Twenty-First Chapter : Rulers Conference

 

Ini seharusnya dilakukan untuk pelatihan selama liburan,

Alus mengangguk pada dirinya sendiri di laboratoriumnya. Dia telah memesan tempat latihan selama sebulan penuh demi Tesfia dan Alice. Karena Loki, Alice dan Tesfia telah dipilih untuk turnamen mendatang, mereka diberi prioritas untuk menggunakan sudut lapangan. Jika ada pertentangan, hal itu harus diselesaikan, namun kemungkinan besar tidak akan ada. Itu karena para murid yang tidak terpilih untuk turnamen akan mendapatkan keuntungan dari kemenangan Institut Sihir Kedua juga. Sudah menjadi aturan tidak tertulis bahwa negara pemenang akan membentuk unit baru yang akan memberikan perlakuan istimewa kepada lulusan lembaga yang berkontribusi pada kemenangan turnamen. Selain itu, manfaat lain bagi para murid adalah dicabutnya pembatasan penerimaan tugas sementara.

 

Tugas sementara ditugaskan oleh Institut untuk para murid tahun kedua dan ketiga. Mereka pada dasarnya magang di militer, namun mereka juga menerima bayaran, jadi ini adalah kesempatan untuk mendapatkan sejumlah uang. Melalui sistem ini, para murid dapat menerima permintaan di seluruh negeri, meskipun sebagian besar dipusatkan pada menjaga ketertiban umum. Mereka menyelesaikan pengaduan yang diajukan terhadap pasukan keamanan, berpatroli di kota, membersihkan gedung, dan sejenisnya. Singkatnya, itu seperti pekerjaan paruh waktu. Tentunya, penggunaan sihir juga diperbolehkan. Meskipun tugas-tugas tersebut berkaitan dengan militer, semuanya bersifat sederhana. Ketika pembatasan dicabut, mereka diizinkan untuk melakukan misi yang lebih sulit. Karena itu juga termasuk membantu di garis pertahanan, ini adalah kesempatan sempurna bagi kakak kelas untuk membuat petinggi mengingat wajah mereka. Karena itu, hampir tak seorang pun akan mengeluh tentang ketiga gadis yang menempati tempat latihan. Dalam arti tertentu, seluruh Institut bersatu dalam hal ini.

Setelah berhasil melakukan pengaturannya, Alus segera memberikan instruksi pelatihan kepada ketiganya. Intinya, instruksi adalah pelatihan tempur langsung yang berpusat di sekitar Loki. Di tempat latihan, tidak perlu khawatir tentang cedera juga. Agar Tesfia bisa bebas menggunakan Icicle Sword-nya, tugas yang diberikan Alus kepada Tesfia adalah meng- enchant Katana-nya dengan mantra, mulai dari memanifestasikan hingga pembentukannya. Bagi Alus, Icicle Sword hanyalah kilatan cahaya dan tidak ada substansinya. Meskipun kuat, tidak ada gunanya dalam pertarungan melawan orang lain jika yang bisa Tesfia lakukan hanyalah menembakkannya. Adapun mengapa Tesfia dibuat untuk meningkatkan Icicle Sword itu sendiri, itu karena sihir itu terlalu tidak dapat digunakan untuk mantra yang diturunkan dalam Keluarga Fable.

 

Terlebih lagi, setelah menganalisis sifat dan komposisinya, Alus menyimpulkan sihir itu berpotensi berkembang lebih jauh. Sejujurnya, bisa menggunakannya secara bebas lebih penting dalam pertarungan sebenarnya daripada sekedar bisa menembakkannya. Lebih khusus lagi, akan jauh lebih berguna jika Tesfia bisa dengan mudah mengendalikan pedang es yang melayang di udara. Selain itu, tidak perlu membuatnya terlalu besar. Tesfia akan bisa beradaptasi lebih baik jika dirinya bisa membuat beberapa pedang dengan ukuran normal. Tentunya, Alus tidak akan menerima sesuatu yang terlalu biasa seperti langsung menembakkannya setelah membuatnya.

Bagaimanapun, ini adalah sesuatu yang harus dilalui dalam langkah-langkah kecil. Bahkan langkah ini mungkin akan agak sulit bagi Tesfia, namun tidak akan ada permulaan jika Tesfia tidak mencobanya. Sedangkan untuk Alice, dia akan berlatih dengan Loki sambil mencoba memasukkan Shiylereis ke dalam taktiknya. Itu adalah tugas untuk meningkatkan kekuatannya dalam teknik bela diri. Satu-satunya cara untuk melatih kemampuan merapal mantra dengan lancar adalah melalui pengalaman. Alice juga diberi tugas untuk memahami dan mempertahankan serangkaian koordinat spasial melalui sihir tanpa atribut. Itu adalah proses menghentikan perwujudan mantra di tengah jalan dan mengaktifkannya di lokasi lain.

 

Ketika Alus pertama kali menjelaskannya padanya, Alice hanya bisa menatapnya dengan kebingungan saat pikirannya menjadi kosong. Namun jika kalian bertanya kepada Alus, itu adalah hal yang lebih mudah untuk dilakukan. Alus telah memberinya cukup banyak petunjuk, dan Alice harus mempelajari sisanya berdasarkan perasaan. Namun dari segi teknik, itu cukup mendasar. Mengingat mantra yang Alice gunakan sejauh ini, dia sepertinya tidak akan pernah menggunakan konstruksi strategis semacam itu. Cara untuk menilai apa dia berhasil dalam hal itu adalah dengan meletakkan perangkat yang bereaksi terhadap mana pada jarak tertentu dari Alice dan melihat apa perangkat itu dapat mendeteksi mana miliknya. Terakhir, untuk Loki, Alus ragu-ragu mengenai tugas apa yang harus diberikan padanya.

Pada awalnya, Alus mempertimbangkan agar Loki mempelajari Force, mantra peningkatan tubuh dengan atribut petir. Mantra itu adalah mantra di mana pengguna memakai arus listrik, meningkatkan kecepatan reaksi mereka dan secara paksa meningkatkan kemampuan fisik mereka. Meskipun mantra ini memberi banyak tekanan pada tubuh, dan kepekaan pengguna terhadap rasa sakit menjadi tumpul, tidak jarang ada seseorang yang dengan ceroboh memaksakan diri melampaui batas kemampuan mereka dan bahkan tidak menyadari betapa terpukulnya mereka. Mengingat kepribadian Loki, Alus harus memikirkannya dengan serius.

 

Force adalah mantra yang pernah didengar oleh setiap orang yang bisa menggunakan atribut petir setidaknya sekali, namun mantra itu adalah pedang bermata dua. Karena itulah Alus menyerahkan keputusan mempelajari Force atau tidak kepada Loki. Meski begitu, mantra itu bukanlah mantra yang bisa digunakan oleh sembarang orang dengan afinitas petir. Untuk itu diperlukan teknik yang rumit dalam mengubah mana. Karena Loki bisa menggunakan sihir pendeteksi, dia seharusnya bisa mengatasinya. Itulah jadwal umum liburan musim panas, namun setelah ditentukan, Alus sendiri sudah tidak terlihat. Ada di mana dia, dan apa yang dia lakukan?

Untuk itu, kita harus kembali ke beberapa hari sebelumnya....

 

Alus sedang mengerjakan pembuatan AWR hingga larut malam, membuat penyesuaian pada formula yang akan diukir. Pada saat yang sama, dia juga ingin membuat mantra baru. Loki tidak bisa menahan diri untuk tidak menguap lagi malam itu, dan ketika Alus melirik ke arahnya, Alus memutuskan sudah waktunya untuk menyudahinya. Tiba-tiba terdengar ketukan, menandakan kedatangan seorang tamu. Hal itu menjadi masalah mengingat waktu. Namun, ketukan itu bukan datang dari pintu, melainkan dari jendela di belakang Alus, jadi ini lebih dari sekedar masalah. Loki segera bersiap untuk bertarung, dan secara insting dia mengulurkan tangan ke pinggangnya. Namun setelah mengganti pakaian tidurnya, dia tidak dilengkapi dengan pisau AWR miliknya.

 

Alus mengangkat tangannya untuk menghentikan Loki, dan berkata "Masuklah." dengan nada serius. Alus telah melihat tamu itu memasuki halaman, dan berharap tamu itu akan datang ke sini.

"Mohon maaf atas gangguanku yang tiba-tiba, Alus-sama." Katanya sambil masuk.

 

Tamu itu adalah seorang perempuan muda yang mengenakan pakaian pelayan. Rambut coklatnya digulung sederhana, memperlihatkan tengkuk putihnya. Jambulnya membentang sampai ke dadanya dan menggantung di dadanya yang besar. Dia adalah gambaran model seorang pelayan, dan bukan hanya dari penampilannya saja. Aura dan sikapnya yang lembut semuanya cocok untuk seorang pelayan. Hal itu berlaku selama kalian mengabaikan fakta kalau dia masuk melalui jendela.