Hero's Rhapsody – Prolog : 「Liselotte Melankolis」
Barat daya Kerajaan Galarc, di Kota perdagangan Amande..... Sepuluh hari telah berlalu sejak Christina dan Flora menghilang.
Di suatu pagi, Liselotte Cretia sedang berada di ruang tamu yang berada di kediaman gubernur. Dia menerima surat dari Roanna, yang sedang berkunjung kepadanya sebagai utusan dari Restorasi. Dia duduk di salah satu kursi resepsionis, melihat surat yang ditulis oleh Duke Huguenot.
Isi suratnya berisi detail kemungkinan tentang pertunangan antara Liselotte dan sang Hero, Sakata Hiroaki. Liselotte akan dijadikan sebagai istri ketiganya dari sudut pandang publik, tetapi surat itu menekankan kalau Hiroaki membenci atas pemikiran tentang memberi peringkat kepada istri-istrinya dan meyakini kalau tidak ada artinya untuk melakukan hal itu.
Dan surat itu juga memintanya untuk segera datang ke Kastil Galarc bersama Roanna untuk bertemu Hiroaki, di dalamnya juga mengatakan kalau Roanna akan menjadi istri kedua dan Putri ketiga Kerajaan Galarc, Rosalia, akan menjadi istri pertamanya.
Namun, apa yang muncul pertama di dalam pikiran Liselotte setelah membaca isi surat itu adalah.....
[ Bagaimana caraku menolaknya.....? ]
Menekan niatnya itu, Liselotte menghela napas berat, dia melirik Roanna yang duduk di depannya. Seseorang yang datang sebagai utusan dari Duke Huguenot yang sedang duduk anggun dengan mata terpejam sambil menunggu Liselotte selesai membaca surat itu.
[ Pertemuan untuk lamaran pernikahan ini akan berlangsung di Kastil Galarc. Pengirim dari surat ini tertulis kalau itu adalah Duke Huguenot, tapi surat ini sudah dicap dengan tanda tangan Raja Francois, yang berarti pada dasarnya aku dipanggil oleh Raja sendiri. Karena ini adalah Duke Huguenot yang sedang aku bicarakan, tentu saja dia tidak akan menyia-iakan sesuatu yang seperti hal ini. ]
Ketika membuat lamaran pernikahan dengan seorang wanita bangsawan dari keluarga terhormat, sangat wajar jika meminta izin dari sang Raja. Tetapi fakta kalau Duke Huguenot pergi untuk mendekati Raja secara resmi sebelum Liselotte sendiri adalah langkah yang licik. Dengan adanya lamaran yang telah dibuat cukup terencana seperti ini, Liselotte sekarang selangkah di belakang.
[ Yang Mulia sudah menyetujui kebebasanku dalam pernikahan, tapi ini..... ]
Sangat tidak jelas seberapa jauh Raja Francois bersedia menghormati kebebasan yang Liselotte miliki ketika Restorasi — sekutu mereka — dalam keadaan genting. Karena markas pusat Restorasi terletak di wilayah kekuasaan Marquess Rodan, wilayah itu berada di berbatasan dengan Kerajaan Galarc dan dapat menekan Kekaisaran Proxia.
Bahkan jika organisasi mereka sendiri telah tiada, mereka masih akan menjadi garis depan yang sangat berpotensial jika terjadi perang antara Kerajaan Galarc dan Kekaisaran Proxia terjadi. Pemerintah utama Kerajaan Beltrum sudah memperkuat hubungan mereka dengan Kekaisaran Proxia, jadi kepentingan terbaik Kerajaan Galarc terletak pada Restorasi yang keadaan baik dan tidak bermasalah. Dengan begitu, mereka bisa bertindak sebagai pemecah gelombang jika terjadi keadaan darurat.
Wilayah Duke Cretia khususnya terletak di sepanjang perbatasan, dan Keluarga Kerajaan Galarc telah mempercayakan mereka dengan bagian perlindungan perbatasan yang ada di barat, jadi mereka memiliki kepentingan bersama dalam hal itu. Hal itu adalah masalah penting apakah Kerajaannya sendiri akan menjadi garis depan di medan perang.
[ Jika keadaannya tetap berlanjut terus seperti ini, pergerakan Restorasi akan berisiko. Aku tidak tahu keadaan apa yang mendorongku untuk dijadikan calon sebagai pernikahan politik, namun aku tidak dapat mengambil pandangan optimis tanpa mendengar pendapat Yang Mulia terlebih dahulu. ]
Liselotte berpikir dengan tenang — dia perlu memastikan faktanya. Apakah Raja Francois memanggilnya melalui surat ini karena hanya itu saja yang bisa dia lakukan untuk menunjukkan kerja samanya dengan Hero sekutu mereka? Atau apakah situasinya lebih buruk dari apa yang dibayangkannya dan dia perlu bertindak proaktif?
[ Jika sudah begini, aku tidak bisa begitu saja mengirim penolakanku tanpa menunjukkan wajahku. Kurasa aku tidak punya pilihan selain pergi ke Kastil Galarc..... ]
[ Mou~, ini menyebalkan. ]
Liselotte akhirnya membiarkan dirinya menghela napas lelah. Ketika dia membayangkan betapa tersinggungnya Hiroaki ketika dia menolaknya, tapi dia tidak bisa menahan perasaan berat yang dia rasakan.
Tapi mau bagaimana lagi: tidak peduli dari siapa lamarana itu datang, Liselotte tidak berniat menikahi seseorang pun yang bahkan tidak dia sukai. Hal itu akan menjadi ketetapannya dan pilihannya sendiri kepada siapa dia memberikan sisa hidupnya. Untuk memungkinkan hal itu, dia telah menjadi pemilik Amande dan mendirikan Ricca Guild untuk membuat posisi dan kekuatannya tak tergoyahkan.
"Aku sudah membaca suratnya."
Kata Liselotte, memalingkan wajahnya dari kertas dan menatap ke arah Roanna.
Roanna menundukkan kepalanya dengan ekspresi sungguh-sungguh.
"Aku minta maaf karena membawa berita mendadak seperti itu kepadamu."
"Tidak masalah. Aku sudah mendengar beritanya."
Para pemimpin Restorasi — yaitu, Christina dan Flora — telah menghilang tanpa adanya petunjuk tentang keberadaan mereka. Karena Restorasi yang terpisah dari pemerintah utama Beltrum karena alasan untuk menggulingkan Duke Arbor dengan memiliki kedua putri sah di pihak mereka. Dengan hilangnya fondasi organisasi, mereka berada di ambang kehancuran.
Duke Huguenot, yang memimpin Restorasi, pasti merasakan kepanikan tentang hal ini, dan hal itu juga adalah masalah yang meresahkan bagi Kerajaan Galarc juga, karena mereka ingin Restorasi bertindak sebagai bantalan antara mereka dengan Kekaisaran Proxia dan Kerajaan Beltrum.
"Aku sangat menyesal mengajukan permintaan mendadak lainnya, tetapi seperti yang tertulis di dalam surat itu, apakah kamu bersedia ikut denganku ke Kastil Galarc sesegera mungkin? Aku mengerti kalau kamu memiliki urusan sendiri untuk diurus, tetapi jika kamu bisa meluangkan waktu dalam beberapa hari ke depan......." Kata Roanna, menatap Liselotte dengan ekspresi minta maaf.
"Aku tidak keberatan — aku kebetulan memiliki urusan yang harus diurus di Ibukota. Kita bisa pergi hari ini."
"Terima kasih banyak."
"Tidak perlu berterima kasih. Aku hanya perlu memberikan balasanku secara langsung kepada sang Hero, apakah itu benar?"
"Ya, itulah yang diinginkan Hiroaki-sama."
"Hero....."
Liselotte berhenti sejenak, lalu mengangguk tegas.
"Baiklah, aku mengerti."
[ Jika dia ingin mendengar jawabanku secara langsung, maka dia seharusnya setuju dengan proposal lamaran ini. Jika dia tidak tertarik dengan proposal lamaran ini, dia tidak akan menunggu jawabanku melalui pertemuan langsung. ]
Liselotte menganalisis hal itu dari tanggapan Roanna.
"Aku akan pergi dan mempersiapkan keberangkatanku. Seharusnya tidak akan butuh waktu lama, jadi tolong tunggu di sini sampai aku selesai."
Kata Liselotte kepada Roanna.
"Baik. Silakan persiapkan dirimu."
"Aku akan meninggalkan seorang pelayan di ruangan ini, jadi katakan kepadanya jika kamu butuh sesuatu."
Liselotte memandang Natalie, salah satu pelayannya yang sedang menunggu di sudut ruangan.
Natalie meresponnya dengan membungkuk hormat.
Kebetulan, Aria dan Cosette juga menunggu di sebelah Natalie. Perintah untuk Natalie adalah perintah tidak langsung untuk dua lainnya untuk mengikutinya, jadi Aria dan Cosette juga mengangguk samar untuk menunjukkan pemahaman mereka kepada Liselotte.
"Kalau begitu, aku permisi dulu."
Dengan kata-kata itu, Liselotte berdiri dan menuju pintu ruangan. Aria dan Cosette mengikutinya dengan tenang, dan mereka bertiga meninggalkan ruangan.
[ Sejujurnya, apa yang harus aku katakan ketika aku akan menolaknya? ]
Begitu Liselotte melangkah keluar ke koridor, dia menghela napas bimbang. Aria dan Cosette memperhatikan majiksn mereka dengan senyuman simpatik.