Chapter 1 : The Village of Merte

 

1

Pada hari yang sama, Lunamaria dipanggil ke kamar Sora. Dia ingin Lunamaria memberinya penjelasan tentang sihir.

 

Ketika seseorang mengatakan "sihir", itu bisa merujuk pada berbagai jenis sihir, tapi Sora secara khusus meminta untuk mempelajari sihir tanah, air, api, dan angin—dengan kata lain, mantra ofensif. Sora ingin mengendalikan elemen-elemen seperti yang dimiliki Miroslav sang penyihir.

 

Sebagai lulusan Akademi Sage, Lunamaria sangat ahli dalam sihir dan memiliki kualifikasi untuk mengajarkannya kepada orang lain juga. Namun, dia sendiri tidak menggunakan sihir ofensif. Sihir ofensif dan sihir roh bagaikan minyak dan air, jadi yang satu akan saling meniadakan. Ketika seseorang merapal mantra ofensif, mantra itu menghabiskan mana, energi alami yang mengisi dunia, dan mana serta roh saling berkaitan erat.

 

Misalnya, roh salamander yang sering dipanggil Lunamaria untuk memanaskan bak mandi mereka di rumah bagaikan kumpulan mana yang diberikan pikiran dan wujud. Namun mantra ofensif melahap mana yang sama, dan tentu saja, para roh tidak menyukai hal itu. Karena alasan itu, mustahil untuk menggunakan sihir ofensif dan sihir roh secara bersamaan.

 

Namun, roh pada umumnya takut pada naga di dalam tubuh Sora, jadi tidak ada alasan untuk ragu mengajarinya sihir ofensif. Namun, ada masalah lain : Sora menggunakan od, energi dalam diri seseorang, bukan mana alami.

 

"Sihir yang dirapalkan menggunakan od cenderung jauh lebih lemah daripada sihir berbasis mana." Jelas Lunamaria.

 

"Dan karena kamu memasok energimu sendiri, kamu memiliki lebih sedikit energi untuk ditarik. Itulah sebabnya, kecuali benar-benar diperlukan, para penyihir biasanya menghindari penggunaan od mereka untuk merapal mantra. Satu-satunya keuntungan nyata menggunakan od daripada mana adalah mantranya lebih mudah dirapalkan."

 

Salah satu hal yang wajib dipelajari seorang penyihir adalah kemampuan untuk mengumpulkan mana dalam jumlah besar dengan cepat. Penyihir mana pun yang handal tidak hanya akan tahu cara melakukannya, tapi juga ahli dalam hal itu. Miroslav adalah contoh utama dari hal itu.

 

"Dan karena alasan itu."

Kata Lunamaria dengan sedikit senyum masam.

 

"Roh-roh yang kupanggil tidak pernah terlalu menyukai Miro."

 

"Hee, menarik. Tapi tunggu, apa yang mereka pikirkan tentangku?"

 

"Baiklah, mari kulihat.... sepertinya mereka mengamatimu dari bayangan di kejauhan, dengan takut-takut memperhatikan setiap gerakanmu?"

Lunamaria menyuruh Sora membayangkan sekelompok anak-anak berkumpul, memperhatikan sesuatu di kejauhan yang membuat mereka takut, dan Sora akan mengerti maksudnya. Awalnya para roh menolak Sora jauh lebih keras, tapi sekarang para roh itu sudah sedikit lebih terbiasa dengan kehadirannya.

 

Tentu saja, itu mungkin juga ada hubungannya dengan perubahan hati pemanggil mereka terhadapnya.

Pikir Lunamaria dalam hatinya.

 

Namun, seolah tidak menyadari perasaan Lunamaria itu, Sora melanjutkan.

"Yah, mantra yang lebih mudah pasti akan membuatku lebih mudah merapal mantra, jadi apa benar-benar ada masalah?"

 

"Kamu tidak akan kesulitan merapal mantra, tidak, tapi dalam kasusmu, master, jumlah dan kualitas od dalam tubuhmu jauh lebih tinggi dari biasanya, dan itu mengkhawatirkanku."

 

Lebih spesifiknya, saat bertarung, od yang meluap dari dalam diri Sora bagaikan aliran deras yang deras, dan mempelajari cara mengendalikannya bukanlah sesuatu yang bisa diajarkan Lunamaria. Lagipula, selama bertahun-tahun belajar di Akademi Sage, Lunamaria belum pernah melihat atau mendengar ada orang yang memiliki konsentrasi od setinggi itu. Dalam kondisinya saat ini, jika Sora menggunakan sihir ofensif untuk membakar monster hutan menjadi abu, dia mungkin akan membakar seluruh hutan bersamanya.

 

Lunamaria memang memenuhi syarat untuk mengajarkan sihir kepada orang lain, tapi itu semakin membuatnya perlu berhati-hati dalam memilih orang yang akan diajarinya. Dan, sejujurnya, dia tidak berniat mengajarkan sihir ofensif saat ini. Lunamaria akan mengajari Sora sihir elemen dasar non-ofensif seperti Flare atau Create Water terlebih dahulu, lalu setelah Sora menunjukkan bahwa dirinya dapat menyeimbangkan keluaran od abnormalnya dengan mantra-mantra minor, mereka akan beralih ke sihir ofensif. Bahkan sebagai budaknya, inilah satu hal yang tidak akan Lunamaria akui.

 

Sejujurnya, Lunamaria memperlakukan Sora sebagai seorang amatir dalam hal sihir, seorang pemula. Dan jika Sora memutuskan untuk menghukumnya nanti karena meremehkannya, Lunamaria sudah siap sepenuhnya. Namun setelah menjelaskan seluruh proses berpikir ini kepada Sora, dengan tekad kuat yang terpancar di mata Lunamaria itu, sesuatu yang tidak terduga terjadi : Sora mengangguk dan langsung setuju.

 

"Tidak apa-apa. Aku hampir tidak tahu apa-apa tentang sihir, jadi wajar saja kamu memperlakukanku seperti pemula. Jangan khawatir; aku tidak akan mengaktifkan kalungmu untuk alasan sepele seperti itu."

Sambil berbicara, Sora melirik kalung yang melingkari leher Lunamaria itu. Alat itu, yang telah dimantrai dengan mantra Suffocate dan Paralyze, akan mengaktifkan dan melukai gadis itu jika Sora merasa itu perlu.

 

Sebenarnya, Sora bisa saja mengaktifkan kalung itu dan memaksa Lunamaria untuk langsung mengajarinya sihir ofensif. Namun Sora tidak punya rencana seperti itu karena dua alasan : Pertama, dia setuju dengan alasan Lunamaria, dan kedua, menunjukkan kepada budaknya bahwa dia mengerti dan menerima pendapat budaknya itu akan memudahkannya untuk mendapatkan bantuan dari budaknya itu di masa depan. Itu juga akan membuat Lunamaria lebih mudah menerima sesi makan jiwa malam mereka, memberikan hasil jiwa yang lebih besar.

 

Sora telah belajar dari pengalamannya dengan Miroslav bahwa melahap jiwa musuh itu mudah saat bertarung, tapi di kamar tidur, justru sebaliknya. Semakin musuhnya melawan, semakin tidak efisien memakan jiwanya. Memang masih mungkin untuk memakan jiwa, tapi semakin musuh melawan, semakin lelah mereka, dan semakin lemah jiwa mereka. Untuk sekali makan, itu tidak terlalu penting, tapi mengingat dia memakan jiwa Lunamaria setiap hari, akan lebih efisien dari sudut pandang penyerahan jiwa untuk menunjukkan sedikit perhatian pada gadis itu.

 

Faktanya, ketika Sora memenjarakan Miroslav, ada perbedaan besar dalam perolehan jiwa setelah dia mulai memperlakukan Miroslav dengan lebih baik; dengan kata lain, setelah Miroslav menyerah untuk melawan. Dan Sora sekarang mendapatkan hasil yang lebih baik dengan Lunamaria daripada dengan Miroslav. Mungkin itu karena Lunamaria telah siap untuk mematuhinya sejak awal, tapi itu berarti akan jauh lebih bodoh untuk membuat gadis itu marah hanya karena memperlakukan masternya seperti pemula.

 

Pada saat itu, terdengar suara ketukan di pintu. Ketika Sora membukanya, Seele, gadis ocelot, dan Suzume, gadis demonkin, masuk dengan gugup. Baru beberapa hari sejak mereka pindah ke mansion yang luar biasa luas dari asosiasi itu, dan keduanya belum terbiasa dengan perubahan lingkungan.

 

Kedua gadis itu membungkuk sopan kepada Sora. Pakaian Seele tidak berbeda dari biasanya, tapi Suzume telah mengalami perubahan drastis. Daripada pakaian berbahan bulu dan daun yang biasa dia kenakan, dia kini mengenakan gaun hitam yang elegan. Transformasi ini adalah hasil karya Seele.