Seventh Chapter : Converging Turbulence

 

Sesaat sebelum kembali ke markas, Alus melepas topeng dan jubahnya. Jika Alus tetap memakai topengnya, dia akan diperlakukan sebagai orang yang mencurigakan dan mengundang kekacauan yang tidak perlu. Apalagi tugasnya sudah cukup banyak, jadi dia tidak membutuhkan penyamaran lagi.

Setibanya mereka di markas, Tesfia dibawa ke rumah sakit lapangan, demikian sebutannya, meski hanya setingkat rumah sakit Institut. Tindakan cepat diperlukan agar luka bakar Tesfis tidak meninggalkan bekas. Tesfia sendiri menolak perawatan itu, dengan mengatakan itu bukan masalah besar, namun Alice—yang tersenyum ketika Tesfis kembali—dengan cepat mengakhiri penolakannya.

 

Ditemani oleh petugas penyelamat, Tesfia dengan enggan memasuki tenda tempat seorang Magicmaster penyembuh menunggu. Sihir penyembuhan terus meningkat, namun masih belum bisa menyembuhkan luka dalam secara instan. Paling bagus, sihir penyembuhan hanya bisa mengaktifkan sel untuk meningkatkan kemampuan regeneratif seseorang.

Segalanya akan berbeda jika beberapa Magicmaster penyembuh ada di sini untuk merapal mantra, namun Magicmaster yang mampu menggunakan sihir penyembuh saat ini jumlahnya sangat sedikit.

 

Saat menggunakan mantra penyembuhan, Magicmaster penyembuh itu harus mencocokkan mana mereka dengan orang yang terluka. Biasanya, karakteristik pribadi sangat memengaruhi mana, dan masing-masing memiliki panjang gelombang uniknya sendiri. Itu sebabnya Magicmaster penyembuh perlu mencocokkan panjang gelombang mana dengan orang yang terluka untuk mengurangi penolakan.

Pada saat yang sama, Magicmaster penyembuh itu perlu bekerja pada bagian sel, memacu kemampuan regeneratif melalui mana. Itu melampaui tingkat penggunaan kontrol mana yang terampil, membutuhkan teknik prima untuk menyesuaikannya setiap sel.

 

Hal itu sangat berbeda dari kontrol mana Alus, dan tentu saja perlu kemampuan yang tinggi. Magicmaster aktif selalu harus mendapatkan luka, namun para gadis muda harus menyembuhkan lukanya sendiri jika mereka bisa. Tesfia masih belum cukup tahu tentang dunia untuk membual tentang bekas luka yang dikenal sebagai 'Bukti sebagai Magicmaster'. Untungnya, bahkan Magicmaster penyembuh yang tinggal di sana memiliki keterampilan untuk menyembuhkan luka di dahi dan pipi Tesfia tanpa meninggalkan bekas luka.

 

Setelah Tesfia tidak terlihat lagi, Alice menundukkan kepalanya ke arah Alus.

"Terima kasih, Al."

 

Senyum cerah Alice bagaikan penyembuh yang membantu menyingkirkan sedikit kesuraman yang dirasakan Alus, dan menyembuhkan rasa muak karena hanya menghadapi masalah. Namun, semua itu sebenarnya memang masalah. Mengingat kembali laba-laba raksasa, Alus biasanya tidak pernah banyak bicara ketika berhadapan dengan iblis.

Alus memikirkan itu dalam pikirannya. Saat itu, dia ingat merasakan sedikit kegembiraan dalam pertarungan—walaupun lawan pada level itu tidak akan cukup untuk memuaskannya—bersama dengan perasaan yang berbeda. Menyadari hal itu, dia mulai berpikir kalau perkataan dan tindakannya saat itu seperti milik orang lain.

 

Meski hanya sedikit..... apa yang Alus rasakan mungkin adalah kemarahan, sesuatu yang sudah lama tidak dirinya rasakan. Meski begitu, dia belum pernah marah pada iblis sebelumnya, jadi masih terlalu dini untuk memutuskan kalau hal itu adalah alasannya. Namun hasil akhirnya adalah dia telah memusnahkan para iblis itu sepenuhnya, jadi dari sudut pandang yang melihatnya, hal itu mungkin terlihat seperti hukuman yang lahir dari kemarahan.

 

Alus secara objektif menganalisis situasinya. Kalau begitu, kenapa dia merasa seperti itu?

Namun, tidak peduli seberapa banyak Alus menganalisisnya, dia tidak dapat menemukan penjelasan yang masuk akal, jadi memikirkannya lagi adalah hal yang sia-sia. Karena Alus lebih menyukai logika, dia mau tidak mau membuang pemikiran itu.

 

Jadi Alus menanggapi rasa terima kasih Alice dengan mengatakan secara datar, "Itu hanya kebetulan."

 

Faktanya, Alus tidak mengetahui kalau permintaan penyelamatan terakhir yang dirinya terima adalah untuk kelompok Tesfia, jadi itu hanyalah sebuah kebetulan. Meskipun Alice sepertinya tidak berpikir seperti itu. Alice percaya kalau Alus mengkhawatirkan sahabatnya itu, dan menggunakan semua yang dirinya punya untuk menyelamatkannya, dan Alice menatapnya tanpa keraguan di matanya. Alus memutuskan untuk mengabaikan Alice setelah Alice mulai mengucapkan terima kasihnga yang sebesar-besar kepadanya.

 

Setelah beberapa waktu, Alice mulai mengkhawatirkan kondisi Tesfia lagi, dan berlari ke rumah sakit lapangan itu setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi.

Bicara tentang rasa gelisah, pikir Alus dalam hati saat mengantarnya pergi. Tak lama kemudian, Alice kembali dengan senyum berseri-seri yang gembira, dengan senyum lebar seolah ingin mengatakan sesuatu kepada Alus yang tampak masam. Senyum itu adalah senyuman yang benar-benar menawan dan polos, namun jelas memiliki makna tersembunyi. 

 

"Al, ada latihan praktek setelah ini..... tapi kelompokku lelah dan tidak mau berpartisipasi. Karena itu aku punya waktu luang......."

Pelatihan praktik itu bersifat sukarela, namun kepala sekolah memutuskan untuk melanjutkan pembelajaran ekstrakurikuler, dengan asumsi pesertanya hanya sedikit. Dan jika pengawas tidak diperlukan, Alus juga tidak diperlukan. Meskipun Alus sendiri harus tetap bisa dihubungi jika terjadi sesuatu.

 

Alus tahu apa yang ingin Alice katakan. Dan mungkin Tesfia-lah yang menaruh ide itu di kepalanya. Alasan cara bertanya Alice yang tidak langsung mungkin adalah caranya menahan diri. Namun dalam skenario ini, Alus hampir merasa hal itu lebih buruk.

"Oke." 

 

Meskipun Alus tidak merasa lelah sedikit pun karena pertempuran itu, sejujurnya dia merasa itu menyusahkan. Namun, dia tidak mengatakannya dengan lantang. Jika dia melakukannya, dia akan membuat perbedaan dalam caranya memperlakukan keduanya. Dan dengan ketertarikan Tesfia pada Mistlotein, kedua gadis ini bisa terbilang merepotkan, namun mereka mendapat nilai penuh atas antusiasme mereka.

 

"Kudengar kamu juga berhasil memusnahkan beberapa iblis." Kata Alus, menghela napasnya.

 

"Tidak kusangka aku salah tentang kalian berdua."

Dengan kata lain, Alice telah memenuhi kriteria kelulusan, sama seperti Tesfia. Artinya mereka berdua bisa menerima instruksi Alus tanpa syarat. Karena itu adalah sesuatu yang Alus sendiri kemukakan, dia tidak dapat menariknya kembali sekarang.

 

"Kamu tahu, aku tidak keberatan jika kita bertemu dengan iblis B-Class juga." Alice tertawa tertahan, mungkin setelah mendengar semuanya dari Tesfia.

 

Alus memberinya tatapan dingin.

"Jangan terlalu percaya diri." Alus tahu Alice hanya bercanda, jadi Alus mengabaikan itu dengan menyentil dahi Alice dengan ringan.

 

Meski begitu, Alice tampak gembira, dan langkahnya terlihat bahagia. Ketika Loki kembali, Alus memberikan kata-kata simpati sambil dengan rasa bersalah memintanya untuk terus menjaga murid yang tertinggal. Maka dimulailah pelajaran tatap muka Alice dan Alus. Saat mereka meninggalkan markas, Alice bertanya tentang sesuatu yang baru saja terlintas dalam pikirannya. Namun melihat bagaimana Alice dengan penasaran melihat dari belakang, Alice pasti menahannya sampai sekarang.

 

"Apa itu..... AWR milikmu?" Alice menunjuk Night Mist yang tergantung di pinggang Alus.

 

Itu adalah hal yang sama dilakukan dengan Tesfia. Sudah menjadi sifat mereka berdua untuk bertanya tentang apapun yang menarik perhatian mereka, terlebih lagi jika itu milik Magicmaster terhebat.

"Kamu mau melihatnya?"

 

Alus tahu jawabannya tanpa harus bertanya. Atau lebih tepatnya, ekspresi Alice sendirilah yang membuatnya terlihat sangat jelas. Namun Alus tetap memutuskan untuk menanyakannya. Meski jawabannya jelas, Alus telah melepaskan sarungnya dari pinggangnya saat mendengar pertanyaan Alice itu. Tentu saja, Alice menganggukkan kepalanya tanpa keberatan.

"AWR ini agak berat."

 

Alice mengangkatnya dengan kedua tangannya seolah-olah itu adalah karya seni yang sangat berharga. Seolah dia adalah seorang pengikut yang menerima harta dari tuannya.

"Oh, ini!" Lengan Alice sedikit diturunkan karena beban yang tak terduga.

 

Alice mengulurkan tangannya ke pegangannya, berkata, "Ini cantik sekali."

 

"..........."

Ada jeda sebelum Alus bereaksi, karena itu adalah kesan yang belum pernah dirinya dengar sebelumnya. Night Mist, dengan bilahnya yang berwarna hitam legam, lebih sering digambarkan sebagai sesuatu yang menyeramkan dan sederhana, dan Alus sendiri percaya kalau AWR-nya itu adalah AWR yang murni untuk membasmi Iblis.

 

Alus bingung selera estetika Alice yang pasti cukup unik, dan mulai menjelaskan tentang Night Mist-nya, memberi gadis itu informasi yang sama seperti yang dirinya katakan pada Loki sebelumnya.

"Bolehkah aku mencobanya?" Alice tidak bermaksud menggunakannya untuk membunuh iblis, melainkan mengalirkan mana melaluinya.

 

"Aku tidak keberatan." Jawab Alus segera.

AWR milik Alus memiliki formula sihir yang terukir di atasnya, namun hanya melewatkan mana saja tidak akan menghasilkan apapun. Dan jika Alice akan melakukannya, Alus yakin Alice hanya akan menggunakan bentuk tidak lengkap dan sempurna yang sama seperti yang gadis itu gunakan selama latihan. Meskipun akhir-akhir ini, Alice membuat kemajuan luar biasa..... namun Alus tidak repot-repot mengungkapkannya dengan kata-kata.

 

Jika Alice tumbuh melalui pujian, itu akan bagus, namun Alus akan merasa kesal jika gadis itu mulai terbawa suasana. Alice memulai Enchantment-nya ke Night Mist milik Alus itu.

 

".........?"

Namun hanya Alus yang menyadari ada yang salah. Alice fokus pada kontrol mana-nya seperti biasanya. Saat Alice meng-enchantment Night Mist, enchantment itu sendiri tidak terbatas hanya pada senjatanya, namun juga meluas ke rantai di sarungnya, dan naluri Alus memberitahunya ada sesuatu yang aneh.

 

Melanjutkan enchantment Alice itu, meski tidak menyadari reaksi Alus, Alice membuka mulutnya karena terkejut.

"——!! Seberapa panjang rantai ini.....?"

 

"Panjangnya 50 meter."

 

"Mustahil!!" 

Mungkin karena Alice berkecil hati, aliran mana-nya berhenti dan menyebar. Namun Alus pasti melihatnya—atau lebih tepatnya, merasakannya. Mana milik Alice itu telah menyebabkan salah satu cincin, meskipun sedikit, bereaksi..... cincin yang Alice buat dapat beraksi berisi formula Morshonell Link, yang digunakan Alus saat menyelamatkan Tesfia.

 

Alus tidak dapat memperoleh jawaban mengapa hal itu terjadi segera. Dia dengan cepat menolak kesimpulan sementara yang dirinya capai bahkan sebelum mempertimbangkannya. Atribut miliknya seharusnya adalah elemen cahaya. Itu bisa saja merupakan respon yang salah secara kebetulan.... tidak, itu juga tidak masuk akal.

Di antara semua atribut, cahaya dan kegelapan sangat langka dan disebut sebagai elemen. Alus yakin dengan keakuratan Night Mist dalam bereaksi terhadap mana. Terlebih lagi, cincin yang bereaksi, yang diukir dengan formula Morshonell Link, adalah formula tanpa atribut. Struktur mantranya sendiri sangat sederhana, tanpa formula atribut sebagai dasarnya. Oleh karena itu, jika dikategorisasikan, formula itu tidak memiliki atribut.

 

Karena reaksi cincin itu sangat lemah, sulit untuk memastikannya. Namun sejauh yang diketahui Alus, atribut Alice adalah cahaya. Dan pada saat yang sama, Alice kemungkinan besar memiliki sesuatu yang unik dalam dirinya, sama seperti Alus.

Namun, masih terlalu dini untuk memutuskan mana Alice memiliki afinitas lain. Meskipun masalah ini menarik baginya, Alus menunda kesimpulannya nanti dan tidak mengatakan apapun.

 

Setelah itu, Alice menghabiskan cukup banyak waktu di bawah bimbingan Alus, dengan Alus yang terkadang membantu, dan berhasil mengalahkan lebih dari sepuluh iblis. Meskipun dengan sedikitnya Iblis yang ada di sekitar markas, mereka harus pergi sedikit jauh. Di antara iblis yang kalah adalah iblis C-Class; namun, itu terbukti terlalu berat bagi Alice, jadi Alus harus menghadapi iblis itu sebagai gantinya.

Sikap Alice ketika berhadapan dengan iblis selalu tanpa rasa takut. Sikapnya itu mungkin karena Alus ada di sampingnya, namun Alice tidak mundur bahkan melawan lawan yang tangguh. Itu adalah keberanian yang teguh, sesuatu yang harus dimiliki oleh semua Magicmaster.

 

Melihat kemampuan tombak Alice, Alus menganggapnya cukup mengesankan. Alice masih belum bisa mengerahkan sepenuhnya, namun semakin banyak pengalaman yang dirinya dapatkan, tekniknya akan semakin beradaptasi untuk menghadapi iblis. Ngomong-ngomong, Enchantment Alice masih belum mencapai level mampu berdampak besar bagi iblis C-Class. Tesfia mungkin sama dalam hal itu. Namun, ada perbedaan di antara mereka berdua.... satu hal tentang Alice yang lebih rendah dari Tesfia.

 

"Apa hanya itu mantra yang bisa kamu gunakan?"

Alus bertanya, langsung berhadapan dengan Iblis yang terlalu berat baginya.

 

"Ya. Itu sebabnya aku tidak bisa memberikan banyak kerusakan efektif pada iblis."

Alice tersenyum tipis sambil menggaruk pipinya dengan jarinya yang kotor. Reflection dan Reduction miliknya sangat kuat melawan Magicmaster, dan bisa melindunginya dari iblis, namun tidak bisa menjadi serangan yang bagus untuk iblis.

 

"Jika terus begitu, kamu hanya akan bisa mengalahkan iblis D-Class."

 

"......Hanya ada beberapa mantra atribut cahaya, dan serangannya sangat sulit."

Alice sendiri tahu dirinya tidak bisa terus seperti ini. Namun masalah dengan atributnya tidak akan terselesaikan dengan mudah. Kata-katanya terdengar seperti sebuah alasan, dan dia tersenyum masam, seolah dirinya sudah menyerah.

 

Afinitas pada atribut cahaya adalah bawaan sejak lahir. Sangat sedikit Magicmaster yang memilikinya. Bahkan dibandingkan dengan afinitas kegelapan yang memiliki sifat serupa, mereka yang memiliki afinitas terhadap cahaya hanya sedikit. Itu sebabnya tidak ada informasi rinci tentang karakteristiknya, dan alasan mengapa afinitas itu sendiri hanya dilahirkan secara bawaan masih menjadi misteri.

Dalam bidang penelitian sihir, lebih banyak upaya dilakukan pada atribut umum karena jarangnya atribut yang memiliki afinitas cahaya. Oleh karena itu, penelitian terhadap kedua elemen tersebut saat ini sudah sangat tertinggal. Alus juga bisa menggunakan sihir tingkat tinggi terlepas dari afinitasnya, namun tidak demikian halnya dengan elemen. Seperti yang bisa diharapkan dari namanya, mantra tanpa atribut tidak terkait dengan atribut, yang mencakup dua elemen tersebut.

 

"Begitu...... baiklah, jika kamu mau menjadi kelinci percobaan untuk penelitianku, aku mungkin akan memikirkannya." Kata Alus, bahkan mengejutkan dirinya sendiri.

 

"Hmm?!"

Sambil tetap tersenyum, Alice memiringkan kepalanya dengan ekspresi bingung dan cemas. Wajahnya seakan berkata, "Apa yang kamu maksud.....?" dan menunjukkan keterkejutan dengan jumlah yang cukup merepotkan.

 

Mungkin menyadari kalau penggunaan ungkapan kelinci percobaan adalah sebuah kesalahan, Alus mengoreksi dirinya sendiri. 

"Itu artinya karena afinitasmu, jika aku memeriksa tubuhmu, aku mungkin bisa memahami elemen cahayamu itu dan membuat mantra baru."

 

"Heeh?!"

Hal itu sepertinya menimbulkan reaksi yang lebih keras, saat Alice menutupi tubuhnya dengan lengannya dan membeku di tempatnya. Kata 'Memeriksa tubuh' itu memiliki arti berbeda bagi seorang gadis remaja.

 

Alus sadar kalau dirinya bisa menggunakan beberapa kata lagi, namun dia tidak pernah berniat memaksa gadis itu. Meskipun Alus tertarik pada mantra elemen, hanya ada sedikit data yang tersedia, dan Alus hanya berpikir akan lebih baik jika dirinya memiliki subjek untuk diperiksa.

 

Namun dengan pertukaran ini, Alus langsung jengkel.

"Kalau begitu, aku tidak peduli." Katanya dingin, tanpa humor atau senyuman. Karena itu, nadanya terdengar kasar, dan suasana serius pun tercipta.

 

"Ah, umm, aku hanya bercanda."

Alice dengan cepat menyadari perubahan itu, dan menindaklanjuti ucapannya seolah meminta maaf karena salah memahami motif dari Alus.

 

"Tapi apa kamu serius untuk memeriksa tubuhku.....?"

Rona memerah di wajahnya menjadi semakin cerah. Alice sepertinya sedang membayangkan adegan yang ditawarkan oleh Alus. Bahkan ujung telinganya juga menjadi memerah, dan dia melihat ke bawah ke tubuhnya, ke bagian tertentu yang berkembang dengan baik, dan menatapnya dengan malu.