Thirty-Seventh Chapter : An Ominous Silence

 

Sebuah bencana secara rahasia terjadi pada saat yang sama dengan Turnamen Sihir Persahabatan Tujuh Negara. Bencana itu adalah iblis yang dikenal sebagai Devourer yang menyerap mana dengan kecepatan yang menakutkan. Keberadaannya menimbulkan bahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya yang akan mempengaruhi kelangsungan hidup umat manusia. Untuk mengatasi hal ini, pasukan elit dari Alpha dikirim ke Dunia Bagian Luar di luar perbatasan Negara Balmes. Terlepas dari banyaknya pengalaman mereka, Dunia Bagian Luar yang familiar telah berubah menjadi medan pertempuran yang tidak dapat diprediksi. Dan mereka berjalan menuju area berbahaya di mana musuh menakutkan telah menunggu.

Dan sekarang..... Alus, Lettie, dan pasukannya sedang menyaksikan lautan api merah mengubah hutan hijau menjadi abu. Mantra yang disempurnakan melampaui pengetahuan manusia, dan mengalahkan hukum fisika apapun. Terlebih lagi, ada dua orang Single Digit, elit dari para elit—mereka berdua yang berdiri di puncak ratusan ribu Magicmaster—yang telah merapal mantra. Kekuatan dan skalanya berada di puncak sihir. Detonation—mantra pemusnahan yang tersebar luas—begitu kuatnya sehingga ada batasan dalam penggunaannya. Selain sihir umum yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mantra yang digunakan oleh Magicmaster diklasifikasikan menjadi level pemula, level menengah, level lanjutan, dan level tinggi.

 

Namun sebenarnya ada juga pengecualian yang diklasifikasikan sebagai mantra pamungkas. Hal ini menunjukkan tingkat kesempurnaan yang memerlukan segala macam faktor untuk digabungkan. Mereka berada pada batas yang bisa digunakan manusia dan paling dekat dengan apa yang digunakan iblis. Jika menyangkut kekuatan penghancur saja, Detonation berada pada level sihir pamungkas, meninggalkan mantra lainnya. Saat mantra itu mengubah sekelilingnya menjadi abu, mantra itu terus menelan semua yang ada di dalam apinya. Dalam sekejap mata—api telah menyebar lebih jauh dan melahap semua yang terlihat. Nyala api itu tanpa ampun dan tanpa pandang bulu.

Udara menjadi sangat panas bahkan mencapai Alus dan yang lainnya, dan membuat wajah mereka memanas. Salah satu anggota pasukan menunjukkan perhatian dengan memasang penghalang untuk menghalangi panas. Selaput sihir yang menyerupai kaca buram memiliki semburat merah, saat nyala api berkobar di belakangnya. Rapalan ganda Detonation oleh Alus dan Lettie juga menciptakan gelombang kejut yang kuat. Gelombang kejut itu mengguncang pepohonan dan membuat dedaunan beterbangan. Tentunya, pohon-pohon tersebut juga tidak dapat bertahan terhadap ledakan semacam itu. Jika dilihat dari atas, pepohonan itu pasti tumbang satu sama lain seperti kartu domino. Angin bertiup masuk membawa aroma tanaman hijau dan juga terbakar.

 

Lettie menatap api yang tak pernah padam itu dengan puas. Namun Alus merengut dan berbicara, "Seperti yang diharapkan, aku tertinggal dari seseorang yang mahir dalam hal itu."

 

Lettie memiliki afinitas pada atribut api dan berspesialisasi dalam sihir ledakan. Jadi bakat dan kemampuannya unggul dalam mantra semacam ini. Karena itu, meskipun Alus mengunggulinya, Alus tidak akan mengalahkan Lettie di atribut unggulan Lettie itu sendiri. Meskipun mereka berdua menggunakan mantra yang sama, indra tajam Alus menyadari bahwa kemampuan Lettie sedikit di atas kemampuannya. Namun Lettie berbalik dan memberinya senyuman masam.

"Kalaupun ada, harga diriku hancur. Mantra itu secara teknis berada pada level yang sama. Memangnya seberapa kuat yang mau kamu keluarkan?!"

 

"Tidak seperti yang kamu katakan itu. Berkatmu, sekarang ada lahan kosong di depan kita."

 

Mungkin Alus harus menganggap kata-kata Lettie sebagai pujian. Jika menyangkut hal itu, mengungguli Lettie akan sulit. Setelah aksi singkat dari daya tembak yang luar biasa itu, Alus angkat bicara untuk mengakhiri suasana ringan itu.

"Yah, itu tidak masalah. Lebih penting lagi..... langkah selanjutnya!"

 

Mantra telah ditembakkan pada beberapa orang mencurigakan yang dianggap sebagai Magicmaster. Dan seperti yang diduga—mantra itu tidak akan cukup untuk membunuh mereka. Alus telah menggunakan indra keenamnya untuk memastikan bahwa lapisan pertahanan telah dibuat di sekitar target mereka. Lapisan itu berbentuk bola yang sangat besar, dan dalam kondisi yang lebih baik, lapisan itu mungkin bisa dilihat dari tempat mereka berada.

 

Lapisan itu hanya dimaksudkan untuk menjaga mereka tetap terkendali, tapi sepertinya mereka tidak mengalami banyak kesulitan dalam memblokirnya.

Tanpa memperlihatkan keheranannya, Alus memerintahkan serangan kedua dimulai.

 

"Aku sudah menunggu kata-kata itu, Kapten!" Sajik berkata dengan penuh semangat.

 

"Kami siap." Tambah Mujir.

Di sebelah Sajik ada binatang petir yang dengan mudah melampaui tingginya. Agak jauh dari sana, Mujir melihat seekor ular beracun yang dikenal sebagai Hydra melayang di udara di dekatnya. Sekilas kedua makhluk itu tampak seperti iblis, namun sebenarnya mereka adalah makhluk yang dipanggil yang diwujudkan melalui mana Sajik dan Mujir. Atas isyarat Alus—keduanya mengulurkan tangan mereka.

 

Setelah diberi perintah, binatang petir itu dengan terampil melompati rerimbunan pohon dan berubah menjadi listrik untuk mendekati sasarannya dalam sekejap mata. Sementara itu, ular itu menggeliat melewati pepohonan. Keduanya bergerak dengan kecepatan tinggi, tidak menunjukkan tanda-tanda akan terhenti oleh rintangan yang menghalangi mereka. Keduanya bisa menggunakan sihir pemanggilan tingkat lanjut, dan binatang petir serta ular adalah makhluk pemanggil yang sangat kuat. Alus tahu mereka berdua elit, namun sejujurnya Alus terkejut karena Sajik dan Mujir bisa mengendalikan kedua makhluk itu sambil memberi perintah kepada anggota lainnya.

"Satu lagi sebagai tambahan..... Tembak!"

 

Saat berikutnya, anggota pasukan yang tersisa menembakkan mantra ke langit. Tak satu pun dari mantra itu yang terlalu kuat karena takut  mantra itu akan membatalkan satu sama lain, namun tujuannya adalah untuk menghancurkan musuh dengan jumlah yang banyak. Dan sihir menghujani target dengan akurasi sempurna. Namun, suara gemuruh yang keras kemudian membuat udara bergetar. Meskipun jaraknya jauh, serangan itu mencapai Alus dan yang lainnya, mengguncang suasana di sekitar mereka.

"Apa yang telah terjadi?!" Lettie bertanya.

 

"Sihirnya dibatalkan....."

Kata Alus. Dia memindai ingatannya untuk mencari kemungkinan mantra itu. Mantra yang bisa membatalkan mantra dan menciptakan gelombang kejut yang mengguncang udara sedikit mempersempitnya. Alu merasakan sakit kepala, saat dia menyadari nama mantra yang sesuai dengan kriteria.

 

Jadi mereka itu memang Kurama. Itu lebih merepotkan dari yang kukira. Tidak disangka mereka bahkan bisa menggunakan hal tabu..... tidak, mantra dilarang untuk penggunaan biasa.

Mantra yang Alus ingat hampir tidak pernah digunakan, namun mantra itu sedikit berbeda dari hal tabu. Mantra itu memiliki kekuatan yang luar biasa, namun bahkan membatalkan mantra sekutunya. Karena itu, mantra itu dipandang tidak ada gunanya dalam pertarungan kelompok dan namanya telah dihapus dari ensiklopedia mantra.

 

Kenyataannya, Alus pun baru melihat namanya sebelumnya. Di masa lalu Alus mendapat izin untuk melihat database lengkap semua mantra yang pernah terdaftar di ensiklopedia mantra, dan hanya sedikit yang tersisa di ingatannya. Namun, semua anggota pasukan saling bertukar pandangan tercengang. Dan siapa yang bisa menyalahkan mereka untuk itu? Selain itu, mereka mungkin tidak tahu apa yang terjadi.

 

Lettie, mewakili kelompok tersebut, bertanya kepada Alus, "Apa maksudnya itu? Aku tidak tahu bagaimana musuh berhasil melawan hujan mantra itu."

 

"Aku kira kau bisa menyebutnya sebagai mantra yang menghancurkan mantra lainnya.... bagaimanapun juga, mantra itu adalah mantra yang cocok untuk penjahat."

Semua orang selain Lettie tidak yakin apa mereka mengerti atau tidak, namun Alus merasa dirinya sudah menjelaskannya dengan cukup baik.

 

Sekarang..... apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Lawan mereka itu selamat dari Detonation dan membatalkan hujan mantra itu. Pasti ada seseorang yang kuat bahkan di Kurama di antara mereka. Jika mereka bertarung dengan kelompok Kurama itu sekarang, mereka akan membuang-buang mana, yang akan menyebabkan mereka harus meninggalkan pembasmian Devourer itu.

 

"Jadi musuhnya memang Kurama. Jika mereka bisa memblokir Detonation, aku rasa bukan sebuah kebohongan kalau mereka bisa menyaingi Single Digit. Tapi.... kita tidak mendapat banyak peluang untuk melawan seseorang yang setara dengan kita."

Kata Lettie sambil tersenyum tanpa rasa takut.

 

Dia ini memang penyuka pertarungan.

Alus menghela napas, menatapnya dengan dingin. Alus tidak berpikir Lettie akan melakukan sesuatu yang bodoh, namun Alus memutuskan untuk menegaskan kembali tujuan mereka pada Lettie itu.

 

"Asal kau tahu saja, kita tidak melawan mereka sekarang. Jika mereka membalas kita, itu tidak masalah, tapi Devourer itu adalah prioritas utama kita. Jika tidak, kita akan melihat tumpukan mayat."

 

"Ya, ya, aku paham itu."

Lettie berpura-pura tertawa, seolah mengatakan itu semua hanya lelucon, namun Alus melihat rasa ingin tahu dan semangat di mata Lettie itu. Sepertinya hati Lettie itu membara dengan keinginan untuk melawan musuh yang kuat.

 

"Jika kau hanya ingin melawan mereka, ajukan permintaan kepada Gubernur Jenderal. Dan dia mungkin akan bilang tidak."

Tambah Alus. Tidak ada orang waras yang akan mengirimkan seorang Single Digit untuk keperluan lain dalam situasi seperti ini, setidaknya selama itu adalah operasi gabungan antar negara, dan memang demikian. Di tengah obrolan kosong mereka, Alus tiba-tiba merasakan tubuhnya tertekan. Perasaan itu itu bukanlah sesuatu yang samar-samar seperti intuisi. Perasaan itu jelas merupakan sesuatu yang mendekat dari jauh—dan dengan cepat.

 

"——!"

Beberapa saat kemudian, Lettie juga menyadari sejumlah besar mana terbang ke arah mereka. Anggota pasukan mereka juga membuat keributan. Di balik pepohonan ada kehadiran mana yang luar biasa datang ke arah mereka. Mengingat skalanya, mana besar itu jelas merupakan serangan balik dari kelompok Kurama itu.

 

Kupikir aku bisa mengisi ulang mana yang aku habiskan untuk Detonation sebelumnya.

Berbeda dengan anggota pasukannya yang sedang menguatkan diri, Alus melangkah ke depan dan mengulurkan tangannya.

 

"Aku akan mengurusnya."

Kata Alus sambil menyarungkan AWR-nya, karena Alus tidak akan membutuhkannya. Melihat Alus menaruh AWR-nya ity, semua orang memandangnya dengan curiga. Namun mereka masih menaruh kepercayaan padanya. Lettie mundur selangkah untuk memberinya ruang, dan mengawasi semuanya.

 

Mengingat kelas iblis itu, pada akhirnya aku harus menggunakannya, dan mereka mungkin akan mengetahuinya nanti.

Kemampuan spesial Alus adalah mana yang memakan mana. Kemampuannya itu dianggap informasi rahasia, namun semua orang di sini adalah prajurit dari Alpha. Terlebih lagi, hal itu tidak bisa dihindari dalam situasi ini. Jadi Alus memutuskan untuk menggunakannya di sini, karena hanya masalah waktu saja sebelum mereka semua mengetahuinya. Tentunya, Alus hanya menunjukkan hasil penyerapannya; Alus tidak akan menjelaskan cara kerjanya. Selain itu, Alus berencana memulihkan mana yang telah dirinya keluarkan sebelumnya.

 

Meskipun kemampuan spesialnya sangat kuat dan berguna, kemampuannya itu memiliki kekurangan yang rumit. Karena mana itu memiliki kemauannya sendiri, membiarkan mana itu menyerap terlalu banyak akan memaksa Alus untuk lebih fokus menjaga mana itu agar tidak lepas kendali. Namun jika Alus menggunakannya hanya untuk menyerap jumlah mana yang dirinya keluarkan sebelumnya, maka hal itu tidak akan menjadi masalah. Alus mengulurkan tangannya, saat tebasan angin besar itu mendekat. Bilah angin itu membelah pepohonan dan dahan dengan mudah, namun saat menyentuh tangan Alus, bilah itu tersedot ke dalamnya. Kekuatan tebasan angin itu telah menghilang, dan yang tersisa hanyalah angin lembut yang membelai ujung jarinya.