Forty-Fourth Chapter : Campus Festival
Festival kampus yang diadakan di berbagai institut sihir di tujuh negara sangat berbeda dengan sekolah biasa. Festival kampus tahunan Institut ini, dalam arti tertentu, merupakan acara kampanye besar-besaran. Festival ini juga bertujuan untuk menunjukkan daya tarik Institut, dan ada alasan lain di balik layar. Negara adalah badan pengelola Institut. Institut ini juga merupakan organisasi bawahan di bawah militer. Artinya, dibangun atas uang pembayar pajak dan persetujuan warga. Itu sebabnya semua informasi resmi tentang Institut tersedia untuk umum.
Selain itu, meskipun kelangsungan hidup umat manusia mungkin dipertaruhkan, pelatihan para Magicmaster tidak akan berfungsi sebagai kebijakan nasional jika masyarakat menentangnya. Jika mereka mendapat reputasi buruk, orang tua tidak akan membiarkan anak mereka yang berharga mendaftar di Institut tidak peduli seberapa besar bakat yang anak mereka miliki. Dan mengingat pengintai dari negara lain mungkin mencuri muridnya, pihak militer berupaya lebih keras dalam festival tersebut.
Meskipun demikian, Magicmaster pemula dianggap sebagai pelajar, sehingga festival ini akan terbuka terhadap kritik jika terlalu militeristik. Dalam hal ini, Institut Sihir Kedua telah berhasil melaksanakan pelajaran ekstrakurikuler pertama mereka dan meningkatkan citra mereka. Meskipun ini adalah tradisi yang sudah ada, kemungkinan besar akan ada lebih banyak upaya yang dilakukan untuk festival tahun ini. Di kota Beliza, tempat Institut tersebut berada, toko-toko lokal di sekitar sekolah diperbolehkan mendirikan kios di halaman kampus. Terdapat banyak murid di Institut tersebut, namun lahan yang dimiliki masih lebih luas dari yang dapat digunakan oleh seluruh murid, sehingga hal ini merupakan cara yang baik untuk meningkatkan perekonomian lokal.
Selain dari kios, dan undangan resmi yang dikirimkan kepada orang-orang di luar Institut, pengelolaan festival diserahkan kepada para murid. Untuk acara ini, terdapat aturan bahwa setiap kelas keterampilan praktik harus memiliki minimal satu kios atau pameran. Kedengarannya agak remeh, namun gagasan itu dibenarkan dengan mengatakan bahwa istirahat sesekali diperlukan untuk menumbuhkan rasa kerja sama di Dunia Bagian Luar. Segala macam acara akan diadakan selama festival. Semua yang ada di atas merupakan rangkuman festival kampus yang dijelaskan Sisty kepada Alus. Dan, Alus tidak pergi ke kantor kepala sekolah atas kemauannya sendiri, melainkan Sisty yang memanggilnya melalui sistem penyiaran Institut.
Hal itu dimulai dengan pemberian pujian biasa atas pencapaian Alus baru-baru ini, dan kemudian beralih ke bagaimana kredit dan pembelajaran ditangani selama Alus pergi. Alus pada akhirnya dikecualikan, namun bahkan kepala sekolah pun memerlukan izin dari setiap guru. Alus telah menyuruh Sisty untuk memecat siapapun yang tidak mau menerima pengecualian itu, namun dunia orang dewasa tidak sesederhana itu. Setelah tawar-menawar dengan beberapa guru, mereka menyerahkan laporan untuk meyakinkan mereka. Alus tidak setuju, namun hal itu sudah diduga. Gubernur Jenderal harus diminta lagi, namun kemungkinan pengecualian kredit akan digunakan lagi pada periode berikutnya. Selama Alus melakukan hal minimal, dia akan menerima kredit tambahan. Tentunya hal itu tidak akan mempengaruhi nilai keseluruhan yang akan diumumkan di akhir semester, namun itu hal sepele bagi Alus. Itu sebabnya ada alasan berbeda mengapa Alus enggan—atau lebih tepatnya, kritis—kepada Sisty.
"Selalu ada penjaga dalam jumlah tertentu yang disewa untuk festival kampus."
Kata Sisty, menjelaskan.
"Aku bertaruh. Bahkan perjalanan melintasi perbatasan pun bebas selama festival itu, kan?"
"Itu benar. Awalnya tidak banyak batasan, tapi pada saat ini, Institut dapat menetapkan Circle Port untuk akses langsung. Oleh karena itu, para penjaga selalu waspada, waspada terhadap pergerakan teroris atau organisasi Anti-Magicmaster, meski tanpa kehadiran mereka, festival sudah sibuk dan penuh masalah. Kami juga bisa memanggil personel militer tambahan untuk keamanan...." Sisty terdiam.
Pada titik ini, Alus kurang lebih bisa menebak apa yang dimaksud kepala sekolah. Atau lebih tepatnya, Alus dibuat menyadarinya. Bagaimanapun, Alus langsung pada intinya.
"Dan yang kamu maksud itu adalah aku."
Sisty menepuk tangan di depan wajahnya, tersenyum cerah melihat betapa pintarnya muridnya itu. Sisty bahkan memberi Alus tatapan menawan dan tampilan terbalik, seperti yang diharapkan dari perempuan licik, namun itu hanya isyarat yang dangkal. Usia Sisty dirahasiakan, namun Alus tidak cukup blak-blakan untuk menyebut Sisty terlalu tua untuk hal semacam itu. Alus merasakan rasa pahit di mulutnya dan memasang ekspresi kaku. Namun, betapa mudahnya Sisty menjelajahi dunia dengan melakukan gerakan seperti itu? Alus tidak bisa tidak memikirkan betapa bermanfaatnya menjadi seorang permpuan cantik. Menyadari kalu ini adalah tipuan lain dari Sisty, Alus melakukan perlawanan dengan mengantisipasi kata-kata selanjutnya.
"Kumohon. Bisakah kamu bergabung dengan keamanan kampus yang diselenggarakan para murid ini?"
"........"
Sudah jelas apa yang Sisty tanyakan. Momen mengheningkan itu bukan agar Alus bisa memikirkannya, Alus hanya berspekulasi apa rendahnya semangat para murid itu disebabkan oleh kualitas kepala sekolahnya. Pada akhirnya, menjadi sekuat Alus memiliki tanggung jawab yang cukup besar. Meskipun Alus mungkin memiliki satu atau dua hal untuk dikatakan tentang mendapatkan hasil yang singkat.
"Kumohon, aku akan membebaskanmu dari keharusan apapun untuk festival kampus ini.... ya?"
Alus masih mempertahankan ekspresi kakunya, namun bukanlah hal yang buruk jika dia bisa menghindari semua hal merepotkan itu. Rasanya seperti dia jatuh ke dalam perangkap kepala sekolah, namun dia memutuskan untuk mengabaikan pemikiran itu. Di suatu hari, kelas Alus mengadakan pertemuan tentang apa yang harus dilakukan, dan ide yang paling menonjol untuk itu adalah membuat kedai kopi. Di antara mereka ada kecantikan kelas atas, jadi tidak ada alasan untuk menghindari membuat kios berbasis layanan. Meski begitu, ide tersebut akhirnya ditolak.
"Jadi, apa yang terjadi dengan pengerahan personel keamanan paling andal yang dapat diminta dari militer itu?"
Kata-kata Alus itu membuat ekspresi Sisty menjadi cerah.
"....Apa itu bisa diartikan kalau kamu bersedia?! Terima kasih!"
Berikutnya, Alus mendengar Sisty berkata, "Cologne ini punya nama yang mencurigakan, tapi aku senang aku membelinya."
Dan segalanya mulai masuk akal. Ketika Alus masuk ke kantor, dia mencium aroma yang aneh. Aroma itu memiliki aroma bunga dan anehnya manis. Alus mengerutkan alisnya, namun memutuskan untuk tidak mempertanyakannya lebih jauh.... namun Alus harus menyangkalnya.
"Aku bisa dengar itu.... Dan aromanya tidak ada hubungannya dengan itu."
"Heeh, benarkah?! Tapi Cologne ini disebut Bewitching Garden...."
"Kamu itu seorang guru, jangan membeli produk mencurigakan seperti itu! Dan jangan mencobanya padaku!"
Sisty memiringkan kepalanya dengan bingung, sambil mengendus pergelangan tangannya.
"Saat aku mencobanya pada anak laki-laki lain, itu sangat efektif loh."
Mendengar ini membuat Alus merasa semakin lelah.
"Apa kamu itu sudah kehilangan akal sehat setelah terlalu bersemangat? Siapa yang menguji hal-hal seperti itu pada muridnya sendiri?"
"Aku hanya meminta mereka untuk melakukan beberapa hal untukku."
Sisty tertawa kecil, membuat Alus terdiam, hanya mampu mengangkat bahunya.
"Benar, kita sedang membicarakan tentang pengerahan personel militer. Hal ini menjadi permasalahan setiap tahunnya, tapi kami tidak ingin festival kampus terasa terlalu ketat. Jadi kami menghindari penempatannya di tempat yang menonjol, atau di tempat yang banyak lalu lintasnya. Mereka cenderung berpatroli di garis luar, berbagai hal yang seperti itu."
"Kalau begitu, itu artinya aku akan bekerja di dalam halaman kampus dan koridor di gedung utama."
"Yup, di sekitar bangunan utama akan ada banyak kios dan lain-lain. Yah, aku mengharapkanmu berjaga di tempat-tempat dengan banyak orangnya."
Alus mengartikan ini sebagai pekerjaan keamanan sederhana. Jika ada satu dalam sejuta kemungkinan terjadinya peristiwa teroris di lingkungan kampus, maka bukan murid lah yang menanganinya. Dengan kata lain, rencananya adalah menghilangkan semua risiko terlebih dahulu dengan menyerahkan pemeriksaan sebelum masuk kepada ahlinya. Menurut penjelasan Sisty, akan dilarang membawa barang berbahaya tanpa alasan yang jelas. Namun, acara tersebut akan dihadiri cukup banyak pengunjung untuk memenuhi satu kota, jadi mustahil untuk memeriksa semua orang dari dekat. Akan ada pendeteksi mana yang sederhana di pintu masuk, namun pendekteksi itu hanya bereaksi terhadap mana, jadi itu tidak sempurna. Selain itu, puluhan orang juga akan memeriksa barang-barang pengunjung.
Namun ada celah di dalamnya, karena AWR diperbolehkan masuk jika mereka memiliki izin khusus. Alasannya karena festival kampus mempunyai acara inti tertentu, dan AWR sangat penting untuk itu. Hal itu membuat keamanan semakin menyusahkan. Belum lagi Institut ini memiliki hubungan dekat dengan pihak militer, sehingga mereka tidak bisa tidak mengadakan acara tersebut karena diterima dengan baik oleh para personel militer, sehingga menjadi bagian yang tidak dapat dihindari dari festival tersebut.
Sejauh ini memang sempat terjadi perselisihan, namun tidak terjadi hal besar. Namun tahun ini mereka memenangkan Turnamen Sihir Persahabatan, sehingga nama Institut Sihir Kedua menyebabkan keributan di dalam dan di luar Negara Alpha. Mungkin akan ada rekor jumlah pengunjung tahun ini karena itu. Jadi pihak militer menjadi lebih berhati-hati dari biasanya, bahkan menyediakan beberapa pengintai yang berharga. Usai memberikan penjelasannya, Sisty menambahkan satu hal lagi.
"Kalau begitu, kamu bisa konsultasikan detailnya dengan Felinella-san."
"Maaf, apa katamu tadi?"
"Felinella-san adalah ketua komite manajemen kali ini. Aku yakin dia akan merasa bantuanmu meyakinkan, jadi permintaanku adalah membantunya."
Alus mengusap pangkal hidungnya dan memejamkan mata. Alus memang memiliki rasa bersalah karena pengunduran diri di tengah turnamen dan menyebabkan beberapa masalah pada Felinella. Alus juga tahu betapa kerasnya Felinella itu bekerja di turnamen. Pada akhirnya, Parfum Cologne Kepala Sekolah yang aneh atau sejarah manipulasi yang panjang tidak berdampak pada keputusan Alus.
Selain itu..... Sisty tidak akan pernah mengatakannya dengan lantang, namun Sisty bekerja cukup keras di belakang layar untuk mengatur nilai Alus dan saat Alus tidak menghadiri kelas. Jika mereka mengikuti aturan biasa, Alus harus mengulang satu tahun lagi, namun Alus lolos hanya dengan laporan karena Sisty secara pribadi menundukkan kepalanya kepada guru-guru veteran yang keras kepala. Tidak mungkin menolak perintah militer sejak awal, padahal Sisty bertanggung jawab atas semua masalah di Institut, jadi Sisty mungkin kesulitan melakukannya. Merasa sepertinya dirinya belum cukup meyakinkan, Sisty melanjutkan.
"Detail keamanan kampus bermanfaat bagi opini militer tentangmu setelah lulus...."
"Aku tidak peduli dengan itu."
"L-Lalu, bagaimana dengan area terlarang di perpustakaan Institut? Dan jangka waktu pinjaman tidak terbatas…. apa itu tidak cukup?"
Sisty memohon pada Alus. Aroma dari parfum Bewitching Garden tercium di udara....
......Namun Alus, yang kesal, mencoba menepisnya. Kalau dipikir-pikir, apa yang dilakukan salah satu dari Tiga Pilar saat bekerja sebagai Kepala Sekolah ketika dia tidak mendapatkan keuntungan apapun darinya? Alus bertanya-tanya tentang hal ini, namun kemudian mengingat pertemuan pertamanya dengan Sisty itu. Dan itulah sebabnya..... Alus meyakinkan dirinya sendiri. Itu pasti menjadi faktor penentunya.
"Hahh, baiklah. Jika aku ingat dengan benar, perpustakaan dari berbagai Institut bekerja sama dan meminjamkan buku-buku langka di antara mereka. Kalau begitu, kamu tidak keberatan akua memanfaatkannya sepenuhnya untuk alasan pribadi, kan? Dan juga, harap tambahkan buku penelitian baru ke perpustakaan."
"Ya, tentu saja. Jangan khawatir tentang itu!"
Dengan senyum cerah di bibirnya, Sisty melontarkan tanda V dengan jarinya. Sisty mengayunkan jarinya ke depan dan ke belakang seperti metronom, dan setelah Alus menghela napas untuk kesekian kalinya, diskusi mereka pun berakhir.
Keesokan harinya, ada pengumuman resmi melalui sistem penyiaran bahwa sudah waktunya mempersiapkan festival kampus. Kelas mengadakan pertemuan untuk membahas acara tersebut. Langkah pertama adalah memilih perwakilan, yang dimenangkan Alice dengan suara bulat. Loki tidak dipilih karena karakternya. Bagaimanapun, Loki memberikan kesan kaku dan sulit untuk didekati. Meski tidak selalu bersama Alus, Loki tidak menghadirkan suasana seseorang yang mudah meminta sesuatu dengan santai. Tesfia juga pernah menjadi kandidat, namun ternyata dia hanya mendapat sedikit dukungan di kalangan laki-laki. Singkatnya, akan merepotkan banyak dari mereka jika Tesfia adalah wakilnya.
Bagaimanapun, sebagian besar kandidat utama untuk sebuah kios berfokus pada layanan. Desain seragam murid perempuan memang penting, namun disimpulkan bahwa Tesfia kemungkinan besar akan menolak usulan desain apapun yang didasarkan pada keinginan laki-laki. Jadi fokus mereka berakhir pada Alice, yang populer di kalangan laki-laki dan perempuan. Belum lagi bagaimana Alice mendapatkan kepercayaan dari para murid setelah membuktikan dirinya di turnamen. Alice agak tidak nyaman berdiri di depan orang-orang, namun dia tidak punya pilihan selain menerima ketika diminta. Namun, tepat setelah Alice terpilih, caranya muncul dengan takut-takut dan takut di depan semua orang bahkan membuat Alus berkata, "Biasakan lah."
***
Tetap saja..... tiga hari itu terlalu lama.
Pikir Alus dalam hati, saat matahari mulai terbenam di ruang kelas.
Tiga hari telah berlalu sejak Alice terpilih sebagai perwakilan. Itu adalah waktu yang dibutuhkan kelas untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Alus bebas melakukan persiapan sebagai imbalan atas menjadi penjaga keamanan, namun Alus tetap harus menghadiri semua diskusi. Pada akhirnya, saran anak laki-laki tentang kedai kopi mendapat tentangan keras dari anak perempuan dan tidak dimasukkan dalam daftar saran. Hal itu sebagian karena mereka tidak bisa memanfaatkan sepenuhnya tiga gadis cantik di kelasnya, Tesfia, Alice, dan Loki. Di tengah diskusi, seseorang mengungkit bahwa ketiganya telah tampil luar biasa di turnamen tersebut sehingga mereka akan mengambil bagian dalam puncak festival kampus, yaitu pertarungan simulasi.
Pertarungan simulasi adalah alasan orang diizinkan membawa AWR. Awalnya mereka dimaksudkan untuk memamerkan hasil pelatihan Institut, menggunakan arena Institut sehingga mereka dapat dengan bebas bertarung melawan peserta Turnamen Sihir Persahabatan. Kurang lebih itu adalah tugas setiap orang yang memiliki rekor wajar di turnamen, dan Alus tidak terkecuali. Namun untungnya bagi Alus, dia sedang sibuk melakukan pekerjaan keamanan, jadi dia dibebaskan dari tugas itu. Felinella dan Kepala Sekolah mungkin memperhatikan Alus, namun Alus senang menerima pekerjaan keamanan itu telah membebaskannya dari hal semacam itu.
Kelas Alus akhirnya memilih untuk membuat galeri menembak. Para gadis memprotes semua ide anak laki-laki dan akhirnya menyetujuinya. Mereka mencapainya melalui proses eliminasi. Hal ini tidak mendapat dukungan penuh dari seluruh kelas, namun tidak banyak yang bisa menghalangi semangat para remaja itu. Meski begitu, karena kios mereka tidak memerlukan banyak personel, seluruh kelas akan dapat menikmati sisa festival, jadi mereka meyakinkan diri mereka sendiri bahwa itu tidak terlalu buruk.
Hal itu bertentangan dengan tujuan festival dan sangat tidak ambisius, namun.... mungkin itu tidak masalah. Tidaklah seperti masa muda yang mencoba mempertimbangkan segala hal yang diinginkan orang dewasa. Sebagai tambahan, kios-kios tersebut akan diberi peringkat berdasarkan jumlah total penjualan, persentase pengunjung kios, dan berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada mereka. Kelas nomor satu akan diberi keuntungan menempati sebagian tempat pelatihan selama setengah semester. Apalagi hasil penjualannya akan dibagikan ke kelasnya.
Tesfia memiliki kilatan di matanya, begitu pula para murid mandiri lainnya. Oleh karena itu, meski hanya sebuah galeri menembak, mereka akan memeriahkannya untuk menarik lebih banyak pengunjung. Dan mereka melakukannya dengan memanfaatkan alat-alat yang ada di kios tersebut. Sebagai keuntungan dari memenangkan turnamen, lebih banyak barang mengalir ke Negara Alpha. Diantaranya adalah mainan tidak biasa yang mulai populer. Mainan itu adalah peninggalan masa lalu yang disebut pistol.
Senjata itu belum dimodifikasi agar dapat digunakan di zaman sekarang ini sebagai senjata, melainkan telah diubah menjadi benda mirip mainan yang dikenal sebagai senjata mantra. Mainan itu berasal dari Negara Clevideet, dan ketika anak-anak menyukainya, penjualannya meledak. Itu adalah mainan yang memungkinkan siapapun menembakkan mana sebagai peluru. Tentunya, pelurunya telah dimodifikasi agar tidak lebih berbahaya dari penembak kacang. Kelas Alus memusatkan perhatian pada mainan-mainan ini, memutuskan untuk menggunakannya sebagai galeri menembak.
Bahkan setelah hal ini diputuskan, masih banyak yang perlu didiskusikan. Peluru mana menunjukkan sedikit perbedaan kekuatan tergantung pada jumlah mana yang digunakan, namun pertanyaannya adalah apa boleh meminta pelanggan untuk menggunakan mana mereka. Hal ini benar-benar mengawali perdebatan, dan perdebatan terus terjadi selama tiga jam. Semua itu dimulai tepat setelah kelas berakhir dan sekarang di luar sudah gelap. Alus sangat frustrasi sehingga dia berkata bahwa dirinya mengenal seseorang yang bisa meningkatkan senjata itu. Hal itu tidak seperti dirinya, namun Alus tidak tahan membuang waktu lagi. Di sebelahnya ada Loki, yang terus menutup matanya, namun Loki sendiri jelas merasa kesal. Yang dilakukan Tesfia hanyalah menghela napas lelah, menyerah untuk memberikan ide atau saran.
Dari sudut pandang Alus, dia bahkan tidak tahan lagi melihat Alice di atas panggung. Alice sebenarnya pemalu, namun sekarang Alice dengan panik mengumpulkan semua saran yang diberikan padanya, serta kritiknya. Pemandangan itu sungguh menyedihkan dan hampir membuat dia menitiskan air mata. Namun bukan seperti Alus menyatakan idenya itu secara tidak bertanggung jawab. Alus tidak suka memunculkan ide untuk memodifikasi benda yang menggunakan mana. Alus bahkan menganggap mainan populer ini agak menarik..... tentunya, orang yang Alus kenal yang bisa meningkatkan mainan itu adalah dirinya sendiri. Karena bagian dalam pistolnya kosong, tidak akan terlalu sulit atau memakan waktu terlalu lama untuk mengetahui strukturnya.
Jika masalahnya adalah pelanggan akan menggunakan mana mereka sendiri, maka Alus bisa saja meminta Sisty atau seseorang di militer untuk meminjam generator mana buatan. Dan jika itu tidak berhasil, ada satu di sudut Institut yang digunakan Loki untuk pelatihannya. Untungnya, pernyataan Alus mengakhiri diskusi yang sia-sia tersebut. Diputuskan bahwa setiap orang akan membawa barang pilihan mereka sebagai hadiah untuk galeri menembak itu. Setiap kelas mempunyai dana yang dialokasikan untuk itu, jadi selama mereka membeli senjata mantra dan rak untuk menyusun hadiah, semuanya sudah selesai. Rasanya seperti mereka mengambil jalan pintas, namun Alus tidak keberatan. Alus tidak pernah punya niat untuk menjaga kios itu sejak awal, dan kios itu tidak memerlukan banyak orang. Jadi apapun yang terjadi, tidak ada masalah yang akan kembali menimpanya saat Alus bekerja di bagian keamanan. Terlebih lagi, dengan cara ini persiapannya tidak akan berdampak pada latihan Tesfia dan Alice.
Namun, satu minggu kemudian..... Alus menyadari bahwa dia seharusnya membuang pemikiran itu ke tempat sampah. Hadiah yang bisa didapatkan oleh murid yang tinggal di asrama tidak akan berguna. Kebetulan, kalaupun ingin menggunakan anggarannya untuk membeli hadiah, entah kenapa dana itu akan kurang. Pertama, dibutuhkan lebih banyak uang untuk mendekorasi ruang kelas dan mendirikan kios dari yang diharapkan. Selain dekorasi dan bahan, para murid laki-laki dengan sembarangan membeli tujuh senjata mantra edisi terbatas yang populer. Mereka tidak bisa menyerahkan semua tanggung jawab kepada Alice, namun sungguh menyedihkan melihat Alice putus asa dalam segala hal karena kepribadiannya yang terus terang. Di saat yang sama, Alice juga harus terus berlatih. Bahkan sekarang, Alice dan Tesfia sedang belajar gila-gilaan, saat Alus meningkatkan ketujuh senjata mantra yang ada di sebelah mereka.
Alus mengajukan diri untuk melakukan modifikasi sendiri, namun begitu Alus benar-benar mulai bekerja, Alus mendapati senjata-senjata itu dirancang dengan buruk dan tidak ada ide baru yang nyata. Seharusnya sudah jelas baginya ketika dia diberi tahu kalau itu hanya mainan, namun mau tak mau Alus merasa kecewa, dan sekarang itu hanya pekerjaan terburu-buru baginya. Alus membongkar mainan itu dan memainkannya sambil melirik kedua gadis itu. Kedua gadis itu lebih sibuk dengan persiapan festival kampus daripada yang mereka harapkan, dan hal itu menghalangi kemajuan mereka dalam belajar. Alice khususnya berada dalam keadaan terjepit karena semua tanggung jawab yang dirinya ambil dan tidak ikut belajar sama sekali. Tesfia juga kesulitan berkonsentrasi, mungkin karena khawatir pada Alice, atau mungkin karena dia selalu buruk dalam belajar. Alus menghela nafas dan menyadari Loki sedang bersemangat membuat sesuatu.
"Hmm? Apa yang kamu sedang lakukan, Loki?"
"U-Umm. Itu.... aku sedang membuat scrunchie sederhana. Mereka membutuhkan hadiah sebanyak-banyaknya, jadi menurutku ini cukup."
"Scrunchie?"
"Umm, itu untuk menata rambut. Benda itu untuk ikat rambut."
"Jadi itu buatan tangan ya? Itu bagus."
Bahkan seorang amatir di bidang fesyen seperti Alus tahu bahwa Scrunchie itu cukup bergaya. Hadiah disediakan oleh para murid sendiri, namun Loki hanya punya sedikit barang pribadi, itulah sebabnya Loki memutuskan untuk membuatnya. Adapun dua orang yang seharusnya melakukan hal yang sama dengannya, perhatian mereka tetap teralihkan seperti biasanya. Tentunya, Loki bukanlah ahli dalam menjahit dan sejenisnya, jadi dia melakukan yang terbaik dengan manual yang ada.
"Aww, itu cantik. Bisakah kamu membuatkan satu untukku juga, Loki-chan?"
"Tapi rambutmu tidak cukup panjang untuk membutuhkannya."
"Ya, itu sebabnya aku akan menyimpannya untuk jaga-jaga."
Kata Alice dengan antusias, namun dia hanya menerima jawaban singkat "Tidak, terima kasih" sebagai balasannya. Setiap murid hanya perlu memberikan satu hadiah masing-masing, namun tampaknya hal ini sangat menantang.
"Jadi, apa yang akan kalian berdua lakukan?"
Alus bertanya pada kedua gadis itu, karena sudah menyerah untuk membuat mereka fokus pada pembelajaran mereka.
"Ya, apa yang akan kita lakukan mengenai hal itu? Alice, apa kamu tidak tahu cara merajut atau semacamnya?"
"Kamu juga tidak bisa merajut! Jangan membuatnya terdengar seperti aku satu-satunya yang tidak bisa berbuat apa-apa...."
"N-Ngomong-ngomong, mungkin ada seseorang yang tahu caranya yang bisa melakukannya untuk kita juga...."
Pembicaraan yang tidak ada gunanya.
Pikir Alus. Ini adalah situasi darurat, tapi bukan berarti mereka bisa bergantung pada orang lain. Saat itulah Tesfia menyerang Alus, mungkin memahami apa yang dipikirkannya.
"Kamu juga tidak tahu cara merajut, kan, Al."
"Aku jelas bisa melakukannya! Satu-satunya hal yang pernah aku jahit adalah lukaku sendiri. Bukan berarti aku pandai dalam hal itu."
"Aaaaaaaaahhh, aku tidak bisa mendengarnya." Kata Tesfia sambil menutup telinganya dan berteriak agar dirinya tidak bisa membayangkan pemandangan itu.
"Aku tidak terlalu memikirkan hadiahnya, tapi sesuatu yang ada di sekitar sini sudah cukup." Kata Alus.
"Itu tidak akan bisa." Protes Tesfia.
"Kita tidak bisa memberikan apapun yang akan memberikan citra buruk pada Institut."
"......!!"
Loki bereaksi terhadap perkataan Tesfia dengan melihat ke bawah ke ikat rambut yang dia buat. Loki tidak terlalu percaya diri, dan tiba-tiba berhenti bekerja.
"B-Bukan seperti itu maksudnya, Loki-chan! Fia mengatakan kalau memberikan barang bekas itu tidak bagus....."
Alice begitu bingung hingga dirinya hampir menangis, namun Loki dengan acuh tak acuh menjawab bahwa dirinya tidak keberatan.