Chapter 3 : A Meeting
Keberhasilanku di dungeon tingkat kesulitan tinggi Yukilis’s Prison membuatku menjadi petualang tingkat S.
"Dasar bocah sialan. Kau hanya menyeret Grey dan Selena bersamamu! Bocah ingusan sepertimu, petualang S-Rank? Konyol sekali!"
Dan tiba-tiba ada peningkatan jumlah orang yang mendatangiku karena aku masih anak-anak.
"Dan maksudmu? Jika kau tidak punya urusan denganku, aku akan pergi."
Itulah sebabnya aku menghajar habis keenam petualang A-Rank itu dan meninggalkan mereka di gang belakang. Mereka tampak tidak mempercayainya.
Selena muncul di suatu titik dan berkata dengan senyum menawan,
"Inilah yang terjadi jika kalian tidak tahu seberapa kuat Arius itu. Tapi, aku akan memperingatkan kalian bahwa kalian tidak boleh melawannya jika kalian tidak ingin mati."
"Uh, Selena, aku tidak sebrutal itu."
"Tidak ada yang salah dengan membunuh seseorang yang tidak tahu apa itu kekuatan. Itulah yang kalian pikirkan, bukan?"
Grey mengejek dengan penuh permusuhan sehingga para petualang itu berebut untuk melarikan diri.
Sejujurnya, sungguh menggelikan bahwa aku harus berhadapan dengan orang-orang seperti mereka, namun aku percaya jika seseorang meminta pertarungan denganku, aku wajib menerimanya.
***
Selama dua tahun berikutnya, kami bertiga terjun ke dalam dungeon yang sulit di seluruh dunia. Meskipun semuanya mungkin disebut dengan tingkat kesulitan yang sulit, tingkat kesulitannya sangat bervariasi.
Ada empat klasifikasi untuk dungeon : mudah, sedang, sulit, dan ekstrem. Meskipun demikian, ada batas batas pada level yang tinggi, dan semua yang di atas itu adalah tingkat kesulitan yang sulit.
Dungeon dengan tingkat kesulitan ekstrem itu unik, dan hanya ada tujuh di seluruh dunia. Menghadapi salah satunya adalah tujuanku saat ini, meskipun itu tidak akan terjadi untuk sementara waktu.
"Fortress Golem ini sangat tangguh. Dan Fenrir dan Phoenix memiliki serangan yang sangat kuat." Kataku.
Fortress Golem adalah monster yang sangat kuat dengan tinggi lebih dari dua puluh kaki. Fenrir adalah monster berelemen Ice, sementara Phoenix adalah monster berelemen Fire. Keduanya termasuk dalam kelas monster yang paling kuat.
Yang terburuk dari semuanya, hingga enam kelompok bisa muncul sekaligus.
Kami berada di lantai bawah dungeon Guney’s Great Labyrinth. Dungeon itu memiliki 200 lantai dan merupakan salah satu dungeon dengan tingkat kesulitan tinggi yang paling sulit.
"Ya, tapi kau bisa mengatasinya, Arius."
Grey memberitahuku dengan acuh tak acuh.
"Itu benar. Akan aneh jika kamu tidak bisa, Arius."
Kata Selena, dengan nada menggoda.
Mereka membuatnya terdengar seperti hal itu yang sudah jelas.
Level yang direkomendasikan untuk Yukilis’s Prison adalah 250. Rekomendasi Guney’s Great Labyrinth adalah 500. Perbedaan level yang sangat besar itulah yang membuatku kesulitan dalam pertempuran ini.
"Aku tahu." Kataku.
"Aku tahu jika aku tidak bisa mengalahkan mereka, aku tidak bisa maju."
Aku mengasah mana-ku dan mencoba menyerang monster yang paling kuat. Saat aku memusatkan mana-ku ke satu titik pedangku, kepala monster itu terlepas.
Jika monster itu kuat, aku hanya perlu menjadi lebih kuat. Bertarung dengan Grey dan Selena membuatku menganggapnya sebagai hal yang wajar. Mereka mungkin sangat kuat, namun mereka tidak memulai dengan cara itu. Sama sepertiku, mereka menjadi lebih kuat dengan terus berpikir tentang cara menjadi lebih kuat saat mereka bertarung.
Aku bereinkarnasi ke dunia otome game ini, jadi aku memutuskan untuk tidak hidup sebagai minat cinta di Love Academy—aku akan menjadi lebih kuat sebagai seorang petualang.
Awalnya, aku punya pemikiran samar untuk ingin menjadi lebih kuat, namun sekarang semuanya berbeda. Aku ingin menjadi lebih kuat seperti Grey dan Selena. Mereka adalah cita-citaku : tidak bertujuan untuk menjadi lebih baik dari siapapun namun hanya terus mengejar kekuatan. Meskipun, aku mengerti betapa sombongnya aku mengatakan itu mengingat betapa kurangnya kekuatanku. Itu sebabnya aku tidak akan memberitahu siapapun.
"Aku benar-benar lapar. Kenapa kita tidak makan malam lebih awal?" Tanyaku.
Saat kami menantang dungeon Guney’s Great Labyrinth, kami menginap di kota terdekat bernama Carnell di negara Duchy of Crista. Jarak itu tidak berarti apa-apa karena bahkan aku bisa menggunakan sihir teleportasi. Namun, banyak petualang di Carnell yang menjelajahi Great Labyrinth, jadi itu adalah tempat yang nyaman untuk mengumpulkan informasi.
Yah, anggota party-ku sudah menyelesaikan Great Labyrinth, jadi kami sebenarnya tidak membutuhkan informasi itu, namun itu adalah latihan yang bagus bagiku untuk mempelajari caranya.
Salah satu aspek Great Labyrinth adalah meskipun lantai bawah termasuk yang paling menantang di semua dungeon dengan tingkat kesulitan tinggi, lantai atas tidak jauh lebih sulit daripada dungeon dengan tingkat kesulitan sedang. Hal itu berarti bahkan ada petualang D-Rank yang mencoba menantang dungeon itu.
Menaklukkan dungeon itu cukup mudah, namun hanya segelintir petualang yang berhasil menaklukkannya.
"Ah, itu Grey! Ayo minum bersama kami!"
"Kami yang traktir, Selena!"
Kami tiba di Guild Petualang, dan petualang lainnya berebut untuk berbicara dengan kami. Grey dan Selena terkenal. Tidak ada petualang yang tidak tahu nama mereka, dan semua orang menyukai mereka berdua karena mereka berdua memiliki kepribadian yang santai.
"Kami senang minum bersama kalian semua, tapi kami kelaparan. Beri kami kesempatan untuk mengisi perut kami. Master, bawakan aku alkohol dan makanan apapun yang kau punya." Seru Grey.
"Bisakah aku pesan anggur putih dan sepiring keju? Aku tidak keberatan apapun yang kamu tambahkan." Pinta Selena.
"Apa yang kamu inginkan, Arius?"
"Aku mau daging. Master, aku tidak peduli jenis daging apapun, bawakan saja apapun yang bisa kau sajikan dengan cepat." Pintaku.
Aku baru berusia sepuluh tahun namun sekarang tinggiku sudah lebih dari lima kaki, yang membuatku tampak seperti anak sekolah menengah. Aku tampak cukup tua untuk menjadi seorang petualang tanpa perlu pengecualian, jadi kurasa aku tidak tampak canggung di Guild Petualang. Tidak banyak petualang di awal remaja mereka yang mencoba peruntungan mereka di dungeon yang sulit.
Oh, dan orang yang kami panggil Master adalah kepala departemen makanan dan minuman di guild. Kami bukan satu-satunya yang memanggilnya Master; semua orang juga memanggilnya begitu.
"Aku akan pergi menukar kristal sihir sambil menunggu makanannya." Kataku.
"Terima kasih sudah selalu mengurus itu." Kata Selena.
"Hanya itu yang bisa kulakukan."
Mereka berdua bertarung di bawah level mereka untukku. Setidaknya aku harus melakukan tugas-tugas kasar untuk mereka.
Dan hari itu, kami mengalahkan banyak monster, jadi aku punya setumpuk kristal sihir di Inventory-ku. Inventory adalah mantra elemen Space tingkat sepuluh. Benda-benda di Inventory tidak memiliki bobot apapun, dan waktu bahkan berhenti untuk mereka. Mantra ini cukup berguna.
Aku sedang menuju konter tempat staf Guild berada ketika mataku bertemu dengan seorang gadis yang sedang menuju meja kami. Dia berusia empat belas atau lima belas tahun dengan rambut abu-abu yang dipotong bob. Secara objektif, dia cukup cantik sehingga dia bisa tampil di Love Academy sebagai saingan sang tokoh utama.
Aku tidak tertarik pada gadis yang berusia awal belasan tahun, namun dia sepertinya punya pemikiran lain karena dia, uh, melotot ke arahku.... entah mengapa? Aku melewatinya saat dia menatap tajam ke arahku dan pergi ke konter karena aku tidak tertarik.
"Kau tidak keberatan jika aku masuk begitu saja, bukan?"
Tanyaku kepada staf. Tidak ada cukup ruang di konter untuk menampung semua kristal sihir yang aku kumpulkan. Seperti biasa, aku pergi ke belakang dan menyebarkannya di ruang penyimpanan.
Aku memberitahu staf bahwa aku akan kembali lagi nanti untuk mengambil uang karena aku tahu mereka butuh waktu untuk menilai semuanya dan kembali ke meja.
"P-Permisi.... kalian berdua petualang SSS-Rank, Grey dan Selena itu, kan?"
Aku tiba tepat saat gadis yang tadi menghampiri meja kami.
"Namaku Jessica Lowell. Aku petualang B-Rank. Aku.... Aku sangat mengagumi kalian berdua! B-Bolehkah aku meminta berjabat tangan?"
"Tentu, aku tidak keberatan dengan berjabat tangan."
Jawab Grey dengan senang.
"Bagaimanapun, kita itu sesama petualang; lupakan semua formalitas itu."
"Grey benar. Aku senang mendengar kamu mengagumi kami. Karena kamu ada di sini, mengapa kamu tidak tinggal sebentar untuk mengobrol?"
"T-Tentu! Jika kalian tidak keberatan!"
Ada sembilan peringkat petualang, mulai dari F hingga SSS. Selena dan Grey adalah dua dari sepuluh petualang peringkat SSS di dunia. Dan, meskipun mungkin aneh jika aku yang mengatakannya, Jessica adalah petualang yang hebat jika dia adalah petualang B-Rank di usianya.
"Ah, Arius, kau kembali. Makanannya sudah datang." Sambut Grey.
Di atas meja ada piring berisi makanan dan tiga gelas alkohol. Tidak ada batasan usia minum-minum di dunia ini, jadi bahkan aku yang berusia sepuluh tahun bisa minum-minum tanpa masalah.
"Jessica, kau bisa pesan apapun yang kau mau. Kami yang traktir."
"Terima kasih, Grey!"
Selena dan Grey duduk di satu sisi, yang berarti Jessica dan aku tentu saja harus duduk di sisi yang lain.
"Arius, dia ini Jessica. Dia akan makan bersama kita. Jessica, ini Arius."
Kata Grey, memperkenalkan.
"Itu tidak menjelaskan situasinya, Grey." Tambah Selena.
"Kami baru saja bertemu Jessica dan mengundangnya makan bersama kita."
"Begitu ya. Senang bertemu denganmu, Jessica." Sapaku.
"Senang bertemu denganmu juga."
Entah mengapa, dia melotot padaku saat mengatakan itu.
"Hmm? Ada apa, Jessica?" Tanya Selena.
"Ti-Tidak ada! Yang lebih penting, ceritakan tentang kalian berdua!"
Jessica sama sekali mengabaikanku saat Grey dan Selena berbicara, namun aku tidak tahu apa yang membuatnya bersikap seperti itu. Mungkin dia lapar. Aku fokus makan sendiri.
Para petualang berpengalaman juga memperhatikan sikapnya dan tersenyum canggung padaku, namun mereka tampaknya tidak ingin menegur perilaku Jessica itu. Kurasa para petualang itu ingin aku menangani masalahku sendiri.
Aku mengamati ruangan itu dan melihat sekelompok petualang muda menatap ke arah kami dengan khawatir. Teman-temannya Jessica, mungkin? Maksudku, Jessica itu jelas ingin berkelahi denganku. Aku juga akan khawatir padanya, jika aku adalah temannya. Seharusnya aku menghentikannya sebelum dia memulainya, bukan?
Aku menghabiskan tiga piring besar makanan. Setelah merasa kenyang untuk sementara, saatnya berurusan dengan Jessica.
"Hei, Jessica." Aku memulai.
"Jika kau ingin mengatakan sesuatu padaku, katakan saja. Kurasa aku tidak suka sikapmu."
Hal itu tidak seperti aku benar-benar marah. Dia masih anak-anak. Aku percaya bahwa jika seseorang meminta berkelahi denganku, aku wajib menerimanya. Ada banyak orang yang mengolok-olokku karena aku masih anak-anak, dan aku merasa bahwa menunjukkan kekuatan adalah cara tercepat untuk membungkam orang-orang bodoh yang memperlakukanku dengan tidak hormat.
"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Kau yakin tidak mengada-ada?"
Jawab Jessica, berpura-pura bodoh namun tetap melotot ke arahku.
"Begitukah? Karena sudah jelas kau tidak tahan padaku. Mungkin kau kesal karena aku bersama Grey dan Selena karena kau sangat mengagumi mereka."
Aku tidak bisa memikirkan alasan apapun mengapa seseorang akan menatapku sinis begitu bertemu denganku. Dan ekspresi Jessica memberitahuku bahwa aku benar.
"Kau lebih muda dariku, bukan?" Tanya Jessica.
"Ya, aku sepuluh tahun. Memangnya kenapa?"
"Apaa? Itu tidak mungkin. Kau... Kau benar-benar berusia sepuluh tahun? Kau bukan petualang, kan?" Dia jelas tidak menduga itu.
"Kupikir usia kita tidak berbeda sejauh itu..."
Dari sudut pandangnya, aku adalah petualang yang lebih muda darinya, dengan lebih sedikit pengalaman, mengobrol seperti teman dengan orang-orang yang dia kagumi. Itu memicu sikap antagonisnya terhadapku, namun kemudian dia menyadari bahwa aku lebih seperti anak kecil daripada yang dia bayangkan. Apa dia segera menyadari betapa memalukan tindakannya?
"Sebagai informasi, aku sudah menjelajahi dungeon sejak aku berusia lima tahun, dan aku menjadi petualang di usia tujuh tahun. Kurasa aku lebih berpengalaman daripada dirimu." Balasku.
"Mustahil. Ini pasti lelucon, kan?"
"Arius berkata jujur, Jessica."
Kata Selena, memperingatkan.
"Dan dia anggota resmi party kami."
Hal itu membuat para petualang di sekitar kami menjadi heboh. Mereka tahu aku selalu bersama Selena dan Grey, namun mereka tidak pernah membayangkan aku adalah anggota party mereka. Yah, tidak ada yang mengira petualang SSS-Rank ini akan membawa seseorang yang tampak seperti pendatang baru ke dalam party mereka.
Tentu saja, aku sudah melaporkan ke Guild Petualang bahwa aku telah menyelesaikan dungeon dengan tingkat kesulitan tinggi, namun itu akan dilaporkan ke Guild di kota lain, dan aku tidak punya kebiasaan membanggakan prestasiku.
Selain itu, tidak ada petualang lain di Carnell yang berkelahi denganku, mungkin karena aku tampak cukup lama untuk menjadi petualang. Aku tidak pernah perlu menggunakan kekuatan untuk membuat mereka mengerti alasannya, yang berarti satu-satunya orang di kota yang tahu seberapa kuatnya aku sebenarnya adalah guru privatku.
"Lebih berpengalaman daripada aku saat berusia sepuluh tahun...?" Ulang Jessica.
"Dan di party Grey dan Selena...?"
Jessica kebingungan, tidak dapat memilah informasi itu.
Aku benar-benar mulai merasa kasihan padanya, seperti aku telah menindasnya atau semacamnya.
"Dengar, Jessica, memang begitulah adanya. Jika kau mengerti sekarang, aku tidak akan menentangnya—"
"T-Tunggu sebentar! Kau belum meyakinkanku!"
Teriaknya saat dia tersadar kembali, dan suaranya terdengar ke seluruh penjuru Guild. Semua mata tertuju padanya.
"Arius, lawan aku! Aku ingin melihat apa kau sekuat yang kau katakan itu. Jika kau mengalahkanku, aku akan menerimamu sebagai anggota party Grey dan Selena!"
Tunggu. Kenapa harus sampai seperti ini?
"Ya, pertarungan!"
Teriak seseorang.
"Semoga beruntung, kalian berdua!"
Teriak yang lain.
"Aku bertaruh satu koin perak untuk Jessica. Dia petualang B-Rank."
"Aku akan bertaruh dua koin emas untuk Arius! Jika dia ada di party mereka, maka dia pasti tangguh."
Para penonton menjadi heboh. Rupanya, mereka berencana untuk menjadi penonton penuh dan menikmati pertandingan.
Haruskah aku membiarkannya saja, menolak untuk terlibat dengan sesuatu yang bodoh seperti ini?
Namun, Jessica tampak serius. Dia menatapku, ekspresinya tenang.
Aku dapat dengan mudah melihat dari sikapnya bahwa dia mengagumi Grey dan Selena. Dia mungkin berhasil mencapai B-Rank dengan menggunakan mereka berdua sebagai tujuan. Namun, bukan dia yang mereka berdua pilih untuk party mereka, melainkan aku, seorang anak kecil. Mereka bebas memilih siapapun yang mereka inginkan, namun mengapa mereka memilihku dan bukan Jessica ini? Jessica menginginkan pertandingan ini denganku sehingga dia dapat mengetahui jawabannya.
"Arius, mungkin kau harus ikut pertandingan ini." Saran Grey.
"Hal-hal semacam ini bagus untukmu sesekali."
Kata Selena, menambahkan.
Mereka berdua tampaknya tidak tertarik untuk menghentikannya.
Jika dipikir-pikir, Jessica tidak akan salah paham jika aku hanya menunjukkan betapa kuatnya aku sejak awal, namun bukan hal yang kusukai untuk memamerkan kekuatanku. Kurasa hal semacam ini tidak bisa dihindari.
"Baiklah. Jika itu yang perlu meyakinkanmu, maka mari kita bertanding."
Kataku, mengalah pada hal itu.
Para petualang menjadi semakin bersemangat saat aku menerimanya.
Hahh. Kalian tidak perlu untuk begitu antusias seperti ini.
Kami turun ke fasilitas pelatihan Guild karena kami memutuskan pertandingan ini akan menjadi pertarungan sparring. Aku berdiri berhadapan dengan Jessica, mengabaikan para petualang yang menjadi heboh di sekitar kami.
Jessica menggunakan bastard sword yang bisa digunakan dengan satu atau dua tangan sementara aku menggunakan dua pedang panjang. Aku menggunakan dua pedang karena aku sering bertarung sendirian dan ingin meningkatkan jumlah seranganku. Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara seberapa baik aku bisa bertarung dengan tangan kiri dan tangan kananku.
Akan menjadi penghinaan bagi Jessica untuk menahan diri. Pertandingan berakhir dalam sekejap. Aku menutup jarak di antara kami sebelum dia bahkan bisa bergerak dan menghancurkan pedangnya dengan satu serangan. Dia terguncang karena kehilangan senjatanya, bahkan tidak dapat bereaksi, namun dia mengakui kekalahan tanpa argumen apapun.
Aku mengira para petualang akan mengeluh tentang betapa menyedihkannya pertandingan antiklimaks itu, namun mereka mengejutkanku dengan reaksi mereka.
"H-Hei... apa kalian melihat itu?"
Tanya salah satu dari mereka.
"Tidak... aku sama sekali tidak bisa melihatnya..."
"Itu luar biasa! Itulah yang kau dapatkan dari seseorang yang dipilih Grey dan Selena!"
Yang kudengar malah kata-kata pujian dan keterkejutan. Seriusan, aku tidak melakukan itu untuk membuat kalian semua senang.
Setelah pertandingan, sikap Jessica terhadapku berubah, seolah-olah dia adalah orang yang sama sekali berbeda. Yah, itu mungkin berlebihan. Dia masih lebih tua dariku dan bersikap seolah-olah dia mengetahuinya.
"Yah, aku sudah berjanji. Aku mengakui kau itu kuat, Arius."
Kata Jessica, mengakui itu.
"Tapi kau masih lemah dibandingkan dengan Grey dan Selena. Pastikan kau bekerja keras agar kau tidak menghambat mereka. Maksudku, jangan salah paham. Aku tahu kau bekerja keras, hanya saja... bekerja... lebih keras. Dan jika kau punya waktu, jangan ragu untuk bertanding denganku lagi!"
Apa-apaan ini....? Rasanya seperti dia meremehkanku, namun dia tampaknya tidak bermaksud jahat. Yang lebih menggangguku adalah seberapa banyak dia berbicara padaku. Maksudku, setidaknya aku bisa bertanding dengannya sesekali. Jika kalian mengabaikan sikap kekanak-kanakannya, kalian bisa melihat dia berusaha keras, yang bisa dibilang aku sukai.
Tapi tetap saja.... berurusan dengannya setiap kali aku datang ke Guild itu....
Dan sejujurnya, aku tidak suka cara Grey dan Selena menatap kami dengan persetujuan diam-diam di mata mereka. Aku sama sekali tidak tertarik pada romansa, dan Jessica hanya menganggapku sebagai saingan.
"Hei, Arius, aku akan menjadi lebih kuat sampai aku mendapatkan persetujuan Grey dan Selena!" Serunya.
"Semoga berhasil. Untuk kita berdua. Aku akan terus bekerja sampai aku bisa berdiri di samping mereka sebagai orang yang setara." Jawabku.
Interaksiku dengan Jessica, seorang gadis yang usianya hampir sama denganku hanya dari segi penampilan, berakhir setelah beberapa bulan. Party kami telah menyelesaikan Guney’s Great Labyrinth, dan kami akan meninggalkan Carnell.
"Arius.... daftarkan aku untuk Message!"
Tuntut Jessica saat aku memberitahunya.
Message adalah mantra tingkat satu yang dapat mengirim teks antara orang-orang yang telah mendaftarkan satu sama lain tanpa memandang jarak.
"Tentu, kurasa." Kataku.
"Tapi aku tidak akan menghubungimu."
"D-Daftar... Daftarkan saja aku!"
Akhirnya, aku menambahkannya. Karena dia memaksaku.
Statistik
Arius Gilberto (Usia 10 Tahun)
Level: 438
HP: 4492
MP: 6701
STR: 1354
DEF: 1350
INT: 1812
RES: 1579
DEX: 1354
AGI: 1352
***
Kepala Red Dragon raksasa setinggi delapan puluh kaki melayang. Naga raksasa itu menghilang dalam sekejap, meninggalkan kristal sihir dan jarahan besar di belakangnya.
"Wah, kurasa ini sudah berakhir. Agak mengecewakan." Komentarku.
"Seberapa kuat dirimu sekarang. Hari ini, kau boleh bangga pada dirimu sendiri." Puji Grey.
"Besok, kamu bisa berlatih dengan penuh semangat lagi." Lanjut Selena.
Kami berada di dungeon dengan tingkat kesulitan tersulit : Dragon’s Palace.
Setelah menyelesaikan Great Labyrinth, kami menghabiskan tahun berikutnya untuk menyelesaikan semua dungeon yang sulit. Menyelesaikan Dragon’s Palace membuatku merasa seperti bisa melihat Grey dan Selena di kejauhan sekarang—aku mengejar mereka. Bagaimanapun, mereka masih jauh lebih kuat dariku.
Kami akhirnya memutuskan untuk mencoba dungeon dengan tingkat kesulitan ekstrem. Hanya ada tujuh di dunia, dan dungeon-dungeon itu pada dasarnya berbeda dari semua dungeon lainnya. Dari lantai pertama, kalian menghadapi monster jahat yang mengalahkan boss terakhir Dragon's Palace. Dan itu hanyalah dungeon ekstrem dengan tingkat bahaya terendah.
"Jadi, uh.... ada berapa banyak dari mereka?" Tanyaku.
"Entah? Kita tidak punya waktu untuk menghitungnya. Aku hanya harus mengalahkan mereka." Jawab Grey.
"Begitu kita berhasil menarik mereka sedikit lagi, aku akan mengeluarkan mantra serangan area. Lalu memanfaatkan celah untuk bertarung." Strategi Selena.
Wujud Angel raksasa yang mengenakan plate armor lengkap mendekat dari jauh di kejauhan ruang yang luas ini. Scan-ku mendeteksi lebih dari 1.000 monster, dan masing-masing mengeluarkan mana jauh lebih banyak daripada boss terakhir Dragon's Palace.
Lantai di dungeon ekstrem tidak memiliki dinding; itu hanya ruang. Tidak ada tempat untuk bersembunyi, dan semua monster di lantai menyerang kalian sekaligus. Pertarungan tidak berhenti sampai kalian mengalahkan mereka semua.
Sekelompok meteorit putih yang terbentuk dari mana yang terkompresi muncul di dekat langit-langit yang tinggi dan menghujani para Angel itu. Mantra tingkat sepuluh Meteor Shower yang digunakan oleh Selena dan aku menandai dimulainya pertempuran.
Satu momen gangguan berarti hidup kalian. Satu kesalahan perhitungan tentang kapan harus mundur berarti kekalahan total tim. Dan di situlah kami bertarung di tengah ketegangan dan tekanan itu.
Statistik
Arius Gilberto (Usia 11 Tahun)
Level: 658
HP: 6788
MP: 10247
STR: 2038
DEF: 2033
INT: 2718
RES: 2388
DEX: 2038
AGI: 2036