Dan Loki memiliki ekspresi penyesalan di wajahnya.
"Aku minta maaf. Lain kali aku akan...." Kata Loki.
"Tidak apa-apa. Tidak ada hal baik yang akan terjadi jika kamu terlalu memaksakan diri, Loki-chan. Saat ini, kamu hanya perlu mendeteksi mereka!"
Tindak lanjut Lettie yang santai membantu meringankan beban pikiran Loki. Lettie tidak mengabaikan masalah Loki, namun Lettie juga tidak menegurnya dengan keras. Lettie mungkin bersikap perhatian karena posisinya sebagai kapten. Saat itulah Loki menyadari sesuatu. Tampaknya pertarungan itu dimaksudkan untuk menunjukkan padanya gaya bertarung pasukan Lettie itu, dan untuk mengajarinya waktu kapan harus mendeteksi inti iblis itu. Sajik dan Mujir mungkin yang terkuat di pasukan setelah Lettie, yang niatnya adalah menunjukkan taktik yang mereka kuasai kepada Loki.
"....Terima kasih banyak." Kata Loki.
Apa yang Lettie tidak ungkapkan dengan kata-kata adalah ekspektasi dan kepercayaannya pada Loki, serta menunjukkan bahwa Loki mendapat tempat di pasukannya itu. Dengan memberi Loki peran, Lettie mempercayakan Loki dengan tugas yang memberi Loki itu rasa tanggung jawab. Menyadari hal ini, Loki mengucapkan terima kasih kepada punggung Lettie. Institut itu penting, namun Loki kekurangan kekuatan sebagai anggota pasukan. Alus pun merasa perlu mengucapkan terima kasih kepada Lettie atas pertimbangannya. Bagaimanapun, Alus sendiri tidak tertarik bekerja sama. Alus terbiasa bertarung sendirian, dan Alus telah menyelesaikan banyak misi dengan cara itu. Alus dengan perlahan menutup matanya, mengingat pertarungan dalam kelompok. Memang, Alus tidak pandai dalam hal itu.
"Dari kelihatannya, anggota pasukan ini sudah mengetahui lokasi inti iblis itu, jadi tidak ada kekhawatiran akan menghancurkannya. Jadi kamu harus fokus hanya untuk mendeteksi keberadaan iblis, Loki." Kata Alus.
"Allie benar. Itu tergantung pada lokasinya, tapi umumnya kamu hanya perlu melaporkan inti iblisnya. Jika kamu tidak bisa langsung membedakannya, kamu hanya terus saja menyerang hingga iblis itu hancur. Kemampuan pengintai adalah hal yang cukup rumit, jadi kami hanya meminta mereka mendeteksi inti untuk A-Class ke atas."
Kata Lettie, menambahkan.
"....Kamu dengar itu. Dalam hal gerombolan, lokasi inti iblis itu tidak sepenting mendeteksi pendekatan mereka." Kata Alus.
"Aku mengerti. Aku akan memprioritaskan mendeteksi iblis di sekitar kita."
Jawab Loki dengan suara yang jelas. Bahkan Loki yang telah mengumpulkan beberapa pengalaman di militer sejak kecil berada di posisi terbawah dalam pasukan ini. Namun bukannya mematahkan semangatnya, hal itu malah membuatnya semakin termotivasi.
Itulah yang dimaksud dengan ikut bersama Alus. Jika Loki ingin tetap bersama yang kuat, Loki sendiri harus menjadi lebih kuat. Sementara itu, Alus berpikir bahwa "Panduan praktis" Lettie sama seperti karakter perempuan itu. Lettie adalah tipe orang yang mengajar dengan bertindak daripada mengatakan. Tergantung pada situasinya, segalanya mungkin berubah menjadi buruk. Bagaimanapun, sebagai seseorang yang harus mempelajari segalanya dengan mengerjakannya sendiri, Alus merasa lebih betah dengan metode itu. Paling tidak, jika Lettie tidak mengabdikan dirinya untuk berlatih dengan segala yang dimilikinya, harga yang harus dibayar adalah nyawa teman-temannya. Dalam hal ini, keberadaan Loki di dalam pasukan ini memiliki arti lebih dari yang Alus duga. Sajik, khususnya, sangat membantu. Sajik sangat ahli dalam hal atribut petir. Meskipun tubuhnya besar, Sajik memiliki teknik yang sangat baik. Dari berbagai atribut, petir membutuhkan keterampilan yang paling tepat. Mereka yang bisa menggunakan elemen tersebut, sangat sedikit Magicmaster yang bisa mengatasinya. Itulah mengapa Loki akan senang melihat seseorang dengan atribut yang sama bertarung dari dekat.
Meski begitu, Sajik sepertinya adalah tipe orang yang mengandalkan kekuatan.
Alus tersenyum kecut saat mengingat bagaimana Sajik bertarung sebelumnya. Tidak hanya Sajik cukup ahli dalam pertarungan, dan mahir dalam teknik, namun Sajik juga terlihat sangat agresif.
Terserah Loki apa dia melihat Sajik itu sebagai contoh yang baik atau tidak....
Alus menyimpulkan sambil melihat ke arah Loki. Alus mengangkat bahu. Mungkin dia terlalu terusik karena itu. Alus dan yang lainnya melanjutkan perjalanan mereka sambil beristirahat sejenak secara teratur. Mereka hanya melenyapkan semua iblis yang menghalangi mereka; apalagi pasukan Lettie menangani para iblis itu dengan cepat dan sempurna, jadi Alus tidak perlu melakukan apapun.
Meski begitu, Dunia Bagian Luar penuh dengan iblis. Dan dalam dua hari, mereka telah melenyapkan lebih dari lima puluh iblis. Ada beberapa yang terluka, namun kelelahan pasukan diminimalkan. Kemunculan paksa para iblis yang terus berlanjut ini memakan banyak yang terluka, namun mereka berhasil mencapai penghujung hari kedua dengan selamat. Berbeda dengan Dunia Bagian Dalam, yang cuacanya buatan, Dunia Bagian Luar mengikuti musim, dan matahari terbenam lebih awal pada musim ini. Perbedaan suhu antara siang dan malam juga cukup ekstrim, dan mereka berencana mendirikan kemah dengan cara yang sama seperti hari pertama. Lettie menyuruh pasukannya bergerak dengan kecepatan tertinggi untuk mencapai Vanalis sesegera mungkin.
Sebagai gantinya, pasukan tersebut hanya membawa sedikit peralatan dan perbekalan. Namun jika mereka kehabisan persediaan dengan jumlah tersebut, mereka akan berada dalam bahaya serius, yang menurut Alus aneh. Alus mengira Lettie punya rencana, namun sampai hari kedua Alus belum mendengar apapun dari Lettie. Setelah menemukan tempat yang cocok untuk berkemah, anggota pasukan itu segera mulai bekerja. Sulit untuk menyebut tempat itu nyaman, namun terkadang mereka harus tidur di pepohonan, jadi sebenarnya tidak banyak perbedaan. Kemudian seseorang mulai mencari jejak binatang seolah-olah familiar dengan tugas tersebut, tanpa diinstruksikan oleh Lettie atau Alus. Jika ada sumber air atau habitat hewan, tempat itu adalah tempat yang relatif aman dari iblis. Di kedalaman Dunia Bagian Luar, hewan dan iblis entah bagaimana bisa hidup terpisah satu sama lain. Sebaliknya, para iblis mengejar manusia sampai pada titik di mana tampaknya mereka dirancang hanya untuk itu. Dalam kasus di mana iblis berkeliaran di wilayah hewan, mereka mungkin akan menyakiti hewan tersebut namun jarang memakannya. Dipercaya bahwa hal itu disebabkan oleh mana di dalam tubuh para hewan itu, namun kebenarannya tidak diketahui.
Apapun itu, hewan liar memiliki kecenderungan untuk menghindari iblis dengan hati-hati, dan manusia dapat menggunakan fakta tersebut untuk menemukan tempat yang aman untuk berkemah. Untuk saat ini mereka mengandalkan kebijaksanaan para hewan untuk bisa melewati malam. Itulah betapa buruknya keadaan para Magicmaster dalam pertempuran malam. Mereka berburu untuk mendapatkan makanan, sehingga mereka bisa mandiri. Dalam waktu singkat, mereka sudah mendapatkan cukup daging, buah, dan bunga liar untuk memenuhi meja. "Meja" tersebut terbuat dari kayu gelondongan yang dipotong dua secara horizontal, dan untuk kursi digunakan kayu gelondongan yang dipotong bulat-bulat. Ada juga yang duduk di atas batu yang bentuknya sesuai. Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan memasak makanan, serta membumbuinya, sangat terbatas, namun jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Sebelum Alus dan Loki sempat melakukan apapun, pasukan Lettie dengan cepat menyiapkan segalanya tanpa hambatan. Menyerahkan segalanya pada bawahannya, Lettie menatap ke kejauhan dengan tatapan termenung.
Pandangan Lettie saat dirinya menatap matahari terbenam tampak suram. Tak lama kemudian, matahari telah terbenam sepenuhnya, dan saat malam menyelimuti dunia, cahaya-cahaya kecil menerangi perkemahan mereka. Mereka memilih tempat di belakang pohon besar, dengan hati-hati jangan sampai ada api yang menarik perhatian iblis. Pasukan dalam diam memakan makanan mereka sesuka mereka. Bahkan tampak terasa bernostalgia bagi Alus.
"Ini aneh...."
Kata ALus, sambil membawa tusuk daging ke mulutnya, duduk di kursi kayu daruratnya. Mata di sekitarnya secara alami tertuju padanya. Bukan hanya Alus yang baru di pasukan mereka, Alus juga menduduki Peringkat No. 1 sebagai Magicmaster, jadi mereka tanpa sadar memperhatikan apapun yang Alus katakan.
"Ada apa, Alus-sama?"
Loki bertanya, seolah mewakili anggota pasukan yang diam itu.
"Yah, aku tidak tahu kenapa, tapi dagingnya tidak berbau sama sekali. Wajar jika daging liar memiliki aroma. Meskipun aku lupa itu, karena aku baru saja memakan masakanmu akhir-akhir ini." Kata Alus.
"Setelah kamu menyebutkan itu.... aku hamir tidak menyadarinya. Mungkin karena aku memasaknya bersama dengan bunga liar." Kata Loki.
Dari raut wajah anggota pasukan itu, sepertinya itu benar. Setiap pasukan memiliki tingkat keterampilan yang berbeda dalam hal memasak, namun juru masak yang terampil akan membuat perbedaan besar. Tetap saja.... Alus lupa. Pada titik tertentu, Alus mulai berpikir bahwa daging memiliki rasa dan kelembutan adalah hal yang wajar. Saat ini mereka tidak berada di laboratorium nyaman seperti biasanya, namun di luar wilayah manusia. Tempat ini adalah Dunia Bagian Luar, di mana tidak ada hal yang bisa dianggap remeh. Melihat keduanya saling bertukar pandangan terkejut, Lettie menyeringai pada mereka berdua.
"Ada apa dengan itu, Allie? Kamu menjalani kehidupan yang mudah dengan semua yang kamu butuhkan." Kata Lettie.
"Aku tidak ingin mendengar hal itu darimu setelah upayamu untuk menghancurkannya. Tetap saja, aku tidak akan terlalu peduli tentang hal ini sebelumnya." Kata Alus.
"Bukankah itu karena kamu tidak berada di Dunia Bagian Luar seperti sebelumnya?" Lettie bertanya.
"Mungkin." Kata Alus.
Agak menyakitkan mendengarnya, namun Alus bangga pada dirinya sendiri karena telah bekerja cukup keras. Namun kesadaran kecil ini menyadarkan Alus bahwa dirinya telah meninggalkan dunia sungguhan itu cukup lama. Alus belum pernah benar-benar memperhatikan rasa atau baunya sebelumnya. Atau lebih tepatnya, Alus hanya makan untuk mendapatkan nutrisi dan kalori yang diperlukan. Kebetulan, orang yang bertanggung jawab memasak untuk pasukan ini adalah Magicmaster penyembuh perempuan itu. Dia lebih tua dari Lettie dan memiliki ekspresi yang lembut dan penuh kasih sayang. Seseorang tidak perlu melihat perannya sebagai penyembuh untuk mengetahui bahwa fokusnya adalah penyembuhan; suasana perempuan itu membuat dirinya cukup jelas untuk itu. Mengingat perempuan itu berhasil mengikuti barisan pasukan itu bersama Loki, perempuan itu memiliki kemampuan fisik yang cukup tinggi. Tentunya, perempuan itu terikat dengan pasukan Lettie. Seorang Magicmaster penyembuh rata-rata hanya akan menyeret mereka ke bawah. Saat perempuan itu mengumpulkan piring-piring yang sudah dibersihkan, dia tersenyum pada Loki.
"Lagipula, ada banyak sekali bahan di sini. Kita juga belum mengetahui semuanya, tapi aku bisa mengajarimu apa yang aku ketahui."
Kata Magicmaster penyembuh itu.
"Terima kasih."
Loki dengan takut-takut memberikan piringnya kepada perempuan itu.
"Jangan khawatir tentang itu. Pasukan ini cenderung sering bertamasya, dan mencari bahan-bahan itu menyenangkan."
Setelah mengatakan itu, perempuan itu mulai menyajikan sup yang dibuat dengan bumbu. Keharumannya saja membuatnya tampak seperti hidangan yang tidak terpikirkan di Dunia Bagian Luar. Jika tidak ada serangga, hidangan itu akan menjadi luar biasa. Bahkan Alus terkejut dengan betapa bervariasi itu, hidangan di meja makan tergantung pada keahlian juru masaknya. Percakapan di kemah itu menjadi lebih hidup ketika perempuan itu mulai menyajikan makanan, seolah-olah mereka lupa bahwa mereka berada di Dunia Bagian Luar. Mungkin itu berkat kepribadian perempuan itu sendiri.
Ini mungkin menyenangkan..... tapi mereka cukup santai.
Alus meletakkan sikunya di atas lutut. Di luar api yang menari-nari adalah Lettie, yang dengan hati-hati menendang kakinya dan mengobrol santai dengan beberapa orang.
Maaf. Aku memang bilang aku akan membantu, tapi aku tidak datang ke sini untuk bermain-main.
Alus dengan dingin menyipitkan matanya, dan melemparkan tusuk daging itu ke dalam api setelah dia selesai memakan dagingnya. Alus lalu angkat bicara seolah ingin menghilangkan suasana harmonis itu.
".....Sekarang, kupikir sudah saatnya kamu memberitahuku." Kata Alus, memulai.
Jika mereka mempertahankan kecepatan mereka saat ini, mereka akan mencapai Vanalis dalam tiga hari, bukan lima hari yang diperkirakan. Alus tidak mengerti mengapa mereka harus terburu-buru. Dan malam ini adalah malam hari kedua.... Alus lebih suka mencari tahu alasannya secepat mungkin. Karena Loki juga hadir, Alus menginginkan setidaknya kesopanan minimal dari Lettie. Nada suara Alus yang sangat serius mengubah suasana sepenuhnya, menimbulkan keheningan yang berat. Mereka semua tahu apa yang Alus tuntut dari Lettie. Loki juga melirik ke arah Lettie.
"Hmm?" Lettie bergumam, sebelum terjadi jeda yang aneh.
"....Jangan bilang kamu benar-benar lupa?"
Alus memandang Lettie dengan curiga, namun pada saat berikutnya semua ketegangan tampak hilang dari wajah Alus saat dirinya terlihat jengkel.
Pada saat yang sama Alus merasa lega karena dirinya menanyakan hal itu sekarang. Lettie juga seorang Single Digit. Alus telah meminta dokumen rincian tentang itu pada Lettoe sebelum mereka pergi, jadi Alus seharusnya tahu ada sesuatu yang terjadi. Pada saat yang sama, mungkin itu salahnya sendiri karena mengira Lettie punya alasan bagus untuk terburu-buru. Memang benar Lettie terburu-buru. Lettie membangunkan Alus dan Loki lebih awal, dan mendorong jadwal untuk berangkat secepat mungkin. Alus tidak berencana untuk mendorong jauh ke dalam manajemen pasukan Lettie itu, namun karena Alus akan membantu misi Lettie itu, Alus juga perlu tahu apa yang sedang terjadi.
"Kejamnya. Aku tidak lupa..... Yah, kita sudah cukup dekat untuk mencapai tujuan kita besok, jadi aku rasa inilah waktunya untuk masuk ke mode bisnisku."
Kata Lettie, tanpa ada ketegangan dalam suaranya. Alus tidak tahu apa yang dimaksud dengan mode bisnisnya itu, namun Alus baik-baik saja selama Lettie menceritakan semua situasinya sebelum mereka tiba. Lettie tampak memikirkan sesuatu sejenak, sebelum mengerang kecil.
"Hmmm, baiklah..... aku harus mulai dari mana.... atau lebih tepatnya, kupikir kamu adalah tipe orang yang tidak bergantung pada informasi awal...."
Tiba-tiba, tatapan Lettie itu beralih dari Alus ke Loki.
"Ya, itu benar."
Kata Alus dan Lettie menyeringai.
"Tapi akulah yang akan memutuskan apa aku akan mengandalkan itu atau tidak."
Kata Alus tegas, merasakan bahwa dirinya terjebak dalam arus Lettie.
"Jadi, bagaimana kamu ingin melakukannya? Seperti format tanya jawab?"
Tanya Lettie kepadanya.
"Hmm.... sebenarnya, menurutku itu juga tidak masalah. Selama aku bisa mengatasi kekhawatiranku." Kata Alus.
"Baiklah, tanyakan saja."
Alus mempertanyakan apa ini yang disebut "Mode bisnis" Lettie itu, dan mengusap pangkal hidungnya. Biasanya, Alus ingin Lettie memberi pengarahan kepadanya tentang segala hal termasuk detail kecil, namun selama Alus bisa mendapatkan jawaban atas apa yang dirinya rasa tidak beres, hal itu akan bearti baginya. Selain itu, format tanya jawab berarti Alus yang akan memilih pertanyaan, dan Lettie mungkin tidak berusaha menyembunyikan apapun. Jadi Alus menganggapnya sebagai tanda ketulusan Lettie. Berdasarkan nada dan sikap Lettie itu, Alus tahu Lettie mungkin berpikir hal bodoh seperti ini adalah cara tercepat, atau Lettie tidak perlu memikirkannya seperti ini. Berpura-pura tidak melihat ekspresi canggung pada Sajik, Mujir, dan anggota pasukan lainnya, Alus memulai lagi.
"Aku pernah membaca tentang Vanalis sebelumnya. Aku sudah hafal lokasi, medan, dan berbagai informasi lainnya, tapi bagaimana sebenarnya tampilannya?" Tanya Alus.
"Hmm, yah, kamu akan lihat saat kita sampai di sana, tapi Vanalis adalah dataran tinggi raksasa dengan beberapa perbedaan ketinggian. Di sebuah bukit dekat pusatnya terdapat reruntuhan yang dulunya adalah sebuah kota, tapi sekarang menjadi sarang para iblis. Sudah cukup lama mengalami pelapukan, jadi tidak banyak jejak yang tersisa sekarang. Ada banyak puing juga, tapi sebagian besar telah tertelan oleh alam."
Kata Lettie, menjawabnya.
"Aku bisa membayangkannya. Vanalis adalah titik kunci yang penting, secara geografis."
Menggali ke dalam ingatannya, Alus teringat bahwa ada kota berbenteng di bukit itu. Lalu Alus melihat Loki memasang ekspresi bertanya-tanya di wajahnya. Alus tahu apa yang ingin Loki itu tanyakan.
"Hal itu menjelaskan mengapa dibutuhkan waktu lebih dari setengah tahun untuk menaklukkan Vanalis..... kota ini dibangun di sana karena merupakan tempat yang cocok untuk menggali. Perbedaan ketinggian dari daerah sekitarnya memberikan perlindungan yang baik dan pandangan terhadap musuh yang mendekat. Kota itu seperti sarang semut, atau sarang monster yang penuh dengan iblis."
Alus menjelaskan, dari apa yang dirinya ingat. Tidak banyak literatur dari masa itu yang tersisa, jadi Alus tidak tahu kenapa literatur itu dibangun seperti itu, namun mungkin kota itu adalah sisa dari peperangan yang lama melawan manusia lain.
"Artinya kamu bisa disergap dari mana saja hanya dengan mendekati, dan jika para iblis itu melompat kembali ke lubangnya, tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Kota itu dibuat untuk melawan manusia, tapi tentunya desainnya juga berlaku untuk para iblis. Sulit juga untuk mendeteksi para iblis itu karena mereka bersembunyi di bawah tanah. Selain itu, kehati-hatian juga diperlukan karena wilayah tersebut masih perlu digunakan setelahnya." Kata Alus, melanjutkan.
"——!! Terima kasih banyak."
Kata Loki dengan penuh terima kasih.
Semua itu hanyalah informasi minimal, dan merupakan sesuatu yang wajar untuk dibagikan. Apa yang ingin Alus ketahui lebih dari itu. Karena Lettie belum mengatakan apapun, hal itu berarti Lettie benar-benar memercayai Alus. Hal itu adalah perasaan yang rumit. Alus akhirnya tiba di Institut dengan harapan meninggalkan pengaruh militer, meskipun Alus tahu itu adalah sebuah kontradiksi karena dirinya masih dikirim dalam misi ke Dunia Bagian Luar. Meskipun Alus sungguh-sungguh mengharapkan kehidupan yang damai, dia terkadang juga merindukan Dunia Bagian Luar. Mungkin hal itu berarti—di lubuk hatinya—Alus tidak menginginkan tempat di dalam penghalang. Mungkin saja Alus sudah tahu bahwa dirinya tidak punya tempat untuk menjadi miliknya. Itulah sebabnya perilaku Lettie tidak membuatnya terlalu kesal.
"Biarkan aku mengkonfirmasi apa yang kamu ceritakan tentang Vanalis sebelumnya. Kamu mengatakan bahwa satu iblis S-Class dan dua iblis A-Class ada di sana. Tidak ada keraguan untuk itu, benar?" Alus telah mendengar itu dari mulut Lettie sendiri selama Turnamen Sihir Persahabatan sebelumnya.
"Ya, itu adalah laporan pengintai." Jawab Lettie.
"Apa spesies dan bentuknya?" Tanya Alus.
"Spesies binatang, mungkin." Jawab Lettie.
"Mungkin? Apa itu belum dikonfirmasi?" Tanya Alus.
Dari kedengarannya, sepertinya mereka langsung melihatnya, namun hanya sesaat. Untuk saat ini, Alus merasa puas karena itu bukan iblis itu bukan humanoid. Saat iblis semakin kuat, mereka cenderung menjadi lebih besar atau humanoid. Meski tidak jelas, namun diperkirakan kalau bentuk iblis itu menjadi lebih lengkap. Iblis yang berubah menjadi humanoid tidak terlihat persis seperti manusia, namun bentuknya mirip.
Monster humanoid sebagian besar berkumpul sebagai Ogre. Par iblis yang sangat mengancam terkadang disebut sebagai Demon. Para iblis itu cenderung lahir setelah melahap banyak orang—sebenarnya para Magicmaster—dan mengambil bentuk yang lebih sempurna saat para iblis itu berevolusi. Dan jika hal ini dilakukan secara ekstrim, hal ini dapat mengakibatkan lahirnya bencana. Kebetulan, para peneliti adalah satu-satunya yang menggunakan istilah "Spesies" ketika mengidentifikasi iblis. Sisi keilmuan Alus menuntut adanya klasifikasi. Ada berbagai macam iblis, dan informasi mana yang mereka ambil cenderung menyebabkan perbedaan individu. Namun kembali ke topik.
"Aku tidak yakin aku bisa menjelaskan tentang iblis yang berkuasa di Vanalis." Kata Lettie.
"Mereka seperti sebuah penggabungan. Jika aku menyebutnya, Chimera, mungkin?"
Orang-orang di pasukan itu mengangguk. Hal itu mungkin merupakan kesepakan mereka secara keseluruhan. Mungkin iblis itu adalah tipe yang bahkan tidak ada dalam database iblis. Saat Lettie mengatakan "Chimera", butuh waktu kurang dari satu detik bagi Alus untuk mencapai kesimpulan.
"....Jadi iblis itu adalah Varian." Kata Alus
Sungguh merepotkan.
Namun kemudian Alus menyadari sesuatu yang aneh. Ketika Lettie dipanggil kembali ke Dunia Bagian Dalam, Lettie mengatakan bahwa reklamasinya hampir selesai. Dari yang terdengar, Lettie tidak membutuhkan bantuannya selama dirinya punya cukup waktu. Jadi mengapa Lettie meminta bantuan Alus? Bahkan sebelum mendengar jawaban dari Lettie, Alus menyadari inti permasalahan dan angkat bicara lagi.
"Kalau begitu, iblis itu adalah Enduring Varian?" Tanya Alus.
Jika kemunculan yang dilaporkan Lettie disebabkan oleh hasil sonar mana, mereka akan bisa merasakan mana internal iblis. Itu sebabnya mereka bisa memperkirakan kelasnya. Namun, seperti Vigal, tingkat ancaman iblis tidak diperkirakan hanya berdasarkan jumlah mana yang dimilikinya. Varian biasanya memiliki pola perilaku tidak biasa yang berbeda dari varian normalnya. Devourer yang bisa makan dalam jumlah yang tidak terpikirkan dalam waktu singkat adalah salah satu contohnya. Di lain waktu, iblis itu mungkin menargetkan hewan yang biasanya tidak mereka perhatikan dua kali, atau terlibat dalam perilaku abnormal seperti kanibalisme. Namun iblis yang perilakunya tidak menentu bahkan melebihi itu dianggap sebagai Enduring Varian. Banyak dari iblis itu yang akhirnya menghancurkan inti mereka sendiri, namun pada kesempatan yang jarang ibllis itu bisa bertahan hidup, dan berevolusi secara eksplosif yang bertentangan dengan akal sehat.
"Agak berlebihan jika disebut sebagai Enduring Varian. Tapi dalam hal mana, iblis seperti itu adalah S-Class." Kata Alus.
"Jika iblis itu yang menguasai Vanalis, ini mungkin akan sangat merepotkan."
Kata Alus, menganalisis situasi tanpa emosi, membuat Lettie menghela napas.
"Itu benar, iblis itu memang menyusahkan."
Lettie mengatupkan kedua tangannya dan merentangkannya ke belakang kepalanya. Dan kemudian Lettie menghela napas panjang.
"Fiuh. Baiklah, aku bisa menyelesaikannya, asalkan sampah di sekitarnya tidak ada."
Tidak ada kesombongan dalam sikapnya. Lettie percaya diri pada dirinya sendiri dan pasukannya. Berbeda dengan negara lain yang agak pasif, Negara Alpha secara aktif mengirimkan Single Digit mereka untuk melenyapkan iblis. Bahkan jika iblis itu adalah S-Class humanoid, mereka tidak akan ragu untuk menggunakan Single Digit mereka. Lettie agresif, namun Lettie dan Alus memiliki pengalaman yang cukup untuk menangani iblis A-Class dan S-Class.
Sebelumnya aku berpikir dia terlalu berhati-hati, tapi mungkin aku hanya terlalu memikirkannya?
Mendengar nada percaya diri Lettie itu, Alus berubah pikiran. Selain Devourer, Alus pernah bertarung bersama Lettie di Dunia Bagian Luar pada beberapa kesempatan. Lettie adalah tipe Magicmaster yang menggunakan kekuatannya yang luar biasa tanpa ragu-ragu. Lettie lebih suka pertemuan singkat, meskipun dia harus sedikit memaksa. Fakta bahwa Lettie membutuhkan waktu lebih dari setengah tahun bukan hanya karena iblis S-Class dan A-Class itu, namun mungkin juga karena karakteristik wilayah Vanalis. Tampaknya lokasi dan keadaan khusus Vanalis membuatnya sulit untuk diselesaikan. Sejujurnya, Alus ingin mengetahui informasi lebih detail tentang para iblis itu, namun dia berhenti di sana saja untuk saat ini. Sebaliknya, Alus menanyakan pertanyaan yang paling ingin dirinya ketahui jawabannya.
"Apa alasanmu terburu-buru ke Vanalis?" Tanya Alus.
"Aku ingin melanjutkan perkenalannya, tahu." Kata Lettie.
"Tidak, pasti bukan itu saja, kan? Kita telah menemui beberapa iblis dalam perjalanan, dan dikombinasikan dengan serangan gabungan, pasukan ini kehabisan tenaga dan belum mampu memulihkan mana mereka dengan baik." Kata Alus.
Alus dan Lettie mempunyai masih punya mana cadangan, namun anggota pasukan itu, terutama Sajik dan Mujir di barisan depan, sudah kelelahan. Tentunya tidak ada yang akan memperlihatkannya, namun Alus bisa mengetahuinya dari aliran mana mereka. Loki juga sama. Loki hanya berpartisipasi dalam beberapa pertarungan, namun terus-menerus menggunakan sonar mana di Dunia Bagian Luar tidak hanya menguras mana; itu membuat seseorang lelah.
"Dan karena tidak ada pengintai yang ditugaskan dan semua orang memiliki perlengkapan ringan..... kelompok yang pergi lebih dulu ya."
Mungkin kedengarannya Alus menanyakan hal itu, namun Alus kurang lebih memahami kebenarannya. Semuanya menunjuk pada adanya kelompok pendahulu. Lettie mungkin telah membagi pasukan dan mengirim beberapa ke Vanalis. Kelompok itu pasti membawa beberapa perbekalan.
".....Sejak kapan?" Alus bertanya.
Lettie menjawab tanpa ada niat menyembunyikannya.
"Tujuh hari yang lalu. Mereka juga mengangkut perbekalan, jadi mereka menuju ke sana sambil sebisa mungkin menghindari pertempuran. Tentunya, jumlahnya cukup banyak, dan banyak yang terampil."
"Begitu ya. Jadi, kamu mengirim pengintai itu bersama mereka." Kata Alus.
Tidak perlu dikatakan bahwa pengintai diperlukan untuk menghindari pertempuran yang tidak perlu. Mengirimkan aset penting kepada mereka yang berarti mereka bukan hanya kelompok pengintai kecil.
"Kurang lebih aku mengerti.... tapi kenapa kamu terburu-buru?" Tanya Alus.
Lettie memberinya tatapan serius yang luar biasa.
"Allie, aku yakin kamu sudah mengetahuinya, tapi merebut kembali Vanalis adalah keinginan kita yang paling lama diidam-idamkan. Setelah semua pekerjaan yang kami lakukan, kami harus berhenti di tengah-tengahnya. Dan karena kami tidak dapat merebutnya kembali.... di sanalah tempat di mana bawahanku dan teman-teman kami beristirahat. Semua orang yang pergi duluan merasakan hal yang sama.... mereka ingin berkumpul secepat mungkin dan membalaskan dendam mereka. Dalam hal membawa perbekalan, bukan berarti menggunakan kelompok terpisah untuk membawanya secara rahasia adalah hal yang tidak biasa."
Membawa perbekalan menurunkan kecepatan perjalanan. Dengan kata lain, hal itu adalah persiapan yang dilakukan untuk mengakomodasi Alus, yang mengabdikan diri pada studinya di Institut, dan membawanya ke Vanalis dengan beban minimal yang ditanggungnya.
".....Begitu ya." Jawab Alus dengan nada agak muram.
Namun Alus tidak yakin apa Lettie itu keras kepala atau itu adalah tanggung jawabnya sebagai kapten. Secara teknis, Alus tahu ekspresi seperti apa yang harus ditunjukkan dalam situasi seperti ini, namun.... Alus tidak menunjukkan ekspresi apapun, Alus hanya menundukkan kepalanya sedikit. Bahkan jika Alus mengangkatnya, yang bisa Alus lakukan hanyalah meniru ekspresi orang-orang di sekitarnya. Meskipun Alus bisa memahami perasaan mereka, masih ada celah sejauh dirinya merasakannya sendiri.
Akibatnya, dengan hatinya yang dikelilingi dinding es tebal, Alus tidak bisa membangkitkan emosi yang kuat seperti Lettie. Namun…. tidak ada yang bisa dilakukan untuk itu. Bahkan Alus sendiri tidak menyangka ada cara untuk mengisi lubang di hatinya. Saat itulah.... dia mendengar suara kecil berkata,
"Al." dengan nada sedih.
Ketika Alus menoleh untuk melihatnya, Alus melihat tatapan sedih Loki. Alus merasa canggung dan semacam kesepian yang tidak bisa dirinya hilangkan. Loki bahkan sudah mengetahuinya. Awalnya Alus terkejut, namun di saat berikutnya keterkejutan itu digantikan oleh rasa keyakinan yang aneh.
Kamu bisa mengetahuinya, bukan.
Loki selalu bisa melihat itu dari Alus terlebih dahulu, jadi Alus tidak bisa menyembunyikannya darinya. Dengan Loki semakin dekat dengannya, Alus tidak tahan lagi dan membuang mukanya. Alus satu-satunya yang berbeda dari yang lain di sini..... mungkin saja Alus takut melihat bayangannya di mata Loki. Seolah tidak ingin membiarkan Alus, tangan Loki bergerak. Loki meletakkan tangannya yang lembut di tangan Alus. Alus tidak memiliki keberanian untuk melepaskannya. Pada saat yang sama Alus mengerti bahwa itu sia-sia, dan Alus menyerah untuk mencoba melarikan diri dari pertimbangan tekadnya.
"Oh benar!"
Lettie tiba-tiba berbicara, menghilangkan suasana suram itu.
"Aku ingin membalaskan dendam rekan-rekanku yang gugur, tapi bagaimana menurutmu?" Tanya Lettie.
"Apa? Kamu meninggalkan terlalu banyak hal dan aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan itu." Kata Alus.
Lettie mengangkat bahunya, seolah-olah Lettie hanya mengharapkan Alus untuk mengikuti.
"Kami telah meninggalkan Vanalis selama lebih dari dua bulan sekarang, dan aku yakin jumlah iblis di sana telah meningkat. Apa pendapatmu tentang itu? Mari kita dengar pendapat ahlinya untuk itu."
Pipi Alus berkedut karena mendengarnya, namun mata Lettie menyiratkan bahwa dia serius. Lettie adalah seseorang yang mudah berubah suasana hati, dan Alus menyadari tidak ada gunanya mencoba berdebat dengannya setiap saat.
"Penyebutan 'Ahli'-mu itu sungguh menyesatkan. Biarkan aku bertanya ini, apa kamu memiliki pengalaman dalam merebut kembali suatu wilayah?"
"Muu, kejamnya." Kata Lettie sambil menggembungkan pipinya.
Ketika Alus berada di militer, Alus tidak pernah peduli dengan pencapaian orang lain, dan Alus cenderung tidak mengingat apapun yang tidak menarik minatnya. Atau lebih tepatnya, Alus tidak mempunyai alasan untuk mengisi kepalanya dengan pengetahuan yang tidak berguna.
"Ini tidak seperti kami tidak normal sepertimu, tapi pasukan ini telah melakukan beberapa hal bagus juga, tahu? Yah, meski kami belum merebut kembali wilayah sebesar Vanalis.... karena kamu telah merebut semuanya!" Kata Lettie.
“Maaf soal itu." Kata Alus.
Hal itu bukan karena Alus dengan sukarela melakukannya, jadi Alus merasa dirinya tidak pantas menerima keluhan itu. Meski begitu, Lettie hanya bercanda.
"Kalau begitu, secara praktisnya tidak ada. Tentang iblis, pengaruh Devourer mungkin bisa mencapai sejauh ini. Tidak mungkin para iblis itu tidak terpengaruh setelah kamu hampir menaklukkan Vanalis dan kemudian harus meninggalkannya selama dua bulan." Lanjut Alus.
Ketika para iblis mengalami kerusakan parah pada populasi mereka, para iblis kadang-kadang mempercepat pertumbuhan populasi mereka, atau memanggil sekutu seolah-olah ingin memulihkannya. Ada kejadian di masa lalu di mana para iblis berpindah dari suatu tempat tanpa menunjukkan jumlahnya.
"Tapi, aku tidak bisa memastikan apa cukup banyak iblis yang berkumpul untuk membuatmu kembali ke titik awal. Terlebih lagi jika ada iblis kelas tinggi yang mengendalikan wilayah tersebut...." Kata Alus.
Meski hanya tebakan berdasarkan pengalaman masa lalu, Alus pernah mengalami kasus serupa sebelumnya. Setelah berpikir beberapa saat, Alus mengangkat empat jarinya.
"Kamu sudah selesai sekitar tujuh puluh persen dalam membersihkan wilayah itu, kan? Jika ini adalah kepadatan populasi sepuluh persen dari wilayah tersebut.... maka menurutku para iblis itu telah pulih sekitar empat puluh persen." Kata Alus.
"Hmm, kita bisa kembali dengan perkiraan itu." Kata Alus.
"Cara paling efektif untuk menangani misi semacam ini adalah dengan menghancurkannya dari atas. Benih-benih kecil akan menyebar dengan sendirinya, dan kemampuan apapun untuk mengkonsolidasikan jumlah mereka akan hilang." Kata Alus.
"Meski begitu, medan Vanalis menghalangi hal itu."
Lettie menggaruk pipinya mendengar prediksi Alus. Anggota regu di sekitarnya mengangguk setuju dengannya.
"Ada iblis yang menguasai seluruh gunung, jadi aku tahu kondisi serupa. Selain itu, dengan aku dan kalian, kita bisa membakar lubang mereka satu per satu, meskipun itu akan sangat menjengkelkan." Kata Alus.
"Yah, aku memang memikirkan hal itu ketika aku mengundangmu, Allie....."
Kata Lettie dengan ragu-ragu. Mujir menindaklanjutinya.
"Alus-sama, kami sudah mulai dengan melenyapkan A-Class dan berhasil membunuh tiga di antaranya. Tapi dari dua sisanya, satu dari mereka agak merepotkan..... iblis itu diidentifikasi sebagai pemakan otak. Ogma." Kata Mujir.
"——!!"
Alus melirik Mujir dengan tatapan tajam.
Alus kemudian menyadari sesuatu.
"Jadi itu alasannya. Ini menjelaskan mengapa reklamasi ini memakan banyak waktu."
"Alus-sama, iblis macam apa itu?" Loki bertanya dengan suara lembut.
"Ogma adalah spesies baru yang baru-baru ini ditemukan di Negara Clevideet. Akua yakin iblis itu telah dimusnahkan." Kata Alus.
"Iya, data itu sudah kami referensikan, jadi hampir pasti satu." Tegas Mujir.
Alus memikirkan kembali informasi apa yang dirinya miliki.
"Kalau kuingat..... Ogma menggunakan sihir kegelapan, dan bisa mencuci otak para iblis."
Biasanya, iblis hampir tidak punya kecerdasan. Namun saat mereka mencapai level kelas tinggi, mereka bisa menunjukkan kemampuan mengendalikan gerombolan, dan spesies baru bahkan lebih berbahaya. Iblis ini khususnya telah diketahui dengan menggunakan iblis lain sebagai tamengnya, baik karena naluri atau kecerdasan.
"Ya." Kata Mujir.
"Aku tidak tahu apa bisa menyebutnya sebagai cuci otak biasa, tapi mereka bergerak seolah-olah mereka sedang memimpin kawanan mereka, bukan hanya memimpin mereka." Lanjut Mujir kepada Alus.
"Begitu ya. Jadi itu mungkin seperti pemimpin kedua. Kalau begitu, membunuh S-Class itu saja tidak akan cukup." Kata Alus.
"Itu benar. Aku berharap kamu bisa menangani Ogma itu. Tapi aku ingin menunggu lebih lama lagi untuk menganalisis situasi sekarang." Sela Lettie.
"Baiklah. Aku sudah mengharapkan yang terburuk, tapi sepertinya itu tugas yang mudah." Kata Alus dengan santai, dan orang-orang di sekitarnya menanggapinya dengan memberi hormat. Ditambah lagi, keberadaan iblis itu sebagai spesies baru membangkitkan minat Alus.
"Oke, itu seharusnya menyelesaikan semuanya untuk saat ini. Kita akan bangun pagi-pagi besok, jadi bersantailah, lalu tidur!"
Lettie berkata dengan nada lemah yang tidak dapat dijelaskan, seolah-olah dia sedang memimpin karyawisata anak-anak. Alus dan Loki setengah jengkel dengan nada suara Lettie itu, namun juga agak mengabaikannya. Untungnya, berkat niat baik pasukan Lettie itu, mereka bisa tidur tanpa harus bergantian berjaga. Di bawah langit malam Dunia Bagian Luar, hari kedua mereka berakhir dengan damai. Malam yang lembut perlahan menidurkan anggota pasukan itu. Beberapa berbaring langsung di tanah yang keras; yang lain bersandar pada batang kayu untuk tidur. Anggota lain tidur dengan jubah ditarik ke bawah, dan ada pula yang membuat tempat tidur gantung darurat.
Alus dan Loki terbungkus jubah mereka dan tidur bahu-membahu. Meski sudah memejamkan mata, Alus tidak bisa tidur. Alus dengan ringan membuka matanya dan menyaksikan nyala api unggun yang melemah. Tiba-tiba ada sesuatu yang menabrak bahunya. Loki pasti sudah benar-benar kehilangan rasa kantuknya, saat Loki memiringkan kepalanya dan menyandarkan tubuhnya pada Alus. Loki pasti sangat lelah karena dia tertidur lelap, bahkan tidak sampai bergerak-gerak. Dengan mata terpejam, bulu mata Loki yang panjang semakin menonjol. Saat Alus menatap gadis itu, Alus tersenyum, dan kesadarannya jatuh ke dalam kegelapan saat Alus akhirnya tertidur.
Keesokan paginya pasukan itu bangun pada cahaya pertama. Tentunya, tidak ada seorang pun yang ketiduran. Bahkan bisa tidur nyenyak di Dunia Bagian Luar adalah sebuah kemewahan. Semua orang menyelesaikan persiapan mereka dalam sekejap dan siap berangkat. Loki, menyadari sesuatu, angkat bicara.
"Kemarin agak dingin, tapi hari ini tidak terlalu dingin."
Sementara itu, Lettie hanya menggeliat tanpa mempedulikan sesuatu sambil menguap.
"Aku perlu tidur lebih lama lagi.... tapi ya, kamu akan melihatnya sendiri saat kita sampai di Vanalis, tapi kita sudah jauh ke selatan. Saat matahari terbit, cuaca menjadi cukup hangat, bahkan di musim ini. Vanalis benar-benar membuat kalian lupa musim. Bahkan ada tanaman yang berbuah sekitar waktu ini sepanjang tahun. Tapi hal itu sangat membantu karena kita tidak perlu khawatir soal makanan."
Alus tidak terlalu keberatan, namun seperti yang Loki katakan, suhunya meningkat.
"Kalau begitu, kita mungkin tidak perlu menggunakan mana apapun untuk menghangatkan diri."
"Ya, mulai hari ini kita akan menghindari penggunaan mana sebanyak mungkin."
Kata Lettie kepada mereka berdua.
"Bagaimana dengan pendeteksian?" Loki bertanya.
"Tentunya pendeteksian adalah pengecualian!"
Lettie mengangkat jari telunjuknya dan mengarahkannya langsung ke Loki.
Saat berikutnya, Lettie sepertinya melihat sesuatu, dan tersenyum nakal.
"Oh? Loki-chan, ada air liur di sekitar mulutmu...."
"——! Sungguh?!"
Wajah Loki memerah, saat Loki buru-buru menyeka mulutnya dengan lengan bajunya.... dan entah mengapa Loki berbalik menghadap Alus.
"Sepertinya kamu bisa tidur nyenyak."
Kata Lettie sambil menyeringai jahat, namun Loki mengabaikannya dan menundukkan kepalanya ke arah Alus.
"Maaf, Alus-sama."
Loki pasti ingat postur apa yang dia lakukan ketika dirinya bangun. Jika Loki meneteskan air liur, ada kemungkinan air liur itu mengenai bahu Alus.
"Jangan khawatir tentang itu. Lagipula, kamu hanya digoda olehnya. Tidak ada apapun yang mengenaiku." Kata Alus.
Sambil terkejut, Loki menoleh ke arah Lettie dan memberinya tatapan bertanya-tanya.
"Maaf, itu hanya kejahilan pagi yang lucu." Kata Lettie.
"Baiklah, ayo berangkat!"
Lanjut Lettie sambil tersenyum, menepuk tangannya dan memunggungi Loki dan Alus. Namun, Lettie selalu mengatakan sesuatu yang tidak perlu untuk mengobarkan api rasa malu Loki.
"Ahh, enaknya. Aku ingin tidur di bahu seseorang juga. Dan berkat itu kamu bisa tidur dengan nyenyak." Kata Lettie, masih menggodanya.
"Lettie-san!!"
Loki berteriak, dan berlari mengejar Lettie, yang memimpin pasukan. Maka Alus dan kelompoknya memulai hari baru dengan suasana cerah.
***
Kurangnya ketegangan hanya berlangsung selama beberapa menit. Begitu mereka mulai bergerak, ekspresi pasukan itu berubah. Wilayah ini adalah daratan penyesalan, tempat di mana rekan-rekan mereka beristirahat. Pasukan Lettie mungkin kaya akan pengalaman, namun mereka secara khusus berinvestasi dalam misi reklamasi ini. Di saat yang sama, lingkungan sekitar mereka mulai berubah. Setelah beberapa jam di pagi hari, pemandangan alam yang subur menyambut mereka. Saat mereka berlari, mereka dapat dengan jelas merasakan suhu meningkat, dan mereka mulai iri dengan pakaian tipis Lettie. Sepertinya musim berjalan terbalik.
"Dengan kecepatan seperti ini, tidak akan memakan waktu satu jam lagi."
Kata Lettie kepada Alus, dengan suara yang cukup keras untuk didengar oleh anggota pasukannya yang lain. Tidak seperti kemarin, mereka nyaris tidak menemui iblis. Hal itu tidak wajar, dan itu memang meningkatkan rasa kewaspadaan Alus, namun saat ini itu adalah anugerah baginya dan yang lainnya yang bergegas menuju tujuan mereka.
Namun, sekitar empat puluh menit kemudian..... terjadi perubahan suhu yang besar.
Sebelumnya naik sedikit, namun sekarang jelas berbeda. Dan suhu itu tidak menjadi lebih panas. Sebaliknya, justru menurun dengan cepat. Sepertinya ada batas tak kasat mata yang menjaga musim panas dan musim dingin agar tidak bertabrakan. Ketegangan melanda pasukan itu. Alus menyipitkan matanya. Jelas sekali bahwa semua orang telah mengetahuinya. Tentunya, tidak ada yang berhenti maju. Dua puluh menit kemudian, mereka dapat melihat hembusan napas mereka sendiri.
"Alus-sama!" Loki, yang berlari ke arahnya, tidak yakin apa yang harus dilakukan mengenai hal ini.
"Aku tahu. Ini sungguh aneh. Ada yang lebih dari sekedar kemurkaan alam." Kata Alus.
"Dan kemudian ada para iblis.... hanya ada sedikit hari ini, tapi para iblis itu, semuanya telah menghilang." Alus mendecakkan lidahnya dan menatap punggung Lettie. Terlepas dari situasinya, mereka tetap menuju Vanalis.
"Jangan terburu-buru, Lettie!"
Alus berteriak, saat Alus melihat Lettie menambahkan kecepatan.
Tidak ada jawaban, namun punggung Lettie itu mengatakan semuanya. Lettie perlu mengetahui apa yang terjadi di Vanalis, serta apa yang terjadi pada anggota pasukannya yang telah dikirim lebih dulu. Mengejar Lettie dengan kecepatan penuh, pasukan itu melangkah ke sekelompok pohon besar yang menutupi bukit kecil. Mahkota es sudah mulai terbentuk di puncak pepohonan. Akhirnya mereka keluar dari sela-sela batang pohon yang tebal dan mencapai puncak bukit..... di sana, pandangan mereka terbuka lebar dan tidak terhalang. Mereka juga menemukan Lettie berhenti di tempatnya.
".....Apa ini?"
Lettie berkata. Alus, yang berdiri di sampingnya, tidak mendapat jawaban. Pada saat yang sama, Alus melihat sensasi asing di telapak kakinya.