Forget-Me-Not of Rebirth – Prolog : Keputusan

 

[ Aku selalu menganggap balas dendam adalah hal yang benar untuk dilakukan. Aku sudah bersumpah untuk berjalan di jalan balas dendam. Balas dendam adalah  satu-satunya tujuan dari hidupku, karena dengan melakukan balas dendam adalah satu-satunya keselamatanku..... ]

 

[ Aku tidak boleh mati sampai aku membalas dendamku. Karena tujuan itu, aku bisa bertahan di hari-hari sulit yang aku jalani. Tidak peduli seberapa bodoh dan kotornya aku karena itu..... ]

 

[ Aku harus tetap bertahan hidup dan tidak boleh melarikan diri. ]

 

[ Jika aku berhasil melakukan, aku tidak peduli apa yang akan terjadi padaku setelah itu. ]

 

[ Tapi, ketika aku mendapatkan kembali ingatan tentang kehidupan masa laluku..... Aku telah menyadari bahwa mungkin balas dendam itu adalah hal yang salah. ]

 

[ Namun, api kebencian yang ada di dalam hatiku ini masih membara. Baik diriku yang di masa lalu ataupun diriku yang sekarang memiliki kepribadian mempunyai nilai-nilai yang sangat bertentangan dan berlawanan. ]

 

[ Namun seiring berjalannya waktu, kedua kepribadian itu menciptakan cara berpikir yang baru. ]

 

[ Terus mencari jawaban atas kedua kontradiksi itu, mencari kebahagiaan dari masa lalu yang tidak pernah bisa di kembalikan, mencari makna sebenarnya dari kematian yang tak terhindarkan yang bida memberikanku keselamatan..... ]

 

[ Aku mulai berteriak tanpa suara. ]

 

[ Tidak bisa melihat ke depan, takut, dan tidak yakin tentang apa yang benar, aku bahkan tidak dapat mengungkapkan diriku yang menjijikkan ini kepada siapa pun.... ]

 

[ Namun, terlepas dari semua itu, bahkan seorang sepertiku bisa merasakan kebahagiaan lagi. Keselamatan yang disebut kebahagiaan, yang pernah aku pikir telah hilang selamanya, tiba-tiba muncul di depanku lagi. ]

 

[ Hangat ketika disentuh, dia saat aku merasakannya, aku merasa nyaman dan rileks.... Meski kebahagiaan itu tidak persis sama, namun keduanya tampak bersinar dengan cara yang sama. ]

 

[ Setiap kali aku merasakan kebahagiaan, setiap kali aku merasakannya kembali, api kebencian di hatiku perlahan memudar. Aku ingin terus merasakan kebahagiaan yang hangat itu selamanya. ]

 

[ Tapi, aku tidak bisa. aku tidak boleh melupakan masa laluku yang sangat menyakitkan itu. Aku tidak bisa berpaling dari kenyataan yang mengerikan itu. Karena jika aku melupakannya, aku sama saja  dengan melarikan diri..... ]

 

[ Sama saja seperti aku akan melupakan kebahagiaanku di masa lalu. ]

 

[ Seolah-olah seperti aku telah menyegel kebahagiaan itu bersama dengan rasa menyakitkan itu. ]

 

[ Karena rasanya seperti aku akan berbohong kepada diriku sendiri, kepada diriku di masa lalu. ]

 

[ Aku takut untuk melupakannya begitu saja. Meskipun aku ini seorang pengecut, aku tidak bisa melarikan diri selamanya. ]

 

[ Itulah mengapa di hari itu, di negeri itu, di kampung halaman kedua orang tuanku, aku telah bersumpah. ]

 

[ Bahkan jika kami hidup dengan pandangan yang bertentangan, aku akan terus maju. Bahkan jika teriakanku yang tidak terdengar ini, tidak berhenti, aku tetap akan maju. ]

 

[ Untuk membawa keselamatan masa lalu, aku akan mengobarkan saat ini dan masa depan. Sampai suatu hari aku tela membalas dendam itu, aku akan terus mendedikasikan hidupku untuk hidup seperti ini. ]

 

[ Bahkan sekarang, pikiranku tetap sama. Bahkan jika kebahagiaan itu terus semakin kuat setiap harinya, aku tetap tidak akan mengubah cara hidupku ini. ]

 

Pasa kenyataannya, nyala api di dalam hatinya sangat membara dan tidak akan berubah oleh siapa pun.

 

[ Bahkan jika tidak ada masa depan yang menantiku setelah balas dendamku ini. ]

 

[ Bahkan jika tidak ada kebahagiaanku yang menungguku..... ]

 

[ Itu tidak masalah, selama yang berharga bagiku dapat menemukannya kebahagiaannya sendiri, itu sudah lebih dari cukup..... Jika itu adalah hukuman atas dosa yang aku lakukan, aku akan menerimanya. ]

 

[ Memikirkannya seperti ini,  membuatku merasa lebih baik. ]

 

Namun, di situlah kontradiksinya. Itulah sebabnya teriakan yang tak terdengar akan semakin keras. 

 

[ Baik kebahagiaanku, dan kebahagiaannya orang-orang yang berharga bagiku juga akan lenyap. ]

 

[ Namun, tetap saja.... Aku akan terus melangkah maju..... ]