Sixteenth Chapter : Yearning

 

Gadis itu memiliki mimpi sejak dirinya masih muda. Bahwa suatu hari nanti, pahlawan dalam dongeng suatu hari akan muncul dan membawanya sebagai pengantinnya. Pahlawan dalam dongeng selalu berjalan dalam garis lurus, tak tergoyahkan dan tak pantang menyerah, hanya dengan jujur mengikuti jalannya. Tindakan para pahlawan itu tidak selalu dimaksudkan untuk menyelamatkan seseorang, namun hasilnya adalah menyelamatkan nyawa banyak orang. Impian dari gadis itu adalah tipe pangeran yang muncul dalam salah satu cerita fantasi ini. Memikirkan kembali hal itu sekarang, dia menyadari kalau hal itu sebagian besar disebabkan oleh pengaruh ayahnya. Ketika gadis itu masih kecil, ayahnya selalu membacakan begitu banyak cerita pengantar tidur yang penuh warna untuknya, jadi dalam arti tertentu impian itu adalah hasil dari hal itu.

Itu sebabnya gadis itu selalu berusaha menyempurnakan dirinya, menjadi orang yang lebih baik, sehingga ketika sang pangeran tiba suatu hari nanti—pahlawan itu akan datang kepadanya. Gadis itu berpikir suatu hari nanti laki-laki sempurna seperti ayahnya pasti akan muncul. Nama gadis itu adalah Felinella Socalent. Dia adalah putri dari keluarga bangsawan yang sedang naik daun yang sedang menggemparkan negara Alpha. Karena kepribadian ayahnya, ayahnya itu tidak pernah ketat dalam sopan santun atau etiket yang sesuai dengan seorang bangsawan. Namun Felinella tidak memanfaatkan hal ini, dan malah mengambil inisiatif untuk mendapatkan kualitas tersebut, kemungkinan besar karena cita-citanya sejak dia masih kecil. Tidak ada yang memberinya lebih banyak energi untuk mendorong dirinya maju selain itu.

 

Felinella percaya kalau ketika dirinya bertemu orang yang seperti dalam impiannya, dia harus menjadi layak untuk orang itu. Seiring dengan kemauannya yang kuat, Felinella memiliki kepribadian di mana dirinya menganggap serius apa yang dirinya lakukan, yang akhirnya mengubahnya menjadi diri idealnya. Felinella mempelajari berbagai jenis keterampilan halus seperti musik dan melukis. Dan karena pengaruh ayahnya, Felinella tertarik pada ilmu sihir. Namun yang terutama, Felinella mempertanyakan betapa menariknya dari seorang perempuan yang selalu harus dilindungi. Jika dia adalah seseorang yang lemah seperti itu—apa pangeran idamannya akan menemukannya di antara banyak perempuan di dunia ini?

Dengan pemikiran itu terlintas di kepalanya, Felinella memperoleh keahlian dalam sihir melalui usaha yang tak kenal lelah. Beberapa tahun berlalu, keyakinan itu mendorongnya maju. Pada usia 11 tahun, impian dan harapan telah memenuhi hatinya, dan dia sudah berjuang untuk membedakan antara mimpi dan kenyataan. Semua yang dia lakukan sejauh ini bukannya sia-sia, namun seperti yang diharapkan, semua orang di masyarakat bangsawan jauh dari impiannya itu.

 

Para bangsawan itu memiliki nilai-nilai kebangsawanan yang ditanamkan sejak lahir, dan sangat mirip. Terlepas dari status dan kekayaan mereka, Felinella yakin tidak ada satupun dari mereka yang bisa menjadi pahlawan dalam ceritanya. Mereka hanyalah boneka yang dengan setia memenuhi keinginan orang tuanya. Dan semua yang mereka bicarakan hanyalah hal dangkal. Kekecewaannya yang semakin besar memaksanya untuk akhirnya menerima kenyataan bahwa, pada akhirnya, dongeng yang indah itu hanyalah sebuah khayalan. Kenyataannya jauh lebih mentah dan menyeramkan. Pada titik tertentu Felinella menerimanya sebagai kebenaran, dan menjadi percaya bahwa kekecewaan dan sedikit rasa sakit di dadanya hanyalah sesuatu yang datang dari menjadi seorang bangsawan.

Jadi ketika Vizaist menceritakan kisah baru kepadanya, impian masa kecilnya yang hampir hilang itu membuat dirinya pulih. Ayahnya bercerita tentang seorang anak laki-laki, satu tahun lebih muda darinya, yang bergabung dengan pasukannya. Nama anak laki-laki itu adalah Alus Reigin. Setiap cerita yang Felinella dengar tentang anak laki-laki itu membuat hatinya berdebar-debar, sampai-sampai dia memohon untuk mendengar lebih banyak lagi setiap hari. Jika tidak ada cerita baru, dia akan meminta ayahnya untuk menceritakan cerita lama. Pencapaian dan cara hidup anak laki-laki itu tampak seperti yang muncul langsung dari sebuah cerita di buku, meskipun kenyataannya keras, dan anak laki-laki itu tidak memiliki ketertarikan terhadap Felinella, meskipun Vizaist juga mungkin membumbui cerita tersebut sampai taraf tertentu.

 

Meski begitu, Felinella ingin tahu lebih banyak tentang Alus. Apa yang Alus suka, dan apa yang Alus benci? Apa yang mengganggu bagi Alus, dan apa yang Alus nikmati?

Tak lama kemudian, sebuah gambaran terbentuk di benaknya yang Felinella warnai dalam dirinya sendiri, dan dia mulai menjunjung tinggi anak laki-laki itu di dalam hatinya yang kekanak-kanakan. Mendengar bagaimana anak laki-laki itu telah menyelamatkan ayahnya yang pemberani berkali-kali, serta banyak cerita yang tidak bisa dipublikasikan, anak laki-laki yang usianya tidak jauh berbeda dengannya telah menjadi mercusuar harapannya. Namun akibatnya, Felinella tidak pernah meminta apapun kepada Vizaist selain lebih banyak cerita tentang Alus. Felinella juga khawatir apa dirinya adalah perempuan yang layak untuk Alus seperti dirinya yang sekarang. Felinella telah berusaha memperbaiki dirinya selama ini, namun masih merasa itu belum cukup. Ketika Felinella berpikir kalau dirinya mungkin akan mengganggu Alus, dia mulai menyempurnakan keterampilan sihirnya lebih jauh lagi, dan beberapa tahun kemudian Felinella mendaftar di Institut Sihir Kedua.

 

Akhirnya, setelah sekian lama berlalu, Felinella bertanya pada Vizaist, "Ayah.... tolong izinkan aku bertugas di pasukanmu. Aku akan melakukan apa saja, bahkan pekerjaan rumah, asalkan itu membawaku lebih dekat ke puncak Magicmaster....."

Permintaan anak gadisnya itu benar-benar meresahkan Vizaist. Jika Vizaist hanya memimpin regu pengintai biasa, hal itu tidak akan menjadi masalah, namun misi yang Vizaist tangani saat itu terutama berada di dalam Alpha.

 

Bukan berarti misi itu berbahaya, melainkan pekerjaan yang tidak biasa. Dan ada banyak misi yang Vizaist ragukan bisa ditangani oleh pikiran anak gadisnya yang masih muda. Namun, pada akhirnya, Vizaist menyerah. Felinella telah mengalahkannya dengan semangat. Felinella melanjutkan dengan sepenuh hati melakukan yang terbaik untuk hari ketika dirinya akan bertemu Alus. Bagaimanapun, dia ingin berguna bagi Alus, meskipun itu melalui bayang-bayang. Bahkan setelah Alus meninggalkan pasukan Vizaist, Felinella dan Vizaist selalu ada untuk melakukan penyelidikan awal untuk setiap misi yang diterima Alus. Dan Felinella mampu melanjutkan usahanya karena dirinya selalu bisa merasakan Alus itu ada di sisinya. Mungkin saat itulah Felinella mengembangkan ketertarikan pada Alus sebagai pribadi, bukan sebagai impian di kepalanya. Meskipun dia tidak mewujudkan impian yang dia pegang ketika masih kecil, dia semakin tertarik kepada Alus, semakin banyak dia mengetahui tentang Alus. Dia ingin tahu segalanya yang perlu diketahui tentang Alus.

 

Hal ini mungkin bukan sesuatu yang akan terjadi hanya karena Felinella mendengar cerita dari ayahnya. Jika Felinella tidak tertarik pada anak laki-laki bernama Alus, Felinella mungkin akan terus mengejar pangeran impiannya. Setiap kali Vizaist berbicara tentang Alus, Vizaist selalu menambahkan beberapa detail yang tidak perlu. Vizaist mungkin melakukannya secara tidak sadar, namun itu adalah pendapat pribadinya tentang Alus. Maka, gambaran Felinella tentang Alus menjadi lebih sempurna. Alus ini jauh dari manusia sempurna. Jika ada, Alus memiliki sisi yang sangat rapuh. Alus adalah seorang Magicmaster yang tidak sempurna yang menahan rasa sakitnya, mempertahankan posisinya yang terisolasi di puncak melalui kekuatan yang tidak normal. Felinella bahkan membayangkan dirinya mendengar jeritan jiwa Alus, sesuatu yang tidak akan pernah Alus ucapkan dengan lantang.

Pada titik tertentu, Felinella mulai memahami bagaimana dunia bekerja, dan dia menyadari lingkungan yang tidak masuk akal yang Alus alami. Dan ketika Vizaist berbicara tentang Alus dengan nada berat, Felinella menitikkan lebih dari beberapa air mata. Kisah seorang Magicmaster yang bertarung sendirian mengingatkannya pada banyak akhir cerita buruk yang pernah dirinya dengar. Karena itulah Felinella sangat ingin lebih dekat dengan Alus. Felinella sadar betapa bodohnya merindukan seseorang yang belum pernah dirinya temui, namun itulah perasaannya yang sebenarnya. Faktanya, Felinella mulai mengatakan pada dirinya sendiri kalau perasaannya lebih mendekati kenyataan karena dirinya belum bertemu langsung dengannya, dan masih merasa seperti itu. Felinella melihat foto diri Alus suatu kali di tengah misi. Perasaannya tetap tidak berubah. Perasaan itu benar-benar adanya.

 

Wajah Alus tanpa ekspresi, namun ada kesuraman yang tak bisa dijelaskan menyelimutinya seolah dia membawa keterasingan dan kesedihan, melakukan apa yang dia bisa untuk negara. Bagi Felinella, ekspresi itu tampak seperti ekspresi seseorang yang tidak mengetahui kebahagiaan apapun di dunia. Sementara Felinella ingin membebaskan Alus dari rantai yang menjeratnya, saat melakukan misinya, Felinella memahami kalau sihir adalah satu-satunya hal yang dapat mengalahkan Iblis dan betapa berharganya Magicmaster. Betapa kotornya dunia ini. Itulah betapa dunia menuntut pengorbanan. Sejak saat itu, ketika Felinella mengalami masa-masa sulit, dia akan mengatakan pada dirinya sendiri kalau Alus mengalami masa-masa yang lebih keras. Saat itulah nama Alus Reigin tidak lagi disebutkan selama misi. Bahkan ketika Felinella bertanya kepada ayahnya, yang dia tahu hanyalah Alus masih hidup, namun semua hal lainnya tidak diketahui. Felinella tidak memiliki ketenangan untuk berusaha bertemu dengan Alus , dan Felinella cemas kalau Alus mungkin berada dalam situasi yang sulit—dan dirinya mungkin belum layak untuk Alus.

 

Menunggunya tidak bisa diterima, namun keberadaan Alus masih belum diketahui. Bahkan dalam kegelisahannya, Felinella terus berusaha, dan mencapai ranah Triple Digit sebagai seorang pelajar. Ketika tahun pertama berakhir, Felinella dipanggil ke kantor kepala sekolah. Dia terpilih sebagai perwakilan untuk berbicara pada upacara penyambutan murid baru. Tentunya itu suatu kehormatan, dan Felinella langsung menerimanya. Saat Felinella melakukannya, dia kebetulan melihat profil murid yang baru terdaftar. Hal itu pasti suatu kebetulan. Namun di antara profil tersebut, Felinella melihat nama Alus Reigin. Jantungnya berdetak kencang, saat dia merasakan takdir yang sedang bekerja. Setelah itu, Felinella berlatih cara menyapa tanpa henti dan menyempurnakannya. Felinella tidak mampu mempermalukan dirinya sendiri. Dia akan melakukan apa yang dirinya bisa agar Alus mengingatnya. Felinella menghabiskan lebih banyak waktu untuk melatih pidatonya yang berdurasi beberapa menit daripada mempersiapkan tesnya. Namun......

 

Lampu sorot menyinari dirinya, dan dia mendekatkan mikrofon ke mulutnya. Tak lama setelah pidatonya dimulai, dia mengamati seluruh murid baru untuk menemukan Alus. Dia mencarinya, namun..... nada suaranya yang ceria berangsur-angsur turun, dan sedikit kekecewaan membayangi ekspresinya. Alus tidak ada di sana. Tidak seperti Felinella tidak bisa menemukan Alus. Sebaliknya, Felinella melihat kursi kosong yang dirinya yakini adalah kursi Alus. Begitu Felinella menyadari hal ini, suaranya tersendat sesaat. Pada akhirnya, Felinella menjalankan tugasnya, seperti yang diharapkan darinya. Dia masih punya banyak waktu, katanya pada diri sendiri. Dia tidak tahu kenapa, namun dia yakin jika Alus berada di Institut, Alus pasti sudah pensiun dari militer. Namun dia belum mendengar apapun tentang hal itu dari ayahnya, jadi dia tidak yakin. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu yang ayahnya katakan sebelumnya : Gubernur Jenderal sekarang memiliki wewenang untuk memberikan perintah kepada Alus. Anehnya, Vizaist terdengar sangat gembira ketika dirinya membicarakan itu.

 

Vizaist pulang ke rumah larut malam, mabuk berat, dengan bangga berbicara tentang Alus seolah-olah dirinya sedang berbicara tentang dirinya sendiri.

"Alus akhirnya menjadi Single Digit."

 

Mempertimbangkan hal itu, kemungkinan besar ayahnya tidak mengetahui Alus terdaftar di Institut. Felinella pada akhirnya harus memberitahu ayahnya, namun dia bisa menunggu lebih lama..... setidaknya sampai dia bisa bertemu Alus. Dengan pemikiran itu, tibalah suatu hari ketika Felinella berdiri di depan asrama gadis.

 

* * *

 

Pagi telah tiba. Felinella Socalent membuka matanya di kamar asramanya. Dia bangun secara alami. Tidak ada yang mengganggu tidurnya, seperti sinar matahari yang berfungsi sebagai alarm. Kebiasaannya yang mendarah daging secara otomatis membangunkannya. Dia bangkit dari tempat tidurnya sambil menguap, melakukan peregangan seperti biasa. Gerakannya itu cukup untuk membangunkannya sepenuhnya..... seperti biasanya. Sebaliknya, dia duduk di tempat tidur seolah berusaha menghindari sinar matahari yang keluar melalui tirai, menundukkan kepalanya sedikit.