Battlefield Symphony – Chapter 3.5 : 「Percakapan Rahasia Lainnya」
Sementara itu, tepat setelah Rio meminta Orphia untuk memperluas jangkauan pencarian Ariel.....
Jauh di atas langit, kira² beberapa kilometer jauhnya, ada dua orang yang sedang mengamati Rio dan yang lainnya. Salah satunya adalah Arein, pria yang telah memberikan surat pemberitahuan kepada para petualang. Dan yang satunya adalah Reiss, yang telah menerima laporan Arein tadi malam dan bergegas ke kota. Meskipun Arein menggunakan Griffinnya, Reiss terbang dengan kekuatannya sendiri.
Adapun alasan kenapa mereka ada di sana – sejak dia memberikan surat pemberitahun kepada para petualang, Arein telah bersembunyi di sekitar kota dan kadang-kadang berpatroli dengan Griffinnya untuk mengawasi siapa saja yang ada di kota dan siapa yang mencoba masuk ke dalamnya. Ketika dia melihat kalau Rio dan yang lainnya telah tinggal di kota untuk malam itu, Arein segera pergi ke Reiss untuk memberitahunya tentang hal itu.
Sekarang, di sebelah Reiss, Arein mengawasi kelompok Rio dari jarak yang cukup jauh dari atas langit.
".....Apa benar² kita perlu berada sejauh ini?"
Arein bertanya dengan nada ragu sambil bertanya-tanya apakah Reiss menganggapnya terlalu serius.
Dari jarak itu, kelompok Rio tampak seperti butiran beras bahkan setelah meningkatkan penglihatannya dengan senjata sihirnya. Jika dia tidak berhati-hati, dia bisa kehilangan jejak mereka kapan saja.
"Ya, tentu saja."
Reiss mengangguk tanpa ragu.
"Burung yang berputar-putar di atas kepala kita sangat merepotkan. Mudah untuk mengasumsikan kalau jangkauan pencariannya di radius sekitar setengah kilometer. Jika kita mencoba melakukan sesuatu yang mencurigakan seperti membuntuti mereka, burung itu akan segera mendeteksi keberadaan kita, jadi kita harus bersembunyi di balik awan dan mundur segera kalau kita melihat burung itu mendekat. Paham?"
"....Ya, aku mengerti."
Arein mengangguk dengan kaku seolah sedang mempersiapkan sesuatu.
"Bagus — tetap awasi saja mereka. Aku akan menghubungi Lucci dan Ven sementara aku akan pergi ke Charles. Apa kau punya pertanyaan?" Tanya Reiss.
".....Itu bukan pertanyaan penting, tapi ada sesuatu yang menggangguku. Tidakkah menurutmu kalau surat pemberitahuan itu membuat mereka lebih waspada terhadap kita – atau lebih tepatnya, terhadapmu, Reiss-sama?"
"Tentu saja. Putri Christina sangat pintar, dan juga anak berambut abu² itu berpikiran cepat. Mereka secara alami bisa menyimpulkan kalau surat pemberitahuan itu dibuat olehku dan juga mereka menyimpulkan kalau aku bekerja secara terpisah dengan Charles. Karena itulah aku repot-repot untuk muncul di hadapan mereka dan menyerang sang putri." Reiss mengangguk sambil tersenyum.
"Apa itu baik-baik saja?"
"Tentu. Jika mereka mengira aku tidak bekerja sama dengan Charles, maka semua kehati-hatian mereka akan diarahkan kepadaku. Itulah sebabnya, aku akan menemui Charles sekarang..... Dan hal itulah yang akan mengakali mereka."
".....Aku mengerti." Arein menelan gugupnya.
"Kesenangannya akan dimulai sekarang. Pastikan kamu tidak ditemukan oleh mereka. Aku mengandalkanmu, Arein." Reiss pergi dengan meninggalkan kata-kata itu.
"Sejujurnya, dia benar² sekutu yang menakutkan."
Kata Arein dengan ekspresi kaku.
◇◇◇◇
Malam itu, di sebuah gedung tamu di Mansion Count Claire, Charles sedang duduk di ruangan yang digunakan sebagai markas besar pencarian.
Ekspresinya tidak puas. Di hadapannya adalah para Ksatria di bawah komandonya.
"Kita sudah mengerahkan 5.000 personel dalam beberapa hari terakhir, tetapi mereka tidak berhasil mendapatkan satu pun petunjuk."
".....Maafkan atas kegagalan kami."
Para Ksatria itu menundukkan kepalanya kepada Charles. Mereka adalah komandan dari setiap regu pencari.
"Daripada meminta maaf, tunjukkan hasil padaku. Jangkauan pencarian semakin bertambah seiring berlalunya waktu."
Kata Charles dengan nada kesal.
[ Sialan. Di mana mereka bersembunyi? Jika mereka membeli kuda untuk bergerak lebih cepat, mereka akan mudah terlacak. Jika mereka berjalan kaki, kami pasti sudah menemukannya sejak lama karena kami telah memeriksa semua jalan dan kota di sekitarnya. Tidak mungkin bagi seorang putri yang dilindungi dan dua anak laki-laki yang tak terlatih bisa bertahan lama melalui pegunungan ataupun melalui hutan..... ]
Ketidaksabarannya semakin bertambah. Tapi, pada saat itu—
Knock, Knock.
"......Masuklah."
Charles memberi perintah itu dengan ekspresi kesal.
"Charles-sama. Jean Bernard, yang mengunjungimu beberapa hari yang lalu, baru saja tiba dan mau bertemu denganmu....."
Prajurit yang bertugas sebagai keamanan yang masuk ruangan dan berbicara dengan gugup.
"....Apa?"
Charles mengerutkan keningnya dengan enggan, tetapi segera berdiri.
"Guh, baiklah. Aku akan segera ke sana. Bawa dia ke ruang tunggu."
"Ya, pak!" Prajurit itu segera berbalik.
"Kalian, kembali ke posisi. Jika terjadi sesuatu, segera laporkan padaku."
Charles meninggalkan ruangan dengan kata-kata itu.
"Charles-sama, Jean Bernard-sama ada di sini."
Reiss memasuki ruangan kurang dari satu menit kemudian. Charles menutup pintu dan keduanya ditinggalkan berduaan.
"Selamat datang, Reiss-sama."
Charles memasang senyum canggung di wajahnya dan menyambutnya dengan agak canggung.
"Wah, terima kasih banyak. Maaf sudah mengganggumu begitu sering, Charles-sama."
Jawab Reiss dengan senyuman yang mustahil untuk dibaca.
"Tidak, aku tidak keberatan. Apa telah terjadi sesuatu?"
"Yah, seperti yang aku katakan sebelumnya, aku pikir kota ini tampaknya dijaga ketat. Beberapa hari yang lalu ada keributan besar di pagi hari."
".....Seperti yang aku katakan kemarin, kami sedang mencari penjahat yang dalam pelarian."
"Begitu, ya."
Kata Reiss mengangguk sambil tersenyum.
Satu-satunya yang merasa tidak nyaman adalah Charles. Setelah insiden dengan Celia, sulit baginya untuk mengakui kalau Christina telah melarikan diri. Karena jika dia melakukan hal itu, posisinya akan semakin buruk.
".....Apa kamu tinggal di Cleia selama ini, Reiss-sama? Bolehkah aku bertanya apa urusan yang kamu miliki di kota ini? Kalau tidak salah, kamu mengatakan kalau kamu sedang mengejar seseorang."
Charles mencoba mencari tahu maksud Reiss yang sebenarnya.
Dia menganggap Reiss sebagai teman dekat, persahabatan mereka melintasi perbatasan Kerajaan berkat upaya besar mereka untuk menghidupkan kembali keluarga Duke Arbor.
Itu sebabnya Charles mempercayainya, tetapi ketika menyangkut Beltrum, dia tidak bisa membahasnya, jadi dia tetapi berhati-hati. Sulit untuk menanyakannya tentang hal itu, tetapi dia memutuskan untuk tetap bertanya untuk menghilangkan kecanggungan.
"Ah, tidak. Aku di sini hari ini karena ada sesuatu yang ingin aku diskusikan – atau lebih tepatnya, aku ingin menyarankan sesuatu kepadamu."
Kata Reiss, memulai.
".....Sebuah saran?" Charles bertanya dengan ragu.
"Aku menyadari fakta kalau Putri Christina telah menghilang." Kata Reiss dengan tenang.
"Guh.... D-Dari mana kamu mendengar itu?"
Charles terkejut. Dia hampir tidak bisa berkata-kata, tetapi entah bagaimana dia berhasil menanyakan itu dengan suara melengking.
"Aku mengerti kecemasanmu, tetapi apa kamu benar-benar berpikir kalau aku tidak akan memperhatikannya setelah semua keributan ini?"
"M-Maafkan aku. Tapi aku berjanji akan membawanya kembali." Charles membuat pernyataan itu dengan panik.
"Yah, akan merepotkan jika kamu tidak melakukannya. Bagaimanapun, Keluarga Arbor sangat penting untuk masa depan kami."
"B-Benar. Aku akan mengerahkan semuanya. Mereka seharusnya tidak terlalu jauh."
"Sebenarnya, Putri Christina sudah cukup dekat dengan Rodania sekarang."
".....Heh?"
Charles tercengang. Reiss mengatakan itu seolah dia tahu lokasi persis Christina.
"Aku berhasil menemukan lokasi mereka. Anak buahku saat ini sedang mengawasi mereka."
Kata Reiss dengan halus.
"O-OOH! Untunglah! Seperti yang diharapkan darimu..... kamu memang sangat hebat!"
Charles memujinya dengan tulus.
[ Kaulah yang tidak terlalu berguna. Tapi itulah yang membuatmu mudah untuk digunakan. ]
Itulah yang dipikirkan Reiss.
"Namun, kami memiliki masalah. Sekelompok orang kuat bergabung dengan Putri Christina, jadi sulit untuk terlalu dekat dengan mereka."
Kata Reiss dengan sedih.
"Sekelompok orang kuat?"
"Mereka adalah empat pengguna senjata sihir."
"Apa......"
Charles tidak bisa berkata-kata.
Memiliki empat orang penjaga adalah hal normal untuk seseorang yang penting, tetapi jika setiap penjaga itu adalah pengguna senjata sihir..... Hal itu bisa dibilang sebagai kekuatan tempur yang berlebihan untuk melindungi satu orang saja.
"Aku sudah menyiapkan tiga pengguna senjata sihir untuk jaga², tapi tidak ada yang menjamin kalau mereka lebih kuat dari kami. Salah satu dari empat orang pengguna sihir mereka sangat merepotkan, cukup untuk membuatku ingin menghindari pertarungan langsung dengannya dengan cara apa pun."
"T-Tunggu! Tunggu sebentar!"
Charles keberatan dengan panik setelah menerima semua informasi itu dari Reiss.
"Ada apa?"
"Tidak mungkin dia bersama dengan empat pengguna senjata sihir! Mereka sudah cukup untuk mengalahkan banyak pasukan. Dari mana dia mendapatkan kekuatan tempur itu?!" Charles meninggikan suaranya, ekspresinya bingung.
"Kamu seharusnya mengenali salah satunya. Tiga lainnya adalah temannya."
"Dia seseorang yang aku kenal?"
"Haruto Amakawa. Anak laki-laki yang baru saja di angkat sebagai Ksatria kehormatan Galarc."
Ketika mendengar nama Haruto, ekspresi Charles benar² berubah.
"Ap–..... Memang benar aku menerima beberapa laporan yang mengatakan kalau dia telah berinteraksi dengan Putri Christina beberapa kali selama perjamuan..... J-Jangan bilang kalau dia meminta bantuanmu saat itu?!"
[ Tidak juga. Dia adalah orang yang mengambil Celia Claire dari genggamanmu dan mungkin karena itu, dia sekarang membantu sang putri. Untuk mencegah hal-hal menjadi sangat rumit, aku akan merahasiakan bagian itu. ]
Pikir Reiss, berbicara dalam dirinya.
"Aku sendiri tidak tahu detailnya, tapi ada rumor kalau dia berhasil mengalahkan Half-Dragon dengan satu serangan dari senjata sihirnya, kan? Rumor itu sama sekali tidak dilebih-lebihkan. Selain itu, dia memiliki tiga pengguna senjata sihir sebagai temannya. Karena alasan itu, Kekaisaran Proxia telah mengawasi pergerakannya. Sebenarnya, orang yang aku kejar adalah dia – kejutan yang sangat besar ketika aku melihatnya membantu Putri Christina."
Reiss mengarang cerita yang dicampur dengan beberapa peristiwa nyata.
"B-Begitu ya? Hmm......"
Charles berpikir dengan ekspresi serius.
"Dia telah menggunakan peningkatan fisik dari senjata sihirnya untuk bepergian dan dengan kecepatan itu, dia akan melintasi perbatasan Kerajaan Galarc dalam beberapa hari. Begitu dia melakukannya, orang²mu tidak akan lagi dapat maju dan Putri Christina akan melarikan diri dengan selamat ke Rodania."
"Itu artinya mereka sudah lama meninggalkan jarak pencarian, ya? Tch, tidak heran kami tidak bisa menemukannya." Charles mengertakkan gigi.
"Situasinya jauh lebih bermasalah dari yang aku kira. Karena itu, aku datang untuk memberimu saran ini: mengapa kita tidak bekerja sama? Pengguna senjata sihir yang ada bersamaku tidak bisa dibandingkan dengan Alfred Emarle-dono, tetapi mereka cukup kuat untuk membantu. Jika kita bekerja sama, kita harus bisa menghentikan Putri Christina melarikan diri. Aku juga sudah menyiapkan rencana."
Reiss membuat permintaan itu dengan senyuman.