Nada suaranya yang sopan dan lantang itu memberi kesan kepada semua orang yang mendengarkan bahwa keputusan itu adalah kebenaran. Para murid itu, dan bahkan Alus, terlihat sangat tercengang. Kebingungan menyebar pada awalnya, namun kemudian para murid itu mulai mengeluh. Dan hal itu wajar saja. Alus telah bertarung satu lawan satu dalam pertarungan simulasi melawan peserta di menit-menit terakhir yang kemungkinan besar terkait dengan pihak militer dan saat ini menjadi perbincangan di Institut. Bagi para murid itu, Alus bisa dibilang seorang pahlawan, dan sekarang Alus diberi hukuman berdasarkan sesuatu yang terasa seperti tuduhan palsu. Suara Lilisha bergema dan benar-benar mengubah suasana di kafetaria itu. Ekspresi Lilisha itu sepertinya mengatakan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana. Bahkan Alus, yang menatap punggungnya, bisa merasakan kegembiraan yang gadis itu rasakan di seluruh tubuhnya.
"Ini keputusan Kepala Sekolah, dan surat ini dipercayakan kepadaku untuk disampaikan kepada Alus. Dan di akhir surat ada stempel Kepala Sekolah, seperti yang kalian lihat sendiri." Lanjut Lilisha, menjelaskannya kepada Alus juga, sambil mengangkat kertas itu tinggi-tinggi untuk ditunjukkan kepada para murid itu.
"Tindakan Alus sayangnya sedikit berlebihan, sehingga penangguhan ini tidak bisa dihindari. Bagaimanapun, Alus juga memberikan bantuannya dalam urusan militer."
Pernyataan terakhir Lilisha itu membuat para murid itu terkejut dan heran.
Sekarang gadis ini sudah berbuat seenaknya.
Karena tidak ada cara lain untuk melampiaskan kekesalannya, Alus memberi Lilisha dengan tatapan tajam.
"Keputusan ini sudah dibuat oleh Kepala Sekolah. Aku yakin kalian semua penasaran tentang hubungan Alus dengan urusan militer."
Lilisha melihat sekeliling, mencari persetujuan para murid itu. Mereka semua melihat dengan napas tertahan, bertanya-tanya apa yang akan gadis lakukan selanjutnya. Namun entah tak terduga atau tidak, situasi membingungkan itu dikendalikan oleh Lilisha, dan perhatian para murid itu sepenuhnya terfokus padanya.
Alus berkata di balik punggung gadis itu, "Dasar orang suka ikut campur. Haruskah aku bertanya siapa yang mengirimmu?"
Bahkan aneh bagi Sisty untuk meninggalkan dokumen penting yang ditandatangani kepada sembarang murid. Jika ada, Felinella akan menjadi pilihan yang lebih baik. Lalu ada karisma misterius Lilisha itu, serta perpindahannya saat menjelang akhir tahun, jika Tesfia benar. Dengan banyaknya faktor yang berperan di sana, Alus pasti bisa merasakan sesuatu.
".....Aku yakin kamu bisa menebaknya sekarang."
Bisik Lilisha di belakangnya, memberitahu Alus bahwa tebakannya benar. Dan jika itu masalahnya, Alus punya firasat.
"......Sepertinya aku tidak yakin."
Alus memasang ekspresi masam di wajahnya, namun Lilisha terus berbisik.
"Kamu tidak akan bisa menyembunyikan semuanya dalam situasi ini. Jadi kita akan menawarkan informasi minimal sebagai umpan untuk menyembunyikan hal yang paling penting. Tidak akan terlalu menyusahkan, aku janji." Kata Lilisha.
Setelah kembali tenang, Alus memahami bahwa Lilisha bergerak ke arah yang bermanfaat baginya.
"Kamu telah dibina untuk mengetahui potensimu dan diam-diam bekerja dalam urusan militer..... atau itulah yang akan kita katakan. Ada banyak murid tahun ketiga yang memiliki pekerjaan di militer, tapi kamu adalah pengecualian karena kamu berada di tahun pertama." Lanjut Lilisha.
Alus bisa mengikuti apa yang diincar Lilisha. Gadis itu memadamkan api dengan mengeluarkan sedikit informasi. Dengan memalsukan sebagian kebenaran dan mempublikasikannya dengan cara yang masuk akal, mereka dapat menyembunyikan bagian penting tersebut. Jauh lebih baik mengungkapkan hubungannya dengan militer daripada mengungkap peringkat dan kekuatan Alus itu sepenuhnya. Dan memang benar, hal itu akan menjelaskan kekuatannya, yang melampaui kekuatan seorang murid biasa, dan meskipun masih ada beberapa pertanyaan yang tersisa, kemungkinan besar tidak ada yang akan mempertanyakannya lebih jauh. Berpikir seperti itu, Lilisha adalah semacam kolaborator kali ini, terlepas dari apa gadis itu bisa dipercaya atau tidak.
"Berwick, kalau begitu." Kata Alus.
Lilisha menjawab pertanyaan Alus dengan senyuman tanpa kata. Kemudian Lilisha memanggil para murid itu dengan suara teatrikal.
"Aku akan mewakili semua orang di sini dan menanyakan kebenaran Alus, jadi aku meminta kalian untuk tetap diam sejenak."
Saat Lilisha berbalik menghadap Alus lagi, Lilisha sudah melepas topeng seorang putri keluarga bangsawannya, dan menggantinya dengan ekspresi militer yang tegas.
"Perintah yang diberikan kepadaku dimaksudkan sebagai tugas yang harus dipenuhi oleh partnermu. Misi pengawasan."
"Yah, kau gagal saat kau mengungkapkannya kepadaku." Kata Alus.
"Aku tidak pernah membayangkan aku bisa menghindari pandanganmu. Bagaimanapun, aku akan ketahuan ketika menetapkan posisiku."
"Tetap saja, kenapa kau melakukan ini?"
Jika Lilisha diberi misi pengawasan, gadis itu tidak punya alasan untuk melakukan tindakan publik. Bahkan jika gadis itu ketahuan, yang harus gadis itu lakukan hanyalah mengamati Alus dari jauh dan melaporkan apa yang Alus lakukan. Berdiri tepat di depannya dan berusaha mengakomodasi Alus adalah kebalikannya.
"Informasi perlu diungkap secara bertahap.... hal ini tidak bisa dihindari, Alus-sama. Padahal jadwalnya sendiri sempat berantakan karena situasi yang tidak teratur. Tapi aku akan berusaha memperbaikinya."
Ketidakteraturan yang dirujuk gadis itu kemungkinan besar adalah serangan kemarin terhadap Institut. Atau lebih tepatnya, Elise, yang datang untuk menyerang Alus. Kejadian itulah yang menjadi pemicu situasi ini. Pertarungan sampai mati itu, yang dianggap sebagai pertarungan simulasi itu, telah menghancurkan kehidupan Institut Alus yang damai. Meski mereka berdua berbicara dengan suara pelan, Lilisha tidak lupa tetap memperhatikan para murid itu. Berbeda dengan sihir, kemampuan membaca suasana dan mengendalikan arus peristiwa adalah hasil dari kelahiran bangsawannya dan dikembangkan oleh lingkungannya. Meskipun Lilisha mungkin ada hubungannya dengan militer atau tidak, fakta bahwa gadis itu berasal dari keluarga bangsawan seperti yang Tesfia katakan sepertinya benar. Setelah mereka berdua selesai berbisik satu sama lain, Lilisha terus membuat laporan yang secara terang-terangan ditujukan untuk para murid itu.
"Sebenarnya..... Alus diperbolehkan bertugas di militer karena perlakuan khusus. Seperti yang aku yakin kalian semua tahu, murid tahun ketiga yang terampil dibina oleh militer sejak dini, dan dibawa untuk pelatihan. Dalam kasus Alus, itu seperti melewatkan nilai pendidikannya. Seperti yang kalian lihat dalam pertarungan simulasi kemarin, kemampuannya sebagai Magicmaster sangat luar biasa. Bahkan cukup bagi militer untuk ingin segera menambahkannya ke pasukan mereka."
Lilisha dengan terampil menyatakan berbagai hal dengan cara yang memberikan para murid itu kebenaran, membiarkan sisanya hanya imajinasi, dan menghentikan para murid itu untuk mendesak lebih jauh.
"Hal itu disembunyikan untuk menghindari kebingungan yang tidak perlu. Aku mendengar rumor tentang kekuatan Alus ketika aku pindah, tapi sepertinya inilah kebenaran di baliknya."
Saat Lilisha berbicara, para murid itu mulai mengingat rumor yang sama. Lilisha tidak hanya fasih berbicara. Lilisha memiliki suara yang jernih dan nada suara yang menawan. Lilisha menggugah emosi dan menggunakan ekspresi yang mengundang simpati. Para murid itu secara alami tertarik pada suasana yang tampaknya mengubah kebohongan itu menjadi kebenaran.
"Hal ini pasti situasi yang sulit bagi Kepala Sekolah. Meski luar biasa, Alus masih seumuran dengan kita. Sekalipun militer membutuhkannya, Alus tetaplah sesama murid Institut Sihir Kedua seperti kita. Jadi akan merugikannya jika kalian membuat ini menjadi adegan yang lebih besar dari yang seharusnya....."
Lilisha tiba-tiba berhenti, dan menatap sesuatu di antara kerumunan itu. Lilisha melihat seseorang rambut merah dari sudut matanya. Berjuang untuk keluar dari kerumunan itu, didorong maju mundur oleh orang-orang, si rambut merah itu yang terlihat melalui celah kerumunan perlahan-lahan muncul. Akhirnya si rambut merah itu sampai di teras dan dengan penuh semangat melompat ke barisan depan.
"Whoaa—fiuh, kukira aku akan mati."
Menyeka keringat di alisnya, Tesfia Fable si rambut merah itu meletakkan tangannya di lutut dan mencoba mengatur napas. Semua mata tertuju padanya, dan setelah disela, Lilisha menutup bibirnya, yang kemudian membentuk senyuman kecil.
Keluarga Fable..... waktu yang pas, aku akan sangat senang dengan bantuannya dalam hal ini.
Seolah mengatakan betapa bagusnya itu, Lilisha mengarahkan ekspresi lembut dan menawan ke arah Tesfia.
"Terima kasih atas waktumu. Kamu tidak terluka di suatu tempat, kan, Tesfia-san?"
Lilisha dengan sengaja berjalan ke arah Tesfia dan mengulurkan tangan.
"T-Tidak apa-apa. Terima kasih. Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah."
Setelah ragu-ragu sejenak, Tesfia meraih tangan Lilisha itu. Meski memiliki harga diri seorang bangsawan, kelebihannya adalah mampu bergaul dengan siapapun setelah mengenali mereka, namun kali ini Tesfia bertindak dengan hati-hati.
Seperti yang Tesfia jelaskan kepada Alus, keluarga Lilisha, Keluarga Frusevan, adalah barisan Magicmaster yang setara dengan Keluarga Fable, jadi Tesfia menyadarinya. Keluarga Frusevan, sebenarnya, adalah keluarga cabang dari Keluarga Rimfuge, yang tidak diragukan lagi merupakan salah satu keluarga paling bergengsi di negara ini. Meskipun itu adalah keluarga cabang, keluarga itu unik karena tidak berada di bawah keluarga utama Rimfuge. Keluarga mereka juga tidak berafiliasi dengan tiga keluarga bangsawan besar lainnya. Ibunya, Frose, mungkin ahli dalam urusan bangsawan, namun Tesfia tidak mengetahui kedalaman situasinya.
Dalam masyarakat bangsawan, perebutan kekuasaan dan konflik tidak bisa dihindari, dan tidak ada keluarga yang bisa lepas dari faksi dan koneksi. Namun Keluarga Frusevan memilih untuk mengasingkan diri, dan masih mampu mempertahankan pengaruh pada tingkat tertentu. Meskipun Tesfia tidak tahu kenapa itu terjadi, Tesfia merasakan ketidakpercayaan dan ketidakpastian terhadap keluarga Lilisha. Itu sebabnya—mungkin sebagai bagian dari refleks yang terkondisi—Tesfia mengenakan topeng bangsawannya agar tidak mengungkapkan perasaannya. Namun saat Tesfia bangkit dan melihat Alus, topengnya terjatuh.
"Aku tidak ingin mempercayainya..... tapi kamu benar-benar ada di sini?! Semuanya terjadi seperti yang Feli-san katakan."
Di hari kedua Festival Kampus, Felinella sendiri akan mengikuti pertarungan simulasi. Felinella mengusulkan agar Alus santai saja hari ini, namun Alus dengan tegas menolaknya. Menjadi khawatir, namun tidak dapat melakukan apapun sendiri, Felinella mengirim Tesfia ke tempatnya. Melihat wajah Alus yang geram dan para murid yang melihatnya, Tesfia terlihat jengkel. Lilisha, sebaliknya, memasang ekspresi ceria dan menarik perhatian semua orang melalui gerakan dan gerakan tubuh yang halus.
"Tesfia-san, jika memungkinkan, maukah kamu membantu menghilangkan keraguan tentang Alus? Dengan penampilanmu di turnamen dan sebagai temannya, aku yakin kata-katamu akan membantu meyakinkan semua orang."
Di permukaan, ekspresi Lilisha itu terlihat ramah dan akrab.
"Bagaimana?"
Tesfia melupakan kehati-hatiannya sebelumnya, dan menatap tangannya yang terbungkus dua tangan lembut.
"Mmm.... Y-Yah, Feli-san memintaku untuk memberikan dukunganku juga."
"Terima kasih. Aku pikir kamu akan mengatakan itu!"
".........?"
Meskipun Tesfia merasa sedikit tidak nyaman tentang hal itu, setelah mendapat penjelasan singkat dari Alus dan Lilisha, dengan bagian penting dari identitas Lilisha diabaikan, Tesfia menerima permintaannya. Namun Alus yang menyaksikan keduanya punya firasat buruk tentang hal itu.
"Kenapa malah dia?"
Alus bertanya, menyiratkan bahwa hal semacam ini adalah pekerjaan Loki.
"Apa maksudnya itu?! Fiuh..... karena kejadian kemarin, Loki tidak berpartisipasi dalam pertarungan simulasi dalam jumlah yang diharapkan. Jadi dia bekerja keras bersama Feli-san di sana." Dengan senyum lelah, Tesfia melanjutkan.
"Baiklah, serahkan saja padaku. Aku akan melakukan sesuatu untuk mengatasinya."
Mendengar ungkapan seperti itu—yang hanya diucapkan oleh orang yang paling tidak bisa diandalkan—firasat buruk Alus berubah menjadi keputusasaan.
"Jadi, ada apa dengan situasinya?"
Seperti yang diharapkan, Tesfia tidak tahu apa yang sedang terjadi.
"........."
Lilisha terdiam. Alus bisa melihat kekesalan di wajah Lilisha itu. Kalau soal Tesfia, wajar jika salah menilai kepribadiannya dengan hanya mengandalkan nama keluarganya. Namun melihat seseorang yang terampil seperti Lilisha terlihat begitu membuat Alus tercengang. Meski begitu, Alus-lah yang akan menderita kerusakan nyata.
Kau yang memanggilnya, jadi kau lah sendiri yang harus melakukan sesuatu.
Alus memberi isyarat kepada Lilisha sambil menatap, jadi Lilisha menjelaskan semuanya kepada Tesfia dengan berbisik.
"Kita perlu menenangkan semuanya agar tidak ada orang yang mengetahui peringkat atau posisi istimewa Alus, apalagi status Single Digitnya. Akan sulit untuk menyembunyikan bahwa Alus membantu urusan militer, jadi setidaknya aku sudah menjelaskannya sebelumnya." Kata Lilisha, menjelaskannya.
"——!!"
Lilisha telah memberikan beberapa detail sebelumnya, namun Tesfia tidak menyangka Lilisha akan tahu sebanyak itu. Menyadari hal itu, ekspresi terkejut muncul di wajah Tesfia itu. Hal ini mendorong Alus menggaruk kepalanya dan berbicara.
"Dia sepertinya dikirim ke sini oleh Gubernur Jenderal. Jadi tidak heran dia pindah di waktu yang aneh."
"Heeh? Putri Frusevaan sedang berkerja dibawah Gubernur Jenderal?"
Alus menyiratkan bahwa Lilisha bukan hanya murid biasa, namun Tesfia tampak lambat dalam memahaminya. Tesfia terdiam, perlahan-lahan memahami situasinya, sebelum akhirnya mengangguk. Melihat Tesfia secara umum memahami apa yang sedang terjadi, Lilisha mengambil langkah maju dan berbicara kepada para murid itu lagi.
".....Jadi kenapa kita tidak meminta teman Alus, Tesfia-sa ini, untuk menjelaskan semuanya. Aku yakin dia akan bisa menjawab pertanyaan apapun yang kita miliki."
Terlepas dari segalanya, mereka tidak boleh lupa bahwa Tesfia adalah salah satu murid tahun pertama terbaik, serta putri dari Keluarga Fable yang terkenal. Tampaknya penampilannya jauh lebih efektif dari yang diharapkan Alus, karena semua murid itu diam-diam menunggu Tesfia berbicara.
"Aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan, tapi aku akan memberikan yang terbaik."
Bisik Tesfia itu pada Alus, sebelum melangkah maju. Melirik gadis berambut merah itu, Alus bisa melihat ekspresi bermartabat dari seorang perempuan bangsawan darinya. Namun Alus masih merasa tidak nyaman.
Aku rasa tidak ada pilihan. Bahkan jika hal terburuk terjadi, aku akan baik-baik saja selama aku bisa menyelesaikan tugas keamananku.
Dengan ekspresi pasrah, Alus menatap punggung gadis berambut merah itu yang agak kecil sambil tersenyum tipis. Dalam benak Alus, kehidupan sehari-harinya sudah runtuh. Jika Tesfia ingin menindaklanjuti hal itu, betapapun kikuknya Tesfia itu, Alus merasa mungkin lebih baik menyerahkannya padanya. Jelas Tesfia akan dibombardir dengan pertanyaan, namun Tesfia tidak menunjukkan keraguan saat dirinya berdiri di depan semua orang.
"Aku Tesfia Fable. Aku akan menjawab pertanyaan apapun yang kalian miliki dari sini. Siapapun yang memiliki pertanyaan, silakan angkat tangan."
Sepertinya Tesfia yakin dirinya akan salah bicara jika dialah yang mulai berbicara, jadi Tesfia mengambil pendekatan menunggu. Akhirnya satu murid, dan dua lagi, dengan ragu-ragu mengangkat tangan mereka. Setelah itu, momentum meningkat dengan pertanyaan demi pertanyaan, namun Tesfia menyikapi semuanya dengan sikap tegas dan pastu. Bukan berarti Tesfia itu bodoh; tumbuh dalam masyarakat bangsawan, kemampuannya menangani orang lain ternyata sangat tinggi. Karena Tesfia berasal dari keluarga terkenal, dia mungkin lebih cocok daripada Alice atau Loki untuk ini.
Untungnya, sebagian besar pertanyaan berpusat pada posisi Alus di militer dan benar dan salahnya keputusan Kepala Sekolah itu. Pertanyaan apapun yang tidak dapat ditangani Tesfia dengan cepat ditangani oleh Lilisha, dan Alus ditampilkan sebagai seseorang yang membantu militer dalam beberapa pekerjaan, dan bahwa militer memiliki harapan besar untuk masa depan Alus itu. Level pertarungan simulasi antara Alus dan Elise sebenarnya jauh melebihi level luar biasa, namun untungnya level kemampuan yang ditampilkan terlalu tinggi untuk dipahami kebanyakan orang, sehingga memungkinkan untuk menipu para murid itu. Selain itu, Tesfia diputuskan akan berbicara dengan Kepala Sekolah tentang memperpendek masa tahanan rumah dan memulihkan kehormatan Alus. Dari sudut pandang Alus, sepertinya semua masalah telah diselesaikan dengan biaya minimal. Sekarang Alus hanya perlu kembali ke pekerjaan keamanannya. Namun ada satu hal terakhir yang perlu dikonfirmasi.
"Bisakah kau terus melanjutkan ini?"
Baginya itu adalah rencana buruk yang penuh lubang logika yang tidak akan pernah bisa dirinya terima. Dan Alus bertanya kepada kolaboratornya itu apa hal itu cukup untuk meyakinkan para murid itu secara permanen.
Lilisha berkata, "Beginilah cara kerjanya. Ini adalah cara kerjanya. Yang sebenarnya mereka inginkan adalah suasana sesuatu yang tersembunyi. Sumber dari rumor itu. Mereka sebagian menginginkan kebenaran, tapi jika ada topik baru yang muncul, mereka tentunya akan mengarah ke sana. Itulah yang dilakukan orang-orang seusia mereka."
Lilisha menjelaskan semuanya dengan tatapan sok tahu. Seseorang mungkin berpikir Lilisha akan menikmati membayangkan orang-orang menari di telapak tangannya, namun dia tampak iri dengan kesederhanaan mereka itu. Hal itu tentunya merupakan masalah yang sulit dipahami Alus. Alus dibesarkan di lingkungan yang sangat berbeda, jadi siapa yang bisa menyalahkannya? Bahkan sekarang ada saat di mana Alus tidak bisa mengikuti kepekaan Tesfia dan Alice.
"Omong-omong, dari mana kau tahu tentang Ulhava?"
Alus berkata dengan pelan dibelakang punggung Lilisha. Lilisha berdiri di belakang Tesfia, saat Tesfia melanjutkan penjelasannya kepada para murid itu. Pertanyaan itu terus mengganggu pikiran Alus, dan Alus merasa harus menyelesaikannya.
Ketika Alus dan Loki kembali ke kelas, Lilisha menyebutkan nama itu. Itulah alasan Lilisha meninggalkan kesan yang kuat pada Alus. Jika Lilisha dikirim ke sini hanya untuk mengawasinya, tidak mungkin Lilisha mengetahui kebenaran yang hanya diketahui oleh penguasa, Gubernur Jenderal, dan segelintir orang lainnya. Mengenai perannya itu, Lilisha tahu terlalu banyak. Lilisha juga memiliki kecenderungan untuk mengungkapkan sedikit kebenaran untuk mengendalikan situasi. Hal itu adalah sesuatu yang melampaui batas misi pengawasan. Lilisha terlalu aktif. Belum lagi betapa terampilnya gadis itu dalam mengendalikan suasana. Sisi mencurigakan dari dirinya itulah yang membuat Alus menyimpulkan bahwa—walaupun Lilisha itu mungkin bukan musuh—Lilisha juga bukan sekutu.
"....Itu adalah sesuatu yang bisa kamu ketahui jika kamu memperhatikannya."
"Di sanalah kesalahanmu. Tidak peduli seberapa banyak kau memeriksanya, kau tidak akan menemukan sesuatu yang konklusif. Meskipun kau menyembunyikan hal-hal yang ambigu, dari suaramu jelas kau mengatakannya dengan penuh keyakinan." Nada suara Alus tetap tidak berubah. Namun anehnya ada suasana tegang di antara mereka.
"Itu hanya imajinasimu.... itulah yang ingin aku katakan, tapi akan lebih sulit bagiku untuk melanjutkannya jika kamu mengetahuinya, jadi baiklah. Aku meminta kakakku untuk membantuku mencari tahu lebih banyak tentangmu. Garis keturunanku, seperti namaku, adalah Rimfuge dan Frusevan. Rimfuge memiliki lima keluarga, dan Frusevan adalah garis keturunan aslinya. Mereka semua dikatakan sebagai keluarga cabang, tapi hierarkinya tidak banyak. Tapi, sebenarnya setiap keluarga beroperasi di bawah rantai komando yang berbeda. Itu sebabnya mereka tampaknya tidak memiliki hubungan atau interaksi yang mendalam satu sama lain."
"Begitu ya." Kata Alus.
"Jadi kau berasal dari keluarga yang mana sekarang? Dan apa yang kau maksud dengan rantai komando yang berbeda?"
"Ada hal-hal yang tidak bisa kuberitahukan padamu. Belum lagi ini tidak ada hubungannya denganmu sejak awal. Wajib militer memang penting, tapi aku juga punya alasan tersendiri."
Lilisha melirik dingin ke samping seolah ingin mengalihkan topik pembicaraan.
Saat Alus mengamati sikap gadis itu. Alus merasakan sesuatu yang aneh tentang hal itu. Terutama dalam rasa hormat gadis itu terhadapnya. Wajar bagi siapapun di militer untuk memberikan rasa hormat tertentu kepada seorang Single Digit. Namun rasa hormat gadis itu sedikit berbeda. Tidak peduli seberapa baik yang Lilisha itu menyembunyikannya, Alus mendapat kesan bahwa sikap Lilisha itu hanya dangkal. Gadis itu mengaku berafiliasi dengan militer, namun tidak ada rasa tanggung jawab di matanya.
"Jangan ragu untuk bertindak seperti biasa. Aku yakin itu akan lebih mudah untukmu. Kau tidak perlu menjadi perhatian di sekitarku."
"——!! Apa yang membuatmu berpikir begitu?"
"Aku kira itu adalah bentuk ketidaksukaan terhadap orang yang serupa. Aku sama seperti itu, jadi aku tahu. Lagipula, aku sudah lama dijauhi."
".....Betapa cerobohnya. Aku mencoba untuk fokus pada pekerjaanku, tapi sepertinya aku tidak bisa menyembunyikannya. Tapi setidaknya aku menghormatimu. Hanya saja, rasa hormat itu tidak terlalu tinggi."
Alus hanya bisa tersenyum kecut saat Lilisha mengatakan itu di depan wajahnya. Alus tidak yakin apa itu karena usia mereka sama atau tidak.
"'Setidaknya' itu tidak diperlukan. Yah, jangan permasalahkan itu. Aku tidak cukup kekanak-kanakan untuk merasa kesal karena kata-kata itu."
Menyadari tidak ada gunanya tampil di hadapan Alus, Lilisha tiba-tiba mengacak-acak rambutnya. Rambut pirang panjangnya tampak acak-acakan saat Lilisha mengibaskannya, namun Lilisha tidak menunjukkan tanda-tanda peduli dengan itu.
"Kalau begitu aku akan menuruti kata-katamu. Ahh, hal seperti ini membuatku lelah."
Tampaknya topeng seorang perempuan bangsawan lebih berat dari yang gadis itu duga. Lilisha meregangkan tubuh, seolah-olah ada beban yang terlepas dari bahunya, tampak lega. Namun, Lilisha tidak tampak sesantai yang dirinya ucapkan. Meski terbebas dari ketegangan, Alus tahu bahwa gerakannya masih halus. Berarti Lilisha itu mungkin masih belum menjadi dirinya yang sebenarnya.
Gadis yang rumit.
Pikir Alus di dalam hatinya.
"Aku memang mengatakan bahwa aku tidak bisa menjawabnya. Tapi dengan kekuatanmu, kamu pasti bisa membuat seorang perempuan sepertiku bertekuk lutut..... jika kamu melakukan kekerasan, aku tidak punya pilihan selain mengaku."
Saat Lilisha memberinya senyuman provokatif, dia tampak keluar dari dirinya sendiri, seperti gadis sensitif yang berusaha bersikap tegar. Alus menghela napasnya.
"Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi..... jika Berwick terlibat, aku tidak perlu turun tangan."
Upaya diskusi lebih lanjut tidak akan membuahkan hasil. Selain itu, ketika Alus memikirkan alasan mengapa Lilisha dikirim ke Institut, Alus bisa mengerti apa yang diinginkan Berwick.
"Jika aku tetap akan diawasi, lebih baik aku menerimamu."
"Ahh, aku tidak pernah berpikir sampai ke sana. Begitu ya, jadi seorang Magicmaster Single Digit akan mengambil seorang gadis muda yang lugu untuk dirinya sendiri."
Alus tidak bisa mengabaikan hal itu.
"....Kenapa para bangsawan suka membuat lelucon berat seperti itu?"
"Itu adalah prasangka. Malahan, menurutku tidak memanfaatkan sepenuhnya hak istimewa seorang Single Digit itu adalah hal yang aneh. Jika kamu terus seperti itu, kamu tidak akan pernah dapat seorang perempuan." Kata Lilisha.
"Itu benar-benar konyol. Seolah-olah ada hak istimewa seperti itu! Lagipula, jika kau tidak mau menimbulkan masalah bagiku, aku tidak akan mengeluh."
"....Mau bagaimana lagi. Aku bukan sekutumu, tapi kurasa aku akan menanganinya sekarang."
Sulit untuk mengatakan apa Lilisha itu sedang bercanda atau tidak dengan jawaban itu. Namun, Lilisha menunjukkan ekspresi bermasalah yang dipadukan dengan senyuman kecil, seolah mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menjadi sekutu karena posisinya, terlepas dari keinginannya sendiri—namun Lilisha juga bukan musuh. Alus menganggap ekspresi gadis itu sebagai pendapatnya yang sebenarnya, dan menghela napas sambil menghentikan diskusi mereka. Untuk saat ini Alus hanya harus mempercayainya. Alus tidak bisa melihat masa depan cerah jika meragukannya.
Ini tidak seperti aku berharap Berwick tidak bergerak sama sekali. Berwick bahkan mungkin sedikit terlambat. Yah, selama itu hanya pengawasan, itu akan baik-baik saja.
Alus sebenarnya tidak menganggap pengawasan Gubernur Jenderal sebagai urusannya, namun Alus sudah membuat kesepakatan untuk pergi ke Negara Rusalca dan mengatasi kreditnya. Alus juga penasaran dengan Lilisha. Hal itu pasti berarti Berwick sedang mencari pengganti Loki.
Tetap saja.... Rimfuge dan Frusvan itu....
Alus melirik ke arah Lilisha. Lalu Alus memasang ekspresi ragu di wajahnya.
"Hmm?"
Tesfia, di tengah penjelasannya, berhenti. Begitu juga dengan Lilisha. Bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, Alus menyadari ada gelombang emosi yang sangat besar menyebar di kalangan para murid itu. Tampaknya mereka sangat tersentuh oleh sesuatu, dan saling berteriak tentang hal itu. Saat berikutnya, mereka semua berlari menuju gedung utama pada saat yang sama, seperti tentara yang disiplin.
"Heeh?"
Tesfia benar-benar tercengang, kebingungan terlihat jelas di wajahnya. Tesfia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Hanya Tesfia, Lilisha, dan Alus yang tersisa. Kerumunan besar para murid itu telah hilang dalam hitungan detik. Alus juga bingung. Bagaimanapun juga—
"Sepertinya aku bisa kembali bekerja..... apa yang kamu katakan pada mereka, Fia?"
Gadis berambut merah pembuat masalah itu berbalik mendengar suaranya.
"Contohnya..… apa kamu memberi tahu mereka kalau kepala sekolah akan mengingat mereka dan hal itu akan memengaruhi nilai mereka jika mereka terus mencampuri urusanku?" Tanya Alus.
"Aku tidak akan melakukan sesuatu yang begitu kejam seperti itu!"
Protes Tesfia. Alus mengira Tesfia mungkin akan berbuat sejauh itu, namun sepertinya kekhawatiran itu tidak berdasar.
"Jadi apa yang terjadi? Aku tidak bisa mengerti."
"Mmm, sepertinya aku mendengar seseorang berkata bahwa seseorang benar-benar mirip dengan seseorang."
"Membosankan."
Sela Lilisha. Kata dangkal itu sepertinya merupakan ekspresi jelas dari gadis itu sendiri. Alus juga memikirkan hal yang sama, karena terlibat dalam sesuatu yang sepele.
Lilisha kemudian menatap ke arah para murid yang berlari itu.
"Sungguh merepotkan..... sepertinya ada keributan di depan gedung utama. Bukan bearti aku tahu detailnya." Kata Lilisha, mengerutkan alisnya.
"Hmm, jadi ada masalah mendadak yang membuat rencanamu berantakan?" Tanya Alus.
"Bisa dibilang begitu..... tapi kamu juga akan terpengaruh oleh hal itu, Alus. Aku mungkin bukan sekutu, tapi aku masih cukup kooperatif."
Sambil menghela napas, Lilisha menoleh ke Tesfia. Ditatap oleh mata bulat besar itu membuat Tesfia merinding dan mundur sejenak.
"Terima kasih untuk bantuannya. Kamu agak berguna, Fia. Aku melibatkanmu karena aku pikir kamu akan cocok untuk itu, jadi ada untungnya kamu berasal dari Keluarga Fable. Sejujurnya kamu adalah elemen yang paling tidak pasti di sekitar Alus, jadi ini adalah hasil yang bagus."
Lilisha tersenyum, namun kata-katanya jujur dan tanpa pamrih. Dari sudut pandang orang luar, perkataannya itu akan dilihat sebagai pesan yang beragam. Namun bagi Tesfia, sikap Lilisha yang sangat berbeda itu membuatnya terkejut, dan tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Tesfia pikir mungkin Lilisha hanya membuat lelucon aneh, jadi wajar saja jika Tesfia terlihat tercengang.
"Yah, sejujurnya, itu hanya pada tingkat kegunaan yang lebih dari yang aku harapkan."
Saat itulah Tesfia akhirnya merasakan maksud jahat dari Lilisha. Tesfia mengangkat alisnya.
".....Begitukah caramu bicaranya. Mungkin kau kurang sopan santun karena keluargamu itu terisolasi dan bahkan tidak menjaga interaksi paling mendasar dengan keluarga berpengaruh? Kamu sendiri kelihatannya cukup naif." Kata Tesfia, sinis.
"Pfffftt, aku bercanda, Fia. Mari kita bergaul sebagai orang yang mengetahui siapa Alus sebenarnya. Selain itu, tugasku adalah memastikan manjaganya di Institut. Jadi, mari kita tetap berhubungan baik, oke?"
"....Sekarang kau berkata begitu."
"Jangan khawatir. Aku hanya menuruti kata-kata Alus dan berhenti bersikap perhatian. Itu tidak seperti aku perlu berakting lagi. Sungguh menyusahkan untuk menghadapi para murid itu dari waktu ke waktu. Kamu juga berpikir begitu kan, Fia?"
".....Sudah waktunya kau berhenti memandang rendah orang lain! Memangnya kau pikir kau itu siapa?!" Kata, Tesfia marah.
Alus sudah muak dengan hal ini, namun Alus merasa seperti melewatkan kesempatan untuk melarikan diri. Tesfia telah berhenti menyembunyikan ketidakpercayaannya dan menatap Lilisha dengan alis terangkat, namun Lilisha hanya memasang senyuman provokatif. Dilihat dari suasana di antara mereka berdua, sulit membayangkan mereka berdua itu bisa akur. Alus merasa cara Lilisha memperlakukan Tesfia sangat tidak dewasa. Hal itu juga mulai membuat Tesfia memanas, dan sepertinya segalanya akan berubah menjadi pertengkaran yang kekanak-kanakan. Karena tidak ada pilihan lain, Alus melangkah di antara mereka berdua, berniat meletakkan tangannya di atas kepala kedua gadis itu untuk memisahkan mereka berdua dan menjadi penengah.
"Astaga.... hentikan itu."
Alus menyentuh kepala Tesfia tanpa masalah, namun tangan Alus yang lain hanya menangkap udara saat suara pekikan tajam terdengar. Lilisha telah berjongkok dan memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Melihat gadis itu yang begitu ketakutan, Alus tidak tahu harus berkata apa.
"Itu tidak seperti aku akan memukulmu."
Lilisha meringkuk dan gemetar. Alus merasakan sedikit penyesalan. Pada saat yang sama, Alus menyadari bahwa apa yang biasanya dirinya lakukan dengan Loki mungkin tidak terlalu normal.
"Pfft, dasar kucing penakut."
Tesfia menatap Lilisha dan menutup mulutnya saat dirinya tertawa.
"——!! D-Diamlah, bodoh!"
Lilisha berteriak dengan wajah memrah, saat dia sadar, mencoba berpura-pura sebaliknya, namun sudah terlambat untuk itu.
"Aku baik-baik saja sekarang."
Kata Tesfia, sepertinya Tesfia akan tertawa lagi kapan saja, jadi Alus memukul kepalanya dengan agak keras.
"Ow!"
"Cukup. Dia mungkin akan bekerja lebih banyak dengan kita di masa depan."
Selanjutnya, Alus menghampiri Lilisha.
"Maaf tentang dia. Tetap saja, itu mengejutkanku. Kau akan menyebabkan kesalahpahaman jika ada yang melihat."
Lilisha dengan cemberut meraih tangan Alus dan berdiri, kembali ke sikap tegasnya yang biasa. Sudah terlambat untuk berpura-pura sekarang, namun itu adalah kebanggaan seorang bangsawan.
"Aku tidak terkejut, dan aku juga tidak takut! Keluarga Fable itu benar-benar.... vulgar!"
"Kaulah yang—" Kata Tesfia mulai terpancing lagi.
Melihat keduanya hendak bentrok lagi, Alus turun tangan.
"Hentikan. Jika kau melakukan hal bodoh lagi, aku tidak akan bekerja sama denganmu. Dan Fia, kalau mau terus diajari, diam lah saja. Lagipula, jika kau mencoba membuatku mendapat masalah lagi, aku mungkin akan berbicara dengan Gubernur Jenderal dan membuatmu menghilang..... dari Institut, itu saja."
"Jika aku tidak ada, itu hanya akan merepotkanmu!"
Kata Lilisha, tidak gentar. Namun—
"Haruskah aku menggunakan apa yang disebut hak istimewa dari Magicmaster Single Digit?"
Lilisha menghela napas panjang, mungkin menandakan pengunduran dirinya, dan tidak lagi mencoba melawan. Tesfia tampak murung, namun masih bisa mengeluarkan beberapa kata.
"Baiklah, aku mengerti. Jika identitasmu sebagai Peringkat No. 1 terungkap sepenuhnya, kamu tidak akan bisa tinggal di Institut. Hal itu juga akan berdampak buruk bagiku dan Alice...." Tesfia mengalihkan pandangannya, seolah mengatakan dirinya tidak punya pilihan lain.
"Ya, jadi mari kita 'Akur'. Sebagai cara untuk mendapatkan kepercayaanmu, biarkan aku memberitahumu sesuatu." Kata Lilisha, menyeringai.
Tiba-tiba, semua emosi seolah hilang dari wajah Lilisha itu.
"Seperti yang Alus katakan, aku dikirim atas perintah Gubernur Jenderal Berwick. Aku kira kau bisa mengatakan misiku adalah perlindungan pribadinya. Aku menantikan kerja samamu dalam segala hal untuk menyelesaikannya."
Dengan berbagi rahasia militer, Lilisha berusaha membuat jalan tengan. Karena itu, Tesfia adalah tipe gadis yang akan merespons dengan baik. Belum lagi mereka berdua ingin melindungi rahasia Alus.
"Baiklah, aku mengerti. Aku akan membantu semampuku."
Jawab Tesfia jujur, suasana hatinya sudah berubah total. Lilisha tampak bingung.
"....Umm, kalau begitu aku berharap bisa bekerja sama denganmu."
Jawab Lilisha dengan senyum masam yang canggung. Alus, yang memperhatikan kedua gadis itu, menahan senyuman mengejek. Pada saat yang sama, Alus merasa ingin memuji sikap bebal gadis rambut merah itu dan ketidakmampuannya memahami seluk-beluk kasus seperti ini. Memang benar, gadis berambut merah itu tidak menyadarinya. "Segala macam cara" yang dilakukan Lilisha itu dimaksudkan untuk mengendalikan gadis berambut merah itu. Lilisha tidak hanya ingin mereka "Akur", Lilisha juga menyiratkan bahwa Tesfia tidak boleh melakukan apapun sendirian dalam hal ini. Namun Tesfia benar-benar mengabaikannya, dengan polosnya menganggapnya begitu saja.
Lilisha jauh melenceng dari itu. Dia pikir dia bisa mengetahui Fia hanya berdasarkan nama Keluarga Fable-nya saja. Tapi itu adalah kesalahan besar.
Setidaknya, terlihat jelas bahwa Lilisha berusaha melindungi posisi Alus di Institut. Pada saat yang sama sepertinya Lilisha akan mencoba mengendalikan segala sesuatu di belakang Alus. Sejujurnya, Alus merasa tidak enak dengan hal itu. Dengan mengingat hal itu, kehadiran Tesfia membuat segalanya menjadi lebih menarik baginya.
Dengan kata lain, hambatan terburuk Lilisha adalah perkembangan tak terduga dan orang-orang yang membuat kekacauan tanpa menyadarinya. Segala ketidakberesan yang terjadi di luar rencananya..... dan tersangka utamanya, Fia, juga mengetahui identitasku. Itu sebabnya dia mencoba menyampaikan maksudnya.
"Yah, dia memang orang yang seperti itu. Lagipula, aku tidak terlalu percaya denganmu yang bergerak tanpa sepengetahuanku."
Kata Alus sambil meletakkan tangannya di bahu Lilisha, menyebabkan Lilisha menyusut kembali. Alus kemudian memunggungi Lilisha dan memanggil Tesfia.
"Fia, jangan terlalu percaya padanya. Dia mungkin akan memprioritaskan pengawasan daripada melindungiku." Kata Alus.
"Mengawasi.....?!" Kata Tesfia, kaget.
"——!!"
Lilisha mungkin tidak berencana mengungkapkan sebanyak itu kepada Tesfia. Lilisha melirik Alus dengan ekspresi rumit, namun tetap tersenyum, meski pipinya berkedut.
"Itu hanya jaminan. Selama aku tidak bisa mempercayaimu seratus persen, kau harus menerimanya." Kata Alus.
"Bicara tentang memutarbalikkan sesuatu. Yah, menurutku itu masih dalam batas yang diperbolehkan.... meski sedikit."
"Aku akan kembali ke pekerjaanku sekarang."
Kata Alus, dan mulai berjalan pergi, namun bukannya kembali ke gedung utama Alus malah menuju auditorium di sebelah. Tempat itu dekat dan juga dalam rute patrolinya. Sementara Tesfia dan Lilisha tertinggal di sana.
"Aku akan menghilangkan sumber keributan itu...."
Kata Lilisha sambil mengangkat bahunya.
"Segalanya akan menjadi sibuk."
Lanjut Lilisha, sambil berjalan menuju gedung utama. Nada suaranya tidak sabaran.
"T-Tunggu sebentar. Apa yang dimaksud dengan pengawasan....? Umm, kamu tahu, Feli-san menyerahkan semuanya padaku! Al?!" Tesfia dengan panik menatap Alus, lalu Lilisha, sebelum memutuskan untuk mengejar Alus.