Knight's Respite – Chapter 5 : 「Pertukaran Informasi」
Rio dan yang lainnya meninggalkan ruang kelas dan pindah ke ruang pertemuan di dalam konsulat. Christina dan Flora duduk di satu sisi meja dengan Rio dan Celia duduk di seberang mereka.
"Jadi, aku mengundang sensei untuk berbicara dengan kami karena ada masalah yang sangat penting yang mau dibahas........"
Kata Christina dengan sungguh-sungguh, melirik ekspresi Rio. Rio mengangguk kecil, yang dilihat Flora dengan napas tertahan.
"Dan apa masalahnya.......?"
Celia meluruskan posturnya. Dia merasakan atmosfer berat dari wajah semua orang yang hadir.
"Masalahnya melibatkanku dan dirimu, Sensei. Bisakah kamu menebak apa itu?"
Rio bergabung dalam percakapan dengan sengaja memanggil Celia dengan sebutan “Sensei” saat berada di depan Christina dan Flora.
"Heh? Mungkinkah...... "
Celia sangat terguncang. Dia sepertinya segera mencurigai perasaannya tetapi tidak berbicara lebih jauh karena takut mengatakan sesuatu dengan sembarangan.
"Putri Christina dan Putri Flora sudah mengetahui kalau aku adalah Rio." Rio mengungkapkan dengan berani, tidak menunjukkan kepanikan sama sekali.
"S...... Sungguh? Bagaimana..... Bagaimana aku harus bereaksi terhadap itu?"
Sebaliknya, Celia adalah orang yang bereaksi dengan kecemasan. Dia masih tidak tahu peristiwa apa yang menyebabkan identitas Rio terungkap, atau apa dampak dari mengetahui identitasnya, jadi dia dengan gugup menunggu untuk mendengar apakah ceritanya berubah menjadi hal buruk.
"Meskipun kami telah mengetahui kalau identitas Amakawa-sama adalah anak laki-laki pada saat itu...... yaitu, anak laki-laki bernama Rio, kami tidak berencana melakukan sesuatu yang khusus tentang itu. Kita adalah satu-satunya tiga orang di Restorasi yang mengetahui rahasia ini. Dan aku sepenuhnya berniat untuk membawanya bersamaku sampai aku mati."
"Ya, kami pasti tidak akan memberitahu siapapun tentang Rio-sama!"
Christina dan Flora keduanya berbicara dengan tegas.
"Kalian........"
Melihat sikap keduanya, Celia menghela napas lega.
"Kami yakin akan lebih baik untuk bertukar informasi denganmu, jadi kami mengatur pertemuan ini untuk membahas tentang ini." Kata Rio.
"Bisa dibilang tujuan itu sudah tercapai."
Christina berkomentar dengan sedikit kegembiraan.
"Memang. Namun, jika kamu memiliki pertanyaan atau keraguan, kita dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengklarifikasi berbagai hal."
Kata Rio sambil melihat sekeliling ke wajah mereka.
"Pertanyaan...... Ketika kamu mengatakannya seperti itu, ada beberapa hal yang muncul di pikiranku...... Tapi semuanya begitu mengejutkan dan menegangkan dan melegakan sehingga pertanyaan itu aku agak melupakannya."
Celia tertawa, menatap Rio dengan ekspresi lelah. Dia harus memproses situasi berulang kali dalam waktu singkat, jadi hal itu bisa dimengerti.
"Tapi jika aku menggambarkan keadaannya pikiranku saat ini...... aku merasa agak tenang. Fakta kalau Putri Christina menyebut nama Rio, fakta kalau kalian bertiga yang tidak pernah bersama di akademi sekarang dan bersama seperti ini, dan fakta kalau aku hadir untuk menyaksikannya......"
Tambah Celia, dengan ekspresi melunak.
Flora setuju dengan anggukan penuh semangat.
"Sungguh aneh mendengar nama Rio-sama keluar dari mulut Onee-sama. Dia benar-benar memastikan untuk menjauhkan diri dari Rio-sama saat di Akademi, tidak pernah bertukar kata dengannya —bahkan tidak menyebutkan namanya ketika Rio-sama tidak ada di sana."
"Itu— Itu karena aku masih belum dewasa dan percaya aku harus menjauhkan diri darinya karena status yang kita miliki......" Kata Christina dengan rona memerah di wajahnya yang jarang terjadi.
"Kamu memang memanggil Rio sebagai anak laki-laki pada saat itu' barusan. Meskipun dia sudah ada di sini."
Cellia tertawa kecil. Bahkan menyebut nama Rio pasti memalukan bagi Christina.
"Aku tidak yakin bagaimana cara memanggilnya......"
Christina menunduk, wajahnya semakin memerah.
"Rio-sama" terdengar agak aneh, hanya "Rio" tidak akan bekerja, dan "Rio-dono" juga akan aneh. Christina tidak tahu apa lagi sebutan yang bisa dia gunakan, jadi dia memilih "anak laki-laki pada saat itu" hanya untuk amannya.
"Aku selalu memanggilnya 'Rio-sama'! Tapi kurasa aku tidak bisa lagi melakukannya sekarang......"
[ Meskipun panggilan itu yang paling membuatku nyaman. ]
Apa yang dikatakan ekspresi Flora.
"Tidak peduli seberapa keras aku mencoba menghentikannya di masa lalu, Flora selalu saja mengkhawatirkannya."
Christina mengingat masa lalu dengan tatapan sentimental.
"Itu karena menyelamatkanku sangat merepotkan untuk Rio-sama........" Flora menundukkan kepalanya dengan ekspresi murung.
"Itu bukan salahmu. Aku hanya terlalu banyak bercampur dengan keberadaan sesat dalam masyarakat sosial di Akademi saat itu."
"Itu....... Itu karena kekurangan kami. Jika Rio-sama tidak menyelamatkanku, Rio-sama tidak akan harus masuk ke dalam Akademi, dan dituduh melakukan kejahatan saat pelatihan di lapangan..... Meskipun Rio-sama telah menyelamatkanku, aku tidak berdaya dan tidak dapat melakukan apa-apa......"
Rio bertindak seolah-olah tidak perlu memikirkan tentang itu, tetapi Flora merenungkannya, secara bertahap menempatkan semakin banyak kesalahan pada dirinya sendiri.
"Tapi jika aku tidak masuk ke dalam Akademi, aku tidak akan bertemu dengan Celia Sensei. Dan itu akan menjadi masalah bagiku."
Kata Rio dengan tawa menggoda.
Terkejut dengan pernyataan tiba-tiba Rio, Celia tersipu malu. "Wha........?!"
"Kalian berdua juga sangat dekat ya pada saat itu."
Christina mengamati ekspresi keduanya.
"Aku mencoba untuk tetap diam untuk menghindari perhatian dari murid yang tidak terlalu memikirkannya...... Bagaimana kamu bisa memperhatikan itu? Aku bahkan memastikan kalau kami hanya selalu bertemu di lab penelitianku daripada di tempat lain." Kata Celia.
"Aku tidak pernah melihat kalian berdua berbicara cukup akrab di depan murid lain, tapi terkadang aku melihat kalian bersama setelah kelas selesai."
"A......"
Justru karena Christina sangat sadar untuk menghindari Rio sehingga dia secara alami akhirnya lebih sering menatapnya. Celia menyadari itu tetapi menelan kata-katanya, membayangkan Christina akan malu jika hal itu ditunjukkan kepadanya.
"Sekarang aku mengingatnya kembali, Onee-sama pasti juga sangat memperhatikan Rio-sama dengan baik."
Flora menunjukkannya sebagai penganti Celia.
"........Kamu selalu mengawasinya, jadi aku tidak punya pilihan selain memperhatikan hal itu."
Kata Christina sedikit blak-blakan, mungkin untuk menyembunyikan rasa malunya.
"Tapi....... memang benar kalau Rio-sama adalah sosok yang menarik perhatian saat itu. Dia sangat pintar untuk anak yatim piatu, sangat rajin saat belajar untuk menutup kesenjangannya dengan para bangsawan di Akademi hanya dalam waktu singkat—dan melampaui mereka semua. Sekarang skill berpedangnya bahkan melampaui Alfred, yang terkuat di Kerajaan. Kenyataannya, aku dapat dengan jelas merasakan bakatnya yang tersembunyi tetapi menonjol saat itu."
Kata Christina, menjelaskan mengapa Rio menarik minatnya pada saat yang sama.
"Itu...... terlalu berlebihan......"
"Itu adalah kebenaran. Kamu sangat menonjol sehingga membuatku malu karena telah betapa senangnya diriku ketika aku dipuji sebagai anak ajaib. Kamu sangat unggul jika dibandingkan denganku. Namun, ketika aku mengetahui identitas aslimu, semuanya menjadi sangat pasti. Aku tidak yakin apakah hal ini pantas untuk ditanyakan, tapi......."
"Apa itu?"
Rio memiringkan kepalanya, mendorong Christina untuk melanjutkan.
"Lucius berkata..... Ibumu adalah seorang bangsawan......"
Christina mengangkat topik tentang ibu Rio, Ayame.
Setelah jeda yang lama, Celia bereaksi dengan kaget.
"Heeeh?!"
"Heh......?" Christina juga menjadi bingung.
"Aku sebenarnya belum memberitahu Celia kalau ibuku adalah seorang bangsawan."
Rio menggaruk pipinya dengan canggung saat dia melihat alasan reaksi terkejut Celia.
"B-Benarkah?! Tolong maafkan aku!"
Christina menyadari kalau dia telah terlalu jauh dan meminta maaf dengan panik.
"Tidak apa...... Sekarang aku memikirkannya, Lucius mengatakan itu selama pertarungan kami, benar? Aku tidak melarangmu untuk membicarakannya, dan tidak masalah jika Celia mengetahuinya, jadi jangan cemas tentang itu. Aku tidak percaya hal itu adalah topik yang perlu diberitahukan kepada yang lain. Atau lebih tepatnya, sulit untuk dibicarakan, jadi aku merahasiakannya sampai sekarang. Tapi ini mungkin kesempatan yang bagus."
Kata Rio, menenangkan Christina tanpa menunjukkan alasan untuk marah.
"Jadi, itu benar......?"
Mendengar kata-kata Christina, tatapan Flora dan Celia tertuju pada Rio.
"Ya. Ibuku adalah seorang bangsawan dari Kerajaan lain." Rio menegaskan dengan jelas.
"I-Ini cukup mengejutkan. Jadi ibumu adalah seorang Putri seperti Putri Christina dan Putri Flora, benar.....?"
Celia bertanya dengan gugup.
"Sepertinya begitu."
"Sepertinya begitu..... Itu hal yang luar biasa...... Bukankah hal itu membuatmu menjadi seorang bangsawan juga, Rio?" Wajah Celia berkedut.
"Ketika kamu mengatakannya seperti itu, kurasa memang begitu...... Tapi aku baru mengetahui kebenarannya setelah meninggalkan Kerajaan Beltrum, pada saat satu atau dua tahun yang lalu. Fakta kalau ibuku adalah seorang imigran dan kalau aku tinggal di daerah kumuh membuat segalanya menjadi sedikit rumit. Dan aku juga tidak menganggap diriku sebagai seorang bangsawan."
[ Jadi tolong jangan pikirkan tentang itu. ]
Pikir Rio, mencoba menepisnya dengan rringan
"Bahkan jika kamu tidak berpikir seperti itu, hal ini bukan masalah yang sederhana. Memperkirakan kamu adalah bangsawan dari Kerajaan yang pernah berinteraksi dengan Kerajaan Beltrum sebelumnya. Hal-hal yang dilakukan Beltrum di masa lalu sudah cukup menjadi penyebab masalah internasional. Tentu saja, statusmu sebagai bangsawan tidak mengubah fakta kalau tindakan kami tidak dapat dimaafkan."
Posisi bangsawan dalam hubungan antar Kerajaan memiliki keistimewaan nilai, itulah yang Christina tunjukkan dengan ekspresi kaku di wajahnya.
"Ibuku lahir di Kerajaan Karasuki, yang terletak di wilayah Yagumo. Mereka sama sekali tidak ada memiliki hubungan dengan Kerajaan Beltrum, jadi kamu bisa yakin dengan itu."
"Meski begitu...... Fakta kalau kamu mengetahui hal ini satu atau dua tahun yang lalu berarti kamu bertemu kerabat Kerajaanmu di tanah air ibumu, kan?"
Christina bertanya.
Dengan kata lain, bisakah Rio merebut kembali posisi bangsawannya kapan pun dia mau?
"Aku bertemu dengan kakek dan nenekku— atau bisa di bilang sang Raja dan Ratu. Tapi seperti yang aku katakan sebelumnya, situasinya rumit, dan aku tidak akan pernah diperlakukan sebagai bangsawan di tanah air ibuku."
"Apa itu.... Apa itu sesuatu yang boleh aku tanyakan secara detail?" Christina bertanya ragu-ragu.
Rio berpikir sejenak sebelum menjawab.
"Hal ini adalah rahasia yang sangat rahasia di Kerajaan Karasuki. Hanya Raja, Ratu, dan orang terpilih lainnya yang mengetahuinya. Tapi karena tidak ada hubangan antara wilayah Strahl dan Yagumo, jadi aku tidak keberatan memberitahu kalian jika kalian menyimpannya dan merahasiakannya untuk kalian sendiri. Meskipun mungkin ceritanya panjang......"
"Kami bersumpah kami tidak akan pernah memberitahu siapapun." Kata Christina dengan tatapan tajam.
Flora dan Celia juga mengangguk setuju.
"Aku mengerti. Sekarang, di mana aku harus memulainya ya........"
Dengan kata pengantar itu, Rio mulai menceritakan kepada mereka tentang masa lalu orang tuanya.
◇◇◇◇
Sebelum Rio berbicara tentang orang tuanya, dia merangkum apa yang terjadi saat dia meninggalkan Kerajaan Beltrum dan tiba di wilayah Yagumo. Dia yakin kalau mengklarifikasi hal ini akan membuat segalanya lebih mudah dipahami.
Setelah pelatihan lapangan empat tahun lalu, dia meninggalkan Kerajaan Beltrum untuk menuju kampung orang tuanya di wilayah Yagumo. Dia tiba di sana dengan selamat, tetapi dia mengalami kesulitan menemukan desa orang tuanya yang sebenarnya dan harus berpindah dari satu kota ke kota lain, sampai akhirnya, dia dapat bertemu dengan seorang kerabat dari pihak ayahnya.
Rio tinggal bersama nenek dan sepupunya di desa tempat ayahnya Zen dibesarkan, di mana dia mengetahui kalau ayahnya bukanlah seorang bangsawan.
Pada suatu hari, seorang warrior bernama Gouki, mantan kenalan orang tuanya yang pernah melayani Ibunya, Ayame, mengunjungi desa tersebut.
Ayahnya, Zen, telah diberkati dengan bakat militer, membuat nama untuk dirinya sendiri melalui medan perang dan telah dipromosikan untuk menjaga Ayame bersama dengan Gouki.
Ayame menyukai Zen, namun cinta mereka adalah sebuah mimpi terlarang. Suatu hari, untuk menyelesaikan perdamaian dengan Kerajaan musuh, seorang pangeran datang ke Kerajaan Karasuki, namun itu adalah jebakan bagi Kerajaan.
Akibatnya, ajudan dekat pangeran musuh hampir menculik Ayame, tetapi Zen telah mencegah upaya itu. Namun, pangeran musuh mengklaim hal itu sebagai masalah internasional dan menyatakan kalau Zen telah membunuh ajudannya, kemudian menuntut Ayame agar diberikan kepadanya dan Zen dieksekusi sebagai ganti rugi karena hal itu.
Kedamaian telah hancur dalam sekejap, menyebabkan para bangsawan dan militer Kerajaan Karasuki — serta warga — meledak dengan amarah, menuntut agar Zen dan Ayame diserahkan kepada musuh seperti yang diminta. Pada saat itu, satu-satunya pilihan yang tersisa adalah membiarkan Zen dan Ayame melarikan diri dan mengarahkan rasa amarah mereka kepada keduanya, melanjutkan perang untuk menyelesaikan berbagai hal.
Dengan itu, Kerajaan Karasuki dapat memulai perang sekali lagi, kali ini mengamankan kemenangan mereka.
Namun, tidak ada cara untuk menarik kembali fakta kalau Zen dan Ayame telah melarikan diri. Keduanya diperlakukan sebagai penjahat besar dan meninggalkan Kerajaan, menuju wilayah Strahl untuk mencari kedamaian.
"Itulah ceritanya...... kalian bisa membayangkan sisanya. Orang tuaku mengesampingkan status mereka dan menikah di Beltrum, tempatku dilahirkan. Setelah itu, ayahku dibunuh oleh Lucius sebelum aku cukup umur untuk mengingatnya, dan ibuku terbunuh beberapa tahun kemudian, meninggalkanku sendirian di daerah kumuh. Di situlah aku bertemu dengan kalian semua, dan pada hari itu Putri Flora diculik dan kalian semua mencarinya."
Kata Rio, menutup cerita panjangnya.
"W-Wa........"