Jika hal ini berlangsung berhari-hari seperti yang Alice katakan, maka itu akan menjadi situasi yang tak tertahankan bagi Alus. Kalian seharusya tidak bisa benar-benar mempercayai rumor, tapi sepertinya rumor itu ada benarnya, seolah-olah rumor itu perlahan-lahan mendekati kebenaran. Sambil menghela napas panjang, seolah meminta mereka untuk menyelamatkannya, Alus meremas pangkal hidungnya.
Namun, kelompok murid perempuan yang bergosip itu terus berlanjut....
"Aku yakin dia adalah seseorang yang luar biasa! Jika dia berdiri berdampingan dengan Jean-sama, itu akan menghasilkan gambar yang sangat indah!"
"Itu sudah jelas, dia adalah salah satu Magicmaster terkuat dalam sejarah. Aku yakin dia memiliki penampilan yang serupa, hanya dengan melihatnya mungkin akan membuat kita kagum."
Mendengar semua ini, bagi siapapun akan merasa sakit kepala karena ekspektasi egois mereka itu. Dan Alus bisa merasakan sakit kepalanya semakin parah. Alus sekali lagi menyadari betapa sulitnya merahasiakan identitasnya. Jika saatnya tiba ketika Alus harus mengungkapkan identitasnya, dia menjadi tersentak saat memikirkan betapa berbedanya dirinya dari gambaran orang lain. Menyadari bagaimana perasaan Alus, Tesfia memberinya senyuman puas dan berbisik.
"Menjadi sama seperti penakluk perempuan itu pasti sulit...."
Perkataan itu dimaksudkan untuk menyindir, namun Alus tidak memiliki ketenangan untuk menyadarinya, sambil mengerang. Loki hanya menganggukkan kepalanya, sementara Alice tersenyum kecut, tidak membenarkan atau menyangkalnya.
Saat itulah murid perempuan yang berada di tengah kelompok gadis yang bergosip itu memperhatikan Alus dan yang lainnya dan memberi mereka hormat yang anggun. Namun gairah membara dari para gadis di sekitarnya membuat murid perempuan itu mengalihkan pandangannya kembali ke mereka, saat rambut pirangnya berayun. Murid perempuan itu membuka mulutnya yang indah seolah memberi makan anak ayam yang menunggu makanan di sekitarnya. Fitur wajahnya yang anggun dan caranya berperilaku membuatnya mudah ditebak bahwa dia adalah seorang perempuan dari keluarga bergengsi. Institut ini memiliki sejumlah besar murid dari kalangan bangsawan dan kelas atas. Jadi itu bukanlah hal yang aneh, namun Alus mencoba mengingat apa dirinya punya teman sekelas yang begitu glamor seperti itu. Alus tidak terlalu memperhatikan teman-teman sekelasnya, tidak ingin menyia-nyiakan ingatan berharga pada mereka. Jadi jika Alus tidak bisa mengingatnya, mau bagaimana lagi. Bahkan saat Alus melihat sekeliling kelas, dia tidak begitu ingat wajah atau nama siapapun selain tiga gadis yang bersamanya. Namun setelah mendengar perkataan murid perempuan itu selanjutnya, murid perempuan itu meninggalkan kesan mendalam pada Alus.
"Tentang Ulhava, Magicmaster yang mewakili Negara Alpha dalam demonstrasi teknik bela diri sihir sebelumnya itu..... seorang Magicmaster dengan nama seperti itu tidak ada. Setidaknya tidak di Negara Alpha."
Para gadis yang bergosip itu penuh dengan keributan karena hal ini, dan murid perempuan itu melanjutkan dengan ekspresi puas.
"Lihat, sekarang kalian mengerti? Aku yakin dialah orangnya. Sebenarnya, aku sudah meminta kakak laki-lakiku untuk menyelidikinya, dan aku sangat yakin dengan itu."
Jika kamu menyelidikinya secara menyeluruh, hal itu adalah sesuatu yang bisa kamu temukan. Tapi tetap saja.....
Alus dengan biasa memandang ke arah murid perempuan berambut pirang itu. Jika murid perempuan itu hanya seorang Magicmaster biasa atau bangsawan setengah matang, murid perempuan itu tidak akan bisa mendapatkan petunjuk apapun tentang Alus. Bagaimanapun, Berwick-lah yang bertanggung jawab mengendalikan informasi.
Seolah Tesfia telah mengetahui kebingungan Alus itu, Tesfia berbisik padanya.
"Lilisha Ron de Rimfuge Frusevan. Dia dipindahkan selama Turnamen Sihir Persahabatan. Rimfuge adalah Keluarga Magicmaster terkenal di Negara Alpha."
Kepala Keluarga Rimfuge adalah seorang penguasa yang memerintah suatu wilayah, sesuatu yang jarang terjadi di Negara Alpha. Meskipun Negara Alpha memiliki sejumlah keluarga bangsawan, sangat sedikit yang benar-benar memiliki wilayah kekuasaan sendiri. Administrasi wilayah Negara Alpha berada di bawah kendali penguasa, dan tidak banyak yang ingin menguasai wilayah seperti itu. Mayoritas dari mereka menyewa wilayah untuk menjaga penampilan. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kekuasaan aristokrasi karena tanah mereka menyusut dan wilayah kekuasaan mereka memudar. Meski mereka mempertahankan nama bangsawan, otoritas mereka hanyalah bayangan masa lalu. Jadi hanya ada sedikit orang yang menguasai suatu wilayah saat ini.
"Bagaimanapun, itu adalah Keluarga bergengsi yang terkenal karena menghasilkan Magicmaster yang hebat. Tapi..... tidak biasa dan aneh bagi seorang putri bungsu untuk menjadi murid pindahan di akhir tahun ini."
Saat Alus mendengarkan Tesfia, nama itu membunyikan bel bahkan bagi seseorang yang tidak tertarik pada bangsawan sepertinya. Nama Keluarga itu adalah nama yang sering Alus dengar di militer. Sementara itu, gadis yang dimaksud melanjutkan.
"Sebenarnya Cicelnia-sama lah yang merekomendasikan Ulhava ini."
Kata gadis berambut pirang itu, Lilisha itu, terdengar geli saat kata-katanya menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Meski pindah di waktu yang agak aneh, dia terlihat bisa berbaur dengan baik di kelas, berkat informasi yang dirinya punya. Pada saat yang sama, Alus menambahkan nama gadis itu ke daftar orang-orang yang mungkin mengancam kehidupan damainya di Institut.
"Haruskah kita menegurnya untuk itu, Alus-sama?"
Loki dengan biasa berkata dengan wajah tanpa ekspresi. Namun tidak ada keraguan bahwa Loki akan benar-benar melakukannya. Jika Alus memerintahkannya, Loki pasti akan memanggil Lilisha ke belakang gedung..... dan Alus tidak ingin membayangkan apa yang akan terjadi kemudian.
"Biarkan saja. Belum ada masalah nyata untuk itu. Selain itu, karena dia bangsawan, dia pada akhirnya akan mengetahui bahwa mempermainkanku hanya akan semakin memperburuknya."
"Oke...."
Alus sedikit khawatir dengan betapa mudahnya partner-nya itu mundur, namun mengingat suasana Institut saat ini, Alus menyadari akan membuang-buang waktu untuk memperingatkannya setiap saat. Saat itulah Alice mengubah topik dengan pura-pura tidak bersalah.
"Selain itu, seluruh Institut menjadi seperti ini, jadi kami pun sudah menebak-nebak misimu dan Loki-chan. Meski ada beberapa bagian yang hanya kami yang tahu."
"Meski aku dirahasiakan, aku juga punya kehidupan pribadi. Jadi rahasia itu akan mencapai batasnya suatu saat nanti. Aku hanya berharap keributan ini tidak menjadi lebih besar dari ini. Aku juga tidak ingin ada di antara kalian yang membiarkan informasi apapun keluar. Hal itu hanya akan menyusahkanku."
"Itu sudah pasti!" Alice segera menjawab.
....Namun Tesfia berhenti sejenak, dan berkata sambil berpikir.
"Hmm.... kepala sekolah juga memberitahu kami hal itu, dan bukan berarti aku akan menyebarkannya, tapi menurutmu apa hal itu sesuatu yang bisa kamu sembunyikan selamanya?"
Alus sendiri sempat meragukan hal itu. Yah, Alus sebenarnya tidak peduli statusnya bocor. Masalahnya adalah masalahnya yang hanya akan bertambah. Dan terlepas dari semua itu, Alus ingin menghindari semakin menjauh dari penelitiannya. Namun, nuansa perkataan Tesfia sepertinya memiliki arti yang berbeda dari apa yang Alus pahami. Alus baru-baru ini mulai memahami betapa kurang berpengetahuannya dirinya terhadap dunia ini. Tesfia memiliki kekurangannya, namun mungkin karena latar belakang bangsawannya, Tesfia memiliki sudut pandang berbeda yang bisa dirinya sampaikan. Atau mungkin karena kurangnya kedewasaan yang Tesfia miliki itu. Saat guru masuk dan diskusi terhenti, Alus bertukar tempat dengan Loki dan mendesak Tesfia untuk melanjutkan.
"Bagaimana menurutmu, Fia.....?"
Alice dan Loki mencondongkan tubuh ke arah Alus untuk mendengarkan, meskipun Loki tampaknya memiliki tujuan yang berbeda saat dirinya itu mendekat dari yang seharusnya.
"Aku hanya ingin hidup tenang tanpa terjadi apapun." Kata Alus.
"Yah, seperti kalian itu."
Tesfia, masih serius, mengalihkan fokusnya dari pembelajaran di kelas itu dan berbicara tanpa melihat ke arah Alus.
"Aku yakin itu adalah sesuatu yang Alice juga ketahui." Kata Tesfia, menghela napas.
"Pembicaraan mungkin terfokus pada peringkat No. 1 yang hebat dan terkuat itu saat ini, tapi ketika kami kembali dari turnamen, ada suasana meriah di sini di Institut."
Memikirkan hal itu saja sudah membuat Alus merasa tertekan, namun kemenangan Negara Alpha adalah pencapaian yang tidak salah lagi. Alus senang dirinya tidak berada di sini untuk itu. Tesfia melanjutkan, saat Alice mengangguk.
"Awalnya, semua orang merayakan kemenangan itu sendiri, tapi setelah mereka tenang, orang-orang mulai membicarakan individu yang terlibat. Maksudku, kamu yang tidak ada di tengah-tengah itu."
"Oh, ya."
"Pengunduran diri di saat seperti itu tanpa alasan sangat tidak disukai. Faktanya, mungkin tidak pernah ada orang yang mengundurkan karena alasan apapun selain cedera. Meskipun Feli-san berusaha membantu memuluskan segalanya, jadi tidak ada yang mengeluh karena masalah itu lagi."
Tesfia meletakkan pipinya di mejanya sambil berkata.
"Akhirnya, semua orang fokus pada pertandinganmu hingga final."
"Apa ada masalah untuk itu?" Tanya Alus.
"Tentu saja ada! Kamu tahu rata-rata kemampuan para murid, bukan? Jika kamu bisa memenangkan pertandingan dalam lima detik yang memecahkan rekor seperti itu, tentunya kamu akan menjadi bahan pembicaraan. Kamu hanya menonjol sedikit sebelumnya, tapi sekarang lebih buruk dari itu."
"Ini pertama kalinya aku mendengarnya...."
Tesfia sebenarnya sibuk dengan pertandingannya sendiri namun mendengarnya dari yang lain. Dan Tesfia ingin memberitahu Alus tentang hal itu.
"Mouu....."
Ekspresi Tesfia sepertinya mengatakan kalau Alus sama sekali tidak mengerti perasaan gadis itu. Namun, Tesfia tidak terlihat terlalu peduli dengan hal itu. Alus tidak terlalu menyesali perbuatannya. Bahkan, Alus sedikit menahan diri. Sihir yang Alus gunakan adalah sihir dasar; hanya saja pertandingannya terlalu singkat. Jadi Alus mengira tidak akan ada masalah, namun ternyata bukan itu masalahnya.
"Mereka juga benar-benar terus mendatangi Alice dan aku."
Tesfia melanjutkan. Tidak ada kemarahan dalam suaranya, namun kelelahan mentalnya terlihat dari ekspresi dan gerak tubuhnya.
"Yah, bagaimanapun juga, kami selalu bersama Al. Mereka menanyakan banyak hal kepada kami, tapi hal yang paling sering mereka tanyakan adalah tentang peringkatmu." Bisik Alice.
Kepala sekolah telah menyuruh mereka berdua untuk tetap diam mengenai hal itu sebelumnya, jadi pastinya hal itu cukup menyusahkan untuk dihadapi.
"Tidak banyak yang bisa aku lakukan mengenai hal itu. Bahkan Gubernur Jenderal menyuruhku untuk membiarkan lawan menggunakan sedikit sihir."
Alus merasa tidak nyaman, dan meskipun dia tidak menyadarinya, dia bahkan merasa sedikit kesal. Loki mungkin berada di posisi yang sama, namun dalam kasusnya, pangkatnya telah terungkap pada saat dirinya dipindahkan. Alus terlalu jauh dari seorang murid biasa.
"Sepertinya aku membuat masalah pada kalian berdua." Kata Alus.
Kata-kata Alus yang benar-benar tidak terduga itu membuat Tesfia dan Alice untuk memprosesnya. Tesfia adalah orang pertama yang kembali sadar dan membuka mulutnya.
"Ahh, bukan begitu, tidak seburuk itu, kok..... terlepas dari pertanyaan tentang peringkat itu, menurutku tidak mungkin bagimu untuk menyembunyikan kekuatan penuhmu."
"Kamu tidak melakukan kesalahan apapun, Al."
Suara yang agak keras itu mengejutkan Alus sejenak. Alus berbalik dan melihat Loki mengerucutkan bibirnya erat-erat.
"Tidak ada jalan lain dengan perbedaan kemampuan yang begitu besar. Dan kalian menyadarinya di atas semua itu! Memangnya apalagi yang bisa orang-orang itu minta di atas semua itu!!"
"Jangan melenceng dari inti permasalahan."
Kata Alus sambil meletakkan tangannya di atas kepala Loki. Gadis itu sepertinya tidak mau mundur dari hal itu. Loki semakin dekat dengan Alus.
"Yah, jika para petinggi melakukan sesuatu, aku tidak perlu mengambil tindakan apapun, meski aku ragu hal itu akan terjadi pada Negara Alpha saat ini."
"Apa seburuk itu?"
Tesfia bertanya padanya dengan cemas. Memikirkan hal itu, Alus teringat bahwa dirinya pernah mengungkapkan bahwa penghalang Menara Babel semakin lemah.
"Yah, sebagian besar sama di semua tempat, tapi keadaan semua negara lebih baik daripada Negara Balmes. Tapi bukan berarti peringkat No. 1 adalah sesuatu yang kalian capai karena pilihan. Penting untuk menjaga semuanya dalam jumlah sedang."
"Tolong jangan mengatakan sesuatu yang seperti itu dengan cara biasa."
Tesfia tampak tercengang saat Alus mengucapkan kata-kata suram tersebut. Tesfia sebelumnya percaya bahwa peringkat adalah hal yang paling penting, jadi sulit baginya untuk memprosesnya. Namun sayangnya, tidak ada harapan dalam pendapat Alus. Namun Alus hanya diperbolehkan memikirkan hal ini sejenak, saat Tesfia memanfaatkan pembicaraan mereka untuk membuat kejutan.
"Dan juga, ibuku, umm.... sedikit.... atau lebih tepatnya, sangat tertarik padamu...."
Tesfia berkata dengan suara kecil, dan Alus hampir melontarkan keterkejutannya. Namun hal itu lebih baik daripada tidak diberitahu. Hal itu adalah sesuatu yang kurang lebih Alus sadari ketika Frose Fable, ibu Tesfia itu, masuk ke Institut dan memaksakan janji itu darinya. Melihat Tesfia begitu terpojok memang aneh, namun itu adalah sesuatu yang Alus katakan sendiri. Jadi mungkin itu hanya hukuman baginya.
"Aku bertaruh. Karena itu dia, aku ragu kamu bisa melakukan sesuatu terhadapnya."
"Itu... benar, tapi...."
"Yang sudah terjadi, maka biarlah terjadi."
Alus mengambil kesempatan ini untuk mengkonfirmasi sesuatu.
"Jadi, apa keputusan ibumu itu? Meskipun menurutku jawabannya sudah jelas karena kamu masih ada di sini."
Alus bertanya tentang janji Tesfia dengan ibunya tentang menentukan potensinya sebagai seorang Magicmaster. Meski waktunya tidak banyak, baik Tesfia maupun Alice telah bekerja keras untuk mempersiapkan turnamen tersebut. Tesfia membusungkan dadanya dan diam-diam memberikan tanda V dengan jarinya pada Alus dengan senyum lebar di wajahnya.
"Aku menang, jadi tentunya semuanya berjalan lancar! Dan juga, selama pertandinganku dengan Alice.... aku berhasil menggunakan Zepel!!"
"Seriusan...... aku memberimu petunjuk, tapi aku tidak yakin kamu bisa mengatasinya. Bicara tentang meleset dari sasaran. Aku yakin salah satu dari kalian akhirnya akan dikeluarkan dari sini."
"Hei!" Tesfia memprotes.
"Baiklah. Kurasa aku akan melihatnya sendiri perkembangan kalian."
"Itu benar. Aku menantikannya, Al!”
Tesfia berkata dengan ekspresi cerah.
Alice mengikuti suasananya dan berbisik.
"Aku juga."
Namun, sepertinya suara Tesfia terlalu keras, belum lagi cara Loki yang terlalu dekat dengan Alus mencurigakan, sehingga mereka berempat menjadi sasaran omelan keras. Akhirnya, kelas mereka selesai untuk hari itu. Dan baik Tesfia maupun Alice tampak senang karenanya. Itu karena pelatihan yang mereka lakukan selama sebulan tidak ada kemajuan. Namun masalahnya bukan pada pelatihan itu sendiri, melainkan ketidakhadiran Alus. Seperti yang Tesfia katakan pagi itu, keduanya tetap berlatih meski Alus tidak ada. Alus agak senang dengan hal itu, mungkin karena Alus menyadari bahwa ini berarti dirinya sebenarnya telah mengajar dan membimbing mereka. Alus hanya berpikir dirinya memainkan peran guru seperti yang diminta Sisty, namun saat mereka menghabiskan waktu bersama, perasaannya mulai berubah.
Namun hari ini, Alus merasa sedikit lelah. Semua gosip itu masih ada di pikirannya. Gambaran tentang dirinya mulai muncul dengan sendirinya, saat gambaran tentangnya itu diubah menjadi seorang pahlawan sepanjang masa.... gambaran itu terlalu jauh berbeda dari siapa dirinya yang sebenarnya. Bicara tentang depresi. Belum lagi, sebagian besar para murid sepertinya memandang peringkat No. 1 seolah-olah Magicmaster itu adalah seorang dewa. Kenyataannya Alus tidak sepenuhnya lepas dari kesalahan. Kekuatannya yang luar biasa dan pencapaiannya yang luar biasa menciptakan pola pikir di mana orang-orang akhirnya bergantung padanya, bukannya menguatkan tekad mereka sendiri. Dengan kata lain, tekad mereka untuk mendukung Negara Alpha sendiri telah melemah. Akibatnya, tidak ada yang berusaha mencapai ketinggian yang sama dengan Alus, tidak merasa bertanggung jawab, dan pada dasarnya mereka mencoba untuk mendapatkan tumpangan gratis dari kejayaan yang dibawanya. Dalam arti tertentu, perubahan yang terlalu tergesa-gesa yang dilakukan Berwick dengan menggunakan pencapaian Alus telah menjadi bumerang.
Pihak militer saat ini berfungsi dengan lancar dengan Berwick di puncak, namun gagasan untuk menciptakan citra pahlawan yang mutlak dan tak terkalahkan untuk menopang Magicmaster pemula yang kemudian akan mendukung militer di masa depan, kini memiliki efek sebaliknya. Padahal di Institut, peran Sisty yang mengoordinasikan hal-hal seperti itu.... mungkin pelajaran ekstrakurikuler di Dunia Bagian Luar adalah tanda bahwa para petinggi menyadari masalah tersebut dan berharap dapat mengatasinya. Meski begitu, hal itu cukup terburu-buru, jadi rencana mereka penuh lubang. Bagaimanapun, Alus tidak terlalu marah dengan pemikiran dangkal para murid itu, melainkan jengkel. Alus telah mengajar Tesfia dan Alice, betapapun singkatnya, dan mendapatkan pemahaman tentang apa itu mengajar.
Orang-orang yang setidaknya mengaku ingin menjadi Single Digit masih bisa diselamatkan. Alus ingin meratapi sikap apatis para pemuda yang akan membentuk masa depan, ketika Alus tiba-tiba menyadari bahwa dirinya adalah salah satu dari mereka dan memutuskan untuk berhenti berpikir. Meski begitu, akan menjadi tontonan yang menarik jika dia menceritakan satu atau dua hal kepada kedua gadis itu. Alus bisa membayangkan menghabiskan sisa hidupnya di waktu luang sementara kedua gadis itu mengurus sisanya, namun Alus mungkin tidak akan mendapat kesempatan untuk mengatakannya dengan lantang untuk waktu yang lama. Alus menghela napasnya untuk kesekian kalinya, sambil berhenti berpikir. Akhirnya, Alus kembali ke laboratorium bersama Tesfia dan Alice. Menu berikutnya adalah mengkonfirmasi hasil pelatihan mereka. Mungkin itulah yang Alus butuhkan untuk membalikkan suasana hati tertekan yang dirinya alami hari ini. Alus merasakan harapan saat dirinya melihat kedua gadis itu memegang tongkat latihan mereka. Alus menyipitkan matanya dan menatap aliran mana.
Apa ini aku guru yang baik? Atau apa hanya mereka itu mempunyai potensi tersembunyi lebih dari yang aku sadari? Mereka seharusnya tidak bisa mendapatkan hasil seperti ini secepat ini hanya melalui latihan normal.
Bahkan jika Alus memberi kedua gadis itu keuntungan dari keraguan tersebut, pertumbuhan keduanya masih luar biasa. Jenius atau tidak, baru enam bulan sejak mereka memulai pelatihan. Bahkan jika Alus melebih-lebihkan potensi mereka, hal itu seharusnya memakan waktu lebih dari satu tahun. Tongkat latihan sangat efektif untuk melatih kontrol mana, namun meski begitu, hasilnya terbentuk terlalu cepat.
Menilai dari ekspresi kedua gadis itu, Alus hampir tidak bisa mengatakan kedua gadis itu melakukannya dengan mudah, namun keduanya masih mengatasi penolakan mana itu dan mampu mengendalikan aliran mana dengan cukup baik. Hal itu adalah salah satu tujuan akhir yang ditetapkan Alus. Tentunya, meskipun kedua gadis itu memiliki kemampuan untuk mengontrol mana, control itu adalah sesuatu yang harus mereka pertahankan sepanjang waktu. Namun setelah sampai sejauh ini, yang perlu mereka lakukan hanyalah menjadikannya sebuah kebiasaan. Sebagai contoh praktis..... jika mereka melawan murid kelas tiga hanya dengan AWR mereka, mereka akan menggunakan mana sebanyak setengah dari murid biasanya. Jika ada, dalam contoh itu, mereka akan mampu mengalahkan kakak kelas sepenuhnya. Mereka mungkin bisa menangani iblis D-Class tanpa kesulitan, selama mereka bisa menggunakan AWR mereka. Meskipun tentunya masih ada pengecualian untuk semuanya.
Menurut standar Alus sendiri, bisa meng-enchant AWR mereka di Dunia Bagian Luar selama beberapa jam adalah hal yang ideal, namun itu terlalu berharap. Tidak ada hal baik yang didapat jika prosesnya terburu-buru. Terlepas dari itu, Alus menyimpulkan bahwa dirinya dapat menyerahkan sisanya kepada kedua gadis itu. Sementara itu, meski Loki tampak tenang di permukaan, dalam diam Loki terkejut dengan pertumbuhan pesat kedua gadis itu. Salah satu cangkir teh yang dia siapkan secara tidak sengaja terisi penuh. Loki mengalihkan pandangannya sejenak dari tugasnya untuk melihat kedua gadis itu berlatih. Kalau soal pengalaman pertarungan langsung, tidak ada bandingannya, namun meski Tesfia dan Alice masih belum berada di level Loki, kalau soal kontrol mana, Loki sekarang berada dalam jangkauan mereka.
Loki memiliki banyak pengalaman di Dunia Bagian Luar dan telah berlatih sejak usia muda, jadi dia sangat ahli dalam mengendalikan mana. Namun dia tidak bisa menyombongkan diri berapa lama dirinya bisa mempertahankan kendali yang tepat. Sebagai hasilnya, Loki memutuskan untuk meningkatkan pelatihan kontrol mana mulai hari ini. Saat Alus memperhatikan kedua gadis itu, dia memutuskan bahwa mereka bisa terus seperti itu selama dua puluh menit lagi.
"Baiklah, itu sudah cukup."
"Heeh?" Kata Tesfia.
"Aku masih bisa melanjutkannya....."
Keduanya terkejut, dan memandang Alus dengan ekspresi ragu, namun Alus melanjutkan perkataannya.
"Kalian masih bisa terus melanjutkan selama dua puluh menit lagi, kan? Aku tidak punya waktu untuk melihat semua itu, tapi kurang lebih aku sudah mengerti."
Kedua gadis itu tersenyum, membuat asumsi Alus itu menjadi lebih tepat. Tesfia menyeringai dengan bangga.
"Bisa dibilang begitu. Kami ingin mengejutkanmu ketika kamu kembali, jadi kami melakukan yang terbaik untuk mencoba menemukan triknya."
Berbagai hal penting bervariasi dari orang ke orang, jadi tidak semudah itu, itulah sebabnya Alus melakukan penyesuaian penilaiannya terhadap berbagai hal tersebut.
"Ini tentunya sebuah kejutan. Aku pernah punya kenalan Triple Digit yang mencobanya, tapi itu pun hanya bisa bertahan sekitar tiga puluh menit."
Hal itu adalah masalah tersendiri, namun seseorang tidak bisa begitu saja menyatukan segala macam hal untuk membandingkannya dengan Triple Digit yang bertugas aktif dengan seorang murid. Setiap orang memiliki karakteristik, kekuatan, dan kelemahannya masing-masing.
"Setelah sampai sejauh ini, kurasa aku harus berpikir untuk menyebutnya cukup untuk pelatihan pengendalian mana."
Saat Alus mengatakan itu, kedua gadis itu menatapnya dengan ekspresi kaget dan langsung mulai memprotes.
"Apa?! Apa itu artinya pelatihannya sudah selesai? Kami masih belum mampu bertarung di Dunia Bagian Luar!" Seru Tesfia.
"Ya. Masih banyak yang ingin kami pelajari.... selain itu...."
Alice berkata dengan ekspresi sedih, takut waktu latihan mereka di bawah Alus akan berakhir. Alus tidak mengharapkan reaksi ini tetapi dengan cepat memperbaiki kesalahpahaman mereka.
"Kontrol mana adalah dasar dari semua sihir. Dan kalian telah mengalami kemajuan sebanyak ini meskipun masih seorang pelajar. Jadi kalian harusnya bisa bertarung dengan baik di Dunia Bagian Luar."
"Tapi...."
Tesfia kehilangan kata-kata, jadi Alice mengambil alih.
"Al.... Apa hanya itu yang diperlukan bagi seorang Magicmaster untuk bertarung di Dunia Bagian Luar?"
Alice berkata dengan susah payah keluar dengan ekspresi putus asa.
Namun itu bukanlah niat Alus. Tepi bibirnya melengkung membentuk senyuman, namun sebelum Alus bisa mengatakan apapun, Loki, yang membawa teh, turun tangan dengan ekspresi lelah diwajahnya.
"Alus-sama, jika kamu terlalu jahat kepada mereka, mereka tidak akan menjawab panggilan absensimu lagi."
"Heeh?!" Tesfia dan Alice bereaksi.
"Maaf, kurasa kamu benar."
Di masa lalu, Alus telah menyusun program pelatihan untuk kedua gadis itu dan menunjukkan dokumennya kepada Loki. Karena kedua gadis iu memiliki kesamaan yang berbeda, ada dua set dokumen tersebut. Kebetulan, salah satunya dokumen itu tebalnya lebih dari 300 halaman. Mengingat tebalnya dokumen itu, tidak mungkin kedua gadis itu bisa menyelesaikan semuanya dalam waktu terbatas yang mereka miliki. Mengetahui hal itu, Loki merasa Alus sedikit kejam dalam membuat lelucon ini. Sempat ditegur karena itu, Alus dengan jujur mengakui kesalahannya.
"Kalian berdua salah paham tentang hal ini. Kalian baru saja memulai pelatihan kalian. Faktanya, pelatihan yang aku sediakan untuk kalian baru saja dimulai. Tapi karena kita sudah sampai pada titik perhentian yang bagus untuk latihan pengendalian mana, kita akan menghentikannya untuk saat ini, dan kalian harus terus melatihnya sendiri."
"Mouu, kamu harusnya bilang itu dari awal!"
Tesfia berkata sambil terengah-engah, sebelum berbalik untuk menyembunyikan kelegaannya. Di sebelahnya, Alice memperlihatkannya melalui gerakan, saat dia meletakkan tangannya di dada dan menghembuskan napas. Namun kemudian Alice menyadari sesuatu, dan bertanya.
"Jadi, apa yang akan kami lakukan selanjutnya?"
Alice memiliki ekspresi ringan saat memulai, namun pada saat Alice menyelesaikan kalimatnya, ekspresinya berubah menjadi serius. Alice tahu bahwa pelatihan yang akan datang mungkin akan lebih keras dari apa yang telah mereka lalui sejauh ini. Pada saat yang sama, Alice tidak bisa menahan harapannya. Menjadi sekuat ini hanya dari pelatihan kontrol mana, dia memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap hasil pelatihan lanjutannya. Dan bahkan Tesfia pun terlihat penasaran, sambil menantikan kata-kata Alus selanjutnya. Alus melihat ekspresi kedua gadis itu, dan meminum tehnya sebelum menjawab dengan senyuman nakal.
"Apa yang ingin aku kalian lakukan sekarang.... adalah belajar."
"Heeeh!!"
Rahang Tesfia ternganga. Tesfia tidak pandai dengan mengisi kepalanya dengan pengetahuan. Dia lebih suka menggerakkan tubuhnya.
"T-Tunggu sebentar! Kami sudah cukup belajar di kelas; bagaimana hal itu ada hubungannya dengan pelatihan bertarung di Dunia Bagian Luar?!"
"Fia...."
Kata Alice dengan nada kasihan, menatap Tesfia dengan penuh simpati. Alice memahami kepribadian Tesfia lebih baik dari siapapun.
"Kamu paham kalau apa yang Al ajarkan kepada kita akan jauh berbeda dari kelas biasanya, kan? Aku tahu kalau kamu tidak suka duduk di depan meja. Tapi Al, mengapa harus belajar? Dan belajar tentang apa itu?"
"Fia, aku paham kamu tidak suka belajar, tapi Magicmaster yang seperti itu tidak akan hidup lama di Dunia Bagian Luar." Kata Alus.
"Grrr.... tapi...." Tesfia sepertinya sudah sakit kepala.
"Pertama, aku akan meminta kalian mempelajari tentang iblis. Institut sudah punya dasar-dasarnya, dan kalian juga akan mendapatkan beberapa kesempatan untuk belajar di militer, tapi begitu kalian bergabung dengan militer, kalian tidak akan punya banyak waktu untuk belajar. Seorang pemula tidak akan bertahan lama."
"Maksudmu apa yang diajarkan Institut tidaklah cukup? Bahkan ada pembelajaran tentang iblis selama tiga tahun."
Bahkan setelah mendengar perkataan Alice, Alus tidak mengubah pendapatnya. Pengetahuan institusi dan pengetahuan praktis berasal dari dua sudut pandang yang berbeda. Pelajarannya berisi banyak pengetahuan lain tentang iblis karena itu perlu untuk memahaminya dari berbagai sudut pandang, namun itu berbeda dengan pengetahuan hidup yang berguna dalam praktik.
"Memang benar ada banyak pembelajaran tentang iblis. Tapi itu tidak tepat sasaran. Fakta sejarah tentang iblis, tipe dan kelasnya, serta pembelajaran yang menggunakan contoh masa lalu, tentunya bisa berguna. Data mereka didukung oleh penelitian, dan mereka menggunakan contoh-contoh dari sejarah, jadi pembelajaran mereka memang berkualitas tinggi.”
"Lalu mengapa?" Pertanyaan Tesfia itu masih mengandung sedikit harapan kalau dirinya bisa keluar dari belajar tentang itu.
"Pembelajaran tentang iblis terlalu beragam. Aku hanya akan mengajari kalian berdua satu hal."
Keduanya memandangnya dengan ekspresi bingung.
Alus menjawabnya sambil tersenyum.
"Murni apa yang kalian butuhkan untuk melawan iblis. Kelemahannya, ciri-cirinya, kebiasaannya, dan sejenisnya. Bukan pengetahuan untuk memahami iblis, tapi bagaimana cara memburu mereka."
Loki sedang duduk di samping Alus, dalam diam mendengarkan dengan secangkir teh di tangannya. Sebagai seseorang yang berpengalaman di Dunia Bagian Luar, hal itu sangat masuk akal baginya.
"Apa hal itu sangat penting?" Tesfia bertanya.
Mendengar pernyataan dangkal dari Tesfia itu membuat Alus merasakan betapa mengerikannya ketidaktahuan itu. Sementara itu, Alice menahan diri untuk tidak membuat pernyataan apapun. Alice jarang jujur atau terlalu ingin tahu. Hal itu adalah salah satu kelebihannya, namun terkadang bisa juga menjadi kelemahannya. Dengan kata lain, tidak seperti Tesfia yang sangat jujur, Alice tidak berusaha mengatasi keraguan apapun yang dirinya rasakan saat itu juga, dan sebaliknya cenderung mencoba dan terus maju sambil hanya memiliki pemahaman yang samar-samar.
Meskipun mereka tinggal di dalam Institut yang aman, hal itu memang satu hal, namun di Dunia Bagian Luar, bahkan hal-hal sepele pun bisa berakibat fatal. Tentunya, Alus akan memperbaiki hal-hal itu pada kedua gadis itu, sementara Alus akan memberikan taktik untuk mengalahkan iblis ke dalam diri kedua gadis itu. Namun meski begitu....
"Hahh.... sepertinya tidak ada gunanya menyebutmu kurang berpengetahuan setiap waktu. Kurasa aku berharap terlalu banyak padamu."
Kata Alus pada Tesfia, sebagian untuk meredakan rasa muaknya. Belum lagi balasan karena telah mengolok-oloknya sebelumnya tentang menjadi penakluk perempuan. Alus benar-benar bersikap picik.
"Mouu! Jangan bersikap begitu jahat seperti itu dong."
Mungkin karena Tesfia mengenal Alus lebih baik, atau mungkin karena Tesfia memahami pengalamannya sendiri, dia tidak tampak terlalu kesal saat menerima persyaratannya.
"Aku tidak pernah bosan dengan percakapan seperti ini."
Alus tidak terlalu tertarik pada orang lain, namun percakapan bolak-balik tanpa hasil dengan Tesfia tetap menyegarkan seperti biasanya.
"Mouu, kalian ini...."
Seperti biasa, Alice mengambil peran sebagai mediator dan menghentikan percakapan tidak masuk akal tersebut.
"Sebelum kita mulai, biarkan aku mengatakan bahwa belajar bukanlah satu-satunya hal yang bisa kita lakukan. Tujuan utamanya adalah agar kalian menambah pengetahuan, tapi kalian juga akan melakukan pelatihan sihir praktis. Mantra baru Alice juga baru setengah jalan."
"Itu benar. Itu juga penting. Itu benar sekali. Pengetahuan tidak ada artinya tanpa teknik untuk menggunakannya."
"Mouu, Fia...."
Melihat Tesfia menjadi sangat senang setelah mendengar akan ada pelatihan praktis, Alice tersenyum. Namun, ada sedikit rasa iri dalam dirinya. Mau tak mau Alice merasa iri karena sahabatnya bisa begitu terbuka menunjukkan perasaannya. Untuk memberi mereka penjelasan lebih detail, Alus duduk di meja yang sama dengan Tesfia dan Alice. Loki sudah duduk di sana, dan seperti yang diharapkan, Loki tertarik untuk mendengarkan pembelajaran Alus juga.
"Ahem! Biar aku langsung ke intinya." Melihat kedua gadis itu bersiap menghadapi apa yang akan terjadi, Alus berdehem dan memulai.
"Teoriku adalah alasan mengapa angka kematian begitu tinggi bagi para Magicmaster yang bertemu dengan iblis kelas rendah, adalah karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang diperlukan. Tentunya, mereka mendapatkan pelatihan ketika masuk militer, tapi ada kesenjangan untuk itu. Ada asumsi bahwa mereka mempelajari sisanya di Institut, tapi itulah lubangnya, apalagi pelatihan mereka tidak mencukupi."
Tesfia dan Alice dengan serius mendengarkan pembelajaran Alus itu.
"Belum lagi mereka bergabung dengan militer untuk melenyapkan iblis, jadi mereka dimasukkan ke dalam pertarungan langsung pada tahap awal. Ada juga pola pikir bahwa untuk menjadi seorang Magicmaster kelas satu, seseorang memulainya dengan melenyapkan para iblis, jadi sisi pengetahuannya masih kurang. Mereka bahkan cenderung tidak punya waktu untuk mengingat apa yang telah mereka pelajari. Sangat umum bagi lulusan baru untuk fokus pada prestasi dan kesuksesan dibandingkan landasan pengetahuan yang kuat. Pada saat mereka menyadari bahwa mereka sedang menghadapi iblis tangguh, semuanya sudah terlambat."
Sekarang bahkan Loki mendengarkan apa yang Alus katakan.
"Aku sudah melakukan pendekatan kepada Gubernur Jenderal mengenai hal ini, tapi ada terlalu banyak misi yang perlu diselesaikan. Ada banyak hal yang perlu dilakukan selama pelatihan, dan batasan berapa banyak waktu yang mereka miliki. Jadi yang terbaik adalah mengajarkannya kepada mereka saat mereka masih pelajar, tapi itu akan memberikan beban yang terlalu besar pada mereka. Selain itu, terdapat penelitian mengenai alasan mendasar tingginya angka kematian, dan berbagai tindakan telah dipertimbangkan.”
Alus berhenti sejenak, lalu berjalan ke rak buku besar di sudut laboratorium. Dia mengeluarkan sebuah buku tebal dan membaliknya. Buku seperti sebuah ensiklopedia yang berisi informasi rinci tentang iblis. Buku itu adalah buku langka, bukan sesuatu yang bisa diperoleh dengan mudah. Namun Alus dengan santai menyebarkannya di atas meja.
"Dengan kata lain, jika kalian tidak memahami esensi dari masing-masing spesies, kalian tidak akan dapat mengambil tindakan yang tepat. Sekalipun kemenangan tidak mungkin tercapai dan kalian terpaksa mundur, laporan terperinci harus disampaikan kepada militer. Dan jika kalian tidak memiliki pengetahuan yang diperlukan, kalian bahkan tidak dapat membuat keputusan yang tepat mengenai apa memilih mundur itu bisa dilakukan atau tidak. Lalu ada fakta bahwa hanya Magicmaster yang bertemu dengan iblis yang memiliki informasi spesifik tentangnya, terutama ketika kalian berhadapan dengan spesies baru. Tanpa informasi lebih lanjut, cenderung akan menimbulkan banyak korban jiwa."
Tutup Alus, ketika ingatan akan invasi besar-besaran beberapa tahun lalu terlintas di benaknya. Ada banyak kematian tragis saat itu, dan kurangnya laporan tentang iblis A-Class yang muncul pada saat itu menjadi penyebab utama kematian tersebut.
"Jika informasi tentang tipe iblis itu sudah diketahui dengan baik, kalian bisa mengetahui kelasnya hanya dengan melihatnya. Tapi iblis punya kemampuan untuk makan dan berevolusi, dan ada juga kelas Varian, jadi buku ini tidak memuat semua jenis iblis itu di dalamnya."
"Kalau begitu, itu tidak ada artinya lagi." Kata Tesfia.
"Biarkan aku menyelesaikannya. Meskipun iblis dapat tumbuh dengan makan, kemampuan mereka jarang menjadi lebih kuat dari bentuk dasarnya. Jadi jika kalian memiliki pengetahuan tentang bentuk dasarnya, kalian akan bisa memprediksi apa saja kemampuannya. Misalnya, Ledge Monkey yang umum ditemukan di sekitar Negara Alpha. Kalian juga pernah mendengarnya di kelas, bukan?"
Karena Ledge Monkey dapat ditemukan di mana saja di sekitar Negara Alpha, mereka sering dijadikan contoh dalam pembelajaran. Itu adalah contoh pertama yang muncul di buku teks. Sesuai dengan namanya, iblis itu berpenampilan seperti monyet. Kebetulan, seperti halnya monyet pada umumnya, umat manusia tidak tahu apa iblis itu akan punah atau hanya hidup di area yang sangat terbatas. Terlepas dari penyimpangannya, iblis ini mirip dengan anak manusia; bertubuh kecil, dengan lengan panjang. Apalagi kulitnya sekuat batu. Meski begitu, iblis itu mempunyai banyak sendi di lengan dan kakinya, dan mampu mengayunkan lengannya seperti cambuk.
"Ledge Monkeys memiliki klasifikasi E-Class. Tapi itu hanya berlaku sebelum mereka berevolusi. Begitu mereka berevolusi, selain kelas Varian, mereka lebih dekat dengan iblis kelas menengah dan tinggi. Itu sebabnya mereka adalah musuh besar yang harus dihadapi oleh Magicmaster baru. Dan tanpa pengetahuan tersebut, mereka mungkin menjadi kurang berhati-hati."
Alus membuka halaman Ledge Monkeys sambil berbicara.
"Jika kalian harus waspada terhadap iblis ini, menurut kalian apa yang perlu kalian perhatikan terlebih dahulu?"
"........."
".........."
Menganggap momen hening para gadis itu sebagai tanda bahwa mereka tidak punya jawaban, Alus melanjutkan.
"Di atas itu. Di atas semua itu. Selalu ada iblis lain di Dunia Bagian Luar. Katakanlah kalian dikirim untuk menangani sekawanan Ledge Monkey itu. Kalian harus mengawasi bagian atas kalian, puncak pohon tinggi, dan sejenisnya. Iblis ini juga lebih berat dari kelihatannya, jadi dia akan duduk di dahan yang lebih besar. Belum lagi, para iblis ini lebih suka berkelompok, dan menjadikan satu pohon besar sebagai rumahnya. Mereka juga lebih pengecut dari kelihatannya. Meskipun menurutku kalian juga bisa menyebut mereka berhati-hati."
Saat itulah Tesfia mengangkat tangannya untuk bertanya.
"Tapi mengingat kelasnya yang rendah, bukankah seharusnya kamu bisa menanganinya dengan segera daripada memikirkan semua itu?"
Tesfia pasti memahaminya sampai taraf tertentu dan tidak berencana menyangkal apa yang Alus katakan secara langsung. Namun mungkin Tesfia mencoba menghilangkan keraguannya. Atau mungkin dia masih enggan belajar. Maka Alus menjawab dengan menggunakan akal dan logika.
"Lalu bagaimana jika kamu tidak bisa membunuh mereka?"
Tidak dapat menyangkal kebenaran ini, Tesfia mengangguk mengerti.
"Aku tidak punya keluhan jika kalian bisa mengalahkannya. Tapi di Dunia Bagian Luar kalian akan bekerja sebagai sebuah regu. Kalian perlu memastikan bahwa kalian tidak membuat keputusan yang salah. Tidak ada jaminan kalian hanya akan menemukan musuh yang bisa kalian kalahkan. Dan itu tidak hanya terjadi di garis depan saja. Hal tak terduga bisa terjadi di mana saja di Dunia Bagian Luar."
Tesfia dan Alice menegakkan postur mereka saat mereka mendengarkan seorang veteran berbicara.
"Itulah mengapa tidak ada hal buruk yang datang dari memiliki pengetahuan praktis tentang iblis, serta bersiap menghadapi hal yang tidak terduga. Jika ada, kemungkinan besar kalian akan mati tanpa pengetahuan itu. Dan meskipun tidak ada masalah jika kalian bisa mengalahkan mereka, ada banyak faktor yang perlu kalian pertimbangkan di Dunia Bagian Luar. Serangan di masa lalu disebabkan oleh iblis B-Class yang bergerak di dekat pohon yang mereka gunakan sebagai rumah. Jadi karena para iblis itu tidak bisa tinggal di tempat tinggalnya, mereka melakukan migrasi massal. Para Magicmaster di lapangan harus tetap membuka mata terhadap situasi seperti ini."
Penjelasannya terhenti, Alus meminum tehnya yang sekarang menjadi hangat. Jika ada, Alus lebih suka pada suhu seperti itu. Tesfia, Alice, dan Loki semuanya bertepuk tangan. Hal itu tidak bisa disebut sebagai kerumunan yang bertepuk tangan hanya dengan tiga orang, namun penjelasannya cukup meyakinkan. Meski begitu, ini adalah pengetahuan yang seharusnya sudah diketahui Loki, jadi tidak ada gunanya Loki memberikan tepukan tangan apresiasi untuk itu.
"Aku mengerti." Kata Tesfia.
"Tapi jika hal ini sangat penting, mengapa militer tidak lebih fokus pada hal itu?"
"Seperti yang kukatakan...."
Alus mengusap pelipisnya, karena dia harus mengulanginya lagi.
"Masalahnya bukan pada militer, melainkan pola pikir dari Magicmaster itu sendiri."
"Apa maksudnya itu....?"
Hal itu mungkin juga merupakan kabar baru bagi Loki.
"Itulah kelemahan sistem peringkat. Dengan memberi peringkat pada Magicmaster dan membuat mereka bersaing demi kejayaan dan ketenaran, itu adalah hal terbaik yang bisa mereka lakukan untuk menghadapi kesulitan yang dialami umat manusia saat itu. Semangat meningkat, dan jumlah kandidat meningkat. Tapi seiring berjalannya waktu, sistem keperingkatan itu semakin membelenggu. Saat ini, mereka berpikir bahwa mereka telah menyelesaikan tugas akademis mereka segera setelah mereka bergabung dengan militer, dan berhenti belajar lebih lanjut. Para pemula khususnya cenderung berfokus pada melatih kemampuan mereka. Semakin tidak berpengalaman mereka, semakin mereka fokus pada peringkat mereka, tapi itulah hasil dari bagaimana masyarakat Magicmaster dibangun. Semakin terampil mereka, mereka semakin kurang fokus pada peringkat mereka itu sendiri."
Dan Alus menambahkan.
"Yah, tidak ada gunanya membahas itu."
Loki menunduk dan ekspresinya sedikit menjadi gelap. Mayoritas masih menginginkan militer fokus pada peningkatan kemampuan Magicmaster. Berwick memahami situasinya juga, namun Berwick kesulitan membalikkan pemikiran yang sudah mendarah daging. Bahkan hanya mempelajari informasi praktis tentang iblis membutuhkan banyak waktu. Di masa lalu, ada upaya untuk merotasi tim bertahan dan memberi mereka pelatihan tambahan, namun ada protes atas hilangnya waktu pelatihan pribadi yang berharga, yang memaksa mereka untuk menyerah pada gagasan tersebut. Pada akhirnya, itu adalah pilihan yang sulit untuk diambil. Terlebih lagi karena peringkat mempengaruhi gaji, jadi meskipun mereka ingin melakukan perubahan, tidak akan terjadi apapun dalam seketika.
"Omong-omong, jika kalian ingin meminta pelajaran kepadaku, maka kalian harus menyadari bahwa pelatihan mantra saja tidak akan cukup. Apa ada yang keberatan untuk itu?"
Alus tahu kedua gadis itu akan mengerti setelah dia menjelaskannya sendiri secara menyeluruh. Selain itu, pelatihannya terhadap mereka dengan syarat mereka menyerah untuk meningkatkan peringkat mereka, dan mereka menyetujuinya. Namun....
".......!!"
Alus bereaksi saat Tesfia dengan patuh mengangguk, namun Alice dengan cepat mengangkat tangannya. Alus menganggap ini tidak biasa karena Tesfia biasanya yang melakukan ini.
"Kamu keberatan dengan itu, Alice?"
Alus memandangnya dengan penuh tanda tanya. Alice dengan cepat menyadari kesalahpahaman itu dan menarik tangan di depan wajahnya itu.
"Tidak! Bukan begitu! Aku sangat tertarik untuk mengambil pengetahuan praktis. Ya, semuanya demi itu!"
Lalu apa?
Alus mengerutkan alisnya saat dirinya menatap gadis itu, namun segera Alus terkejut dengan kata-kata yang datang selanjutnya.... dan selama beberapa detik pada saat itu.
"Tapi kamu tidak melupakan festival kampus yang diadakan di akhir tahun.... kan?"