Twenty-Second Chapter : Selection Matches

 

Turnamen Sihir Persahabatan Tujuh Negara. Turnamen itu adalah event tahunan terbesar antara Institut Sihir di semua negara. Para murid yang akan menjadi Magicmaster masa depan mewakili Institut mereka saat mereka berkompetisi dengan teknik terlatih mereka. Dan karena setiap institut tersebut didukung oleh pajak, turnamen ini juga berfungsi untuk memamerkan para murid unggul dan kekuatan nasional mereka. Tentunya, ide utamanya adalah persaingan antar negara dengan mempertaruhkan martabatnya. Karena turnamen ini dimaksudkan sebagai kompetisi keterampilan antar Magicmaster pemula, turnamen ini berbentuk pertandingan sederhana. Dengan kata lain, pertempuran. Namun mengingat tujuan dari seorang Magicmaster, hal itu seharusnya merupakan simulasi melawan iblis.

Kenyataannya, para kontestan didesak untuk menganggap pertandingan tersebut sebagai pertarungan melawan Iblis sesuai dengan peraturan—namun politik terlibat dalam segalanya. Dan turnamen ini tidak terkecuali. Pada akhirnya, sebagai turnamen antar murid, menjadi ajang persaingan antar bangsa. Hasil turnamen tak sekadar menambah gengsi nasional. Hal itu juga membantu untuk mengiklankan institut negara pemenang kepada mereka yang ingin menjadi Magicmaster, dan semua negara bekerja dengan penuh semangat untuk meningkatkan nilai mereka di mata masyarakat.

 

Pemenang turnamen menerima kejayaan dan segala macam bonus, yang cenderung semakin mencolok seiring berjalannya waktu. Pengunjung yang menghadiri turnamen ini meningkat setiap tahunnya, dan terlebih lagi, turnamen ini disiarkan di seluruh negara, menjadikannya event yang menghibur dan meriah yang dinanti-nantikan oleh warga di mana pun. Selama konferensi penguasa, negara-negara memiliki motif yang berbeda-beda ketika mereka secara resmi mengumumkan pengakuan mereka atas pembukaan turnamen. Namun hampir tidak ada warga biasa yang mengetahui hal ini. Mereka sangat antusias dengan event tahunan tersebut.

 

* * *

 

Mengesampingkan hiruk pikuk semua negara.....

Begitu Alus kembali dari konferensi para penguasa, dia segera mengerjakan penelitian yang ditinggalkannya. Liburan musim panas akan segera berakhir, dan dia harus memanfaatkan sisa waktu yang dia miliki sebelum semester baru. Pada siang hari, Alus melatih Tesfia, Alice, dan Loki dalam pertarungan langsung. Dan kemudian Alus mengabdikan dirinya untuk penelitiannya hingga larut malam.

 

Menjelang akhir agustus, Alus sering bepergian ke Folen untuk memberi saran kepada Budna tentang AWR baru itu. Paling sering, Alus tidur tiga jam per malam. Dan bahkan Alus bisa merasakan pikirannya tumpul. Lalu ada pertandingan seleksi. Demi keadilan, para murid saling bertarung untuk mendapatkan salah satu tempat tersisa untuk berkompetisi di turnamen, dan pertandingan diadakan selama dua hari saat semester baru dimulai. Tempat lainnya sudah ditempati oleh murid dengan nilai terbaik.

Sekitar 400 murid berkompetisi, dan memilih beberapa kontestan dari kerumunan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Pertarungan juga dilakukan berdasarkan aturan yang berbeda dari turnamen. Secara khusus, setiap pertandingan terdiri dari sepuluh orang yang bertarung pada waktu yang sama. Dengan kata lain, pertarungan itu adalah Battle Royale, dengan orang terakhir yang berdiri maju ke babak berikutnya. Pertandingan semacam ini tidak hanya membutuhkan keterampilan, namun juga perencanaan yang cerdas berdasarkan kontestan lainnya. Dengan kemampuan yang dimilki oleh Alus tidak ada yang perlu dikhawatirkan, maka Alus mengesampingkan semua itu di sudut pikirannya sambil sibuk menjalani hari-harinya, hingga akhirnya tibalah hari pertandingan seleksi.

 

"Jika kamu punya cukup waktu luang untuk menonton, kenapa tidak lebih fokus pada latihan sendiri?" Alus mengerutkan alisnya dan memberitahu Loki.

Pertandingan seleksi baru saja akan dimulai di tempat latihan. Alus ingin menyelesaikan ini secepat mungkin dan suasana hatinya sedang tidak baik.

 

"Sebagai partnermu, aku tidak bisa melakukan itu. Selain itu..... menonton pertandinganmu adalah salah satu bentuk latihan, A-Al....."

Loki berusaha menahan diri untuk tidak memanggilnya dengan sebutan 'Alus-sama'.

 

Pertarungan melawan Magicmaster kelas satu memang satu hal, namun Alus tidak bisa mengerti tentang apa yang bisa dipelajari dari pertarungan melawan seorang murid. Namu Alus tidak bisa menolak Loki saja. Mengalihkan pandangannya sedikit, Alus bisa melihat dua orang yang dikenalnya duduk di tempat latihan. Karena sudah terpilih sebagai perwakilan, wajar jika mereka ingin tahu siapa yang akan bertarung bersama mereka secepatnya. Meski begitu, tentu saja mereka tidak perlu datang jauh-jauh hari dan menatap ke arah Alus dengan penuh perhatian. Alus menyerah untuk mencoba mengirim Loki kembali, namun mau tak mau Alus merasa jengkel. Sementara itu, pertandingan seleksi akhirnya akan dimulai.

 

"Al, semoga berhasil."

Kata Loki dengan wajah tersipu malu. Mengingat cara Loki tersenyum, Alus merasa inilah tujuan Loki selama ini. Bahkan, adegan itu tampak seperti seorang istri yang mengantar suaminya pergi. Gadis muda yang tampil lebih dewasa itu membuat Alus merasa bingung. Pada saat yang sama, keributan menyebar di antara mereka—hampir semua murid laki-laki—yang melihat Loki terlihat seperti itu.

 

Murid tahun pertama diberikan lima partisi di tempat pelatihan. Ada banyak aktivitas di tempat latihan, namun suasana menjadi tenang seiring dengan semakin dekatnya waktu pertandingan, dan yang menggantikannya adalah keheningan yang mengerikan. Saat itu terjadi, Alus bertukar kata terakhir dengan Loki. Alus kemudian memberi Loki lambaian singkat dan menuju ke salah satu partisi, di mana sembilan murid lainnya sudah menunggu. Dengan banyaknya kontestan, pertandingannya pun berbentuk Battle Royale seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Begitu Alus berada di dalam, jumlah mereka menjadi sepuluh, dan semua orang yang menghadiri pertandingan telah berkumpul. Pintu masuk di belakangnya tertutup perlahan-lahan. Kesepuluh murid itu menjauhkan diri satu sama lain, dan menggenggam AWR mereka dengan tangan kencang. Ketika dipastikan seluruh murid di kelima partisi sudah siap, bel tanda dimulainya berbunyi. Alus memutuskan untuk mengevaluasi murid lain di partisinya.

 

Mereka hanya pemula.

Setelah sekilas, Alus telah melihat mereka, dan menghela napasnya. Semua kontestan membawa diri mereka sendiri seperti yang kalian harapkan dari seorang Magicmaster pemula yang belum berpengalaman. Karena fokus mereka pada keterampilan sihir, mereka tidak mempelajari gerakan tubuh praktis.

 

Kenyataan berbeda dengan latihan di mana kalian mengincar target yang tidak bergerak, gerutu Alus dalam hati. Cara orang lain dengan hati-hati berhenti di tempatnya dan meluangkan waktu untuk mengucapkan mantra seolah-olah mereka meminta untuk diserang. Pertarungan sihir telah dimulai, namun Alus tampaknya tidak mempedulikannya. Kebetulan, Alus punya alasan lain untuk mengamati kontestan lain daripada langsung mengalahkan mereka semua. Felinella telah memintanya untuk memilih kontestan berbakat di tengah pertandingan, jika memungkinkan.

Melawan Alus di pertandingan seleksi ini sudah merupakan jaminan kekalahan, jadi akan sangat disayangkan jika murid yang cakap kalah tanpa kesempatan untuk bersinar. Alus juga mengetahui hal ini, jadi tindakannya disengaja. Hal itu adalah pertimbangan minimal yang diperlukan untuk meningkatkan kekuatan Alpha secara keseluruhan di turnamen. Tanpa membiarkan siapapun mengetahui kemampuannya yang sebenarnya, Alus mengamati sembilan kontestan lainnya dan perlahan mulai beraksi. Alus tidak membawa AWR bersamanya kali ini, jadi Alus tidak bisa menggunakan mantra yang mencolok. Alus dengan sengaja berjalan ke tengah, tempat segala jenis mantra beterbangan. Pemikirannya adalah tidak ada risiko jika para kontestan terus menerus merapal mantra, tanpa mendapat pengalaman dari itu.

 

"‹‹Flame Burst››"

 

"‹‹Ice Arrow››"

 

"‹‹Wind Thrust››"

Tak lama kemudian, api terkonsentrasi menghujani Alus yang ceroboh. Tidak perlu memikirkan apa yang dipikirkan oleh orang yang menjadikan dirinya sebagai target. Apalagi target tersebut tidak membawa AWR, jadi wajar saja jika mereka dihabisi terlebih dahulu. Namun hal itu tidak terjadi kali ini. Alus menekan mana-nya hingga batasnya, meng-enchant tangannya dengan jumlah minimum yang diperlukan. Hal itu seperti lapisan film tipis dan berkilau yang bahkan tidak bisa disadari oleh seorang Magicmaster yang tidak berpengalaman. Tanpa memblokir atau menghapus bola api, panah es, dan tebasan angin itu, Alus dengan ringan menyentuh mereka, dan mereka dengan mudah menyingkir. Dengan keterampilannya yang jauh lebih unggul, Alus menggunakan mana-nya untuk memandu mantra yang masuk dan mantra itu melengkung menjauh.