab Celia dengan tenang dan jelas.

Niatnya terlihat jelas di wajahnya — bahwa dia ingin bertarung, bahwa dia tidak selalu harus dilindungi, bahwa Haruto bisa mengandalkannya jika perlu.

 

"Kami mengenal keterampilan sihir Celia-san, dan akan sangat meyakinkan untuk mendapatkan dukungannya."

Tambah Sara menyetujui.

 

"Aku mengerti...... Kalau begitu, aku tidak akan menghentikanmu."

Charlotte menerima dengan nada sedikit iri, melirik Christina. Meskipun Celia saat ini adalah asisten Rio, dia tetaplah seorang bangsawan dari Restorasi. Pendapat Christina juga penting.

 

"Aku akan keputusannya kepadamu sendiri, Sensei."

Kata Christina sambil mengangguk.

 

"Terima kasih banyak. Ayo kita pergi, Sara, Alma."

 

"Baik."

Sara dan Alma sama-sama seorang pertarung. Sejak mereka mulai hidup dengan Celia, mereka memahami niatnya dengan baik—jadi mereka mengangguk dengan tegas.

 

Di samping mereka, Louise sedang mendiskusikan bagaimana melanjutkan situasinya dengan Vanessa.

 

"Silakan pergi dengan para Putri dan jaga ruang aman."

 

"Ok."

 

"Kalau begitu, semuanya harus pergi melalui pintu ini yang terhubung ke ruang aman. Aku akan menempatkan beberapa Ksatria di ruang tamu ini untuk berjaga-jaga."

 

Setelah pengaturan yang diperlukan selesai, Louise menunjuk ke pintu yang berbeda dari pintu keluar. Ada tiga kamar aman di Mansion, dan salah satunya terletak di ruang tamu untuk kepentingan tamu penting.

Dengan demikian, penghuni Mansion terbagi menjadi mereka yang berlindung di ruang aman dan mereka yang keluar untuk berjaga.

 

◇◇◇◇

 

Di sekitaran waktu yang sama, seorang laki-laki melayang di langit di atas ibukota, melihat ke bawah, tepatnya di bawahnya merupakan halaman Kastil. Dia adalah pelaku di balik munculnya para monster ke yang ada di sana—Reiss. Kurang dari satu jam yang lalu, dia mengamati pertarungan sengit antara Rio dan Saint Erica dari jauh, kemudian dia menggunakan Kristal teleportasi sekali pakai untuk berpindah ke Kastil Galarc dalam sekejap.

 

Saat ini, yang tidak bisa bertarung di Kastil sedang panik sementara para Ksatria melawan Revenant di seluruh area Kastil.

 

[ Langkah pertama setelah mengirimkan Orb dan Revenant penyegel sihirku yang berharga. Semoga cukup untuk mengacaunya....... Oh? ]

Reis menyipitkan matanya. Tatapannya tertuju pada satu titik dari jauh di atas. Itu adalah Mansion yang diberikan Rio oleh Francois, dan Celia, Sara, dan Alma baru saja pergi melalui pintu depan.

 

[ Akan bermasalah jika mereka mengurung diri di dalam Kastil, jadi ini sempurna. Tapi sebaiknya jangan meremehkan mereka saat mereka berada di luar. Aku tidak akan menahan diri sama sekali. ]

Bayangan hitam legam muncul dari kaki Reiss, menyebar melintasi langit biru. Lima bola hitam berdiameter beberapa meter muncul.

 

Kelima bola menghujani rumah besar Rio seperti meteorit. Setiap penurunan disertai dengan gemuruh yang menggelegar, mengguncang gedung.

 

[ Itu semua Revenant yang aku punya. Tapi aku khawatir mereka tidak akan bertahan lama melawan mereka — lebih baik panggil orang-orang itu secepatnya. ]

Begitu dia melihat bola itu mendarat, Reiss mengeluarkan Kristal teleportasi baru dan menyeringai, naik lebih tinggi lagi ke langit.

 

◇◇◇◇

 

Setelah keluar dari Mansion, Sara berjalan di sepanjang dinding luar gedung dan naik ke atas atap untuk mendapatkan pemandangan yang lebih baik. Dia menajamkan matanya untuk melihat ke seluruh area, memastikan tidak ada monster di dekat Mansion.

 

"Belum ada monster yang mendekati Mansion. Meskipun ada beberapa orang yang bertarung di sana-sini......." Sara turun ke permukaan dan melaporkan apa yang dilihatnya kepada Louise, para Ksatrianya, Celia, dan Alma.

 

"Terima kasih. Meskipun aku ingin mengirimkan bantuan kepada sekutu kami, kami tidak dapat meninggalkan pos kami. Mari kita memprioritaskan perlindungan Mansion ini."

Selama ada kemungkinan monster mencapai Mansion, mereka tidak bisa membiarkan penjaga Mansion kekurangan tenaga. Sayang sekali mereka hanya bisa menyaksikan sekutu mereka bertarung dari jauh, tapi itu adalah keputusan taktis yang tepat untuk diambil.

Mereka mempertimbangkan pilihan untuk membawa Miharu dan yang lainnya ke Kastil, namun tidak bijaksana mengambil risiko berbahaya karena banyak  yang tidak memiliki pengalaman perang yang nyata.

 

"Aku akan terus mengawasi dari atap."

 

"Aku akan membantu."

Dengan itu, Sara dan Alma pergi memanjat atap. Pada saat itulah bola hitam yang dilepaskan Reiss jatuh di dekatnya. Gelombang kejut yang bergemuruh melanda mereka, meledakkan permukaan tanah.

 

"Ap.....?!"

 

Penglihatan mereka tiba-tiba tidak jelas, membuat mereka tidak bisa berkata-kata. Sementara itu, permukaan gelap dari bola yang jatuh mulai mencair.

Ada total lima bola, dan jaraknya kurang dari seratus meter dari Mansion. Dua belas revenant melompat keluar dari setiap bola.

 

"Kshaaah!"

Enam puluh Revenant mulai berlari ke Sara dan yang lainnya di depan Mansion. Hanya ada sedikit yang bisa bertahan dari serangan mendadak seperti itu.

 

"A-Alma dan aku akan mengambil bagian depan!"

 

"Semuanya, fokuslah untuk melindungi Celia-san dan mencegah para monster itu masuk ke Mansion!"

Yang pertama merespons adalah Sara dan Alma.

 

"Duo Magi: Maius Terra Murum!!!"

Sementara itu, Celia melafalkan mantra sambil menyentuh permukaan tanah dengan kedua tangannya.

Kurang dari dua detik kemudian, dua dinding tanah muncul di antara mereka dan Revenant. Dindingnya masing-masing setebal satu meter, lebar lima meter, dan tinggi sepuluh meter.

Tujuan memasang penghalang bukanlah untuk menghentikan pendekatan para Revenant, namun untuk menghindari situasi di mana mereka kewalahan oleh keunggulan jumlah musuh. Dinding yang dibuat Celia memiliki celah satu meter di antaranya. Hal ini mengurangi pilihan revenant untuk melewati celah, memutar jauh, atau memanjat bagian atas tembok.

 

Membatasi rute invasi musuh berarti mereka dapat memfokuskan daya tembak mereka ke tempat yang paling dibutuhkan. Mampu mengurangi jumlah musuh yang harus dihadapi sekaligus juga merupakan keuntungan besar.

 

"Sara, Alma!" Teriak Celia.

 

"Tolong gunakan formasi dengan mengelilingiku! Alma, kamu ambil sisi kanan!"

 

"Mengerti!"

Sara dan Alma langsung memahami maksud Celia dan berpisah ke kiri dan ke kanan. Para Revenant memilih untuk tidak memanjat tembok, namun maju melalui tengah dan mengitari sisi-sisinya. Sebagai hasilnya....

 

"Tres Magi: Ignis Iecit!"

 

"Haaah!"

 

"Hmph!"

Revenant yang datang dari tengah, kiri, dan kanan masing-masing dihadang dengan serangan kuat dari Celia, Sara, dan Alma.

 

"Grah!"

Tiga lingkaran sihir untuk mantra sihir muncul di hadapan Celia. Salah satunya melepaskan bola api selebar satu meter yang menghempaskan beberapa Revenant yang datang dari tengah. Dua lingkaran sihir lainnya tetap bersiaga di sampingnya.

 

Tombak es ditembakkan dari belati Sara dan menembus beberapa tubuh mereka sekaligus, sementara Gada Alma memotong banyak musuh dengan ayunan.

 

"Mereka monster yang sama yang kulihat di Amande! Kulit mereka keras dan mereka sangat cepat, jadi berhati-hatilah! Yang hitam bergerak lebih cepat daripada yang abu-abu!"

Teriak Celia, memperingatkan Sara dan yang lainnya tentang karakteristik mereka. Seolah-olah untuk membuktikan kata-katanya, musuh di depan terhuyung mundur meskipun kulit mereka sekarang setengah meleleh.

 

Dari musuh yang diserang Alma, hanya yang paling depan yang mati;  yang lain di belakangnya sudah berdiri kembali. Revenant yang tertembus di perut oleh tombak es Sara tidak terbunuh hanya oleh serangan itu, dan menggeliat untuk menarik tombak itu keluar.

 

"Tidak mempan ya.....!"

Sara memanggil bilah es yang panjang untuk menyelubungi belatinya, memenggal kepala Revenant yang tertusuk di tombak es. Mereka akhirnya mati setelah itu, tubuh menghilang dan meninggalkan permata sihir.

 

"Sungguh merepotkan!"

Alma menepis musuh yang melemparkan dirinya ke arahnya dan mengayunkan Gadanya ke Revenant baru yang menyerang. Tampaknya serangan yang jelas dari Gadanya sudah cukup untuk membunuh mereka, karena yang dikirim terbang segera menghilang.

 

Celia juga melepaskan tembakan bola api kedua dan ketiga yang dia lakukan dalam keadaan siaga dari multicastingnya, menyelesaikan Revenant yang dia lewatkan pertama kali.

 

".............."

Louise dan para Ksatria lainnya terdiam melihat betapa tidak terpengaruhnya Celia dan yang lainnya saat penyergapan tiba-tiba. Mereka memahami gaya bertarung satu sama lain dan berlatih satu sama lain setiap hari, jadi tidak ada yang lebih meyakinkan. Itu benar-benar luar biasa.

 

Secara khusus, langkah pertama Celia dengan tembok tanah adalah taktik yang bagus melawan para Revenant. Kemampuannya untuk melemparkan beberapa mantra kelas menengah dengan kecepatan tinggi dan dengan tenang mengamati pergerakan musuh secara mendadak sangatlah mengesankan.

 

Louise menatap Celia dengan takjub. 

"Lindungi Celia-sama agar sihirnya tidak terhalang! Jangan abaikan monster yang lari ke Mansion!"

Dia menenangkan diri dan memberi perintah pada bawahannya. Hanya enam atau tujuh musuh yang telah dikalahkan sejauh ini—para Revenant masih menyerang mereka.

 

"Sextus Magi: Ictus Lancea!"

Celia sepertinya mendapat ide dari melihat tombak es Sara dan menggunakan sihirnya untuk membuat tiga puluh enam tombak es sekaligus. Dia melihat kalau hanya menusuk mereka sekali tidak cukup untuk membunuhnya dan menyiapkan banyak untuk menebus mereka.