Two Amethyst – Chapter 5 : Menuju Ke Rodania

 

Setelah berakhirnya latih tanding antara Rio dengan Hiroaki, Rio dan yang lainnya kembali ke kota berbenteng terdekat dan segera menaiki kapal sihir untuk menuju ke Amande.

 

Namun terjadi masalah karena Hiroaki telah kehilangan kendali atas Divine Arms-nya dan hampir melukai para penonton. Menyebabkan fenomena sebesar itu dan tidak mampu mengendalikannya sungguhlah mengerikan. Jika hal itu terjadi sebelum Christina tiba, Duke Huguenot hanya akan berterima kasih kepada Rio dan Orphia, menghindari sisanya tanpa menyalahkan Hiroaki, tetapi hal itu kali ini tidak bisa terjadi.

 

Latih tanding itu berakhir tanpa insiden berkat kerja sama Rio dan Orphia, tetapi Christina bersikeras untuk mengatasi masalah tersebut, menyatakan kalau beberapa hal pantas mendapat tanggapan yang agresif. Selain itu, serangan Hiroaki terhadap Rio yang terlalu membabi buta juga menjadi sasaran kritik.

Namun—

 

"Sebagiannya karena permintaan dariku, karena aku mendorongnya untuk melakukannya."

Atas permintaan Rio sendiri, tidak ada hukuman yang diberikan. Hiroaki juga sepertinya sadar kalau dia telah membuat kesalahan, saat dia menerima omelan dari Christina sementara kapal sihir mereka sedang menuju ke Amande.

 

Setibanya mereka di Amande, tibalah saatnya untuk menginterogasi Charles dan Alfred. Interogasi itu akan berlangsung di ruang pertemuan yang ada di Mansion Liselotte. Christina, Duke Huguenot, Rio, Liselotte, dan Aria yang akan menginterogasi mereka berdua.

 

Awalnya, pengawal Christina, Vanessa, juga dimaksudkan untuk hadir, tetapi Christina telah mencabut kehadirannya karena ketidakpastiannya tentang apakah dia bisa tetap tenang di hadapan kakak laki-lakinya, Alfred. Rio dan Aria berada di sana sebagai penggantinya.

 

Dengan esensi sihir mereka yang masih terbelenggu dan tubuh tertahan, Charles dan Alfred dibawa ke hadapan mereka.

"Sudah waktunya untuk interogasi. Ali punya beberapa pertanyaan." Kata Christina. Dia duduk di sofa di depan mereka sementara mereka tetap berdiri.

 

"Menginterogasi sekarang.....? Bukankah sudah terlambat?" Charles bertanya dengan ragu.

 

Tentu saja, Charles mengharapkan akan ada interogasi.  Tetapi seharusnya ada banyak kesempatan untuk menanyainya dalam waktu yang mereka perlukan saat pergi ke Amande, yang mungkin menjadi alasan mengapa di penasaran dengan alasan di balik penundaan itu.

Christina tetap diam dengan wajah serius.

 

"Selain itu, sepertinya ada orang luar yang hadir?"

Charles memandang Liselotte, diikuti dengan pandangan sekilas ke arah Rio dan Aria, lalu mempertanyakan apakah Christina bermaksud melakukan interogasi di mana rahasia Kerajaan mereka bisa bocor.

 

"Sebagai seorang putri, akulah yang mengajukan pertanyaan di sini, tapi... Yah, baiklah. Aku akan menjawabnya. Jawaban atas pertanyaan pertamamu adalah karena aku mengenalmu tidak akan memiliki informasi yang sangat berguna untukku. Jadi aku tidak perlu menginterogasimu dengan tergesa-gesa."

 

"Apa katamu...?"

Charles mengerutkan kening pada jawaban hinaan dari Christina. Sepertinya harga dirinya terluka. Sementara itu, tidak ada perubahan ekspresi dari Alfred yang ada di sampingnya.

 

"Jawaban untuk pertanyaan keduamu adalah karena kamu telah memprovokasi Kerajaan Galarc dengan mengerahkan pasukan sebesar itu tepat di dekat perbatasan. Liselotte-sama memiliki hak berada di sini atas nama Duke Cretia, yang sebelumnya dipercayakan dengan pertahanan di perbatasan Kerajaan. Aku juga berkewajiban untuk menjelaskan detail tentang apa yang terjadi kepada Kerajaan Galarc. Wajar jika dia hadir sebagai pihak yang berkepentingan."

Kata Christina, menjelaskan. Seolah-olah dia mempertanyakan pemahaman Charles.

 

"Nngh......."

Saat ini, dia jelas dipandang rendah. Charles menyadarinya dan mengertakkan gigi karena frustrasi.

 

"Sekarang, waktunya untuk pertanyaanku."

 

"Dan menurutmu aku akan menjawabnya?"

Charles segera membentak Christina dengan tatapan menantang.

 

"Entahlah ya? Aku hanya mengajukan pertanyaan.  Terserahmu untuk memikirkannya dan memutuskan apakah akan menjawab atau tidak, benar? Atau apa dirimu tak mampu membuat penilaian sendiri tanpa perintah dari Duke Arbor dan Reiss? Apa kamu ingin aku yang memerintahkanmu untuk menjawab, kalau begitu?"

Kata Christina, memiringkan kepalanya ekspresi heran, dengan dingin menepis sikap pemberontak Charles.

 

"Apa....."

Respon yang sama sekali tidak terduga membuat Charles terdiam. Namun, dia sepertinya menyadari kalau dia sedang diejek, karena ekspresi penghinaan terlihat di wajahnya.

 

"Apa kamu puas? Dan keraguanmu telah hilang sekarang?" Christina tersenyum tidak tulus.

 

"K-Kau pembohong! Jika itu memang benar, kau tidak akan repot dengan interogasi ini sama sekali! Kau pasti mengadakan interogasi ini karena aku memiliki informasi yang kau inginkan!"

Kata Charles, keberatan karena terkejut.

 

Christina menghela napasnya dengan ekspresi lelah.

"Mm..... Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku tidak bisa menanggapmu sebagai sumber informasi dalam situasi ini. Interogasi ini lebih merupakan seperti bentuk kepercayaan terhadap Kerajaan Galarc. Dengan hadirnya Liselotte-sama, aku bisa menyampaikan niatku untuk berbagi informasi dengan pihak Kerajaan Galarc dan dapatkan kepercayaan dari mereka. Aku berniat melakukan hal yang sama dengan Raja Galarc juga, jika perlu."

Kata Christina, menjelaskan dengan ekspresi tidak mengharapkan apapun yang berarti kepadanya. Tidak, dia dengan sengaja menciptakan ilusi dengan melakukan itu, untuk menunjukkan kalau dia tidak memiliki ekspektasi apapun padanya.

 

Pada kenyataannya, sangat penting untuk memberikan kesempatan kepada pihak-pihak terkait untuk mengajukan pertanyaan dalam menyelesaikan konflik.

"Jadi maksudmu menginterogasiku hanya untuk pertunjukan..... Tidak lebih dari sebuah contoh."

Bagi Charles, hal itu tidak lain adalah sebuah penghinaan yang sangat besar untuknya.

 

"Itu tergantung pada informasi yang kamu miliki berguna atau tidak. Hal itu, dan sikapmu, mungkin. Yah, lagipula aku masih menganggapmu sebagai bangsawan dari Kerajaan Beltrum, karena itu, aku tidak akan mempermalukanmu lebih dari yang diperlukan."

Christina tidak punya harapan padanya. Itulah yang Christina sampaikan ketika dia mengangkat bahunya, sebelum meninggalkan seutas harapan untuk Charles di bagian akhir. 

 

"Ugh....."

Rasa penghinaan yang begitu menonjol dalam ekspresi Charles ketika dia melihat ke bawah. Harga dirinya telah dihancurkan oleh kemungkinan dipandang rendah. Dia berharap untuk bisa mengubah keadaan menjadi menguntungkannya hanya dengan sikap sombongnya.

 

"Sekarang aku akan mulai bertanya."

 

"Informasi apa yang kau cari?"

Charles bertanya dengan ekspresi yang bertentangan.

 

"Fakta kalau faksi Duke Arbor memiliki ikatan yang kuat dengan Kekaisaran Proxia, dan kalau perantara di antara keduanya adalah seorang yang bernama Reiss, telah dibuktikan dengan baik melalui insiden sebelumnya. Jika memang begitu, fakta yang berdasarkan premis ini akan terbukti pada waktunya. Ini yang utama premis, tapi aku ingin tahu apakah kamu bisa memahami maksudku ini?"

 

"............"

Charles tidak bisa menyangkalnya. Dia tidak berpikir mereka akan mempercayainya bahkan jika dia melakukan sesuatu. Charles menggigit bibir karena frustrasi.

 

"Aku tidak akan menilai dampak dari tindakan faksi Duke Arbor terhadap Kerajaan untuk saat ini. Yang ingin kami ketahui bukanlah tujuan Duke Arbor, melainkan tujuan Kekaisaran Proxia. Dan apa yang duta besar mereka, Reiss, rencanakan dengan mendekati kalian."

 

"Kami melakukan kontak selama insiden di mana Kerajaan kehilangan salah satu wilayahnya karena penyerbuan Kekaisaran yang tiba-tiba. Kesalahan ini dibuat tidak lain oleh tindakan politik dari Raja dan Duke Huguenot yang lemag terhadap Kekaisaran. Fraksi kami adalah orang-orang yang mencegah lebih banyak wilayah diambil. Tujuan dari Kekaisaran Proxia......"

 

Tindakan dari Kekaisaran Proxia berada di luar pengetahuan mereka. Tidak mungkin semuanya akan diungkapkan kepada mereka. Tentu saja, Reiss telah menyatakan hal ini :

"Kami juga tidak ingin memperpanjang medan perang dengan sia-sia." Selama negosiasi mereka, tetapi bahkan Charles tahu kalau Christina tidak meminta itu.

 

"Aku sudah mengira kalian membuat hubungan dengan Proxia karena niat dangkal pihak lain selaras dengan kepentinganmu, dan tidak ada yang tahu apa yang mereka pikirkan dalam bayang-bayang. Apa kamu tidak mempertimbangkan hal itu?"

 

"Tentu saja kami mempertimbangkannya."

 

"Apa kamu tahu kalau Flora diculik ketika dia berkunjung ke Amande ketika kota sedang diserang?"

 

"Tentu saja, aku sudah menerima kabar tentang itu....."

[ Apa hal itu penting sekarang? ]

 

"Lalu, tahukah dirimu kalau Reiss Vulfe adalah salah satu penculiknya?"

 

"Apa.....?"

 

"Dan tahukah kamu kalau pelaku penculikan itu adalah Lucius Orgueil, mantan bangsawan Kerajaan Beltrum?"

 

"H-Hah? I-Itu tidak masuk akal..... Kenapa... Lu... Lucius? Mengapa nama orang itu muncul di sini ...?"

Charles benar-benar bingung dengan pernyataan Christina pertanyaan berurutan. Bahkan Alfred, yang ekspresinya tidak berubah sampai sekarang, melebarkan matanya.

 

"Faksi Arbor bekerja sama dengan duta besar Kekaisaran Proxia, Reiss dan tentara bayaran Lucius untuk merencanakan penculikan Flora. Jika kebenaran itu diumumkan di publik, aku yakin hal itu akan menjadi skandal bagi faksi Duke Arbor. Apa kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan untuk itu?"

 

"A-Aku tidak tahu. Aku tidak tahu apapun tentang itu.... Aku bahkan tidak mendengar apapun tentang itu! Ayah..... Ayahku mungkin mengetahui sesuatu..."

Charles menggelengkan kepalanya dengan keras.

 

"Yah, aku juga sudah memperkirakannya. Itu sebabnya, aku tidak punya harapan apapun kepadamu..... Tapi dari reaksimu menyiratkan kalau kamu tahu sesuatu tentang Lucius. Apa dia memiliki semacam hubungan dengan faksi Arbor?" Christina bertanya.

 

"T-Tidak! Orang itu tidak punya! Itu tidak mungkin!"

 

"Bagaimana kamu bisa begitu yakin?"

 

"Itu karena......!"

Charles tersandung kata-kata, ekspresinya tiba-tiba menjadi terlihat seperti kesakitan. Sebaliknya, Christina tetap tenang saat menanyainya.

 

"Karena?"

 

"K-Keluarganya hancur...... Dia mungkin menyimpan kebencian terhadap kami karena itu."

Jawaban Charles terlihat tampak sangat licik.

 

"Memangnya yang kalian lakukan kepadanya?"

 

"Itu......."

[ Aku tidak ingin mengatakannya. Terlalu sulit untuk mengatakannya dengan lantang. ]

 

Alfred berbicara untuk pertama kalinya.

"Detailnya agak aneh, tapi singkatnya, dia adalah kambing hitam."

 

"Kalau dipikir-pikir, Lucius adalah salah satu kandidat penting untuk posisi Sword King. Pastinya kamu pernah mengenalnya, apa itu benar?"

 

"Iya."

Christina melirik Rio, yang sedang berjaga di samping Alfred, lalu bertanya tentang Lucius.

 

"Orang seperti apa Lucius Orgueil itu?"

 

"Perilakunya cukup bermasalah, memberinya reputasi sebagai hooligan memanglah tepat, tapi dia adalah seseorang dengan bakat luar biasa dalam berpedang."

 

{ TLN : Hooligan itu perilaku yang mengganggu atau melanggar hukum, contohnya bullying, vandalisme }

 

"Jika perilakunya bermasalah. Apa itu bisa dibilang kalau kesetiaannya kepada Keluarga Kerajaan tidak cukup ada sehingga tidak aneh baginya untuk merencanakan penculikan kepada Flora?"

 

"Itu..... Dia adalah seseorang yang kehilangan sedikit kesadaran kalau dia adalah seorang bangsawan, tapi aku tidak setuju dengan pernyataan kalau dia sama sekali tidak memiliki kesetiaan kepada Keluarga Kerajaan. Namun, aku tidak bisa mengatakan sekarang karena Keluarganya telah jatuh."

 

"Mengapa Keluarga Orgueil bisa jatuh?"

 

Alfred berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Kira² hal itu terjadi lima belas tahun yang lalu."

 

"Kamu menyebutkan kalau dijadikan kambing hitam, tapi kenapa Keluarga Orgueil runtuh?"

 

"Keluarga Orgueil memiliki pengaruh setipis kertas bagi Kerajaan. Tidaklah akan sangat berlebihan untuk mengatakan kalau nasib Keluarga mereka bertumpu pada kesuksesan Lucius. Namun, sampai kematian mereka sendiri, Lucius memiliki terlalu banyak bakat. Hal itu tidak menyenangkan bagi orang² di sekitar mereka yang terlalu bangga akan status sosial mereka. Lucius juga memiliki kecenderungan untuk memandang rendah mereka yang tidak memiliki bakat, jadi dia mendapatkan banyak kebencian. Akibatnya, ayahnya kehilangan pekerjaannya ketika sebuah skandal di arahkan kepadanya. Kritik terhadap Lucius semakin kuat, dan dia menderita pelecehan yang mengerikan. Orang yang melakukan semuanya itu dalam bayang-bayang adalah Charles."

 

"Guh......"

Charles mengalihkan pandangannya dengan canggung.

 

"Lalu, pada suatu hari, Lucius benar-benar menghilang. Tentu saja, ada orang yang mengakui bakatnya dan ingin mempertahankannya, tetapi Lucius bukanlah tipe seseorang yang hidup terikat sejak awal. Dia pasti akan pergi suatu hari nanti." Kata Alfred dengan tatapan yang seakan melihat jauh, merenungkan masa lalu.

 

"Aku mengerti. Amakawa-dono, apa ada yang ingin kamu tanyakan tentang Lucius?"

Christina tiba-tiba mengundang Rio untuk berbicara, bertanya-tanya apakah ingin mengetahui informasi yang ingin dia ketahui.

 

"Kalau begitu..... Apa kamu tahu di mana Lucius sekarang?" Rio bertanya langsung ke intinya.

 

"Tidak. Aku tidak tahu detail tentang apa yang terjadi setelah itu, meskipun aku pernah mendengar rumor kalau dia adalah sebagai tentara bayaran...... Kenapa kau ingin mengetahuinya?"

 

[ Apa kau memiliki semacam hubungan dengannya? ]

Alfred menatap Rio seolah dia menanyakan itu.

 

"Setelah menjadi tentara bayaran, orang itu membunuh ibuku tanpa alasan selain hanya untuk kesenangannya sendiri. Aku tidak bisa mengabaikan keberadaannya ketika mengetahui kalau dia masih hidup."

Jawab Rio dengan jelas.

 

"Aku....... Mengerti ..."

Alfred agak terkejut, tidak bisa berkata-kata. Charles hanya mendengarkan dalam diam.

 

Pada akhirnya, mereka tidak mendapatkan informasi yang berguna. Mengetahui tentang masa lalu Lucius hanya semakin membuat Rio merasa marah.

 

[ Jadi persis seperti yang kuharapkan, ya..... Jika aku ingin mendapatkan petunjuk, aku harus bergerak sendiri. ]

 

Dengan kata lain, Dialah sendiri yang harus masuk ke dalam wilayah musuh. Rio telah menguatkan tekadnya.

 

◇◇◇◇

 

Interogasi itu terus berlanjut selama kurang dari satu jam setelah itu, dan pada saat itu interogasi itu berakhir.  Charles dibawa keluar ruangan oleh Duke Huguenot, Liselotte, dan Aria. Hal itu dilakukan agar Duke Huguenot bisa melakukan interogasi sendiri terhadap Charles.

 

Namun, Alfred tetap berada di ruangan itu. Rio juga tetap ada di sana sebagai penjaga, meninggalkan mereka bertiga, termasuk Christina, di ruangan itu.

 

"Dengan segala hormat, apakah lebih baik aku memanggil Vanessa yang bertindak sebagai pengawalmu daripada diriku? Aku yakin pasti ada hal-hal yang tidak ingin kamu bicarakan ketika ada aku."

Saran Rio kepadanya sebelum Christina mulai menanyai Alfred.

 

"Tidak masalah. Vanessa tidak memiliki ketenangan untuk hadir sekarang, dan dia jauh tertinggal dalam kemampuannya sebagai pengawal jika dibandingkan dirimu. Tentu saja, aku ingin kamu tidak menyebarkan apapun tentang apa yang kamu dengarkan di sini, dan aku juga berjanji kalau kamu tidak akan dirugikan dengan apa yang kamu dapat dari pembicaraan ini tersebut. Jadi, tolong tetaplah di sini."

Kta  Christina dengan sedikit malu-malu.

 

"Aku mengerti. Kalau begitu, izinkan aku untuk tetap tinggal."

 

"Terima kasih banyak. Baiklah, aku juga tidak perlu pertimbangan darimu Alfred. Sudahkah dirimu mempersiapkan diri secara mental?"

Christina menoleh ke Alfred dan bertanya.

 

"Siap bila kamu juga siap." Alfred mengangguk patuh.

 

"Fakta kalau Sword King bergabung dengan regu pencari berarti Ayahku memberikan semacam perintah bagimu untuk melakukannya. Apa itu benar?"

Christina bertanya, pertama-tama mengkonfirmasi hal itu kepadanya.

 

"Iya."

 

"Perintah macam apa itu? Apa kamu diperintahkan untuk menangkapku dan membawaku kembali ke ibukota?"

Ekspresi Christina agak jijik, tetapi pada saat yang sama, agak berharap.

 

"Pada saat keberangkatan, Raja memberiku perintah ini: ikuti Charles dan penuhi tugasmu."

 

"Tugas macam apa itu?"

 

"Untuk melindungimu Yang Mulia." Jawab Alfred kaku.

 

"Melindungiku?"

Ekspresi Christina berubah curiga.

 

"Iya."

 

"Apa maksudmu itu?"

Christina bertanya setelah jeda yang lama.

 

"Tugas yang diberikan kepadaku oleh Raja adalah untuk melindungimu."

 

"Tindakanmu bertentangan dengan kata-katamu. Jika Amakawa-dono belum datang, aku pasti akan ditangkap olehmu. Apa kamu mengatakan kalau kamu bermaksud mengubah pikiranmu selama pertarungan itu dan mengkhianati Charles?"

 

"Tidak......"

 

"Lalu apa maksudmu itu?"

Christina bertanya dengan sedikit kesal.

 

"Aku tidak bisa mengatakannya lebih dari ini."

Kata Alfred, menggelengkan kepalanya perlahan.