Thirty-Sixth Chapter : The Two Encounters

 

Alus dan yang lainnya meninggalkan markas Balmes saat fajar keesokan harinya. Kelompok mereka itu berisi Alus, Lettie, Rinne, dan dua belas orang lainnya dari pasukan Lettie, dengan total lima belas orang. Namun Alus memasang ekspresi ragu sebelum mereka pergi.

"Kami  tidak membutuhkan siapapun untuk mengantar kami pergi, dan dari semua orang, mengapa Gubernur Jenderal ada di sini?"

 

"Itu seharusnya perkataanku. Kenapa kau belum pergi?" Berwick membalas.

 

Alus memelototinya, seolah berkata, Menurutmu memangnya ini salah siapa? Namun Berwick tidak bereaksi sama sekali, berpura-pura tidak tahu.

"Itu hanya berarti keberadaan Kurama akan menjadi gangguan."

 

"Serahkan saja itu padaku. Mereka tampaknya belum mengambil tindakan apapun.... tidak, aku rasa kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan itu."

 

"Itu berati kami harus mengurus semuanya. Jadi begitu para Single Digir lainnya tiba, suruh mereka tetap waspada."

 

"Aku memang berniat melakukannya." Kata Berwick.

Alus menghela napasnya, dan Berwick menyeringai.

 

"Itu mengingatkanku, Alus, para murid itu mengikuti turnamen utama, bukan? Apa kau bagaimana kelanjutannya?"

 

"Kau mau mengungkit itu sekarang? Yah, aku tidak khawatir dengan hasilnya, jadi aku akan meminta mereka memberitahuku ketika aku kembali."

 

"Hmm, menurutku itu yang terbaik."

 

"Lalu? Aku bisa membayangkan kalau kau melihat pertandingan Alice."

 

Wajah keriput Berwick tersenyum. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan di sana. Aku sudah mencatat semua pertandingan Institut Sihir Kedua, dengan kualitas terbaik juga. Aku memberi perintah tegas kepada bawahanku, jadi aku akan mendapat pandangan dari semua sudut. Aku telah mengumpulkan teknologi terbaru untuk kesempatan ini. Aku memberikan upaya ekstra pada pertandinganmu, sehingga kualitasnya akan jauh lebih tinggi daripada yang dimiliki manajer turnamen. Hahaha."

Alus ingin melihat hasil pelatihan mereka juga, jadi Alus memutuskan untuk berpura-pura tidak menyadari penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Berwick.

 

"Sebaiknya biarkan aku melihatnya juga. Menurutku kau terlalu tua untuk menjadi tidak dewasa."

 

"Aku bukannya tidak masuk akal. Jadi aku bisa yakin untuk menunjukkannya kepadamu."

 

Orang tua menyebalkan ini.

Pikir Alus. Berwick tidak memiliki anak sendiri, jadi Berwick mungkin melihat Alice sebagai seorang cucunya. Meski dia tidak terlihat melakukannya, Berwick selalu mengawasi Alice. Alus mengetahui hal ini setelah kenyataan tersebut, namun Berwick memiliki sikap adil dalam penerimaan Alice di Institut. Cara Berwick hidup kembali seperti orang lanjut usia yang menyaksikan momen besar cucunya. Namun metodenya agak ekstrem.

 

"Yah, pikirkan saja itu." Jawab Alus dengan santai.

 

Namun ekspresi Berwick berubah serius.

"Saat kau kembali dalam keadaan utuh, aku akan mempertimbangkannya."

 

Alus tampak kesal karena Berwick hanya 'Mempertimbangkannya'. Sejujurnya, Alus terlalu jengkel untuk membalasnya.

"Baiklah, kami harus pergi."

 

"Aku serahkan itu padamu."

 

"Kami akan menangani masalah ini, tapi....."

 

"Ya, aku tahu." Kata Berwick.

 

"Aku akan memastikan negara lain tidak melakukan intervensi."

 

"Yah, kami akan menyelesaikan semuanya sebelum itu."

Kata Alus, dan mereka berpisah. Setelah itu, kelompok Alus tersebut menerobos angin saat mereka menuju tujuan, menjauh dari penghalang Menara Babel, dan akhirnya tiba di Dunia Bagian Luar. Melihat pemandangan indah di hadapannya, Alus menghela napasnya.

 

Kukira aku tidak akan berada di sini untuk melihat dunia ini lagi jika bukan karena misi ini.....

Berbeda dengan cuaca di dalam penghalang yang sesuai dengan kenyamanan umat manusia, perubahan di sana adalah perubahan cuaca yang nyata. Hari ini jelas dan menyegarkan. Di balik penghalang itu terdapat dunia lain—dunia nyata. Sudah lama sejak terakhir kali Alus merasakan sensasi ini, dan Alus menarik napas dalam-dalam saat intuisi Magicmaster lainnya kembali padanya.

 

"Baiklah, ayo kita pergi. Saatnya membasmi monster ini."

 

"Tidak ada jaminan kalau itu monster."

Kata Alus serius. Alus mengatakan ini berarti bahwa Devourer itu mungkin tidak diklasifikasikan sebagai Ogre. Biasanya, iblis yang lebih mirip manusia dan berjalan dengan dua kaki disebut sebagai Ogre, atau terkadang monster. Tentunya, Lettie tidak bermaksud menyebutnya sebagai Ogre itu. Hal itu hanya sebuah ungkapan kiasan, namun tampaknya Alus tidak memahaminya. Lettie merasa bingung saat melihat ekspresi Alus sejenak, sebelum menyadari kalau Alus salah paham untuk itu. Dan Lettie mulai tertawa karenanya.

 

"Allie, kamu terlalu serius untuk itu..... itu hanya sebuah kiasan."

 

".....Semoga saja kau tidak membuat keadaanmu menjadi kacau."

 

"Oh! Tapi jika keadaan berbalik pada kita, kamu sebagai kapten juga akan melakukan hal yang sama."

 

"Itu..... tidak akan terjadi."

 

"Ya......"

 

Rinne mengangkat bahunya saat dirinya memperhatikan mereka berdua.

"Kalian berdua tampak cukup tenang."

 

"Tentu saja." Kata Alus.

 

"Aku belum pernah berusaha keras untuk melenyapkan iblis sejauh ini."

 

".....Begitulah adanya. Allie, setelah ini selesai, Vanalis yang selanjutnya."

 

"Aku tahu.... oh, ada sesuatu yang seharusnya aku katakan sebelum kita pergi. Semuanya berhenti sebentar."

Wajah anggota regu menegang saat mereka memandang Alus.

 

"Setelah pembasmian ini selesai, kalian semua dapat membagi bagian hadiahku."

 

"——!! Seriusan? Hadiah untuk melenyapkan sesuatu yang diperkirakan setidaknya SS-Class bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh loh." Kata Lettie padanya.

 

"Terlebih lagi dengan keterlibatan negara-negara lain...."

 

"Aku yakin begitu. Tapi aku tidak berencana bekerja secara gratis. Aku akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik daripada uang."

Alus tersenyum penuh arti, namun para anggota regu itu tidak mempedulikannya saat mereka bersorak. Saat Kapten mengambil bagian terbesar dari hadiah dalam pembasmian itu, penyerahan bagiannya berarti hadiah anggota regu akan meroket.

 

Mereka tentunya bangga mengabdi pada negaranya sebagai Magicmaster. Namun mereka masih membutuhkan uang untuk peralatan dan biaya hidup. Sudah menjadi sifat manusia untuk berbahagia atas apa yang bisa mereka dapatkan. Pada akhirnya, sangat sedikit yang tertarik dengan apa yang dimaksud Alus dengan 'Sesuatu yang lebih baik' itu. Sajik sebenarnya meneteskan air liurnya saat membayangkan uang itu akan digunakan untuk apa.

 

"Baiklah, ayo pergi. Saatnya berburu.”

Anggota regu tersenyum buas saat mendengar kata-kata Alus itu. Semangat kelompok berpakaian hitam naik saat mereka berjalan menuju tanaman hijau yang melimpah, berlari dalam formasi berlian dengan Alus di depan mereka. Di tengah-tengah formasi berlian itu adalah Rinne, dengan Lettie di sampingnya sebagai wakil kapten dan pengawal.

 

"Seperti yang diharapkan, Balmes telah melakukan pembasmian di sini." Kata Alus.

Mereka sudah melakukan perjalanan cukup jauh sekarang, namun belum bertemu satupun iblis. Secara praktus juga tidak ada tanda-tanda apapun. Melihat Rinne tidak bereaksi, Alus tahu tidak ada iblis di dekat mereka.

 

"Tapi tetap saja....." Kata Alus.

 

"Aneh rasanya tidak ada penampakan mereka sama sekali."

Alus mengangguk mendengar suara Lettie yang keluar dari alat penerima suara di telinganya itu.

 

"Para iblis kemungkinan besar menjaga jarak dengan naluri. Mungkin mereka takut dimakan, atau mungkin mereka benar-benar dimakan. Bagaimanapun juga, bukan iblis A-Class biasa yang menguasai area ini."

Iblis kelas tinggi cenderung menguasai area dan iblis kelas rendah mematuhinya. Dan tidak seperti binatang liar, iblis tidak perlu makan untuk hidup. Jadi meskipun para iblis kelas rendah takut pada iblis A-Class atau lebih tinggi, mereka biasanya tidak menjaga jarak sejauh ini. Namun para iblis menjaga jarak dari target. Alus curiga itu berarti target mereka tidak mau repot-repot mencoba memerintah, namun malah melahap jenisnya sendiri. Jika kecurigaan Alus itu benar, berarti iblis itu sangat agresif dan serakah.

 

Dengan kata lain.....

Ketika mereka mencapai titik tengah, Rinne menunjukkan sedikit reaksi. Alus segera mengetahui hal ini, dan Alus memberi perintah kepada pasukannya untuk berhenti bahkan sebelum Rinne bisa memberitahu Alus itu. Pasukan itu mempertahankan formasi dan mengawasi sekeliling mereka sementara Alus menghampiri Rinne, terkesan dengan kemampuannya.

 

"Ada empat orang 500 meter di utara dari sini, dan satu orang lagi agak jauh dari mereka, jadi totalnya ada lima orang. Mungkinkah mereka adalah orang-orang yang selamat dari Balmes?"

Rinne melaporkan temuannya, dan menanyakan pertanyaan yang mulai direnungkan oleh pasukan. Alus tidak bisa langsung mengatakannya, namun tiba-tiba dia merasakan sensasi yang aneh.

 

.....Kami sedang diawasi?

Alus pikir dirinya bisa merasakan tatapan mata tertuju padanya dari suatu tempat.

 

"Rinne-san, berapa banyak detail yang bisa kamu ketahui?”"

Alus bertanya pada Rinne tentang sosok di utara. Lettie menatap Alus dengan penuh arti. Lettie kemungkinan besar merasakan sensasi yang sama seperti yang Alus rasakan. Alus menyuruh Lettie untuk menunda hal itu dengan matanya, dan menunggu jawaban Rinne.

 

"Mereka memakai jubah yang agak kasar. Tapi berdasarkan penampilan mereka, mereka pasti adalah Magicmaster."

 

"Sangat tidak wajar untuk orang-orang yang selamat." Kata Alus.

Rinne mengangguk, dan lebih fokus. Semua sosok itu mengenakan jubah yang panjangnya mencapai kaki, dan tudung yang menutupi wajah mereka, sehingga mustahil untuk mengetahui jenis kelamin mereka. Dua orang di antara mereka berdiri di dahan pohon besar, berjaga-jaga. Satu orang sedang bergerak menuju dua orang di dahan pohon besar itu. Rinne menyimpulkan bahwa mereka pasti berkelompok.

 

Rinne kemudian menutup satu matanya untuk sengaja menurunkan jumlah tampilan yang dirinya kendalikan. Penglihatannya diperbesar, membuatnya bisa melihat lebih dekat pada orang yang sendirian itu. Ketika Rinne melakukan ini, dia bisa melihat semacam AWR tergantung di pinggul orang tersebut. Mendengar ini, Alus mulai berpikir. Jika mereka benar-benar orang-orang selamat, Alus tidak tahu mengapa mereka masih berada di Dunia Bagian Luar. Jika hanya ada satu dari mereka, itu akan menjadi satu hal; namun dengan lima orang, mereka seharusnya bisa bergerak.

Alasan untuk tidak bergerak..... mungkin ada yang terluka, atau mungkin mereka terikat dengan semacam mantra.

 

Menyadari keraguan Alus, Sajik dan Mujir memberinya saran.

"Jika mereka selamat, haruskah kita menyelamatkan mereka?" Sajik bertanya.

 

"Tidak, bukankah lebih baik menunggu dan melihat apa yang terjadi?"

Kata Mujir menambahkan. Pada saat berikutnya, formula sihir pada bola mata Rinne mengatur ulang dirinya sendiri dengan kecepatan yang memusingkan, dan Rinne mengeluarkan suara teriakan yang teredam.

 

"......?! Ada yang aneh. Dua orang yang berada di atas dahan pohon itu tampaknya tidak melakukan pertarungan apapun. Yang satu memakai jubah merah dan agak kecil.... dan yang lainnya mungkin laki-laki berdasarkan fisiknya."

Jika mereka ada orang-orang yang selamat, mereka pasti sudah berada di hutan ini selama dua minggu. Mengapa mereka tidak melaporkan misi mereka kembali? Sebaliknya, skenario terburuk yang disebutkan oleh Vizaist dan Berwick muncul di benak Alus.

 

"Bagaimana menurutmu, Allie? Mungkinkah mereka berasal dari negara lain?"

Lettie bertanya pada Alus.

 

"Mungkin tidak, mereka terlalu cepat. Belum lagi kita telah mendengar sesuatu tentang hal itu melalui Berwick."

Alpha akan memulai dengan sendirinya. Itulah yang telah ditetapkan oleh Cicelnia dan Berwick, dan mereka akan memastikan para penguasa lainnya mengikuti hal tersebut.

 

"Jadi....."

Lettie akhirnya menerima kenyataan dan mengucapkan nama yang membuat semua anggota regu mengerutkan kening mereka.

 

"Apa menurut itu Kurama?"

 

"Itu sangat mungkin terjadi..... tapi aku tidak ingin menyebar kelompok ini untuk melihat apa yang akan mereka lakukan."

Tepat setelah Alus mengatakan itu....

 

"Tidak mungkin!!"

Rinne berteriak, dan ketika semua orang menoleh ke arahnya, suara sesuatu yang pecah terdengar. Rinne berlutut dan menutup matanya untuk mengurangi rasa sakit itu. Air mata mengalir dari sela-sela jarinya. Lettie menompang Rinne dari samping, namun sebelum Lettie sempat bertanya apa yang terjadi—

 

"Sepertinya tepat sasaran." Kata Alus.

Alus telah melihat formula sihir pada bola mata Rinne yang tersebar seperti hancur berkeping-keping. Rinne mengamati sosok berjubah merah dari belakang. Namun, sosok itu telah berbalik dalam sekejap dan menatap mata sihirnya dengan sikap bermusuhan. Dengan kata lain, targetnya telah menyadari Eye of Providence milik Rinne itu. Dan karena itu, efeknya hancur seperti yang Rinne katakan sebelumnya, akibatnya Rinne kehilangan penglihatannya untuk sementara.

 

"Rinne-san, apa kamu baik-baik saja?"

 

"Aku benar-benar ketahuan oleh orang berjubah merah itu!! .....Maafkan aku, Alus-sama, penglihatanku tidak akan pulih untuk sementara waktu."

 

"Berapa lama?"

 

"Berkisaran dari tiga puluh menit sampai satu jam. Beruntungnya, aku hanya melihatnya melalui satu mataku."

 

"Hanya untuk memastikan saja—bisakah kamu mengetahui seberapa kuat seseorang melalui matamu itu?"

 

"Mata ini tidak memiliki kemampuan seperti itu. Tapi.... ini pertama kalinya aku diperhatikan dengan jelas. Jelas ada niat membunuh dalam tatapannya itu."

 

".....Jadi begitu, niat membunuh ya?"

Butuh seseorang selevel Alus dan Lettie untuk menyadari adanya mata sihir. Jadi lawannya kemungkinan besar setara dengan Single Digit. Saat ini, mereka berada di utara Negara Balmes, dan relatif dekat dengan Negara Hydrange. Single Digit Negara Hydrange itu adalah seorang pemuda bernama Kurokel Ifertas. Dia pernah menghadiri konferensi para penguasa, jadi Alus tahu seperti apa penampilannya: dia ramping, membawa-bawa buku, dan tampak lebih tertarik pada sisi ilmiah. Berdasarkan tinggi badannya, dia tidak cukup pendek untuk disebut kecil. Jadi kemungkinan besar dia bukanlah orang yang mengenakan jubah merah itu.

 

Negara Hydrange mungkin masih menyembunyikan seseorang pada level yang setara dengan Single Digit, namun kemungkinannya kecil. Dan juga tidak mungkin negara-negara lain karena alasan yang sama dan lokasi mereka saat ini ada di sana. Informasi yang diterima Alus dari indra keenamnya mendukung kecurigaannya. Kemampuan pendeteksiannya tidak sehebat mata sihir Rinne, namun dari pengalamannya, Alus mengetahui bahwa ada satu lagi yang levelnya sama dengan Single Digir selain sosok berjubah merah itu. Dua orang kuat yang tidak terhubung dengan negara mana pun telah berkumpul di wilayah bermasalah di Dunia Bagian Luar. Mereka itu pasti Kurama, organisasi tempat Gagareed mengajukan permintaannya.

 

"Jadi memang begini jadinya."

Kata Alus dengan jengkel. Gubernur Jenderal dan Vizaist sudah terlambat.

 

"Kapten, haruskah kita menghindari pertempuran dan mengendalikannya sesuai rencana?" Mujir bertanya, tetap tenang, namun ada Rinne yang perlu dipikirkan juga.

 

"Alus-sama, aku akan baik-baik saja. Aku tetaplah seorang pengintai. Walaupun aku kehilangan penglihatanku, aku masih bisa melihat. Dan itu tidak seperti aku hanya mengandalkan Eye of Providence saja."

Rinne tidak berbohong untuk itu. Itu adalah kebenaran yang ada. Alus khawatir Rinne tidak akan bisa berjalan sendiri, namun kekhawatiran itu tidak perlu. Alus mengambil keputusan cepat, dan dengan senyuman yang hampir jahat, Alus memberikan perintahnya.

 

"Kita akan melancarkan serangan pertama..... tembakan untuk membunuh. Seseorang di level Single Digit tidak akan mati karenanya. Tapi aku tidak bisa mengatakan apapun tentang yang lemah."

Seperti yang diharapkan dari pasukan elit, kelompok itu tidak menunjukkan tanda-tanda kehilangan keberanian. Malah, mereka bersemangat, beberapa bahkan membiarkan mana mereka bocor.

 

Apa yang mereka incar..... apa mereka hanya melihat apa yang terjadi? Apa pembatalan permintaan tersebut tidak sampai kepada mereka? Atau apa mereka mengabaikannya sepenuhnya? Yah, tidak perlu ada belas kasihan terhadap penjahat yang hanya ingin membuat nama mereka terkenal dan memeras pemberi permintaan untuk mendapatkan imbalan.

Alus berpikir mereka tidak perlu bertarung melawan dua orang kuat dari Kurama. Jika mereka ingin menghadapi para iblis, mereka juga ingin menghindari pertempuran sia-sia. Karena pihak Kurama telah memperhatikan mata sihir itu, mereka tahu bahwa Alus dan yang lainnya ada di sini. Jika mereka ingin bertarung, mereka akan langsung datang sambil menerjang mereka, namun ternyata tidak, dan juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan bergerak. Mereka mungkin akan menimbulkan masalah bagi diri mereka sendiri, namun Alus akan mampu mengatasinya. Alus menganggap bahwa para iblis akan menyadari ketidaknormalan tersebut, namun mereka tidak akan bisa melancarkan serangan mendadak pada iblis S-Class itu. Alus hanya ingin menghindari serangan mendadak dari para iblis. Dan mata sihir Rinne sangat penting untuk itu. Jadi mata Rinne itu membutuhkan waktu tiga puluh menit untuk pulih dengan membatasi gerakan Kurama.

 

"Jika kita ingin menembak mereka, kita harus menggunakan itu."

Kata Lettie sambil tersenyum nakal. Alus mempunyai firasat buruk tentang hal ini, dan merengut pada Lettie, namun anggota pasukan yang mendengarnya mengangkat telinga mereka.

 

"Kau hanya mau serangan kombinasi, bukan?"

 

"Kenapa tidak? Hal itu benar-benar akan meningkatkan semangat tahu."

Alus menyerah, saat Lettie tersenyum. Keduanya yang menggunakan mantra yang sama akan bersinergi satu sama lain, karena penggunaan mantra yang atributnya berbeda secara sembarangan dapat menyebabkan keduanya saling berbenturan.

 

Mantra yang dimaksud Lettie adalah mantra tingkat tinggi yang disempurnakan dari prinsip dasar, membuatnya mudah digunakan, dan Alus juga telah melakukan penyesuaian tambahan pada itu. Di Alpha, hanya mereka berdua yang bisa menggunakannya dengan benar. Mantra itu adalah salah satu favorit Lettie, dan Lettie suka menggunakannya kapan pun dirinya bisa. Namun, karena wilayah tersebut terbentang begitu luas dan cenderung merombak medan di sana, Gubernur Jenderal biasanya hanya akan menepuk jidatnya sendiri saat melihat itu.

 

"Kau sungguh suka tampil mencolok."

Mendengar persetujuan Alus, anggota regu lainnya mulai merasa bersemangat karena kegembiraan.

 

"Kalian bersiap untuk gelombang kedua!"

Alus mengeluarkan AWR dari pinggulnya, menuangkan mana ke salah satu cincin rantainya, membuat formula sihirnya menyala. Sementara itu, Lettie mengangkat tangan kanannya, bagian belakangnya menghadap ke arahnya, dan melengkungkan empat jarinya. AWR-nya berbentuk cincin, dan untuk misi ini Lettie memakai satu di tangan kanannya dan dua di tangan kirinya. Cincin yang agak mentah itu keseluruhannya diukir dengan formula sihir. Yang ada di tangan kirinya dimaksudkan untuk membantunya untuk merapal mantra, sedangkan yang di sebelah kanannya mengaktifkan mantranya. Kali ini Lettie juga memakai gelang di pergelangan tangan kanannya.

 

"Kita tidak harus spesifik dengan koordinatnya, kan? Kita akan meledakkan seluruh area..... apa kamu siap?" Lettie bertanya.

 

"Kapan pun kau siap."

Alus menggunakan indra keenamnya untuk memastikan kembali keberadaan kelompok itu, menyadari kalau tidak perlu menahan diri. Ada lima di antaranya, namun Alus memutuskan untuk mengincar dua di antaranya. Alus tidak repot-repot menentukan koordinatnya lebih detail. Atau lebih tepatnya, mengingat sifat sihirnya, hal itu tidak perlu dilakukan. Keduanya menuangkan mana dalam jumlah besar ke dalam AWR mereka dan formula sihir mereka masing-masing menyala.

 

"‹‹Detonation››"