"Mengapa kamu meminta maaf, Amakawa-sama?"
"Aku yakin hal ini tidak pantas bagi wanita yang belum menikah untuk berhubungan dekat dengan lawan jenis."
"Kamu tahu kalau aku bukan bangsawan, kan.....?"
Aria berkedip, menunjukkan senyuman geli yang tampak samar. Saat itulah ekspresinya, yang tegang karena kebingungan sampai sekarang, melunak. Hal itu sudah cukup meninggalkan kesan pada Rio.
"Kurasa hal ini tidak cukup pantas untuk bangsawan....."
Kata Rio dengan cemberut.
"Aku mengatakan hal seperti itu tidak perlu, karena aku bukan seorang wanita bangsawan. Yang ada, hal itu jauh lebih pantas untukmu, Amakawa-sama. Kamu seorang bangsawan yang belum menikah sedang membawa seorang wanita yang bukan tunanganmu."
"Ini bahkan kurang menyenang untuk menjadi seorang bangsawan."
"Tidak bisa disangkal bahwa seseorang dengan posisimu harus terlibat dengan wanita tidak layak sepertiku. Aku khawatir kehadiranku akan menyebabkan orang-orang di dekatmu merasa cemas. Aku sangat dibutakan oleh Saint itu, aku benar-benar gagal untuk mempertimbangkan hal ini saat aku meminta untuk pergi denganmu. Mohon terima permintaan maafku ini."
Kata Aria dengan menyesal.
"Kamu bukanlah wanita tidak layak, anggapan itu salah sejak awal. Aku sangat yakin dengan adanya dirimu sangar membantu di sini, jadi tolong jangan minta maaf." Kata Rio dengan lembut, menunjukkan pertimbangan atas perasaan Aria.
"Terima kasih..... Tapi kenapa kamu mau bertindak sejauh ini?"
Rio memiringkan kepalanya bingung.
"Apa maksudmu dengan 'sejauh ini'?"
"Ketika Saint itu meninggalkan ruangan, kamu bertindak atas nama Liselotte-sama sebelum yang lainnya, padahal kamu baru saja kembali ke Kastil, dan masih kurang memahami situasinya. Namun meskipun begitu....." Aria ragu-ragu atas perkataannya dengan nada bimbang, namun Rio memotong perkataannya dengan terus terang.
"Liselotte-san telah diculik. Hanya itu yang perlu aku ketahui tentang situasinya. Dia adalah teman yang penting bagiku, dan bagi orang-orang di sekitarku."
"............" Kata-katanya begitu percaya diri membuat Aria terdiam karena terkejut.
"Jika dia dalam masalah, seharusnya ada sesuatu yang bisa kulakukan. Karena itulah, aku hanya melakukan apa yang aku bisa." Kata Rio, menjelaskan.
"Terima kasih banyak..... Bertindak sejauh ini untuk membantu tuanku."
"Tidak perlu untuk berterima kasih padaku. Kamu juga ingin menyelamatkan Liselotte karena kamu merasakan hubungan yang lebih kuat dengannya daripada hanya hubungan tuan-pelayan biasa, benar?"
"Ya......"
"Maka alasanmu sama denganku. Mari gabungkan kekuatan kita untuk menyelamatkan Liselotte-san."
"Terim— Baik. Ayo selamatkan dia."
Aria hendak berterima kasih kepadanya lagi, tapi malah mengangguk dengan tegas.
"Jadi, bisakah kamu memberitahuku tentang Saint itu saat kita bergerak? Aku hanya tahu kalau dia adalah hero yang menculik Liselotte sekarang."
"Tanggal dan waktu belum pasti diketahui, tapi itu mungkin terjadi sekitar waktu yang sama ketika kamu dan yang lainnya pergi dari Kastil. Warga Kerajaan kecil di barat laut Galarc memberontak melawan Keluarga Kerajaan, yang memimpin revolusi itu adalah Saint itu, yang kemudian menciptakan Republik Demokratik Suci Erica sebagai gantinya."
"Dia memimpin revolusi atas sebuah Kerajaan..... Dia juga menyebutkan penghapusan monarki atas kebangsawanan."
Rio menarik napas ringan. Jelas jika Saint itu adalah orang yang berbahaya dari kekerasan yang dia lakukan saat di Kastil, namun bahayanya telah meningkat ke tingkat menjatuhkan seluruh bangsa.
"Dia mengaku membawa keselamatan bagi orang-orang yang lemah. Itulah sebabnya, dia ingin monarki dihapuskan dan negara diserahkan kepada rakyatnya. Aku percaya dia menggunakan pembenaran yang sama ketika memimpin revolusi."
"Mengingat keributan yang dia timbulkan, dia tampaknya memiliki persiapan yang cukup. Karena tidak ada orang biasa yang akan mempertimbangkan untuk memimpin revolusi untuk menggulingkan pemerintahan yang ada....."
[ Mengapa ada seorang yang telah dipanggil dari bumi merasa perlu melakukan sesuatu yang ambisius seperti memimpin revolusi di dunia lain? Mengapa dia harus menyatakan perang terhadap kerajaan lain? ]
Rio mempertimbangkan kemungkinan itu.
Sebuah revolusi tidak dapat diciptakan sendirian. Hal itu dimulai dengan pendapat dari satu atau lebih orang yang bertindak berdasarkan keyakinan mereka, mendapatkan kekuasaan dengan mengumpulkan kawan-kawan yang berpikiran sama, sebagai hasilnya menciptakan revolusi. Memimpin hal seperti itu membutuhkan kekuatan mental yang sangat besar, jauh di atas rata-rata orang.
Jika revolusi dapat dimulai hanya karena ketidakpuasan terhadap Keluarga Kerajaan dan bangsawan, hal ini akan menjadi kejadian bibiasaResolusi yang sangat besar yang diperlukan yang membuatnya sangat sulit untuk dieksekusi.
Dengan ingatannya sebagai Amakawa Haruto yang lahir dan besar di jepang, Rio bisa memahami persoalan sistem Royalti dan bangsawan. Dia telah menjadi sasaran banyak prasangka dari anak-anak mereka saat berada di Akademi Kerajaan, tapi hal itu tidak membuatnya merasa perlu untuk memulai revolusi di Beltrum sebagai pembalasan.
Satu-satunya bagian dari dirinya yang bisa dia samakan pada Saint itu dalam upaya untuk memahaminya adalah balas dendamnya terhadap Lucius. Tidak semua orang membalas dendam hanya karena mereka membenci seseorang—tapi Rio melakukannya, dan mengejar pembalasannya.
Hal itu karena dia tidak bisa memaafkannya. Ada sesuatu yang tidak bisa dia maafkan, dan sesuatu itu menyebabkan emosi yang cukup kuat dalam dirinya untuk membalaskan dendam. Apa Saint itu memiliki perasaan yang cukup kuat tentang sesuatu yang menyebabkan revolusi?
[ Apa sesuatu terjadi setelah dia dipanggil, menyebabkan dia membenci mereka yang berkuasa dan memulai revolusi? Atau dunia ini memanggil seorang radikal dengan pemikiran yang ekstrim secara kebetulan.....? ]
Rio mencoba membayangkan motif apa yang dimiliki Saint itu untuk menyebabkan revolusi.
Masih diragukan jika Saint itu adalah orang jepang. Karena dia memiliki tujuan untuk menghancurkan monarki sejak awal. Amakawa Haruto belum pernah melihat orang jepang yang berusaha menggulingkan pemerintahan—dan berhasil—dalam dua puluh tahun hidupnya. Dia terlalu berbeda dari gambaran tentang orang jepang pada umumnya. Namun, dia masih kekurangan informasi tentang profil Saint itu dengan benar.
"Mengapa Liselotte diculik oleh Saint itu?" Rio bertanya, mencari lebih banyak informasi tentangnya.
"Semuanya dimulai ketika dia mengunjungi Mansion di Amande. Dia mencari kekuatan Ricca Guild dan datang untuk merekrut presidennya untuk kepentingannya. Dia meminta Liselotte-sama untuk meminjamkan kekuatannya kepada bangsanya."
"Liselotte-san menolaknya, benar? Jadi negosiasinya berantakan, dan saat itulah dia membuat keributan?"
"Ya, itulah intinya."
"Bisakah aku bertanya apa yang mereka berdua diskusikan saat itu?"
"Mereka mulai dengan masalah perekrutan Liselotte-sama dan Ricca Guild, sebelum dia mengkritik monarki dan menyatakan kalau negara harus diserahkan kembali kepada rakyat. Lalu........"
"Lalu........?"
Aria ragu sejenak, membuat Rio memintanya untuk melanjutkan.
"Umm, aku sebenarnya belum memberitahu Yang Mulia tentang hal ini, tapi Saint itu mengetahui rahasia Liselotte-sama. Dia sepertinya mengetahui nama suatu produk saat tiba di Amande dan menyadari kebenarannya. Saint itu sepertinya unggul dalam membaca bibir."
"Aku mengerti....."
"Setelah dia mengungkit rahasia Liselotte-sama, mereka berdua mulai bertanya satu sama lain secara bergantian. Liselotte-sama kebanyakan bertanya tentang latar belakang Saint itu, tapi dia hanya bertanya tentang hal-hal sepele seperti nama dan usianya dari kehidupan masa lalunya, di mana dia tinggal, dan sebagainya."
"Apa ada sesuatu yang menurutmu aneh dalam percakapan itu?"
"Ketika topik beralih ke rahasia tuanku, kepribadian Saint itu tiba-tiba..... Dia melembut sampai dia seperti orang lain, seperti wanita dengan kepribadian yang cerah dan hangat...... Dia mengatakan kalau itu adalah dirinya yang sebenarnya sebelum dia menjadi seorang Saint."
"Dirinya yang sebenarnya sebelum menjadi seorang Saint......" Sesuatu tentang itu tampak aneh bagi Rio.
"Dia berkata kalau dia akan menciptakan dunia tanpa kelemahan, dan untuk melakukannya, dia menciptakan demokrasi dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat. Aku tidak tahu apa yang dia maksud, tapi dia mengatakan itu adalah bagian dari balas dendam besarnya."
"Balas dendam besar......"
Itu tidak terdengar tidak cukup baik.
Dalam hal ini, sesuatu pasti terjadi setelah dia datang ke dunia ini. Sesuatu yang sangat parah, karena hal itu telah merenggut nilai-nilai dirinya sebagai orang jepang.... Karena dia maju untuk penghapusan monarki, kurasa hal itu pasti dendam terhadap orang yang berkuasa?
Rio sendiri telah mengotori tangannya dengan balas dendam meskipun ingatannya sebagai seseorang dari jepang. Mereka yang dipindahkan ke sini berbeda dari mereka yang terlahir kembali di sini, dan penilaiannya sebagai Rio yang telah membuat pilihan terakhir, tapi dia pasti mengalami konflik batin yang tidak akan dia rasakan tanpa ingatan tentang dirinya yang dulu.
Amakawa Haruto hanya bisa menikmati nilai-nilai kehidupan damainya sebagai orang jepang karena jepang itu damai. Setelah secara pribadi mengalami bagaimana martabat dan kehidupan manusia diabaikan di dunia ini, nilai-nilai damai itu secara alami terguncang. Rio juga menyadari hal itu.
[ Bagaimana jika Saint itu mengalami sesuatu yang cukup mengerikan baginya untuk membalas dendam dan menciptakan revolusi? ]
Itu asumsi Rio, tapi......
Tidak ada gunanya berhipotesis lebih jauh pada saat ini.
Rio memutuskan untuk berhenti memikirkan situasi Saint itu. Dia ingin mendapatkan gambarannya sebelum mencoba menyelamatkan Liselotte, tapi membuatnya menjadi orang yang dapat berhubungan secara emosional berdasarkan spekulasi tampaknya tidak bijaksana.
"Dari apa yang aku dengar, sepertinya dia memandang figur kekuatan sebagai musuhnya..... Tapi karena dia menculik Liselotte setelah berusaha keras untuk merekrutnya untuk kekuatan Ricca Guild, sepertinya dia tidak melihat Liselotte-sama sendiri sebagai sasaran kebenciannya. Namun, kesediaannya untuk melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya agak mengkhawatirkan......"
[ Jika dia menginginkan kerja sama Liselotte, dia tidak akan langsung menggunakan cara kekerasan. Itu berarti, Liselotte-san akan aman dalam waktu dekat. ]
Rio menduga.
"Namun, dia itu tampaknya memiliki kepribadian yang tidak sesuai dan kuat. Aku yakin dia sebenarnya tenang dan licik, memperhitungkan semuanya dengan hati-hati sebelum mengambil tindakan."
"Apa maksudmu kalau dia bertindak seperti itu dengan sengaja?"
"Benar. Dia mungkin terlihat bodoh, tapi dia sama sekali tidak bodoh. Dari ucapan dan perilakunya, jelas dia telah menerima pendidikan yang layak. Dia bahkan mengatakan dia adalah seorang sarjana di dunia asalnya sendiri."
"Begitu ya..... Jika rangkaian kejadian ini sesuai perhitungannya, kemungkinan besar dia menculik Liselotte untuk mengobarkan perang di Kerajaan Galarc. Dia sepertinya tidak memiliki niat untuk bernegosiasi dari awal, dan pernyataan yang dia buat sebelum meninggalkan Kastil hanya mendukungnya."
"Tentu. Aku juga sampai pada kesimpulan yang sama setelah melihat sikapnya di Kastil. Dia sepertinya juga tidak berniat untuk bernegosiasi di Amande."
"Apa yang aku tidak bisa mengerti adalah mengapa Saint itu ingin berperang dengan Galarc. Tidak peduli seberapa bencinya dia terhadap monarki, dia pasti tidak punya alasan untuk langsung berperang dengan Kerajaan besar. Kalau tidak, hal itu akan menjadi penghancuran dirinya sendiri."
Selain itu, Galarc bukanlah Kerajaan besar yang normal: Galarc adalah Kerajaan besar dengan seorang hero. Keberadaan Satsuki seharusnya tersebar ke seluruh dunia sejak perjamuan. Jika dia mengetahui Ricca Guild, dia pasti tahu tentang Satsuki juga.
Memulai perang dengan Galarc tanpa sadar adalah hal yang tidak masuk akal, tapi melakukannya dengan sadar sepertinya bunuh diri. Tak terbayangkan bagi perwakilan seluruh bangsa yang menanggung nasib rakyatnya. Ini akan menjadi hal berbeda jika dia ingin memimpin negara dan rakyatnya dengan sengaja.....
[ Mungkinkah alasannya ingin balas dendam sebenarnya adalah......? Tidak, seharusnya tidak..... Hal itu terlalu tidak mungkin. ]
Kemungkinan jalan kehancuran itu adalah balas dendam yang dia cari terlintas di kepala Rio.
Namun, pemikiran itu sangat tidak masuk akal, dia akhirnya menolaknya. Kebalikan dari keselamatan yang dia klaim dia berikan kepada yang lemah. Dia adalah Saint yang memimpin revolusi dan mendirikan negara.
Tidak ada alasan baginya untuk menghancurkan— Itu berarti dia menipu orang-orang yang baru saja dia selamatkan. Yang tersisa adalah....
[ Apa dia memiliki kartu truf di tangannya? Sesuatu yang membuatnya sangat yakin akan kemenangannya melawan Negara besar. Sesuatu yang memberinya kepercayaan diri untuk berperang. ]
Dari jumlah informasi yang dia miliki saat ini, Rio tidak tahu kartu truf seperti apa yang akan memberi Saint itu prospek setinggi itu melawan negara besar.
Rio merasakan kegelisahan yang tidak nyaman tentang hal itu.
"Ngomong-ngomong, apa Saint itu tiba di Amande untuk bernegosiasi sendirian?"
Rio tiba-tiba bertanya setelah menghela napas untuk mengusir kekhawatirannya.
"Ya. Sama seperti di Kastil, wanita itu muncul di Amande sendirian dan meminta pertemuan. Dia kemudian dengan seenaknya memaksakan pendapatnya kepada kami tanpa mendengarkan kami."
".....Sepertinya dia meninggalkan Liselotte di tangan pasukan yang berbeda setelah menculiknya, lalu datang ke Kastil tanpa satupun penjaga. Dalam hal ini, dia mungkin tidak ingin mereka menjadi penghalang."
Entah begitu alasannya, atau menghadiri negosiasi sendirian memberinya kemampuan untuk mengarang apa yang terjadi sebanyak yang dia inginkan. Saint ini dipuja sebagai wakil dari bangsa asing, sehingga kata-katanya tidak akan pernah diragukan. Jika dia ingin memulai perang, dia bisa melakukannya kapan saja.
Hal itu bisa menjadi kemungkinan yang lain.
[ Satu-satunya hal yang dapat dikatakan dengan pasti jika Saint itu bertujuan berperang dengan Galarc.... ]
Rio menatap ke arah Saint Erica di kejauhan, merenungkan kemungkinan perang dengan ekspresi tegas.
"Apa ada masalah, Amakawa-sama?" Aria memperhatikan ekspresi muram di wajah Rio dan memiringkan kepalanya dengan bingung, tapi Rio menepisnya dengan senyuman dan mengubah topik pembicaraan.
"Tidak, bukan apa-apa. Lebih jauh dari ini hanyalah spekulasi, dan menganalisis hal-hal secara berlebihan tidak akan membantu. Apa ada hal lain yang kamu perhatikan?"
"Hmm..... Aku tidak tahu kenapa, tapi Saint itu berkata dia perlu merahasiakan status heronya. Pada pertanyaan terakhir keduanya saling bertanya, dia menjawab sebagai konfirmasi dan tiba-tiba menyerang."
"Dia perlu merahasiakannya? Jadi dia punya alasan untuk tidak bisa menyatakan dirinya sebagai hero. Jika kita menafsirkannya dengan jelas, itu berarti dia pasti punya rencana untuk mengumumkannya di saat yang tepat....."
"Kemungkinan dia sudah berencana untuk memperburuk Kerajaan Galarc pada saat itu, dia hanya mengambil alasan pertama untuk menyerang. Tentu saja, dia mungkin bermaksud mengumumkannya pada saat yang lebih menguntungkan juga....."
"Kita benar-benar tidak bisa berspekulasi terlalu banyak. Tidak masalah jika kita akan meninggalkan alasan Saint itu. Yang tersisa hanyalah kemampuan bertarungnya...."
Rio dengan santai melirik wajah Aria saat dia menggendongnya. Karena Aria ada pada pertemuan di antara mereka, itu berarti Saint itu telah menculik Liselotte terlepas dari kehadiran Aria. Dengan kata lain, Aria telah dikalahkan olehnya. Mengingat seberapa baik Rio mengetahui kemampuan Aria, dia bertanya-tanya bagaimana keadaannya.
"Jika hanya dalam pertarungan jarak dekat, tekniknya tidak terlalu mengesankan. Caranya bertarung seperti seorang amatir yang mengayunkan senjata secara membabi buta, dia menggunakan senjatanya yang diperkuat secara dramatis saat dengan dia memegang Divine Arms miliknya." Kata Aria, mengenang pertarungan dengan ekspresi sedih.
"Meski begitu, dia tidak akan seimbang melawanmu, kan....?"
"Semuanya disebabkan oleh kelalaianku. Aku pikir kalau aku telah membuatnya pingsan dengan pukulan keras, tapi ternyata tidak."
"Kamu menerapkan kekuatan yang cukup untuk membuatnya pingsan?"
"Mempertimbangkan bagaimana tubuhnya telah di perkuat oleh oleh Divine Arms-nya, aku memukul perutnya dengan kekuatan yang cukup untuk menerbangkan seorang prajurit dengan armor lapis baja. Aku mengikutinya dengan tendangan yang lebih kuat ke area yang sama. Ketika aku memastikan dia jatuh ke tanah tanpa bergerak, aku berasumsi dia jatuh pingsan."
"Bahkan jika dia memiliki telah memperkuat fisiknya, dia akan menerima kerusakan......"
Tidak seperti sihir, yang hanya dapat meningkatkan kemampuan fisik seseorang, sihir dari pedang dan spirit art dapat memperkuat tubuh fisik itu sendiri.
Kekuatan peningkatan itu bergantung pada kompetensi pedang atau caster, namun umumnya menghilangkan rasa sakit dari tindakan seperti meninju batu atau besi dengan tangan kosong akan sangat mengurangi kerusakan dari senjata tumpul terhadap area yang tidak terlindungi.
Namun, jika seseorang yang telah meningkatkan fisiknya mengalami pukulan berat, hal itu sangat sulit untuk mengurangi kerusakan semacam itu menjadi nol.
"Seolah-olah dia itu sama sekali tidak terluka. Dia berpura-pura jatuh pingsan untuk menangkapku dengan kewaspadaanku yang sedang turun, menggunakan celah itu untuk membuatnya bergerak. Seperti yang kamu katakan, Divine Arms-nya mungkin telah meningkatkan kekuatan fisiknya lebih kuat.Ke idak mengesankan, tapi kekuatannya pasti."
"Aku mengerti....."
"Kemampuan terakhir yang perlu diperhatikan mungkin adalah efek lain dari Divine Arms-nya—dia mampu menyerang sambil menciptakan fenomena yang menyerupai sihir bumi. Jika kamu harus menghadapinya, harap berhati-hati untuk itu."
"Oke."
Ekspresi Rio mengeras saat dia mengangguk.
◇◇◇◇
Pada saat yang sama, di langit di atas pinggiran ibukota Galarc......
Di saat Rio dan Aria sedang mengejar Saint itu dari kejauhan, ada seseorang yang mengejar mereka dari jauh. Orang itu adalah Reiss; dia telah melacak Saint itu sejak kunjungannya ke Kerajaan Proxia. Dia juga telah menyaksikan Saint itu menculik Liselotte di Amande dan pergi ke Kastil Galarc sendirian, meskipun dia tidak tahu seberapa jauh dia bersedia bernegosiasi dengan Kerajaan.
[ Adanya sang Black Knight di sini, yang sedang mengejarnya yang artinya urasan Saint itu dengan Kerajaan Galarc telah selesai. Pergantian peristiwa yang ideal. ]
Reiss menganalisis situasinya dan menyeringai menyeramkan.
[ Black Knight pergi pada saat yang sama dengan menghilangnya kehadiran roh yang kuat dari Kastil — kemungkinan besar roh humanoid itu sedang dalam bentuk rohnya untuk mengikuti Saint itu. Dan saat ini, Celia Claire dan orang-orang terdekatnya ada di Kastil. Dengan kedua orang yang paling menyusahkan itu sedang pergi sekarang...... ]
Reiss melirik ke belakangnya, ada ibukota yang terlukis di cakrawala. Dengan kepergian Rio dan Aishia, bukankah ini menjadi kesempatan sempurna untuk menyandera? Itulah pikiran yang melintas di benaknya.
Namun, apa yang terjadi di masa depan akan sangat bergantung pada seberapa baik Saint tersebut dapat menggunakan kekuatan heronya. Black Knight dan roh kontraknya adalah subjek ujian yang sempurna untuk itu.
[ Aku tidak bisa melewatkan kesempatan ketika dua gangguan terbesar itu untuk saling melenyapkan—aku harus memastikan mereka mendapat kesempatan untuk saling berhadapan..... ]
Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup. Untuk memanfaatkannya sebaik mungkin, dia tidak boleh melupakan Rio, dan dia harus bersikap hati-hati.
[ Aku tidak bisa mengambil risiko jika mereka mengetahui pergerakanku dan menjadi waspada terhadap Kekaisaran Proxia. Untuk sekarang, aku akan terus membuntuti mereka sambil memikirkan sebuah rencana. Dia memiliki jangkauan deteksi yang cukup menakutkan, jadi aku harus ekstra hati-hati..... ]
Dengan pemikiran itu, Reiss melanjutkan pengejarannya.
◇◇◇◇
Sementara itu, di Kastil Galarc, Celia dan Miharu telah kembali dari mansion Rio di halaman Kastil bersama Satsuki dan Charlotte, di mana mereka menjelaskan apa yang terjadi pada Latifa dan yang lainnya yang sedang menunggu di ruang tamu.
Mereka berbagi informasi kalau Liselotte telah diculik oleh seorang hero yang menyebut dirinya sebagai seorang Saint, dan bahwa Rio, Aria, dan Aishia mengejarnya. Charlotte merasa aneh kalau Aishia tidak hadir, tapi mereka menjelaskan kalau Rio telah memberitahunya untuk menjelaskan banyak hal.
Bagian telepati sengaja tidak disebutkan.
"Aku tidak percaya hal seperti itu terjadi......"
Para gadis deda roh jelas kaget.
"Mengapa seorang hero melakukan hal seperti itu....? Bukankah Saint merupakan orang baik? Mengapa dia menculik Liselotte Onee-chan?
Latifa bertanya dengan campuran antara kekhawatiran dan kemarahan di wajahnya.
"Aku tidak tahu atas dasar apa para hero dipilih, tapi kurasa hal ini menjadikan tidak ada jaminan orang yang dipanggil itu selalu baik. Tidak ada yang tahu orang seperti apa dia di dunia sebelumnya......."
Kata Satsuki dengan ekspresi pahit.
"Gelar Saint juga tidak menjamin kepribadian yang baik. Terutama karena dia hanya memproklamirkan dirinya sendiri. Tidak jarang orang disebut sebagai Saint hanya karena terjebak dalam urusan politik dan kekuasaan. Menyakitkan memang untuk menyebutnya sebagai seorang hero, tapi aku menemukan kualitasnya jauh dari Saint." Kata Charlotte, tidak berbasa-basi.
"Argh, hanya memikirkannya saja membuatku marah lagi. Semua yang keluar dari mulutnya tidak masuk akal, dan beraninya dia mengambil Liselotte-chan.....!"
Sepertinya kemarahan Satsuki telah mencapai batasnya. Tidak bisa duduk diam lagi, dia berdiri dari kursinya untuk melampiaskan amarahnya.
"Mari kita percaya pada mereka. Haruto dan Ai-chan. Mereka pasti akan menyelamatkan Liselotte dan membawanya kembali."
Miharu tidak terlalu optimis — dia sendiri sebenarnya cukup khawatir. Namun, karena dia sangat percaya kepada Rio dan Aishia, dia mampu menenangkan semua orang yang hadir dengan kata-katanya.
"Ya.... Aku juga setuju dengan Miharu."
Kata Celia setuju.
"Yang bisa kita lakukan dari sini hanyalah berdoa agar mereka kembali dengan selamat."
Kata-kata mereka bergema di hati semua orang.
"Miharu-chan, Celia-san......"
Satsuki tampak tersentuh.