Thirty-Third Chapter : The Depth of Darkness from Blind Faith

 

Tepuk tangan meriah bisa terdengar hingga di ruang tunggu. Tepuk tangan itu adalah tanda bahwa pertandingan Tesfia dan Alice telah berakhir. Loki sedang bersiap-siap di pintu masuk. Loki mengenakan pakaian luar yang asing, dan memegang kedua ujungnya sambil memeluk dirinya sendiri. Pakaian itu terlihat mirip dengan apa yang disediakan oleh militer, namun lebih pendek, hanya sampai di pinggangnya. Karena tidak ada lengan bajunya, pakaian itu lebih seperti jubah. Saat Loki mengikatkan gesper di lehernya, Loki melihat ke bawah ke jubahnya. Kepala sekolah telah merancang itu agar Loki tidak lagi mempertimbangkannya. AWR-nya bisa jadi sangat berat jika jumlahnya banyak. Sejauh ini, Loki tidak membutuhkan banyak pisau, namun di pertandingan berikutnya Loki tidak bisa bersikap mudah pada lawannya.

Jubahnya cukup tebal, dan bagian dalamnya dilapisi tali dan saku. Pisau yang dikemas rapat juga cukup berat namun Loki tidak menunjukkan tanda-tanda akan mempedulikannya. Loki sudah terbiasa dengan hal itu. Selain itu, Loki tidak terlalu lemah sehingga dirinya akan mengeluh tentang hal itu. Mungkin ada yang bertanya-tanya bagaimana lengan kurusnya bisa begitu kuat, namun bagi Loki, hal ini berada dalam kisaran beban yang bisa dirinya bawa sehari-hari. Loki merentangkan tangannya untuk melihat bagaimana rasanya. Seperti yang diharapkan dari pakaian yang dibuat khusus, pakaian itu tidak menghalanginya sama sekali. Itu berkat panjangnya yang pendek dan fakta bahwa pakaian itu hanya menutupi separuh lengannya, menjamin kebebasan bergerak. Loki melakukan pemeriksaan kepuasan terakhir.

 

"Loki-san, aku tidak banyak berguna untuk mendapat informasi lawanmu itu, tapi semoga beruntung."

Felinella, yang berdiri di sampingnya, berkata dengan nada meminta maaf. Sebenarnya Felinella belum bisa mendapatkan informasi apapun tentang lawan yang dihadapi Loki. Namun itu bukan kesalahan Felinella atau kesalahan murid lain dalam mengumpulkan informasi. Hanya saja lawan Loki itu mengakhiri pertandingannya dalam sekejap, mencegah siapapun mendapatkan informasi yang layak. Felinella ahli dalam mengumpulkan informasi, namun Felinella tidak bisa menyusup ke hotel lawan Loki itu dan mendapatkan informasi yang Felinella inginkan.

 

"Itu tidak benar. Itu hanya berarti dia cukup kuat dan tidak cukup bodoh untuk menunjukkan tangannya. Aku hanya harus melihatnya sendiri di pertandingan nanti. Tapi hasilnya sudah jelas."

 

Felinella terkejut melihat Loki begitu banyak bicara dan tidak takut, namun dia juga merasakan beban di pundaknya.

"Jangan memaksakan diri."

 

"Itu tergantung lawanku. Selain itu, misi memang satu hal, tapi menurutku tidak mungkin bersikap sembrono di atas panggung dengan semua mata tertuju padamu."

 

"Itu benar, tapi...." Kata Felinella, namun dia menelan sisanya.

 

"Ini sudah waktunya. Kami akan memeriksa mereka berdua."

Kata Felinella sambil melihat ke layar terdekat. Yang terlihat di sana adalah Tesfia dan Alice yang dibawa dengan tandu.

 

"Aku ragu mereka akan mampu bertarung dengan baik di final." Kata Loki.

 

"Sepertinya begitu."

Loki mencatat bahwa mereka berdua telah menunjukkan kekuatan melebihi kemampuan mereka. Mereka berdua benar-benar berusaha sekuat tenaga. Loki merasa jengkel karena mereka berdua bertarung tanpa mempertimbangkan masa depan, namun Loki bertanya-tanya apa dirinya bisa melakukan hal yang sama dalam pertandingannya sendiri. Setelah itu, Loki berdiri di dekat pintu masuk, bersandar di dinding yang dingin dan memejamkan mata, menunggu namanya dipanggil.

 

Pertandingan ini adalah pertandingan di mana Loki benar-benar tidak boleh kalah. Tentunya, Loki ingin mematuhi instruksi Alus, namun lebih dari itu—Loki bersumpah akan menang. Loki merasa sampai saat ini dirinya belum bisa melakukan apapun sebagai partner Alus. Tidak seperti Alus tidak mengakuinya, namun kurangnya kekuatan Loki itu tidak bisa disangkal. Alus memberikan alasan bahwa mereka berdua harus berpisah untuk misi ini, dan bahwa misinya kali ini terlalu sulit untuk membawa Loki bersamanya. Namun meski begitu Loki ingin berada di sisi Alus, berharap bisa memberikan hidupnya untuk Alus jika saatnya tiba. Loki tidak ragu tinggal bersama Alus. Jika ada, Loki akan berada dalam kebahagiaan. Namun Loki tahu dalam kondisinya saat ini, Alus melihatnya sebagai seseorang yang harus dilindungi.

Loki selalu ingin berguna baginya. Itu sebabnya, Loki tidak ragu-ragu menjadi tembok untuk melindungi Alus. Citranya tentang posisi partner ideal adalah selangkah di belakangnya. Namun berada di posisi mana dia sekarang? Ketika Loki memikirkan hal itu, punggung Alus terasa semakin jauh. Dan lagi—Loki telah melakukan yang terbaik untuk tidak melampaui batasannya dan menahan diri untuk tidak bersikap keras kepala. Itu karena keberadaan Alus terlalu luar biasa..... tidak, mungkin itu hanya alasan. Sejak Loki menjadi partnernya, hidupnya menjadi sangat memuaskan. Mungkin saja Loki tidak mau menyerah pada situasinya saat ini.

 

Aku benar-benar egois. Tapi meski begitu.....

Tapi meski begitu—Loki baik-baik saja dengan itu. Ada janji indah yang menantinya setelah dirinya menang. Dan Loki akan mengamankan kemenangan itu, apapun yang terjadi. Dan yang terbaik dari semuanya, Alus sendirilah yang menawarkannya. Aku berjanji akan membawamu dalam misiku, kata Alus. Alus menyerahkan misi ini kepada Loki karena Alus mempercayainya. Alus telah memberinya tembok yang harus diatasi karena Alus mengharapkan Loki untuk mengatasinya. Jadi wajar saja jika Alus membalasnya dengan cara yang sama. Itu sebabnya Loki harus menang.

 

Itu sebabnya Loki harus menjalankan misinya. Suara dari kejauhan nama Loki dipanggil oleh penyiar mencapai telinganya, dan Loki perlahan membuka matanya. Ada tekad yang tak tergoyahkan dalam dirinya. Loki menyipitkan matanya karena cerahnya hari itu, namun Loki terlalu fokus untuk mendengar sorak-sorai yang meledak-ledak.

Alus-sama tidak akan memberiku tembok yang tidak bisa dipanjat.

 

Loki pernah menghadapi tugas-tugas yang hampir mustahil sebelumnya, namun Loki telah menyelesaikan semuanya atau berada di atas puncak. Tentunya Alus mempercayakan misi ini pada Loki karena Alus pikir Loki bisa menang. Dengan pemikiran itu di benaknya, Loki mulai dengan cepat membuat rencana dan strategi. Loki memasang wajah berani di depan Felinella, namun tetap berhati-hati, mengetahui siapa yang dirinya lawan. Jika lawan berikutnya hanyalah lawan biasa, tidak ada gunanya memanggil sebagai tembok yang harus dilewati untuk Triple Digit seperti Loki.

Lawannya berikutnya adalah Fillic Argan. Fillic adalah murid dari Single Digit Rusalca, Jean Rumbulls, peringkat No. 3. Dari sedikit informasi yang berhasil mereka kumpulkan, Fillic adalah seorang Triple Digit dengan kemampuan Double Digit. Sementara itu, Loki berada di peringkat terbaik dekat No. 100, namun Loki belum mencapai Double Digit. Loki menerima ini dengan tenang, karena dia tahu dirinya mendapatkan lebih banyak kekuatan dibandingkan sebelumnya. Kekuatan lawannya tidak diketahui, namun Loki tidak diminta untuk melawan Single Digit.

 

Tidak masalah jika lawannya itu lebih kuat darinya. Di turnamen ini, bukan pihak yang memiliki mana atau mantra lebih kuat yang menang. Memang benar, orang terakhir yang bertahanlah yang akan menang. Sebagian besar pertarungan antar Magicmaster biasanya ditentukan dengan memberikan kerusakan fatal pada lawan. Hal ini adalah sesuatu yang paling dirasakan selama pelatihan dan pertarungan simulasi. Dengan sakit kepala yang ditimbulkannya, mereka tidak dalam kondisi untuk merapal mantra.

Jadi haruskah Loki mengambil langkah pertama? Jawabannya adalah tidak. Bahkan tanpa memperhitungkan fakta bahwa kemampuan Fillic adalah Double Digit, Fillic memenangkan jalannya ke turnamen utama tanpa menunjukkan tangannya, jadi Fillic tidak akan kalah semudah itu. Jadi mengekspos tangan Loki sendiri adalah hal yang mustahil. Loki perlahan berpindah ke tempat yang ditentukan, dan akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap lawannya untuk pertama kalinya.

 

Fillic Argan. Seorang murid tahun pertama dari Institut Sihir Pertama Rusalca. Bentuk tubuhnya mengingatkannya pada Alus, namun auara di sekitarnya jelas berbeda. Meskipun Fillic memasang senyuman yang menyegarkan, kebencian meresap melalui topeng itu, dan Fillic melihat ke arahnya dengan tatapan garang. Dengan waktu kurang dari dua menit sebelum pertandingan, yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu hingga sinyal dimulainya pertandingan itu berbunyi. Atau begitulah yang Loki pikirkan.

 

"Sungguh mengecewakan. Alus'-sama' itu melarikan diri pada menit terakhir, bukan?"

Suara Fillic mencapai telinga Loki, dan dia mengangkat alisnya sebagai jawaban. Kata-kata Fillic itu mengandung sarkasme. Dan caranya dengan tidak menyenangkan menambahkan '-sama' itu jelas-jelas mencoba memancing Loki dengan cara mencemoohnya.

 

"Dan di sini aku berharap untuk menunjukkan kepada semua penguasa negara, Peringkat No. 1 itu akan berjuang keras melawan Triple Digit dari Rusalca."

 

"Itu mustahil bagimu. Kau seharusnya senang karena kau tidak akan merasa terlalu malu karena itu."

Loki dengan dingin menyipitkan matanya saat melihat orang bodoh menyedihkan yang tidak memahami kehebatan Alus. Tepi bibirnya itu berubah menjadi senyuman mengejek.

 

"Haha, aku tidak bisa membayangkan untuk menang melawan peringkat No. 1. Tapi setidaknya aku memiliki peluang lebih baik saat melawan Jean-san."

Saat Loki menyebut nama itu, ekspresi Fillic berubah.

 

"Orang itu.... seharusnya bukanlah orang yang harus duduk di singgasana No. 1. Aku tidak tahu bagaimana orang itu bisa melakukannya, tapi jelas itu dilakukan dengan cara yang kotor. Tampaknya Alpha sangat pandai menggeliat dalam kegelapan seperti serangga."

 

Fillic melanjutkan, bahkan tidak berusaha menyembunyikan cibirannya lagi.

"Melihat peringkat No. 1 itu tidak mau bertarung melawan murid Jean-sama akan menimbulkan keraguan pada gelar yang terhebat itu. Itu sebabnya ini sangat mengecewakan! Aku tidak pernah berpikir orang itu akan menjadi penakut..... dan bersembunyi di belakang seorang gadis! Aku memuji atas keberaniannya itu."

 

Ada nada kesal dalam suara Fillic saat dirinya terus mengejek Alus. Fillic pernah mendengar dari Jean bahwa gadis di depannya adalah partner Alus, namun tidak peduli seberapa banyak pelecehan yang Fillic lakukan padanya, gadis itu bukanlah Alus sendiri. Mengapa Fillic begitu terobsesi dengan posisi Jean? Alasannya terletak empat tahun yang lalu. Saat itu, Fillic tinggal di sebuah kota di daerah terpencil Rusalca. Terlahir di kelas bawah dan di lingkungan yang buruk, Fillic mencari nafkah dengan mencuri, bakatnya dalam sihir membantunya dalam pekerjaannya. Saat Fillic menggunakan sihirnya untuk kejahatan dan mengumpulkan kesuksesan, Fillic akhirnya menjadi yakin kalau dirinya selalu bisa melarikan diri, apapun yang terjadi.

Namun akhir itu datang tiba-tiba. Fillic akhirnya merasakan kekalahan. Semuanya terjadi dalam sekejap. Sihir yang Fillic banggakan tidak berpengaruh, dan Fillic tidak menyadari kalau dirinya telah ditangkap sampai pipinya menempel ke tanah. Dan hal itu tidak lain karena Jean, yang keluar ke pedesaan untuk melakukan inspeksi, yang menangkapnya. Tiba-tiba, Jean memutuskan untuk menginterogasi Fillic, mengetahui keadaannya dan memperhatikan bakat sihirnya. Jean sudah menjadi Magicmaster kelas satu pada saat itu, dan sihir otodidak Fillic tidak akan berguna padanya.

 

Namun Fillic memang punya bakat untuk itu, dan sejak saat itu Fillic berada dalam perawatan Jean. Berkat Jean, Fillic bisa masuk institut. Ditambah dengan fakta bahwa Jean melatihnya dari waktu ke waktu, yang bearti Jean telah menjadi orang yang tak tergantikan baginya. Fillic melihat Jean sebagai Magicmaster yang ideal dan bekerja keras setiap hari untuk mengejarnya. Bagi Fillic, Jean bukan hanya penyelamatnya; Jean juga orang yang mengajarinya cara hidup dan mengarahkannya ke arah yang benar dalam hidup. Itu sebabnya Fillic tidak percaya—atau lebih tepatnya—seseorang seumuran dengannya yang memiliki peringkat yang lebih tinggi dari Jean.

Akhirnya, ketika Fillic mulai berlatih lebih banyak dengan Jean dan pergi ke Dunia Bagian Luar, Fillic mendengar rumor dari anggota pasukan mereka yang lain tentang bagaimana Alpha memalsukan peringkat No. 1 mereka. Sejak saat itu, Fillic mulai mempertanyakan apa peringkat yang Jean punya melalui evaluasi yang adil, atau jika Alus telah mencuri tempat yang selayaknya darinya. Berbeda dengan kata-katanya yang penuh kebencian, Fillic tersenyum tanpa cela. Dengan kata lain, Fillic memakai topeng untuk pertunjukan sambil mengejek Loki. Loki selalu bersikap tenang, namu Loki merasa tidak tahan lagi karena Alus terus dikritik.

 

"Kau tidak diberitahu apapun, kan? Aku rasa kau tidak begitu berarti bagi Jean-san."

Fillic mungkin belum pernah mendengar kalau Alus telah pergi menjalankan misi. Dan jika Alus mengatakan itu adalah misi yang sulit, misi itu pasti sesuatu yang luar biasa. Melihat sekeliling tempat tersebut, nampaknya jumlah penjaga di sekitar penguasa juga berkurang. Dengan kata lain, misi itu adalah insiden tingkat nasional, dan mungkin melibatkan lebih dari sekedar Alpha. Loki samar-samar memahami hal ini, namin jika Fillic tidak memahaminya, maka..... hanya itu yang ada dalam dirinya.

 

Sekarang giliran Loki yang mencibir, senyuman sedingin es muncul di wajahnya yang tanpa ekspresi, dan Loki mengangkat jarinya.

"Kau salah memahami satu hal. Bahkan jika kau melawan Alus-sama, orang sepertimu bahkan tidak akan bisa melihat sedikit pun kekuatannya. Itu berarti Alus-sama memutuskan kalau aku sudah cukup untuk lawan orang sepertimu."

 

Pernyataan berani itu membuat pelipis Fillic berkedut, namun ekspresi Fillic itu tetap tidak berubah.

"Namamu Loki-san benar..... aku akan melontarkan kata-kata itu kembali padamu. Seseorang sepertimu tidak akan menjadi lawan yang layak bagiku, meski sangat disayangkan..... tapi ini baik-baik saja dengan caranya sendiri. Kau telah dilatih oleh Alus'-sama' itu , bukan?"

 

"........"

Bahkan pemikiran untuk menjawabnya membuat Loki merasa jijik, dan Loki menatap Fillic dengan tatapan dingin.

 

"Jadi aku akan memenangkan ini dengan caraku untuk memuaskan diriku sendiri. Ini juga akan membantu membuktikan keunggulan Jean-sama, dan dengan membuatmu kalah secara memalukan dan memperlihatkan sejauh mana kemampuanmu, hal itu akan menunjukkan kalau Alus'-sama' itu tidak punya bakat apapun."

Fillic menutup mulutnya dengan telapak tangannya, namun dia tidak lagi berencana menyembunyikan rasa permusuhannya. Penampilan Fillic mungkin menarik banyak gadis. Namun yang jelas ada yang salah dengannya. Loki merasa mual di perutnya.

 

Namun Loki juga melihat sisi lain dari dirinya. Sifat sebenarnya dari sisi buruk itu adalah ketergantungan dan keyakinan mutlaknya pada orang lain yang meracuni pemikirannya itu untuk meremehkan orang lain. Loki juga menghormati, mengagumi, dan mengabdikan dirinya pada Alus. Jadi Loki bisa memahami sikap Fillic itu sebagai orang lain yang sangat menghormati Magicmaster lain. Namun, Loki tidak memandang rendah Single Digit lain sebagai orang yang tidak berguna seperti Fillic itu.

Bisa dibilang Loki tidak tertarik pada mereka, namun Loki punya hubungan dengan Lettie yang merupakan sesama Single Digit seperti Alus di Alpha, dan sebagai seorang perempuan, Loki juga merasa iri padanya.... meskipun Loki menyimpannya untuk dirinya sendiri. Semua hal dipertimbangkan, Loki memastikan untuk memberikan setidaknya rasa hormat minimum kepada semua Magicmaster dengan sedikit kekuatan, terutama jika mereka adalah Single Digit seperti Alus. Terlebih lagi, perasaannya tidak akan berubah meskipun Alus bukan seorang Magicmaster Single Digit. Berada di sisi Alus saja sudah cukup. Jadi peringkat, bakat, dan status Alus berada di urutan kedua. Bagi Loki, sikap dan cara berpikir Fillic tidak normal. Bagi Loki, cara berpikir seperti itu terasa ekstrem. Jadi, satu-satunya hal yang membuat Loki merasa jijik adalah rasa nilai-nilai Fillic yang menyimpang dan kesombongannya yang tak terkendali. Tanda yang menandakan dimulainya berbunyi, namun baik Loki maupun Fillic tidak bergerak.

 

"Jean-sama ini, Jean-sama itu.... apa sebenarnya kau itu.... penyuka sesama jenis?"

Kata-kata itulah yang mengawali pertandingan. Senyuman Fillic perlahan memudar saat dirinya mengarahkan tatapan mematikan ke arah Loki. Semburan mana berputar-putar dengan Fillic sebagai pusatnya dan segera menyebar ke tanah. Fillic sepertinya mengatakan tidak akan ada belas kasihan bagi Loki setelah menyentuh sesuatu yang terlarang. Loki membungkuk, mengeluarkan mana, siap bergerak kapan saja.

 

Loki mengarahkan pandangannya pada lawannya sehingga dirinya bisa bereaksi apapun yang terjadi. Namun ketika Loki melihat lawannya itu—dia melihat lawannya dengan tangan kosong dan tidak ada AWR yang terlihat. Fillic mengayunkan lengan kanannya ke samping dan membuka telapak tangannya. Untuk sesaat, Loki merasa seperti dirinya melihat bayangan di kaki Fillic itu bergerak.... tidak, bayangan itu benar-benar bergerak. Sebuah lingkaran hitam muncul di bawah telapak tangan Fillic yang terbuka, dan bayangan itu berubah menjadi cairan gelap dan muncul seolah-olah telah diberi kehidupan. Cairan itu berubah dan berputar dalam bentuk kerucut, ujungnya menjulur ke arah tangannya. Fillic mengepalkan tinjunya seolah-olah sedang meraih sesuatu, dan bayangan itu menghilang seperti air dari permukaan datar.

 

"......." Loki menatap bayangan itu.

Objek yang terselubung dalam bayangan itu terungkap. Di tangan Fillic tiba-tiba ada pedang panjang. Pedang itu agak terlalu besar untuk dipegang dengan satu tangan, namun sepertinya pedang itu bukanlah senjata biasa. Pedang itu berwarna hitam pekat, seolah-olah terwujud dari kebencian itu sendiri, dengan kotoran di beberapa tempat di seluruh permukaan bilahnya. Pemandangan itu membuat tanda peringatan muncul di kepala Loki. Senjata itu bukanlah senjata biasa, dan formula sihir yang terukir di atasnya hanya membuktikannya. Pedang itu adalah pedang yang aneh.