Battlefield Symphony – Prolog : 「Kenangan Christina」
Ketika Christina masih kecil, dia menganggap dirinya sebagai seseorang yang istimewa.
Karena dia adalah Putri Pertama dari Kerajaan Beltrum, salah satu Kerajaan paling kuat di wilayah Strahl dan merupakan yang paling sah pertama dalam hal mewarisi tahta. Dia juga diberkati dengan bakat luar biasa dalam akademis dan sihir. Tidak ada yang tidak bisa dia pelajari – semua gurunya memperlakukannya seperti seorang jenius.
Bekerja keras bukanlah masalah besar baginya. Dia menganggap bekerja keras sebagai kewajiban alami yang dibebankan kepadanya karena siapa dirinya – seseorang yang berdiri di atas orang lain. Ditambah lagi, setiap kali dia berusaha keras untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, orang tuanya akan memujinya dan adik perempuannya yang tercinta akan melihatnya dengan hormat.
Untuk alasan itu, ketika dia masih berumur sekitar tiga atau empat tahun, dia berusaha lebih keras dari yang lain. Dia ingin memenuhi ekspektasi orang tuanya dan dia ingin menjadi kakak perempuan yang dihormati.
Usahanya selalu membuahkan hasil. Dia tidak pernah gagal dalam apa pun dan selalu dipuji sebagai seseorang jenius tidak peduli apa yang dia lakukan.
Mungkin itulah sebabnya dia mulai berpikir kalau dirinya lebih baik daripada yang lain dan dia adalah seseorang yang istimewa. Karena dia orang yang istimewa, tidak ada yang tidak bisa dia lakukan. Tidak ada yang lebih baik darinya. Harga dirinya telah tumbuh hingga saat itu.
Namun, meskipun begitu, dia tidak pernah berpikir kalau adinya – Flora –, yang kurang berbakat darinya dalam segala hal, adalah orang bodoh. Dia sangat mencintai adik perempuannya itu. Dia juga senang mendengar pujian dari ibu dan ayahnya. Karena dia adalah anggota Keluarga Kerajaan, hanya ada sedikit orang yang bisa memperlakukannya dengan setara, karena alasan itulah, dia sangat menghargai keluarganya.
Mungkin itulah sebabnya, ketika dia mengetahui kalau adiknya, Flora, telah diculik ketika acara seremonial yang diadakan di luar Kastil, dia merasa seolah dunia telah berakhir. Karena putus asa, dia memutuskan untuk mengikuti Vanessa dan Celia, yang telah langsung diperintahkan untuk menyelidiki situasi secara rahasia, dia dengan berani meninggalkan Kastil dan melakukan tindak itu tanpa izin.
Dan begitulah cara dia sampai ke daerah kumun yang ada di ibukota, tempat yang belum pernah dia datangi sebelumnya. Tempat di mana dia seharusnya tidak pernah menginjakkan kakinya seumur hidupnya.
Di sana dia bertemu dengan seorang yatim piatu. Anak yatim piatu itu bernama Rio.
Penampilan anak yatim yang acak-acakan itu dan rambut panjang yang menutupi wajahnya. Kulitnya kering dan kotor karena kotoran. Pakaiannya sudah usang dan dia mengeluarkan bau yang menyengat.
Terlebih lagi, tubuhnya sangat kurus.
Meskipun anak yatim itu seumuran dengan Christina, dia menjalani kehidupan yang benar-benar berlawanan dengannya, yang sangat jauh dari kehidupannya sebagai seorang Keluarga Kerajaan.
[ Jadi ada anak-anak seperti dia di dunia ini. ]
Itulah yang dia pikirkan saat pertama kali melihat dia seorang yatim piatu dalam hidupnya. Christina tidak tahu bagaimana berbicara dengan anak yatim itu, dan dengan kepanikannya atas penculikan Flora, dia akhirnya hanya melontarkan kata² yang tidak bisa dimaafkan.
Tapi tanggapan dari Rio sangat sopan.
Namun, setelah Christina berbicara dengannya, dia tidak mendapat informasi yang berguna darinya.
Ketika mereka bertemu lagi nanti, dan kali ini, anak yatim itu sedang menggendong Flora di punggungnya, Christina menjadi sangat marah lebih dari sebelumnya.
Anak yatim piatu itu mengatakan kalau dia tidak tahu apa-apa tentang Flora, tapi bagaimanapun juga, itu semua kebohongan di mata Christina.
Karena itulah, Christina menamparnya dan membentaknya dengan keras. Tapi anak yatim itu hanya menatapnya dengan tatapan dingin. Christina sangat ketakutan saat itu dan secara refleks mencoba menamparnya lagi, tetapi Rio menangkap tangannya dan menghentikan tamparan berikutnya. Ketika Christina mencoba menamparnya dengan tangannya yang lain, tamparan itu ditahan dengan cara yang sama seperti sebelumnya.
Dan itu......
Adalah pertama kali dalam hidupnya, dia merasakan kalau kebebasannya direnggut darinya dengan paksa.
Untuk pertama kali dalam hidupnya, seseorang menatapnya dengan dengan begitu dingin.
Untuk pertama kali dalam hidupnya, seseorang membuatnya merasa takut.
Karena dia adalah Putri Pertama. Tidak pernah ada satu pun orang yang memperlakukannya dengan kasar. Hal itu membuatnya frustasi. Harga dirinya hancur. Sampai saat ini, dia masih yakin kalau dirinya adalah seseorang yang spesial, tapi kenyataannya hanyalah seorang gadis yang sangat tidak bergina. Keyakinan yang dia miliki pada dirinya sendiri mulai memudar sedikit demi sedikit......
Hasilnya, Christina menjadi semakin sangat marah semakin kesal. Peristiwa hari itu mungkin yang membuatnya menyadari kalau dirinya itu bukanlah seseorang yang istimewa. Seiring bertambahnya usia, dia juga menyadari kalau dirinya tidak berbeda dengan orang lain.
Christina memang terlahir sebagai seorang Putri Pertama. Dia menjadi istimewa bukan karena kemampuannya, melainkan karena posisinya itu.
Dia telah menyadarinya ketika dia memasuki Akademi Kerajaan. Memang benar dia mempunyai prestasi yang lebih baik dari siswa lain. Dia mampu selalu mempertahankan skor teratas di Akademi Kerajaan, tetapi hal itu karena dia hanya berperilaku baik dan belajar dengan giat. Hanya itu yang dia kuasai. Dia tidak memiliki bakat apa pun dan tidak cocok dikatakan sebagai seorang jenius sejati seperti Celia Claire, yang merupakan seorang penyihir yang sangat jenius.
Christina pernah membaca tesis yang ditulis Celia untuk mendapatkan kelulusannya di Akademi Kerajaan dan meskipun dia bisa memahami isinya, dia menyadari kalau tidak mungkin baginya untuk melakukan hal di usia Celia pada masa itu.
Selain itu......
Ada satu orang lagi yang memiliki bakat serupa.
Awalnya dia tidak mau mengakuinya, tapi orang yang dimaksud itu adalah Rio. Walaupun dia sepertinya tidak menerima pendidikan yang layak di daerah kumuh, tak lama setelah mendaftar di Akademi, Rio langsung bisa membaca dan menulis, dan dalam sekejap mata, bahkan nialinya melampaui nilai Christina dan siswa lainnya di Akademi ini. Kemampuan belajarnya sangat luar biasa.
Meskipun Christina membanggakan dirinya sendiri dengan kemampuannya untuk belajar, dia sangat terkejut dengan kemampuan yang Rio miliki.
Jika dia berada di posisinya dan apakah dia bisa melakukan hal yang sama seperti dirinya?
Christina tidak mengetahui hal itu ketika dia menanyakan hal itu kepada dirinya sendiri.
Selain itu, Rio juga terampil di kelas berpedang.
Christina pernah melihatnya beberapa kali berlatih dengan pedangnya ketika dia sepulang sekolah.
Gerakannya sangat indah, sangat berbeda dari siswa lainnya.
Gerakannya elegan, halus, dan sangat tajam. Rio jelas berada di atas yang lain. Christina terpesona dengan sosok Rio yang sedang berlatih dengan pedangnya.
[ Ya, aku yakin dia sangat jenius. ]
Itulah yang sebenarnya dia pikirkan.
Namun, hal itu tidak mengubah hubungan yang Christina miliki dengan Rio, karena itu, Christina selalu berusaha menjaga jarak darinya ketika mereka berada di Akademi..... Salah satu alasannya adalah karena dia sangat bersalah setelah mengingat apa yang terjadi di hari mereka pertama kali bertemu. Bahkan jika dia mencoba untuk dekat dengannya, dia tidak tahu harus berkata apa. Karena apa yang terjadi dengan hubungan mereka, dia berpikir lebih baik untuk tidak berbicara dengannya.
Namun, alasan utamanya karena posisinya sebagai Putri Pertama. Dia tidak bisa begitu saja meminta maaf kepada orang lain, karena hal itu bisa menimbulkan masalah yang lebih besar. Posisinya membatasinya dirinya. Karena ayahnya yang sedang terganggu dalam perebutan kekuasaan di Kerajaan-nya, jadi dia tidak bisa menyebabkan keributan dan memberinya lebih banyak masalah daripada yang dia alami.
Terlahir dengan posisi khusus, hal itu bearti dia harus bersikap seperti orang yang istimewa, meskipun yang dilakukannya salah......
Sejak kecil, Christina selalu percaya kalau Kerajaan Beltrum harus dipimpin oleh para bangsawan Kerajaan Beltrum. Namun, ketika dia melihat Rio terisolasi di Akademi menyebabkan dia mengalami perasaan yang tidak nyaman yang tidak bisa diketahui.
Melihat bagaimana para anak² bangsawan merasa kalau diri mereka istimewa dan berperilaku tidak disiplin mengingatkannya pada dirinya yang dulu. Hal itu tidak hanya membuatnya merasa malu, tetapi juga perasaan tidak nyaman dalam dirinya.
Ketika Christina melihat ekspresi sedih Flora, dia mulai merasa sedih dan tidak berdaya. Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengubah kenyataan ini.....
Dia hanya memutuskan untuk tetap berada di posisi penonton dan menjadi pengamat.
Dan pada akhirnya lahirlah Rio sebagai kambing hitam bagi Kerajaan. Mungkin karena menyadari dirinya dalam bahaya, anak laki-laki bernama Rio itu menghilang dan tidak pernah muncul di hadapannya lagi – tidak diketahui kalau dia masih hidup, atau sudah mati.
Karena itu adalah kenangan pahit, terkadang kenangan itu muncul dalam diri Christina......
[ Dia tidak akan pernah melihatnya lagi. Tidak – lebih baik jika kami tidak pernah bertemu lagi. ]
Memikirkan hal di dalam benaknya, Christina mencoba melupakan kenangan pahit itu.
Sampai saat ini, Sampai hari ini........