Bonus Short Stories

 

KEPUTUSAN BENAR SEORANG PEREMPUAN BANGSAWAN

 

Di Institut Sihir Kedua, terdapat banyak murid dari keluarga bangsawan tertua dan terpandang. Bagaimanapun, tugas seorang Magicmaster adalah tugas mulia dalam melawan iblis yang mengancam umat manusia. Itu sebabnya tidak semua orang bisa menjadi salah satu dari mereka, karena bahkan orang yang berbakat pun harus melalui ujian yang sulit sebelum diizinkan untuk mendaftar. Dalam hal ini, mereka yang berasal dari kalangan bangsawan mempunyai peluang lebih besar, karena mereka mendapat dukungan finansial serta lebih banyak waktu untuk fokus pada pelatihan dan belajar.

Terlebih lagi, anak-anak dari keluarga bangsawan tersebut memiliki kecenderungan untuk berusaha menjadi Magicmaster di luar tradisi. Karena itu, para murid di tujuh institut di tujuh negara adalah permata yang belum terpoles, dipilih dari yang terbaik dari yang terbaik. Dan di Institut Sihir Kedua yang sangat dihormati.... gadis itu diharapkan memiliki masa depan yang cerah. Bahkan saat gadis itu berjalan cepat menyusuri lorong, dia terus tersenyum. Senyuman itu adalah senyuman yang sempurna, menyembunyikan kelelahan bukan hanya karena menjadi murid teladan dan pengawas asrama perempuan, namun juga dari ekspektasi yang terus-menerus ditimbun oleh semua orang padanya. Gadis itu dipuja oleh juniornya, dan teman-teman sekelasnya memperlakukannya dengan rasa hormat yang sama seperti yang mereka berikan kepada guru. Sikap semua orang di hadapannya sangat akomodatif ketika mereka mempertimbangkan dari keluarga bangsawan mana gadis itu berasal.

 

Nama keluarga gadis itu—Felinella—, Socalent, membawa banyak pengaruh di dalam Institut. Banyak Magicmaster kehilangan nyawa mereka di zaman sekarang ini, namun Vizaist Socalent, salah satu dari Tiga Pilar, membuat kemajuan luar biasa, dan dikenal sebagai salah satu dari tiga bangsawan besar di Negara Alpha. Dan putrinya tidak hanya diandalkan untuk menjadi teladan bagi para murid lainnya. Putrinya itu diharapkan berperilaku seperti gambaran seorang bangsawan. Namun Felinella tidak pernah sekalipun menganggap hal ini merepotkan. Bahkan, Felinella merasa bangga dengan semua perhatian dan kekaguman yang diterimanya. Namun karena itu, Felinella cenderung memikul banyak tanggung jawab. Memang benar, orang-orang yang benar-benar berbakat terkadang diangkat ke posisi tinggi oleh orang-orang di sekitar mereka, bahkan ketika mereka tidak menginginkannya. Saat ini, Felinella berada di ruang kelas yang tenang setelah jam kerja, dan penampilan anggun dari sebelumnya telah hilang. Felinella meletakkan dagunya di tangannya, dan menghela napasnya.

 

"Aku adalah murid tahun pertama lalu, jadi aku bisa menolaknya karena itu. Tapi tahun ini aku butuh alasan berbeda. Ketua panitia komite manajemen Festival Kampus.... kalau bisa, aku lebih suka mereka memintanya pada orang lain."

Kata Felinella sambil melirik teman masa kecilnya, Illumina.

 

Rencana untuk memikat Alus tidak melihat banyak kemajuan, karena waktunya dihabiskan untuk belajar sehari-hari dan membantu Vizaist dalam misi pengumpulan informasinya. Felinella bahkan jarang memiliki kesempatan untuk berbicara dengan Alus akhir-akhir ini. Dan saat itulah Felinella direkomendasikan menjadi ketua komite manajemen. Posisi tersebut sebenarnya tidak memerlukan pemungutan suara, namun tak seorang pun akan keberatan dengan Felinella. Hal itu praktis merupakan hal yang masuk akal di Institut. Keinginan Felinella sendiri hampir tidak berarti, dan dengan semua ekspektasi yang diberikan padanya, tidak ada bedanya dengan kekuatan dalam jumlah. Hal itu secara praktis merupakan permainan yang tetap. Belum lagi hal itu terjadi saat Felinella sedang berfantasi tentang ide menikmati Festival Kampus bersama Alus, jadi rasanya seperti sambaran petir. Felinella ingin menolak, namun jelas dia melanggar konsensus seluruh Institut. Itu sebabnya Felinella menginginkan alasan yang tepat. Jadi dia menaruh harapannya pada sahabatnya.

 

"Kamu tahu itu tidak akan terjadi."

Felinella tahu jawaban blak-blakan itu menyakitkan untuk didengar. Namun Illumina tahu Felinella tidak bisa mengkhianati kepercayaan semua orang. Hal itu karena jauh di lubuk hatinya, Illumina mengerti betapa cocoknya Felinella untuk itu. Murid tahun ketiga secara rutin dijadwalkan untuk mengikuti pelatihan militer, karena mereka akan ditugaskan setelah lulus, sehingga banyak yang bahkan tidak muncul di kelas. Selain itu, murid tahun ketiga yang sudah mendapat tawaran pekerjaan tidak punya alasan untuk menghentikan pelatihan mereka untuk mengambil posisi ketua. Akhirnya, Illumina dengan enggan menjulurkan lehernya untuk melihat perempuan cantik yang bermasalah itu.

 

"Posisi itu dipilih dari murid terbaik Institut, dan hanya kepada mereka yang berkelakuan baik. Kamu sudah tahu bahwa permintaan mereka hanya untuk pertunjukan. Selain itu, tidak ada ruang untuk berdebat, Feli. Kamu satu-satunya yang dapat menjaga kebersamaan para murid."

 

"Yang aku maksudkan adalah jumlah pekerjaannya yang banyak. Dan selama Festival Kampus aku akan terjebak di ruangan sempit."

Sebagai pemenang Turnamen Sihir Persahabatan, Festival Kampus Institut Sihir Kedua akan dikunjungi oleh banyak sekali pengunjung, dan tak seorang pun selain Felinella yang bersedia menerima tugas itu.

 

"Tapi kalau bicara soal peringkat, ada Loki-san juga. Murid lain tidak akan mengeluh jika itu dia...."

 

"Tidak ada yang lain selain keluhan. Karisma lebih penting daripada peringkat sebagai ketua. Belum lagi kamu menolaknya tahun lalu karena kamu sendiri masih tahun pertama. Selain itu, dia...."

Bahkan orang luar pun tahu bahwa Loki selalu melekat pada Alus. Gadis itu tidak mau mendengarkan apapun yang mereka katakan, dan akan menolak tawaran itu dalam sekejap. Alasan Illumina bertahan lama di sini adalah karena dirinya ingin membantu sahabatnya. Memikirkannya secara logis, tidak ada pilihan selain melakukannya. Felinella adalah satu-satunya yang bisa menjadi ketua, artinya Illumina akan menjadi pilihan yang tepat untuk asistennya.

 

"Feli, kamu punya beberapa adik kelas yang imut seperti Tesfia-san, Alice-san, dan Loki-san, jadi mengapa tidak ikut serta dan membantu sekali ini saja? Anggap saja itu sebagai membuat kenangan."

 

"Apa kamu yakin tidak mengatakan itu hanya karena kamu tahu aku tidak bisa menolaknya? Aku tidak tahu apa kamu sedang bersungguh-sungguh atau tidak."

 

"Yah, Alus meninggalkan turnamen di tengah jalan, jadi mengapa tidak meminta dia bekerja denganmu untuk Festival Kampus?"

 

"......! Kalau begitu aku akan menerimanya! Sebagai gantinya, kamu harus fleksibel dengan waktunya!"

 

"Kamu membuatnya terdengar seperti aku tidak punya pilihan untuk itu...."

Kata Illumina, menghela napasnya.

 

"Yah, itu tidak penting. Tapi kamu harus menyediakan waktumu sendiri."

 

Senyuman kembali terlihat di wajah Felinella saat dia berkata,

"Serahkan padaku!"

 

TUGAS PERTAMA UNTUK SESEORANG BERUMUR LEBIH DARI SERATUS TAHUN

 

Siapapun yang melihatnya akan menganggap penampilannya sedikit memaksa.

Kecuali gadis itu benar-benar kedinginan, gadis itu tampak seperti penjahat yang berusaha menghindari perhatian publik. Gadis itu mengenakan jubah merah longgar yang terlalu besar untuknya, lengan panjangnya menutupi lengan pendek dan kurusnya. Penampilanya itu adalah tampilan yang menonjol di pasar kecil di pusat kota.

Cara gadis itu berjalan dengan ujung kainnya yang terseret ke tanah membuat semua orang menatapnya dengan khawatir. Namun mengingat penampilannya yang masih muda, ada beberapa orang yang lewat bertanya-tanya apa gadis itu telah berpisah dari ibunya. Setiap kali mereka bertanya, Elise membungkuk dalam-dalam dan memberi mereka senyuman manis. Bahkan sekarang, seorang perempuan paruh baya yang baik hati memanggilnya dengan cemas.

 

"Tidak, mama masih di rumah.... aku akan keluar membeli roti, susu dan umm...."

Untuk saat ini, Elise memberi perempuan paruh baya itu jawaban seperti seorang anak kecil. Elise dengan sempurna meniru tingkah laku anak seusianya. Melihat senyuman polos itu langsung membuat perempuan penuh perhatian itu membalas senyumannya.

 

"Ara, begitukah? Apa ini tugas pertamamu? Dan di sinilah aku, mengira kamu tersesat.... jika ada sesuatu yang tidak kamu mengerti, kamu bisa bertanya saja padaku, oke?"

Kata-kata manis dan keibuan keluar satu demi satu dari mulut perempuan itu sambil tersenyum penuh kasih sayang. Sekarang setelah orang-orang memahami situasinya, orang-orang di sekitar gadis itu mulai santai. Mereka mulai menyemangati gadis kecil, Elise itu, dari kejauhan. Pada saat yang sama mereka memperlambat langkahnya. Orang-orang yang sedang berbelanja dengan hangat mengawasi gadis itu.

Tidak peduli toko mana pun yang Elise kunjungi, semua orang pasti akan sangat kooperatif terhadapnya. Jika Elise bilang dirinya lupa uangnya, penjual itu pasti akan tersenyum dan mengatakan bahwa Elise bisa mengembalikannya kapan saja. Saat Elise menjelajahi atmosfer itu, berpura-pura mencari toko yang dirinya incar, Elise merasa sangat pahit di dalam hatinya. Elise tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela napas frustrasi.

 

Brengsek?! Aku tahu aku seharusnya tidak menonjol, tapi aku benci kalau aku bisa dengan mudah mengandalkan cara seperti ini.

Elise memang datang ke sini mencari sesuatu. Dan cara yang Elise gunakan untuk bepergian dengan damai adalah dengan penampilannya. Jika Elise mengaku sedang keluar untuk suatu urusan, dia seharusnya bisa berbaur.... dan itu sebenarnya tidak salah dengan itu, namun Elise tidak mengira akan mendapatkan perhatian yang berbeda. Elise berharap dirinya bisa mengabaikannya, namun orang yang baik dan protektif tidak akan meninggalkan seseorang yang menggemaskan sepertinya sendirian.

 

".....Aku penasaran apa ini yang mereka sebut sebagai dosa....."

Elise akhirnya masuk ke sebuah toko, ketika sejumlah besar orang dewasa mengawasinya. Elise sebenarnya mengincar sebuah buku, dan buku yang langka, peninggalan tentang sihir. Itulah sebabnya Elise mencari toko barang antik agar dirinya bisa bertanya apa mereka punya buku tertentu. Namun toko yang Elise datangi itu malah toko roti kecil. Interiornya berpenampilan modern, dengan aroma roti yang baru dipanggang tercium di udara. Elise melihat sekeliling toko dan mengetahui situasinya. Elise tanpa sadar mengejang.

 

Apa yang aku lakukan di sini? Sepertinya aku terpikat oleh aromanya!

Ketika Elise berbalik untuk kembali ke luar, dia menemukan bahwa orang-orang dewasa telah berkumpul di dekat etalase dan mengawasinya. Saat Elise melihat ke arah mereka, mereka semua jelas-jelas mengalihkan pandangan mereka. Di saat yang sama, Elise merasakan kehangatan di udara. Mereka semua lega karena Elise telah mencapai tujuannya dengan selamat. Dari sudut pandangnya, hal itu sangat disayangkan. Elise merasa ingin mengungkapkan penyesalannya atas suasananya saat ini. Namun, Elise mendapati dirinya tidak bisa berbalik dan pergi.

 

Elise bisa merasakan bahwa pandangan yang tertuju padanya, baik di dalam maupun di luar toko, tidak mengizinkannya. Akhirnya, Elise mengarahkan senyuman hampa ke arah perempuan di kasir toko roti itu, dan berjalan ke arahnya. Sesampainya di sana, perempuan itu berbicara kepadanya, membungkuk di atas meja kasir, dan Elise menemukan dua 'Roti besar' di depan wajahnya. Hal itu juga membuatnya gelisah, namun tidak ada yang bisa dilakukan sekarang. Elise menarik tangannya dari lengan bajunya.

 

"Tolong dua croissant...."

Kata Elise, yang membuat perempuan itu tersenyum.

 

.....Tak lama kemudian, Elise diberi croissant yang baru dipanggang, serta beberapa roti tambahan. Dengan langkah singkat, Elise meninggalkan pasar. Para orang-orang yang mengawasinya melihatnya pergi, saling bertukar senyuman. Mereka dalam hati memuji satu sama lain atas pertimbangan mereka, dan tergerak serta puas dengan apa yang telah terjadi. Bagaimanapun, mereka telah membantu seorang gadis kecil itu mengambil langkah pertamanya menuju kedewasaan. Mereka bisa mengawasi gadis itu dari kejauhan, dan melihatnya mencapai tujuannya tanpa mereka perlu mengatakan apapun. Mereka kadang-kadang gugup, namun terus mengawasi gadis itu sampai akhir. Mata mereka tetap tertuju pada punggung kecil gadis itu sampai gadis kecil itu menghilang dari pandangan.... dan pasar itu kemudian kembali ke keadaan ramai seperti biasanya seolah-olah tidak terjadi apapun.