Pasukan pertahanan memang kekurangan personel sejak awal, jadi mereka tidak akan menolak siapapun yang bersedia membantu. Ketiga pendatang baru itu langsung ditambahkan ke pasukan pertahanan, diperlakukan seperti sekelompok petualang. Kekuatan yang mereka tunjukkan sungguh mencengangkan. Setiap kali sekelompok monster mendekat, mereka akan berdiri di depan, menghalangi jalan musuh mereka seperti batu besar yang menghalangi arus deras, dan menebas mereka semua tanpa ampun. Layaknya para prajurit legendaris.
Awalnya, pemerintahan Ishka hanya bermaksud agar pasukan pertahanan mengulur waktu. Para prajurit di benteng pertama yang dibangun dengan tergesa-gesa harus menahan monster-monster itu selama mungkin sementara mereka membangun benteng kedua di belakangnya. Ketika benteng pertama runtuh, mereka akan pindah ke benteng kedua, mengulur waktu untuk membangun benteng ketiga, dan seterusnya. Dengan kata lain, mereka harus menunda invasi monster selama mungkin agar pasukan Ishka memiliki waktu yang dibutuhkan untuk bergerak.
Namun dengan kedatangan ketiga pendatang baru ini, para monster bahkan tidak berhasil melewati benteng pertama. Garis pertahanan begitu kokoh sehingga benteng kedua, ketiga, dan keempat dibangun dalam waktu singkat. Semua orang yang mengira penyerbuan itu pada akhirnya akan mencapai Ishka dan menghancurkan kota bahkan mulai bertanya-tanya apa seluruh gerombolan itu mungkin akan dibasmi bahkan sebelum mereka mencapai tembok kota.
Namun ada satu hal yang disepakati semua orang : Keberhasilan besar ini hampir seluruhnya berkat tiga pendatang baru yang datang dari ibukota kerajaan. Seorang prajurit Kanaria merenungkan bahwa kekuatan ketiga orang itu mungkin menyaingi para ksatria berpangkat tertinggi di kerajaan, atau bahkan yang terkuat di antara para ksatria naga. Seorang petualang bertanya-tanya apa mereka mungkin sama terampilnya dengan lima petualang Rank 1 di kerajaan.
Tidak satu pun dari mereka tahu yang sebenarnya. Kenyataan yang digumamkan pemuda berambut putih dengan jengkel saat mendengar salah satu penghuni kerajaan yang tercengang ini memuji mereka.
"'Menyaingi' mereka, hah?"
Pemuda itu mendengus.
"Mereka benar-benar tidak tahu?"
"Pak Menteri, berapa lama lagi kita akan memburu mangsa empuk seperti itu?"
"Ada apa, Klimt? Kau tidak puas?"
"Tentu saja. Lagipula, kita datang ke sini untuk menyelidiki bagaimana pendeta itu mati, kan? Dan sekarang kita tahu pelakunya adalah duke itu, Drag apalah itu namanya. Jadi kenapa kita tidak bisa menghajarnya dan kembali ke pulau? Kenapa kita harus membuang waktu bersosialisasi dengan orang-orang lemah ini dan bertarung demi mereka?"
Anak laki-laki itu, yang bernama Klimt, menendang tanah dengan kesal.
"Kalau kudengar satu orang lagi bilang aku setara dengan ksatria naga atau petualang Rank 1, aku pasti akan marah. Aku bahkan belum melepaskan Shinsou-ku, dan mereka sudah menghujaniku dengan pujian? Lupakan saja."
"Ingat, standar kekuatan di benua ini sangat berbeda dengan di pulau."
Orang yang Klimt panggil sebagai "Pak Menteri" itu—Gozu Shiima—memperingatkan.
"Begitu pula adat istiadat, praktik umum, dan nilai-nilai mereka. Aku menugaskanmu dalam misi ini agar kau belajar sebanyak mungkin. Dan kurasa aku sudah menjelaskan kepada kalian berdua mengapa kita berpartisipasi dalam pertempuran ini. Sebagai pengikut Keluarga Mitsurugi, kita memiliki kewajiban untuk menebus kesalahan Jijinbou."
Klimt hanya mengangkat bahu.
"Apa itu penting? Bertempur di sini tidak akan membangkitkan orang-orang yang telah dia bunuh."
"Itu penting."
Jawab Gozu tegas.
Sikap Gozu yang tenang jarang sekali hilang, tapi sedikit amarah terpancar dari ekspresinya. Tentunya, amarah itu tidak ditujukan kepada Klimt, melainkan kepada Jijinbou, yang telah membuat kekacauan ini sejak awal. Setelah menyelidiki kerusuhan di Kanaria dan mengetahui sepenuhnya apa yang telah dilakukan Jijinbou, Gozu sangat marah. Bahkan jika mengesampingkan perasaan pribadinya tentang masalah ini, sebagai Menteri Perang Keluarga Mitsurugi yang membantu Shikibu mengawasi militer pulau, tindakan Jijinbou sungguh tidak bermoral.
"Teknik Illusory Blade diciptakan untuk melindungi dunia."
Kata Gozu.
"Itu berarti kita berkewajiban menggunakan kekuatan ini untuk melindungi mereka yang tidak memilikinya. Perbuatan buruk Jijinbou melanggar keyakinan kita."
Karena alasan itu, Gozu sama sekali tidak berniat membunuh sang duke dan membalaskan dendam Jijinbou. Sebaliknya, Gozu ingin meminta maaf kepada sang duke atas pembangkangan rekannya dan bahkan ingin memujinya karena memiliki kekuatan untuk mengalahkan seorang pengguna Illusory Blade.
Klimt mengangguk enggan.
"Yah, aku tidak akan menentangmu, jadi apapun yang kau katakan akan berlaku, kurasa. Tapi, jika kita terus melawan makhluk-makhluk kecil ini lebih lama lagi, aku rasa itu akan melemahkanku. Tidakkah kau juga berpikir begitu, Nee-san?"
Anak laki-laki itu menoleh ke perempuan itu, yang dari tadi diam mendengarkan percakapan mereka.
"Kesombongan dan arogansi itu dua hal yang berbeda, Klimt."
Jawab perempuan itu sambil menggelengkan kepalanya.
"Apapun situasinya, kesombongan dilarang. Lagipula, sebaiknya kamu lebih berhati-hati dalam berbicara. Sehebat apapun kamu dalam bertarung, itu bukan alasan untuk meremehkan orang lain."
"Kau selalu berkata seperti itu, Kuraia Nee-san. Bagaimanapun kau ingin menyebutnya, orang lemah tetaplah orang lemah."
Gerutu Klimt dengan dingin.
Namun, daripada kebencian terhadap kakak perempuannya, itu lebih terdengar seperti anak kecil yang merajuk setelah dimarahi. Dari situ saja, orang mungkin bisa menduga hubungan seperti apa yang mereka miliki sebagai saudara kandung.
Gozu mengamati mereka berdua dalam diam. Sang kakak perempuan adalah Kuraia Berch, dan adik laki-lakinya adalah Klimt Berch. Keluarga Berch adalah salah satu keluarga paling terkemuka di Onigashima—bahkan jauh lebih terkemuka daripada Keluarga Shiima. Keluarga Mitsurugi memiliki empat pengikut utama yang disebut Empat Menteri yang mendukung mereka : Menteri Kesejahteraan, Menteri Pekerjaan, Menteri Kehakiman, dan Menteri Perang, yang terakhir dijabat oleh Gozu saat ini.
Dua dari kursi lainnya ditempati oleh anggota Keluarga Berch, sebuah indikator yang baik tentang besarnya pengaruh yang dimiliki keluarga tersebut. Sebagai anggota garis keturunan itu, Kuraia dan Klimt juga diharapkan untuk menempati posisi mereka sendiri dalam jaringan pusat Keluarga Mitsurugi suatu hari nanti. Dan diam-diam, Gozu telah memberi mereka misi ini untuk menguji apa mereka berdua benar-benar memiliki potensi untuk menjadi pengikut Keluarga Mitsurugi.
Saat Gozu merenungkan hal ini, Kuraia angkat bicara.
"Pak Menteri, aku punya pertanyaan tentang Duke Dragonaut itu."
"Duke? Apa yang ingin kau ketahui?"
"Apa kau benar-benar berpikir dia mampu mengalahkan Panji Seirin?"
Gozu menyipitkan matanya sedikit. Dia mendesak Kuraia dengan tatapannya untuk melanjutkan. Setelah menafsirkan isyarat Gozu itu dengan tepat, Kuraia melanjutkan menjelaskan alasan keraguannya.
"Aku hanya mengamati dari kejauhan, tapi sejauh yang aku tahu, duke itu tampaknya cukup terampil. Kemungkinan besar levelnya sekitar lima puluhan, seperti levelku dan adikku. Aku berani bertaruh dia akan terbukti lebih dari sekadar tandingan kita dalam pertarungan."
Mendengar itu, mata adiknya melebar. Adiknya membuka mulutnya untuk protes, tapi senyum masam dari Kuraia membuat adiknya itu terdiam.
"Tapi."
Lanjut Kuraia.
"Itu hanya dengan asumsi kita tidak menggunakan Shinsou kita. Jika kita menggunakannya, kita pasti menang. Dan dari yang kudengar, level Jijinbou lebih dari 70, dan dia menggunakan Shinsou-nya dalam pertempuran. Aku sulit percaya bahwa duke itu bisa menang melawan Jijinbou dalam kondisi seperti itu."
"Apa itu satu-satunya alasanmu meragukan sang duke?"
Tanya Gozu.
"Tidak juga. Aku juga merasa tindakan yang dia lakukan setelah pertempuran itu mencurigakan. Sepertinya dia sedang mengerahkan segala upaya untuk membantu kota ini dibangun kembali. Dengan kata lain, dia tidak terluka dalam pertempuran melawan Jijinbou sehingga dia bisa seaktif ini. Aku hanya tidak mengerti bagaimana itu mungkin."
"Begitu ya."
Kata Gozu, mengangguk pelan.
Sejujurnya, Gozu juga merasa ragu. Namun, berita tentang penyerbuan itu telah sampai ke ibukota kerajaan sebelum dia sempat menyelidiki lebih lanjut. Tepat ketika Gozu hendak menjelaskan kepada Kuraia bahwa mereka akan menyelidiki lebih detail setelah masalah ini selesai, sebuah suara datang dari luar tenda mereka.
"Permisi, tapi apa ada Gozu Shiima di dalam?"
Mendengar suara itu, Gozu mengangkat sebelah alisnya. Suara itu terdengar seperti suara perempuan. Wajar saja, keberhasilan mereka dalam pertempuran hari ini membuat mereka dikagumi oleh para prajurit dan petualang, dan meskipun jumlahnya sedikit, ada juga perempuan di antara mereka. Beberapa bahkan mendekati Gozu dan Klimt dengan tawaran tidur bersama mereka. Untuk sesaat, Gozu bertanya-tanya apa pengunjung ini mungkin salah satu dari mereka.
Namun kemudian Gozu mempertimbangkan kembali. Tidak ada rayuan dalam suara yang memanggilnya. Suara itu juga tidak terdengar seperti orang yang sedang mencarinya untuk sesuatu yang remeh. Suaranya terdengar hampir seperti suara bisnis.
Gozu membuka pintu tenda dan mengundang kedua perempuan yang ditemuinya masuk. Mereka memperkenalkan diri sebagai utusan dari Guild Petualang Ishka. Meski tampak muda, Gozu bisa merasakan bahwa mereka berdua memiliki nyali baja.
Nama kedua perempuan itu adalah Ridelle dan Parfait.