Prologue : The Cursed Man
"Woo! Akhirnya pulang juga!"
Kami telah kembali ke ibukota kekaisaran Zebrudia. Akhirnya, aku kembali ke kamar pribadiku di rumah klan, tempat aku bisa bersantai. Aku berputar dan jatuh ke kasur kesayangan yang sangat kurindukan. Kasur ini dibuat khusus agar memiliki tingkat kekenyalan yang pas untukku.
Supreme Warrior Festival seharusnya hanya sebuah perjalanan kecil, tapi akhirnya berubah menjadi cobaan berat. Aku telah menahan amarah Franz yang tidak henti-hentinya, membantu melatih putri kekaisaran, dan entah bagaimana berhasil mengendalikan Adik Rubah (biasanya, phantom seperti dia yang meninggalkan reruntuhan harta karunnya akan menimbulkan berbagai kekacauan).
Lalu aku terseret ke Klub Penggemar Topeng Rubah, berkenalan dengan Krahi dkk., dan sebagai puncaknya, aku berhasil mengendalikan Key of the Land (padahal hampir sepenuhnya salahku karena mengaktifkannya sejak awal).
Teman-temanku melakukan sebagian besar pekerjaan dengan putri kekaisaran, Sitri mengurus Fox, aku tidak benar-benar melakukan apapun dengan kelompok Krahi, dan urusan Key of the Land sebagian besar dimungkinkan berkat bantuan semua orang. Ketika kupikir-pikir, aku belum benar-benar melakukan apapun, tapi itu tidak menghentikanku untuk mengatakan pada diri sendiri bahwa aku pantas beristirahat.
Berbaring di tempat tidurku, aku memutuskan : apapun yang terjadi, aku sama sekali tidak akan meninggalkan kamarku untuk waktu yang lama. Untungnya, aku tidak perlu meninggalkan kamar ini, karena semuanya sudah tersedia, bahkan bak mandi. Jika aku butuh makanan, aku bisa meminta makanan itu dibawakan. Aku punya banyak Relik untuk dipoles, jadi aku tidak kekurangan cara untuk menyibukkan diri.
Baru-baru ini aku mengetahui bahwa kekaisaran akan mulai berunding dengan bangsa lain untuk mengoordinasikan upaya melenyapkan Fox. Sesuai perintah kaisar, dia juga meminta bantuan para pemburu harta karun, termasuk aku. Aku menolak mentah-mentah. Gark dan banyak orang lainnya tidak suka itu, tapi persetan dengan mereka. Aku punya hal lain yang harus kulakukan.
"Eva! Untuk saat ini, aku tidak menerima tamu!"
Kataku dengan tegas padanya. Eva telah mengawasiku dari pintu masuk dengan tatapan lelah.
"Bahkan jika itu Gark, pedagang, atau seseorang dari pemerintah, suruh mereka pergi! Aku tidak peduli apa yang mereka inginkan! Aku sibuk!"
"Um, bolehkah aku bertanya apa yang sedang kamu lakukan?"
"Aku sibuk tidak melakukan apa-apa."
"Apa kamu sedang berfilsafat?"
Jelas tidak. Aku hanya perlu mengistirahatkan otakku. Apa aku sudah cukup menggunakan otakku untuk membuatnya lelah masih bisa diperdebatkan. Aku memutar tubuhku yang malas di tempat tidur, lalu meregangkan tubuh panjangku. Sebagai master klan dan sebagai Level 8, aku seharusnya tidak membiarkan orang melihatku seperti ini, tapi itu tidak masalah jika itu hanya Eva. Tubuhku bereaksi terlalu kuat terhadap peristiwa Supreme Warrior Festival. Aku ingin menyatu dengan tempat tidur.
Melihatku membuat diriku terlihat semenyedihkan mungkin, Eva menghela napas panjang.
"Baiklah. Aku akan menolak semua tamu untuk sementara waktu. Oh, tapi bagaimana kalau salah satu temanmu yang berkunjung?"
"Salah satu dari mereka? Mereka boleh masuk."
Sejujurnya, mereka akan menerobos masuk dengan cara apapun. Sekalipun aku mau, aku tidak yakin punya cara untuk mengusir mereka. Karena aku tidak bisa menolak mereka, aku masih menekuni pekerjaan berbahaya sebagai pemburu harta karun! Terhanyut dalam arus mereka sudah menjadi bagian dari hidupku.
Aku berguling-guling di tempat tidur berharap bisa menyegarkan diri ketika melihat sebuah catatan di meja samping tempat tidurku. Aku meraih dan mengambilnya dengan jari-jariku. Itu adalah secarik kertas tua, terlipat dua. Aku cukup yakin catatan ini belum ada di sini sebelum aku berangkat ke Kota Kreat.
Aku membacanya, lalu mengerutkan keningku.
"Apa ini? 'Tidak bisa menemukan Cae'?"
Terkejut, Eva berlari menghampiriku.
"Apa itu surat? Apa ada yang masuk saat kita pergi?"
Aku meletakkan catatan sederhana itu dan berguling.
"Tidak, ini bukan masalah. Hmm."
"Apa itu?"
Catatan ini tidak lain dari Eliza. Cae adalah semacam nama panggilan yang dia berikan untukku.
Eliza Beck, Sang Vagabond, adalah seorang Desert Noble yang dilatih sebagai Thief. Dia adalah anggota party kami yang paling berjiwa bebas dan satu-satunya yang bukan berasal dari kelompok teman kami. Dia memang berbakat dan begitu ramah sehingga mudah untuk melupakan bahwa dia adalah seorang Noble Spirit (meskipun kalian bisa saja menyebutnya ceroboh). Namun, seperti yang tersirat dari julukannya, dia memiliki kecenderungan untuk berkelana ke sana kemari, tanpa tujuan seperti angin. Aku adalah pemimpin party kami dan orang yang merekomendasikannya untuk menjadi anggota, tapi aku pun baru bertemu dengannya beberapa kali.
Yang membuat hasrat berkelananya benar-benar menjengkelkan adalah dia tampaknya tidak menyadari kecenderungannya sendiri. Terlepas dari apa yang mungkin tersirat dalam surat yang kurang tepat itu, aku bisa mengatakan dengan yakin bahwa aku tidak pernah mengecualikan Eliza. Bukan karena aku tidak ada di mana pun; melainkan karena dia terus menghilang sendiri. Meskipun, sejujurnya, bisa dibilang kecerobohan semacam ini diperlukan untuk bergabung dengan party seperti Grieving Soul.
Tapi di mana dia dan apa yang sedang dia lakukan? Kedengarannya para anggota Grieving Soul lain cukup sering bertemu dengannya, tapi bagiku, pertemuan dengan Eliza adalah kejadian langka. Aku tidak merasa dia bersembunyi dariku, aku juga tidak berpikir dia membenciku; sepertinya waktunya memang tidak pernah tepat. Menurut Liz, aku jarang bertemu Eliza itu karena dia tahu cara melihat bahaya yang datang dari jarak satu mil. Aku tidak yakin apa yang harus kukatakan.
Meskipun surat itu singkat, aku masih punya gambaran bagus mengapa Eliza datang saat aku pergi. Aku duduk dan melihat sekeliling ruangan, di mana aku menemukan sebuah kotak kayu di dasar meja nakasku. Kotak itu berat, dan butuh sedikit usaha untuk membuka tutupnya. Di dalamnya, aku menemukan setumpuk sampah.
Ada sepatu bot tua yang usang, koin berkarat, pisau tanpa bilah, dan sebuah cincin emas sederhana. Barang-barang yang tampaknya tidak berharga ini semuanya adalah Relik yang ditemukan dari reruntuhan harta karun, kemungkinan besar barang-barang yang ditemukan Eliza selama pengembaraannya. Mungkin beberapa di antaranya adalah barang-barang yang dibelinya di suatu toko, tapi itu tidak terlalu penting.
Setahuku, semua Desert Noble cenderung menjelajahi dunia. Rekan-rekan mereka di hutan dikenal jarang meninggalkan rumah, tapi para Noble Spirit di gurun adalah pengembara, meskipun mungkin tidak sesering Eliza.
Desert Noble adalah pemburu harta karun alami. Ketertarikan mereka yang luar biasa terhadap sihir dan elemental-elemental, serta tubuh yang fleksibel dan indra yang tajam, memungkinkan mereka menjelajahi banyak alam berbahaya. Ada banyak sudut dunia alami yang masih belum tersentuh manusia, tapi Desert Noble dapat menjangkaunya, begitu pula banyak reruntuhan harta karun.
Aku pertama kali bertemu Eliza di reruntuhan harta karun di gurun. Dia berbakat dan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil, sebagaimana seharusnya seorang pemburu. Dia juga tidak tamak. Meskipun dia berkeliling mencari reruntuhan harta karun dan tujuan berbahaya lainnya, sepertinya dia mencari sesuatu selain harta karun, karena dia hampir tidak menunjukkan minat pada Relik dan barang yang dijatuhkan oleh phantom.
Tentu saja, pengembaraannya membutuhkan uang, jadi dia akan mengambil apapun yang tampak berharga, tapi dia meninggalkan hampir semua yang lain. Orang yang menghentikannya adalah aku. Kupikir sungguh sia-sia baginya untuk menjelajah ke reruntuhan harta karun berbahaya seperti itu hanya untuk kemudian meninggalkan Relik-relik itu. Kebanyakan Relik adalah barang bekas yang hampir tidak bernilai, tapi menjualnya bisa menambah uang seiring waktu.
Jadi kami membuat kesepakatan kecil. Eliza akan membawa kembali Relik-relik itu, lalu aku akan menjualnya dan memberinya hasilnya. Aku tidak mengenakan biaya, tapi aku diizinkan mengambil Relik untuk diriku sendiri jika ada menarik perhatianku. Itu adalah kontrak yang menguntungkan kedua belah pihak. Sitri mengelola jarahan dari reruntuhan harta karun selama upaya kelompok, jadi Eliza hanya membawakanku apa yang dia dapatkan selama operasi solonya, tapi itu tetap merupakan jumlah yang wajar.
Insiden di Supreme Warrior Festival adalah pengalaman yang sangat bermanfaat bagiku. Sampai saat itu, aku tidak tahu bahwa ada Relik yang cukup kuat untuk menyebabkan getaran hanya dengan ditusukkan ke tanah. Sebagai kolektor Relik, aku terdorong untuk mengumpulkan pengetahuan sebanyak mungkin. Meskipun Key of the Land itu mungkin telah hancur, aku tidak bisa mengabaikan kemungkinan adanya benda serupa.
Aku mulai berpikir bahwa aku harus berlatih agar bisa benar-benar menekan Key of the Land jika hal seperti itu terjadi lagi. Aku terus memilah-milah benda di dalam peti sambil memikirkan hal ini, ketika aku menemukan sesuatu yang tipis dan terbungkus kain hitam. Aku segera mengangkatnya dan melepaskan kain bermotif aneh itu.
Ooh. Relik berbentuk pedang! Jarang sekali aku melihatnya setiap hari.
"Ini! Inilah yang kucari!"
Dengan gembira aku menariknya dari sarungnya dan mengamatinya. Bilahnya yang hitam legam dan permata seperti onyx yang menghiasi gagangnya memberi kesan bahwa benda ini memiliki arti penting. Namun, tidak seperti Key of the Land, Relik ini tidak tampak seperti alat seremonial. Keberadaannya di dalam sarung dan terbungkus kain dengan hati-hati menunjukkan bahwa Eliza juga telah menjaganya dengan baik. Aku harus meminta Lucia mengisi ulang dayanya untukku.
Aku tersenyum, karena kehidupan normalku akhirnya kembali.
"Tolong, pastikan untuk tidak berlebihan."
Kata Eva sambil menghela napas lelah.
***
"Heeh?! Dunia bawah punya bounty untuk Onii-chanku?!"
Seru Lucia.
"Sepertinya Krai menarik perhatian."
Jawab Sitri, bingung.
"Dengan Fox yang sedang kacau dan bersiap berperang dengan kekaisaran, kurasa mereka tidak akan mencoba hal yang terlalu gegabah."
"Maksud Liz-chan, lihat apa yang Krai-chan lakukan."
Kata Liz, mengangkat bahunya.
"Dan itu di samping fakta bahwa Krai-chan juga pemimpin Grieving Soul."
Para pemburu harta karun yang terampil adalah target populer bagi para bandit. Hal itu berlaku bagi mereka yang terus-menerus memasuki reruntuhan harta karun dan terlebih lagi bagi Grieving Soul, yang telah memusnahkan sejumlah entitas kriminal.
Di permukaan, gelombang yang disebabkan oleh insiden di Supreme Warrior Festival telah mereda. Pembongkaran arena yang hancur berjalan lancar, dan keadaan tampak normal kembali. Namun, hanya permukaan yang benar-benar tenang. Hingga taraf tertentu, terungkapnya organisasi yang begitu mengerikan itu bergema di mana-mana.
Sejauh ini, para anggota Grieving Soul tidak mempermasalahkan bounty yang diberikan untuk kepala mereka. Lagipula, bounty baru ini bisa dibilang hanya setetes air di lautan. Salah satu alasan mereka belum banyak bertemu pemburu bounty adalah karena bayarannya umumnya dianggap tidak sepadan dengan risikonya. Para anggota Grieving Soul, di sisi lain, menganggap bounty-bounty ini sebagai bukti bahwa nama mereka sedang terkenal.
"Mereka benar-benar tertarik pada Krai. Satu, sepuluh, seratus, seribu..."
Kata Luke sambil mengamati daftar yang diperoleh Sitri.
"Bagaimana caranya bisa mendapat bounty seperti ini? Aku bisa memotong seratus orang tanpa mendapatkan bounty seperti ini. Apa ada trik khusus untuk itu?"
Ansem bergumam sambil merenung.
"Dengan sedikit usaha lagi, itu akan cukup untuk melunasi hutangnya."
Kata Sitri.
Jumlah yang ditawarkan sungguh luar biasa. Tidak seperti bounty biasa, bounty yang ditawarkan oleh para penjahat dunia bawah sebanding dengan jumlah orang yang membenci target atau ingin mereka menghilang.
Kebanyakan orang yang diberi harga tinggi untuk kepala mereka adalah pejabat negara-negara besar, pemburu dari garis keturunan ternama, tipe orang yang kematiannya akan dirasakan di seluruh dunia. Kemungkinan besar ini pertama kalinya seorang pemburu yang bukan keturunan bangsawan dan tidak bersalah atas pembunuhan apapun mendapatkan bounty sebesar itu.
Liz menatap daftar itu dengan takjub.
"Krai-chan mengungguli Ark-chan dengan ini."
"Aku sungguh tidak bisa membayangkan organisasi yang lebih kecil bisa menghabiskan begitu banyak uang. Belum lagi mereka harus menjaga reputasi." Kata Sitri.
"Yah, sepertinya Fox tidak punya banyak sumber daya cadangan saat ini, yang kudengar telah mendorong mereka untuk menarik anggota mereka keluar dari Zebrudia."
Menurut penyelidikan Sitri, Fox mulai tidak stabil. Dia tidak tahu banyak detailnya, tapi sepertinya ada pertikaian internal yang terjadi. Penggunaan Key of the Land mungkin mengejutkan mereka sama seperti orang lain. Demikian pula, mereka mungkin tidak menyadari bahwa bukan anggota mereka yang mengaktifkannya.
Namun, yang penting di sini bukanlah kondisi Fox yang sebenarnya, melainkan bagaimana penampilan mereka dari luar. Yang dilihat orang-orang adalah Fox dikalahkan secara terang-terangan. Jika mereka membiarkan ini, mereka akan kehilangan kehormatan. Menawarkan uang untuk kepala musuh mereka adalah tindakan yang wajar, karena itulah bounty Krai itu sangat besar. Tentunya, banyak orang yang akan mengejar bounty ini sudah mengincar Thousand Trick.
Satu sisi baiknya adalah daftar ini hanya beredar di dunia bawah; tidak akan ada pemburu terhormat yang mengejar Krai.
"Beruntungnya Krai."
Kata Luke.
"Menurut kalian apa akan ada Swordman tangguh yang datang?"
"Aku tidak bisa membayangkan bahwa tanpa kepercayaan diri yang besar mereka akan mengejar bounty sebesar ini." Kata Sitri.
"Jika ada yang menyerang, itu akan terjadi setelah persiapan yang matang. Hmm tidak, kurasa tidak akan ada Swordman yang akan datang."
"Ini tidak akan terjadi jika Onii-chan berperilaku seperti orang normal."
Erang Lucia. Ada banyak rumor tentang Thousand Trick, tapi satu hal yang pasti: berkali-kali, dia lolos dari cengkeraman maut tanpa sedikit pun luka.
Sitri berdiri dan menepuk tangannya.
"Kudengar Krai belum berniat meninggalkan kamarnya untuk sementara waktu, tapi kurasa kita harus tetap di sisinya, sebagai tindakan pencegahan. Kita semua cukup sibuk dengan kehidupan kita masing-masing, jadi kusarankan kita bergantian!"
"Ya, dan Sitri-chan yang paling sibuk di antara kita semua, kan?"
Jawab Liz.
"Sitri-chan tidak terlihat begitu sehat."
Liz menempelkan tangannya ke dahi Sitri.
Luke memasang wajah seolah baru saja mengingat sesuatu dan berdiri dengan enggan.
"Ya, ada orang yang memanggilku. Aku melewatkan satu pembunuhan naga kecil, dan mereka langsung menyerbuku. Begitulah hidup, kurasa. Akan kutunjukkan pada mereka Voltaic Deicide ini."
"Aku melewatkan ujian penting."
Tambah Lucia.
"Jadi sekarang aku bingung harus berkata apa kepada profesor yang menjaminku."
Ansem mengeluarkan suara gemuruh tanda setuju.
Liz menatap kakaknya dengan iri.
"Beruntungnya, Ansem-chan. Atasan Ansem-chan tidak ikut campur dalam urusan Ansem-chan."
Ansem menjawab dengan anggukan tegas.