Ada dua faktor utama yang menentukan keberhasilan party : kekuatan individu dan koordinasi anggota. Mengalahkan phantom yang kuat dan monster yang luar biasa membutuhkan sekelompok individu yang ditempa dalam pertempuran untuk melipatgandakan kemampuan mereka dengan bekerja sama. Setiap party kelas satu dapat mengklaim memiliki kedua hal ini, namun Grieving Soul lebih condong ke arah kekuatan individu, sedangkan Knights of the Torch adalah kebalikannya.
Kurasa aku tidak akan pernah melupakan keterkejutan yang aku rasakan saat pertama kali bertemu mereka. Gerakan mereka yang halus seperti gerakan ordo ksatria sejati. Bahkan saat tamu lain menatap, para ksatria itu tidak bergeming.
Apa mereka mendapat anggota baru?
"S-Sudah, sudah, semua orang memperhatikan. Kalian bisa santai saja."
Kataku saat menyadari bahwa aku juga sedang diperhatikan.
"Istirahat di tempat!"
Kata Touka, mengumumkan.
Aku tidak tahu mengapa aku disebut sebagai "klien utama" mereka padahal Sitri lah yang mempekerjakan mereka. Dia memberi mereka dana dan peralatan.
Satu-satunya nilai yang dimiliki Knights of the Torch adalah nilai yang bisa disimpan di rekening bank. Mereka menempati posisi yang aneh di First Step dan bersikap aneh terhadapku. Mereka mematuhiku karena mereka tahu aku adalah teman lama Sitri, yang membuat mereka lebih mudah ditangani daripada orang-orang yang memiliki tingkat kepercayaan aneh padaku.
"Jangan bilang kau akan ikut turnamen, Touka."
Kata Luke. Dia selalu bersemangat menghadapi lawan yang kuat.
"Aku akan berpartisipasi."
Touka menegaskan.
"Aku menerima tawaran. Apa kamu juga akan berpartisipasi, Protean Sword?"
Supreme Warrior Festival menarik banyak orang. Ada kapten ksatria yang menjaga keamanan negeri itu sementara ada juga tentara bayaran terkenal. Touka pasti menerima tawarannya berkat ketenarannya di antara perusahaan pedagang dan bangsawan.
Luke membuat ekspresi aneh yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Alasan Luke si Man Cutter ini tidak pernah mencoba menebas Touka adalah karena Touka itu tidak terlibat dalam pertarungan yang tidak menguntungkan (maksudku secara harfiah, Touka tidak bertarung jika tidak ada uang yang bisa diperoleh), jadi keduanya tidak cocok, namun dalam hal yang baik. Luke tidak hanya ingin menyerang orang, dia ingin mereka menyerang balik.
Touka melirik Sitri, lalu Lucia, lalu aku, sebelum berkata,
"Maafkan aku, Clan Master, tapi aku tidak akan menahan diri di turnamen itu. Kamu tidak membayar kami cukup untuk itu."
Jadi Touka akan melakukannya jika kami menawarkannya cukup uang? Namun yang lebih penting, dia tampaknya memiliki kesan yang salah bahwa aku akan berpartisipasi. Dia pasti mendengar rumor yang beredar.
Ini hanya antara kamu dan aku, Touka, aku bukanlah Thousandfold Theurgics itu. Inilah diriku yang sebenarnya!
Bahkan seseorang yang tenang seperti Touka akan terkejut jika dia bertemu Krahi. Aku berharap untuk melihat hal itu terjadi.
"Begitu juga aku, diriku yang sebenarnya tidak menahan diri."
Kataku dengan senyum yang keras.
"Aku yang sebenarnya cukup kuat. Dan memiliki mantel yang berkibar."
Meskipun yang palsu juga suka mengepakkan mantelnya saat dirinya bisa.
Touka menatapku dengan heran, dengan cepat merusak kesenanganku.
"A-Ah. Begitu ya. Mantel? Y-Yah, kuharap belas kasihan tidak terlalu berlebihan."
"Y-Yah, aku di sini untuk menonton. Kamu seharusnya benar-benar waspada terhadap orang-orang di belakangku."
Aku ingin menurunkan ekspektasi mereka. Mereka mungkin marah jika mereka mengharapkanku untuk berpartisipasi.
Sama seperti yang kuingat, Knights of the Torch memberi kesan yang unik. Hubungan mereka dengan Grieving Soul tidak bisa digambarkan sebagai baik atau buruk. Namun, mereka jarang berada di ibukota kekaisaran, jadi kami tidak punya banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan mereka. Namun, mereka tetap tampak senang melihat kami. Kami duduk mengelilingi meja bersama mereka dan Touka serta anggota terkemuka lainnya mulai menuangkan minuman untukku.
"Kurasa bukan kebetulan kita bertemu di sini."
Kataku.
"Minumlah, kami akan memberimu lebih banyak."
Kecuali semua ini keluar dari dompet Sitri. Sitri tampak menyukai Knights of the Torch. Mungkin karena uang dapat menyelesaikan masalah apapun dengan mereka.
"Kalian dengar itu."
Kata Touka kepada para ksatrianya.
"Klien utama kita memintanya. Jangan sia-siakan kemurahan hati mereka. Minumlah! Ingatlah untuk berterima kasih kepada Sitri, karena klien utama jarang sebaik dia. Beri salam!"
"Terima kasih!"
Kata para ksatria itu, memberi hormat serempak untuk kedua kalinya.
Sitri tampak agak heran. Orang-orang ini tampaknya berpikir memberi hormat bukanlah ide yang buruk. Dan apa itu "klien utama"?
Saat kami minum, aku mengetahui apa yang telah mereka lakukan akhir-akhir ini. Mereka telah melakukan perburuan bounty dan pertempuran seperti biasa sambil menjelajahi dunia dan kemudian kembali untuk Supreme Warrior Festival itu. Mereka telah memburu sekawanan orc yang telah menyerang sebuah desa, menghancurkan sekelompok perampok beastmen, dan pergi ke reruntuhan harta karun hanya untuk bersenang-senang. Aku terkesan, namun kemudian aku menyadari bahwa kami telah melakukan berbagai petualangan yang lebih hebat.
Liz sedang mengadakan kontes minum dengan salah satu ksatria itu, dan Lucia menonton dengan jengkel. Luke telah mengarahkan pandangannya ke para pelanggan dan melihat sekeliling ruangan dengan mata seekor burung pemangsa.
Sementara seorang ksatria menuangkan minuman untukku, aku mengajukan pertanyaan yang ada di pikiranku.
"Apa orang-orang kalian bertambah?"
Touka menatapku dengan tajam.
Apa aku mengatakan sesuatu yang aneh?
Knights of the Torch adalah party nomaden yang merekrut anggota baru saat mereka bepergian. Umumnya tidak disukai bagi sebuah party untuk menambah jumlah anggota tanpa berkonsultasi dengan klan mereka, namun First Step mengizinkannya.
{ TLN : Nomaden itu gaya hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, bukan menetap di satu tempat untuk jangka waktu yang lama. }
Aku tidak dapat mengingat jumlah pasti anggota yang dulu mereka miliki, namun menurutku mereka telah bertambah dua atau tiga orang. Namun tampaknya aku salah. Aku tidak ingat wajah masing-masing anggota, jadi mungkin aku benar-benar salah.
Aku mencoba menepisnya dengan tertawa dan berkata,
"Kupikir dulu kalian adalah party yang lebih kecil. Kalian bertambah berapa? Sepuluh, sebelas anggota?"
Itu hanya candaan. Jumlah mereka mungkin bertambah, namun jelas tidak sebanyak itu. Aku berharap Touka akan tertawa dan mengatakan bahwa aku itu konyol. Dan mungkin mengatakan bahwa aku orang yang lucu. Sebaliknya, dia melipat tangannya.
"Hmph. Tajam seperti biasa. Memang, kami mendapatkan sebelas anggota baru."
Hah? Seriusan? Tidak, tidak, tidak.
Tidak mungkin mereka mendapatkan sebelas anggota. Apa dia sedang bermain-main dan membuatku berperan sebagai orang yang serius? Aku mungkin akan melakukannya jika aku bersama Ark, namun Touka adalah makhluk yang berbeda. Sitri, yang sedang menuangkan minumannya bersama lebih banyak orang daripada aku, memandang sekelilingnya dengan liar..
"Sepertinya kalian tidak memiliki wajah baru."
Kata Sitri kepada Touka.
"Apa mereka ada di tempat lain?"
"Memang."
Jawab Touka.
"Mereka sedang menjalankan misi. Kami menjadi terkenal, tapi itu mendatangkan banyak musuh bagi kami. Maafkan aku karena tidak memberitahumu lebih awal."
Kata Touka sambil membungkuk.
Jadi dia tidak bercanda? Tidak hanya itu, orang-orang di bar ini semuanya adalah anggota lama! Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.
"Angkat kepalamu."
Kataku padanya.
"Kmau bebas untuk memperbesar party-mu. Itu salah satu syaratmu untuk bergabung dengan klan kami, ingat?"
"Krai benar."
Kata Sitri menimpali.
"Kamu selalu membantu kami, dan kami baik-baik saja selama itu tidak menimbulkan masalah bagi kami."
"Mereka— Oh, ya, tepatnya. Kalian selalu melakukan banyak hal untuk kami, mendapatkan anggota baru bukanlah masalah besar. Hahaha."
Bertambahnya anggota mereka tidak menimbulkan masalah apapun kecuali, uh, untuk Eva. Mengelola anggota klan adalah tugasnya. Aku benar-benar mengabaikan tanggung jawabku, namun Touka mengangguk seolah aku benar.
"Aku menghargai kelonggaranmu. Supreme Warrior Festival adalah waktu yang menguntungkan bagi kami. Kamu tahu, sejumlah kontestan memiliki bounty untuk kepala mereka."
Kata-kata kasar menarik anggota kami yang kasar.
"Hm? Apa ini? Bounty?"
Sela Luke.
"Ohh? Apa yang akan kita bunuh?"
Kata Liz, mengikuti.
Jadi mereka mau memburu kontestan. Bahkan sebelum turnamen besar itu dimulai, Knights of the Torch telah bekerja keras. Menahan tatapan Luke dan Liz itu, Touka menghela napasnya.
"Benar, Clan Master."
Kata Touka padaku.
"Ada sesuatu yang tidak biasa tentang gerakan bandit tahun ini. Mereka tidak memiliki keberanian seperti biasanya. Ini hanya firasatku, tapi ini membuatku khawatir. Apa kamu tahu sesuatu yang mungkin bisa menjelaskan hal itu?"
Aku hendak mengatakan bahwa aku tidak tahu, bahwa kami seharusnya senang mereka tidak bersikap berani. Namun kemudian sesuatu terlintas dalam pikiranku, aku menjentikkan jariku. Mata Touka berbinar seperti nama party-nya.
"Ya."
Kataku.
"Hal itu menggangguku jadi aku meminta bantuan. Mereka mungkin tahu satu atau dua hal, jadi apa kamu ingin bertemu dengan mereka?"
"Oh?"
Klub Penggemar Topeng Rubah. Mereka sangat cakap dan sangat mencintai topeng rubah. Mereka melakukan hal-hal yang tidak masuk akal seperti menyeretku ke sarang mereka hanya karena aku mengenakan topeng rubah dan muncul di luar jendelaku, namun mereka tidak tampak seperti orang jahat dan beberapa dari mereka tampak cukup kuat.
Aku telah memberi mereka daftar bandit milik Sitri itu dan meminta mereka untuk menemukan orang-orang dalam daftar itu. Sepertinya mereka mungkin tahu banyak tentang hal itu. Itu adalah tugas yang berbahaya, jadi aku telah memberitahu mereka untuk tidak bekerja terlalu keras, namun menurutku mereka adalah tipe orang yang mematuhi peringatan seperti itu. Dalam hal itu, bekerja sama dengan Touka cukup meyakinkan bagiku. Tidak seperti Klub Penggemar Topeng Rubah itu, Touka adalah seorang profesional yang berpengalaman.
Ini berhasil untuk semua orang, membuatku tertarik; Klub Penggemar Topeng Rubah itu akan mendapatkan sekutu yang kuat, dan Knights of the Torch bekerja lebih baik dalam kelompok besar daripada kelompok kecil. Aku juga bisa mengajak Grieving Soul ikut serta. Dan aku bisa mengajak Putri Murina saat aku melakukannya.
Wah. Aku bersemangat hari ini.
"Oh, ini jadi mengingatkanku."
Kataku saat sesuatu muncul di kepalaku.
"Ada sesuatu yang kamu butuhkan terlebih dahulu—topeng rubah! Semakin langka semakin baik. Tentu saja, akan lebih baik jika kamu bisa mendapatkan yang cocok dengan warna armor-mu. Apa kamu pikir kamu bisa melakukannya?"
***
Rencana X sedang berjalan. Yang harus mereka lakukan hanyalah mengikuti perintah bos mereka dengan saksama. Anggota organisasi tidak perlu berpikir, yang boleh mereka lakukan hanyalah menjalankan perintah dengan setia. Berpikir adalah tugas mereka yang berada di posisi yang lebih tinggi dalam rantai tersebut.
Galf Shenfelder, yang sebelumnya adalah Bandit King, sangat ahli dalam menyusun rencana dan memberi perintah. Bahkan di antara ekor ketujuh, dia mungkin tidak ada bandingannya dalam hal ini. Pasukan bandit yang pernah dia pimpin bukanlah geng kecil yang mengejar kota dan pelancong. Sebaliknya, mereka akan menyusup ke kota dan perlahan namun pasti mengambil alih kendali.
Wajar saja jika seseorang yang memperkuat kewaspadaan dengan lebih banyak kewaspadaan diundang untuk bergabung dengan Nine-Tailed Shadow Fox. Bertahun-tahun kemudian, keterampilannya tidak berkarat sedikit pun. Nine-Tailed Shadow Fox memiliki anggota di banyak negara, namun jaringan bawahan Galf meluas lebih jauh lagi.
Di antara para penjahat, Fox memiliki teman dan musuh. Terkadang mereka meminjam bantuan dari penjahat, yang merupakan metode favorit Bandit King. Namun, bahkan baginya, permintaan yang diberikan kepadanya itu menakutkan.
Bawahannya memeriksa daftar itu sekali lagi, lalu mengeluarkan erangan kolektif sebelum menyuarakan keraguan mereka.
"Ada begitu banyak orang dalam daftar ini. Dan beberapa dari orang-orang ini adalah orang-orang yang telah berseteru dengan kita selama bertahun-tahun."
"Negosiasi akan menjadi mimpi buruk. Kita mungkin harus membuat konsesi."
{ TLN : Konsesi itu sesuatu yang kalian setujui untuk diberikan kepada seseorang atau mengizinkan mereka melakukannya. }
"Dan mengumpulkan semua orang dalam daftar ini akan membahayakan Rencana A."
Itu adalah keberatan yang sepenuhnya valid. Rencana itu, yang seharusnya menjadi bagian tengah mereka, didasarkan pada perhitungan yang tepat. Galf telah menyerahkan laporan yang merinci penjahat mana yang akan mereka pekerjakan, jadi bos mereka tidak mungkin tidak menyadari adanya tumpang tindih. Meskipun demikian, banyak dari tokoh dunia bawah tersebut termasuk dalam daftar organisasi yang seharusnya mereka kumpulkan. Bahkan Galf tidak bisa tidak bertanya-tanya apa yang dipikirkan bos mereka itu.
"Pada saat-saat seperti ini, aku berharap kita tidak perlu terlalu berhati-hati tentang setiap hal kecil." Keluh salah satu bawahan.
Galf mengangkat bahunya. Dedikasi terhadap kerahasiaan itulah yang membuat Fox tumbuh hingga sebesar saat ini. Tidak ada yang tahu di mana para bos mereka dapat ditemukan dan pertukaran informasi memerlukan melewati rintangan tertentu. Dengan cara ini, bahkan jika anggota yang lebih rendah ditangkap, personel inti organisasi tidak akan terancam.
Namun, struktur yang sama ini berarti bahwa memperoleh konfirmasi dalam keadaan yang tidak teratur tidak dapat dilakukan dengan cepat. Tidak ada yang lebih ditakuti Galf selain seorang penipu. Sulit untuk berpikir seseorang dapat meniru Fox yang bahkan lebih tinggi peringkatnya daripada Galf, namun itu bukan hal yang mustahil. Kecuali ada tanda kode yang dimaksudkan untuk situasi ini. Dan dalam kasus yang sangat mengerikan, ada Holy Fox Maidens.
"Bos."
Kata Galf.
"Dia tidak seperti yang kuingat."
Galf melirik ke arah Sang Maiden, yang berdiri di dekatnya.
"Apa kamu meragukan White Fox itu? Aku cukup yakin dengan penilaiank"
Tegas Sang Maiden itu.
"Meragukan adalah bagian dari pekerjaanku."
Jawab Galf.
"Kami para Maiden telah dianugerahi dengan mata khusus untuk melayani para dewa. Penglihatan kami tidak berbohong. Dan jika dia bukan White Fox, mengapa dia mengenakan topeng seperti itu di luar?"
Sang Maiden itu benar. Topeng rubah tidak dimaksudkan untuk dikenakan setiap saat, dan topeng itu khususnya bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan sembarang orang.
Protokol untuk menentukan keaslian seorang bos adalah dengan meminta bantuan seorang Maiden. Para Holy Fox Maiden dianggap suci dan tidak tercela. Mata mereka dapat melihat melewati penyamaran apapun dan tidak akan pernah salah mengidentifikasi sesuatu sebagai sesuatu yang ilahi. Galf tidak percaya pada kekuatan yang lebih tinggi, namun kariernya di Fox akan segera berakhir jika orang-orang tahu bahwa dia meragukan seorang Maiden.
Terlepas dari kecurigaan Galf itu, rencananya tetap sama. Dalam kasus terburuk, Galf dapat memeriksa selama kontak rutinnya dengan kantor pusat. Dia berkata pada dirinya sendiri untuk melihat segala sesuatunya dengan sederhana. Yang sebenarnya terjadi adalah dia dan krunya mendapatkan sedikit lebih banyak pekerjaan. Selain itu, membentuk aliansi dengan para penjahat yang sebelumnya antagonis akan berguna di kemudian hari. Satu-satunya hal yang tidak bisa dibiarkan adalah kegagalan Rencana X.
Kemudian, orang yang ditugaskan untuk tetap dekat dengan bos mereka itu datang berlari masuk. Dia adalah orang yang sangat berbakat yang mengenakan topeng rubah berwarna hitam murni dan terlatih dalam teknik shinobi. Dilengkapi dengan Relik yang mengubah persepsi, tidak ada orang yang lebih cocok darinya untuk menjalankan tugas dari bos mereka itu.
Galf lebih suka orang ini mengumpulkan informasi, namun orang lain dapat melakukannya, dan membuat bos mereka senang adalah hal yang penting.
Orang itu mendekati Galf dan berkata dengan nada datar,
"Galf Shenfelder. Bos memanggilmu."
***
Oh. Mereka benar-benar datang.
Setelah menemukan teman penguntitku dari Klub Penggemar Topeng Rubah itu di luar jendelaku, aku memberinya permintaan. Aku kemudian mengenakan topeng rubahku, berpose dengan bermartabat, dan segera menemukan orang yang tampak seperti pemimpin dan gadis pendeta yang membawaku sebelumnya ke tempat mereka.
Pemimpin itu bertubuh tinggi, dengan tubuh yang kencang dan berotot. Aku tidak dapat melihat wajahnya karena topengnya itu, namun dia jelas terlihat kuat bagiku. Di sebelahnya ada gadis pendeta itu, yang tampak acuh tak acuh seperti saat pertama kali kami bertemu.
"Kau benar-benar datang. Kau menganggap ini serius."
Kataku.
"Suatu kehormatan untukku, bos."
Kata pemimpin itu saat dia dan gadis pendeta itu berlutut di hadapanku.
Seberapa berharga topeng ini hingga menjamin kesetiaan yang berlebihan ini? Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku adalah bos mereka.
Aku melihat mata mereka beralih dariku ke orang-orang di sampingku—Touka dan Putri Murina. Touka mengenakan armor berwarna cokelat kemerahan dan katana di sampingnya, namun dia mengenakan topeng rubah berwarna merah tua, seperti yang kusarankan. Murina tidak dapat memperoleh topeng rubah, jadi dia menggunakan topeng yang dibuat seperti tanuki. Kupikir tidak apa-apa asalkan wajahnya disembunyikan.
"Um? Apa maksudnya ini, bos?"
Tanya pemimpin itu sambil matanya yang melotot menatap keduanya.
Maaf. Maafkan aku karena memperumit keadaan.
"Kupikir mereka bisa membantu dengan permintaan yang kuberikan padamu."
Kataku pada pemimpin itu.
"Aku sadar aku meminta terlalu banyak darimu. Jadi aku memanggil mereka berdua. Uh, um, Tsuneko ini ahli bertarung dan punya banyak bawahan."
"Tsune.... ko?"
Ulang Touka.
Aku akan memastikan dia membawa salah satu anggota Grieving Soul di jajarannya.
Touka melangkah maju dan berkata dengan nada yang jelas dan tegas,
"Kau bisa memanggilku Tsuneko! Kami bertarung atas perintah bos, dan hanya dia yang berhak memerintah kami. Tolong, anggap kami tidak lebih dari sekadar kolaborator!"
Ini benar-benar gila. Kami belum membicarakan apa yang akan kusebutkan pada Touka sebelumnya, namun dia hanya menurutinya. Touka ini sangat berani. Kurasa dalam kasusnya dia hanya bersikap profesional.
"Apa ini tim utama bos?"
Kata pemimpin itu.
"Armor itu, aku pernah melihatnya sebelumnya. Apa ini hanya perasaanku saja?"
Berkat usaha keras mereka, Knights of the Torch rupanya telah membuat nama untuk diri mereka sendiri. Kupikir itu bukan hal terburuk di dunia jika Touka tidak tetap menyamar. Keadaan bisa jadi rumit jika identitas Murina terbongkar, namun kupikir itu tidak akan terjadi, mengingat betapa jarangnya dia keluar di depan umum.
"Dan, di sini."
Kataku.
"Ah, benar, Ponta. Dia memegang posisi yang unik, jadi ingatlah itu."
"Ponta."
Ulang Murina.
Ah, jangan bilang kalau itu tidak sopan.
Putri Ponta berdiri di sana dengan hampa. Tepat saat aku bertanya-tanya kapan sifat pasifnya akan membaik, dia melangkah maju, dan untuk beberapa alasan, membungkuk dengan anggun.
"T-Tolong panggil aku Ponta."
Kata Murina.
"Kuharap kamu bisa memaafkan kesalahan apapun yang mungkin kubuat."
Dalam sejarah panjang Zebrudia, aku mungkin satu-satunya orang yang memperkenalkan putri kekaisaran sebagai "Ponta".
Sementara sang pemimpin itu terus melihat ke sana ke mari antara Tsuneko dan Ponta itu, aku mengatasi kebingunganku dan berkata,
"Mungkinkah kau tidak menyukainya?"
Klub Penggemar Topeng Rubah menurutku dapat diandalkan, sedemikian rupa sehingga tidak masuk akal, namun Touka adalah bonus yang bagus. Ditambah lagi Sitri adalah orang yang membayarnya.
Setelah berpikir sejenak, sang pemimpin itu menundukkan kepalanya dan berkata,
"Tidak ada yang seperti itu. Terima kasih atas pertimbanganmu."
***
Begitu Klub Penggemar Topeng Rubah membiarkan hal itu begitu saja, aku merasa seperti beban telah terangkat dari pundakku.
"Syukurlah."
Semua kekhawatiranku telah teratasi dalam satu gerakan dan itu berkat sahabatku Sitri yang membiayai Knights of the Torch. Aku harus berterima kasih padanya. Dan sekarang pelatihan Murina telah terurus. Rasanya seperti semuanya telah beres. Aku mengambil kesempatan untuk duduk dan bersantai.
"Kepemimpinan yang luar biasa, Wahai Sang White Fox."
Kata gadis pendeta dari Klub Penggemar Topeng Rubah dengan suara berwibawa.
"Apa yang masih kamu lakukan di sini?"
Tanyaku.
"Aku tidak punya tugas lain selain melayanimu."
Mereka menanggapi hal ini dengan sangat serius. Klub Penggemar Topeng Rubah itu tampaknya tidak hanya bersenang-senang. Tapi apa kata teman-temanku jika mereka melihat gadis ini mengikutiku?
Dan berapa usianya?
Aku tidak tahu apa jabatannya di klub itu, namun dia satu-satunya yang tidak memakai topeng itu. Melihat ekspresinya, aku bisa tahu dia setidaknya sedikit gelisah.
Hmmm.
"Uhhh...."
"Namaku Sora Zohlo, seorang Holy Fox Maiden."
Kata gadis pendeta itu setelah jeda, sedikit ketegangan menghilang saat dia berbicara.
"Tolong, panggil aku Sora."
Holy Fox Maiden. Aku belum pernah mendengar istilah itu, namun mungkin dia terkenal di antara orang-orang yang menyukai topeng rubah.
Mungkinkah dia ada hubungannya dengan dewa rubah dari Peregrine Lodge? Hahaha, tidak mungkin.
Aku sedikit malu tentang hal itu, namun ada sesuatu yang perlu kupastikan. Aku berdeham dan menguatkan sarafku.
"Sora, ada sesuatu yang menggangguku. Apa topeng ini benar-benar langka?"
Itu pertanyaan yang tulus, namun aku mendapat reaksi yang agak dramatis setelah jeda yang lama.
"Heeh?"
Topeng yang dijatuhkan di Peregrine Lodge ini tidak dapat disangkal merupakan barang yang berharga. Namun sejauh yang bisa kulihat, topeng ini tidak memiliki kekuatan khusus atau semacamnya.
Ketika phantom terbunuh, mereka biasanya menghilang seluruhnya, tidak meninggalkan sehelai kain pun. Meskipun sangat langka, ada pengecualian di mana beberapa benda atau yang lainnya akan tetap ada. Drop rate topeng ini sebanding dengan kekuatan phantom. Namun, benda-benda itu umumnya cukup lemah dibandingkan dengan Relik. Bisa dibilang benda-benda itu seperti sampahnya phantom.
Jadi, meskipun topeng ini tidak diragukan lagi langka, menurutku itu bukan sesuatu yang akan membangkitkan kesetiaan yang ditunjukkan Klub Penggemar Topeng Rubah itu kepadaku. Topeng ini adalah benda yang tampak mewah, namun teknologi modern dapat dengan mudah menirunya dan semua anggota klub penggemar lainnya juga memiliki topeng yang cukup bagus.
Sora telah kehilangan ketenangannya yang taat dan tampak sangat bingung. Dia melihat ke belakang, memastikan tidak ada orang lain di sekitarnya, lalu kembali menatapku.
"Wahai Sang White Fox, apa maksudmu? Apa ini semacam lelucon?"
Tanya Sora dengan suara gemetar.
"Kamu tahu, aku mendapatkan topeng ini beberapa waktu lalu saat aku mengalahkan phantom di reruntuhan harta karun."
"Huaaah?! Heeeh?!"
Wajah Sora pucat, lalu merah, lalu kembali pucat. Itu terlihat agak lucu.
Memang menurutnya topeng ini apa?
Aku melepasnya dan memeriksanya sekali lagi. Desainnya bagus dan memberikan kesan aneh, namun tetap saja itu hanya topeng. Kalau bicara soal topeng, aku lebih suka yang punya kekuatan, seperti Relik Reversible Face.
Sora menyilangkan lengannya, keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya.
"Heeh? Ummm. Rrrrmmm."
"Bisakah aku menjual topeng ini dengan harga yang lumayan? Apa topeng ini memang berharga?"
"Jual?!"
Seru Sora, pipinya berkedut.
"J-J-Jangan, kamu tidak boleh menjualnya."
Sekarang aku mengerti. Topeng ini adalah salah satu benda yang terlalu berharga untuk dijual. Namun aku masih belum mengerti dari mana nilai itu berasal. Aku hanya memakainya karena aku tidak punya cara lain untuk menyembunyikan wajahku. Kalau memungkinkan, aku lebih suka sesuatu yang berlubang untuk melihat, jadi aku tidak perlu bergantung pada Relik itu.
Sora bergerak maju sehingga dia hanya beberapa inci jauhnya. Dia menatapku dengan saksama, lalu berkata dengan suara rendah yang penuh konspirasi,
"T-Tolong koreksi aku jika aku salah. Kamu bukan Sang White Fox, dan topeng ini adalah sesuatu yang kamu peroleh dari reruntuhan harta karun?"
Kata-kata putus asa itu akhirnya membuatku menyadari sesuatu yang seharusnya sudah kusadari sejak lama.
"Oh. Apa kamu salah mengira aku orang lain?"
Sora menjerit pelan, lalu memegangi kepalanya dan memutar tubuhnya.
"Ini tidak mungkin."
Kata Sora dengan suara kecil, perlahan.
Aku memakai kembali topeng itu dan mencoba menghiburnya.
"Sudah, sudah, hal-hal seperti ini sering terjadi."
"Kenapa kamu tidak mengatakan apapun saat aku memegang tanganmu?!"
Apa yang seharusnya kukatakan? Dialah yang tiba-tiba meraih tanganku, berkata, "Lewat sini", dan membawaku ke pertemuan Klub Penggemar Topeng Rubah itu. Aku tidak pernah bermaksud menipu atau memanfaatkan siapapun. Aku sudah bingung sejak menit pertama.
"J-Jadi, mengapa kamu memanggil kami Klub Penggemar Topeng Rubah?"
Tanya Sora.
"Hm? Apa aku salah? Kalian semua tampak mengenakan topeng rubah."
"Siapa? Siapa yang akan melakukan itu? Apa itu normal? Tidak. Tidak, tidak. Tidak ada yang memberitahuku bahwa ini mungkin terjadi!"
Dan apa yang seharusnya kukatakan untuk itu? Apa yang seharusnya kukatakan di ruangan itu? Untuk pertama kalinya, aku sama sekali tidak bersalah. Ini salah Sora dan Klub Penggemar Topeng Rubah (nama sementara) itu yang membuatnya membawaku ke sana. Namun, menunjukkan hal itu sepertinya bukan hal yang dewasa untuk dilakukan. Sebaliknya, aku bersikap keras dan tenang.
"Sudah, sudah, jika kamu melakukan hal yang jujur dan mengaku, aku yakin mereka akan memaafkanmu."
"Dimaafkan?! Itukah yang kamu katakan? Aku tidak akan dimaafkan! Aku sudah berjanji pada mereka! Aku sudah berjanji pada mereka bahwa kamu adalah White Fox!"
"Uh. Tidak, kamu harus mengaku. Kamu harus mematuhi COCOA. COnsult, COnfide, Alert." ( Konsultasi, Mengaku, Waspada )
"Kenapa kamu punya topeng asli?! Hanya White Fox yang suci dan mereka yang diakui oleh dewa-dewi kami yang bisa memilikinya! Itu tanda pengenal sebagai bos kami!"
"Apa? Aku baru saja mendapatkan topeng ini dari sampahan phantom di Peregrine Lodge."
Sora tersentak mendengar itu.
Aku bukanlah satu-satunya orang yang masuk ke reruntuhan itu, belum lagi phantom itu terbunuh oleh percakapan sederhana. Mungkin ada beberapa topeng seperti ini yang beredar di luar sana.
"Dan kamu bilang topeng ini tanda pengenal bos kalian?"
Kataku, terus mendesaknya.
"Tidakkah kamu pikir itu sistem yang lucu? Itu bisa dengan mudah menimbulkan kesalahpahaman. Kurasa kalian harus mengubahnya. Kenapa tidak berkonsultasi dengan klubmu?"
Sora menutup telinganya dan duduk. Pasti ada setidaknya beberapa topeng rubah putih yang beredar. Membuat yang palsu juga tidak tampak mustahil.
"Kali ini hanya kesalahan sederhana, tapi orang jahat mungkin menggunakan sistem ini untuk mendekatimu."
"D-Diamlah sebentar!"
"Ah. Oke."
Aku mencoba membantu Klub Penggemar Topeng Rubah (nama sementara) itu namun sepertinya Sora tidak tertarik saat ini. Karena tidak ada hal yang lebih baik untuk dilakukan, aku melipat tanganku dan menunggunya membuat keputusan.
Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Aku hanya mengenakan topeng rubah yang kebetulan kumiliki untuk menyembunyikan wajahku. Tidak sedikit pun kesalahan ada padaku. Namun, ini sepertinya bisa berubah menjadi sesuatu yang mengganggu. Aku bersedia meminta maaf jika memang perlu. Lagipula, aku sudah menyuruh mereka.
Aku bisa mendengar Sora berbicara sendiri sesekali, seolah sedang mengatur pikirannya.
"Jadi?"
"Apa ini kesalahan?"
"Tapi topeng itu asli?"
"Tapi aku salah mengiranya sebagai Sang White Fox."
"Tapi topeng suci itu asli?"
"Tapi dia bukan bos?"
"Mungkinkah ini kesalahan organisasi?"
"Ahhh. Semua ini terjadi pada tugas pertamaku."
Aku tidak melihat apa masalahnya. Semua orang pasti pernah membuat kesalahan. Aku melakukannya sepanjang waktu. Yang penting adalah masa depan. Tidak akan ada yang mati atau semacamnya karena kesalahan Sora, jadi kupikir dia harus bersikap lebih santai.
Akhirnya, Sora tampak sudah bisa berpikir jernih dan berdiri. Dia sempat terhuyung karena vertigo, lalu menstabilkan dirinya. Saat dia melotot ke arahku, aku bisa melihat topengku terpantul di air matanya.
"Kamu, tanpa diragukan lagi, adalah White Fox."
Kata Sora pada akhirnya.
"Apa? Kamu salah. Aku hanya seorang pemburu yang kebetulan mendapatkan topeng."
Apa dia benar-benar mendengarkan sepatah kata yang kukatakan sebelumnya?
"Aku tidak salah."
Kata Sora, sambil menekan jari di dadaku.
"Kamu adalah White Fox, yang dikenali oleh sang dewa, pembawa artefak suci!"
"Hah?! Itu salah!"
"Aku diajari bahwa jika topeng itu asli, maka pemakainya juga asli! Aku seorang pendeta, seorang Holy Fox Maiden yang taat. Mataku tidak bisa dibodohi, aku bersumpah!"
"B-Begitu ya. Itu, um, luar biasa."
Dia mulai membenamkan kakinya. Apa itu seorang Holy Fox Maiden yang taat? Astaga, apa sebenarnya Klub Penggemar Topeng Rubah (nama sementara) itu? Apa klub itu menyenangkan? Mungkin aku harus bergabung? Tapi, apa aku harus bersumpah untuk patuh pada White Fox atau siapapun itu?
"Singkatnya, aku tidak melakukan kesalahan."
Kata Sora, bersikeras.
"Tidak, kamu yang salah."
Kataku padanya.
"Aku juga tidak punya niat untuk merugikan organisasi. Jika ada yang mengklaim aku melakukan kesalahan, maka merekalah pengkhianatnya."
Tunggu dulu. Apa dia hanya mencoba menutupi kesalahannya? Mungkinkah dia hanya buruk dalam pekerjaannya?
Tiba-tiba aku bersimpati pada gadis ini. Tidak ada yang perlu melakukan improvisasi liar seperti yang kulakukan.
"Bukankah lebih baik untuk jujur saja?"
Kataku.
"Jika kamu mengaku, aku akan meminta maaf bersamamu."
Aku bisa melihat mata Sora berputar. Sepertinya dia tidak tertarik mendengarkanku. Berkeringat deras, dia mengangkat tinjunya yang terkepal.
"Jika sudah seperti ini, kita tidak punya pilihan selain memutuskan ikatan lama! Kita akan membentuk organisasi baru, yang dipimpin oleh White Fox baru kita yang diberkati! Kita akan menyebutnya—Ten-Tailed Shadow Fox! Dengan memiliki satu ekor lagi, kita akan menjadi organisasi yang lebih unggul!"
Kedengarannya seperti dia sedang panik. Apa dia benar-benar setuju dengan ini?
"Tidak. Tidak, kita tidak bisa melakukan itu."
Kataku.
"Heeh?!"
Ten-Tailed Shadow Fox. Sungguh nama yang tidak beruntung. Setelah insiden dengan kaisar, kata rubah tidak memiliki konotasi terbaik dan kami bisa disalahartikan dengan orang-orang lain. Nama itu penting. Aku sering menyesal menyebut party kami sebagai "Grieving Soul". Aku sudah terbiasa dengan nama itu dan kehilangan minat untuk mengubahnya, namun ketika kami pertama kali memulai, nama itu kadang-kadang menyebabkan kami dikira sebagai party hantu.
Aku memang bodoh, namun aku tidak pernah melakukan kesalahan yang sama dua kali. Sora menatapku dengan mata melebar. Aku membuat pernyataan yang sangat tidak masuk akal.
"Itu nama yang buruk. Mari kita gunakan nama ini saja : Ten-Tailed Fried Tofu."
"Ten-Tailed Fried Tofu?!"
Sora terdengar seperti sedang kehilangan akal, namun aku serius untuk itu.
"Benar, Ten-Tailed Fried Tofu. Tahu goreng adalah hal yang luar biasa. Bahkan bisa menyelamatkan nyawa. Itu nama yang lezat."
Tahu goreng sebenarnya pernah menyelamatkanku dari keharusan pergi bertarung. Dan makanan itu lezat. Makanan-makanan lezat adalah penebusan dunia.
"Kamu ingin menamai organisasi rahasia dengan nama Ten-Tailed Fried Tofu? Apa kamu sama sekali tidak punya akal sehat?" Protes Sora.
Organisasi rahasia? Apa dia baru saja bilang "organisasi rahasia?"
"Organisasi rahasia?"
Kataku.
"Tidak, kita tidak akan menjadi organisasi rahasia. Kita akan membuat bento inarizushi yang lezat, hidangan yang diisi dengan tahu goreng. Kita akan menyebar ke seluruh negeri, lalu menguasai seluruh dunia."
"Apa kamu serius?!"
Kami akan membuat tahu goreng. Lalu membuat bento inarizushi lezat yang ditandai dengan segel dari White Fox. Tentu saja, aku tidak akan ambil bagian, namun tampaknya itu sangat cocok karena para phantom di Peregrine Lodge menyukai tahu goreng.
Wah, aku sedang berse— Oke, mungkin aku tidak sedang bersemangat hari ini. Baiklah, mari kami lakukan apa yang kami bisa.
***
Sora tampak seolah-olah telah mencapai semacam pencerahan ketika kami memasuki ruang tamu yang mewah.
"A-Apa ini? Ketua, siapa dia?"
Kata Lucia, mendongak dari bukunya.
Aku tidak benar-benar tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu. Sejujurnya, mengatakan bahwa aku tidak benar-benar tahu siapa Sora tampaknya seperti pilihan terbaik, namun itu tidak bertanggung jawab. Namun aku benar-benar tidak tahu siapa dia.
"Anggap saja situasinya rumit."
Kataku.
"Ini juga sulit bagiku."
Sora tidak berekspresi. Matanya kosong. Tampaknya dia tidak ingin pulang. Dia mungkin takut akan reaksi keras yang akan menimpanya di sana. Sebaliknya, dia dengan keras kepala bersikeras bahwa tugasnya adalah menemani White Fox, jadi aku tidak punya pilihan selain membawanya bersamaku. Namun, aku tidak bisa menjaganya selamanya.
Aku selalu terjebak dalam hal-hal yang tidak kumengerti dan aku merasa ini adalah salah satu masa-masa seperti itu. Aku tetap berpikir pilihan terbaik kami adalah memberikan permintaan maaf yang jujur kepada Klub Penggemar Topeng Rubah (nama sementara) itu.
"Mouuu! Omong kosong lagi. Kenapa kamu selalu—"
"Ah, benar juga, Lucia. Tolong isi ulang daya Relik-Relik ini, ya?"
"Augh!"
Aku melemparkan Relik Third Vision padanya, yang harus aku gunakan saat memakai topeng tanpa lubang mata itu, dan Relik Owl’s Eye, yang bisa membuatku melihat di dalam kegelapan. Lucia dengan cekatan menangkap kedua Relik itu sebelum menatapku dengan tatapan yang bisa membunuh. Bersembunyi di belakangku, Sora menyaksikan percakapan ini dengan mata melebar.
"Mungkinkah ini? Wahai Sang White Fox, apa kamu itu bagian dari Grieving Soul?"
Tanya Sora dengan suara pelan.
"Ya, benar. Sepertinya kamu tahu tentang itu."
Aku menyembunyikan wajahku, namun wajah Lucia dikenal oleh banyak orang. Rupanya, ketenaran Lucia itu membuatnya dikenal bahkan oleh Klub Penggemar Topeng Rubah (nama sementara) itu.
"Ini akan baik-baik saja. Ini akan baik-baik saja. Aku bukan pengkhianat."
Kata Sora sambil berkeringat.
"Aku seorang Maiden. Aku tidak salah. Aku tidak salah. Aku tidak. Bukan aku yang salah. Wahai rubah suci, tolong awasi aku. Benar, ini misi penyusupan. Tidak. Tidak ada penyamaran. Aku tidak salah!"
Menurutku itu tidak benar. Sungguh, kejujuran adalah pendekatan terbaik.
Dia tidak perlu terlalu khawatir. Orang-orang cepat melupakan rasa sakit. Dan menurut pengalamanku, kebanyakan hal berjalan dengan sendirinya. Meskipun demikian, aku agak bisa memahami kepanikan yang dirasakannya.
"Sitri!"
Panggilku, tidak yakin apa Sitri benar-benar ada di sekitar sini.
"Maaf, tapi bisakah aku meminjammu?"
"Tentu saja."
Jawab Sitri dengan riang.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?"
Ah, jadi dia ada di kamar tidurnya.
Aku akan menunjukkan Sora bagaimana seorang Level 8 berimprovisasi.
"Aku ingin membuat organisasi yang memproduksi inarizushi bento."
Kataku dengan senyum menyedihkan.
"Kupikir kita harus mulai dengan mengamankan markas untuk beroperasi."
"Heeh? Uh, inarizushi bento, katamu?"
Sitri berkedip berulang kali terlihat bingung. Lucia dan Sora menatapku seolah aku ini sudah gila. Aku mulai berpikir bahwa bahkan Sitri, penyelamatku yang biasa, akan menganggap ini agak keterlaluan.
Tidak. Jika ada yang bisa melakukannya, dialah orangnya!
"Menurutmu, apa kamu bisa membuat sesuatu berhasil?"
Tanyaku pada Sitri.
"Ummm. Baiklah. Maafkan aku sebelumnya, tapi bolehkah aku meminta alasannya?"
Alasan? Tidak ada alasan sama sekali. Aku hanya terbawa oleh keadaan.
"Tentu saja, untuk itu."
Kataku dengan ekspresi tegas.
"Untuk itu."
Apa maksuda dari itu? Tentu saja, itu.
Sitri tampak bingung sesaat sebelum senyum mengembang dan dia menepuk tangannya.
"Aku mengerti. Untuk itu, ya! Dimengerti, aku akan mulai bekerja! Kapan kamu membutuhkannya?"
"Segera."
"Segera?!"
Mata Sitri terbuka lebar, membuatku melihat kebingungan yang dipendamnya.
"Tapi Supreme Warrior Festival akan segera dimulai—"
"Ya, tapi ini yang tentang itu sedang kita bicarakan."
Tegasku.
Sitri terdiam, lalu mengangguk.
"Baiklah. Karena tentang itu. Aku akan keluar sebentar. Aku mungkin akan terlambat kembali."
Dengan tatapan curiga, Lucia memperhatikan seluruh percakapan ini.
"Ketua, apa maksud dari itu?"
Tanya Lucia padaku.
"Hah? Aku tidak tahu."
"Onii-chan, kamu benar-benar akan dipaksa menikah dengannya, tahu!"
Sitri memang bisa diandalkan. Aku selalu berada di Tim Sitri. Dia menyenangkan dan kepribadiannya cocok denganku. Tapi aku tidak akan menikahinya.
Lihat itu, Sora? Begitulah caramu berimprovisasi.
Aku menguap dan duduk di kursi yang nyaman. Lalu aku ingat aku harus membanggakan diri. Aku harus menceritakan hal ini kepada Adik Rubah itu tentang bagaimana aku membentuk organisasi untuk membuat bento inarizushi.
***
Sora sama sekali gagal mengikuti perubahan situasi. Semua itu tidak masuk akal. Satu-satunya hal yang dia pahami adalah bahwa dia telah dilemparkan ke posisi yang tidak menyenangkan.
Sungguh tidak masuk akal untuk berpikir bahwa dia telah keliru mengidentifikasi White Fox. Itu mempertanyakan makna keberadaan para Maiden. Mereka menempati tempat khusus dalam organisasi, namun itu sama sekali tidak membuat Sora tak tergantikan.
Topeng rubah berwarna putih itu asli. Biasanya, hal itu mungkin memberi Sora sedikit kelonggaran, namun tidak ketika topeng itu dikenakan oleh anggota Grieving Soul, musuh bebuyutan dari Nine-Tailed Shadow Fox.
Singkatnya, Sora telah ditipu. Dia telah menjadi korban taktik licik pada tugas pertamanya. Dan orang di balik semua itu telah mengejeknya, menyuruhnya untuk jujur kepada rekan-rekannya.
Sora tidak akan pernah bisa mengakui apa yang telah dirinya lakukan. Melakukan itu tentunya akan mengundang eksekusinya sendiri. Bahkan jika nyawanya diselamatkan, dia akan dipenjara, dan tidak ada jaminan bahwa itu lebih baik daripada kematian. Dan dia tidak berharap rekan-rekan Maiden-nya yang lain akan datang menolongnya.
Sora berada di atas kapal yang tenggelam dan keluar dari kapal itu bukanlah pilihan lagi. Dia tidak ingin mati. Dia telah dilahirkan dalam kehidupan seorang Maiden, dan dia menolak untuk membiarkan kehidupan itu berakhir untuk sesuatu yang bukan salahnya sendiri.
Mungkin tidak pantas bagi seorang Maiden untuk berpikir seperti ini, namun Sora yakin dirinya tidak melakukan kesalahan. Topeng itu asli. Mereka yang memegang topeng suci menjadi objek pemujaan, dan itulah dasar keberadaan para Holy Fox Maiden. Pada suatu titik, ekornya mulai mengibas-ngibaskan anjing dan para Maiden telah menjadi pelayan Nine-Tailed Shadow Fox, namun bukan seperti itu seharusnya.
Apa yang dilakukan Sora sekarang adalah kembali ke cara lama. Sudah menjadi tugasnya untuk memperbaiki keadaan lagi. Dia tidak melakukan kesalahan apapun. Dia akan mengembalikan keadaan seperti yang seharusnya. Dia akan mengabdikan dirinya kepada Sang White Fox itu dan organisasi barunya, Ten-Tailed Fried Tofu. Mereka akan menyebarkan inarizushi ke seluruh negeri! Sora tidak melakukan kesalahan!
"Apa ini cukup, Krai?"
Tanya Sang Alkemis itu.
"Itu tidak mudah, tapi aku berhasil mendapatkan ini. Untuk itu."
Mengapa dia rela mengerahkan begitu banyak upaya untuk rencana bodoh itu?
"Kerja bagus, menyelesaikan ini dalam waktu sesingkat itu."
Jawab Thousand Trick.
Tidak menyadari pikiran Sora itu, Thousand Trick itu tersenyum bodoh dan menyebalkan.
***
Keesokan paginya dan mereka berada di sebuah bangunan kecil tidak jauh dari pusat Kota Kreat. Tampaknya bangunan itu dulunya adalah sebuah kafe atau semacamnya, karena ada dapur bagus yang hampir tampak tidak pada tempatnya. Ruang tamu yang dilengkapi dengan perabotan dasar menempati lantai dua.
Sora tidak begitu mengenal dunia, namun bahkan dia tahu bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh hanya untuk sekadar bercanda. Pasti ada yang salah dengan orang bernama Sitri ini ini jika dia mau mematuhi perintah yang tidak masuk akal seperti itu.
Sora mulai mempertimbangkan untuk bersembunyi. Mungkin dia bisa mengecoh Fox jika dia mengganti pakaian dan rambutnya.
Si palsu itu—tidak, Sang White Fox yang baru itu mungkin mencoba menghentikan operasi yang sedang dilakukan organisasi di Kota Kreat. Sebagai seorang Maiden, Sora tidak diberitahu tentang detailnya, namun dia mendengar bahwa itu adalah usaha besar yang akan mengubah dunia. Semuanya dikelola oleh seorang dari ekor ketujuh yang telah merencanakannya dengan sangat rinci. Namun Sora mengira itu pasti akan gagal saat dia salah mengira seorang penipu sebagai bos mereka.
Namun Sora tidak melihat bagaimana organisasi yang membuat tahu goreng bisa ikut campur dalam hal ini. Dia bahkan belum pernah melihat inarizushi seumur hidupnya!
"Aku juga sudah menyiapkan tahu goreng!"
Kata orang bernama Sitri itu.
"Itu bukan makanan umum di sekitar sini, jadi mendapatkannya cukup sulit."
"Hah? Kamu benar-benar mendapatkan itu?"
Thousand Trick menjawab.
Sora bingung, namun dia tidak bisa hanya duduk diam dan tidak melakukan apapun. Dia tidak lagi memiliki rumah di organisasi lamanya. Dia harus bertahan hidup. Tidak, ini adalah tugas sucinya untuk melayani Sang White Fox yang baru! Sora tidak melakukan kesalahan apapun! Memaksa dirinya untuk bersemangat, dia mengepalkan tangannya dan mengangkat kepalanya.
"Aku menunggu perintahmu, Wahai Sang White Fox."
Kata Sora pada Thousand Trick itu.
"Aku, Sora Zohlo Sang Maiden, akan mendukungmu sampai napas terakhirku. Tolong, awasi aku! Dan juga, perlu kukatakan bahwa aku tidak tahu cara memasak! Aku belum pernah memasak sebelumnya!"
Apa menaklukkan dunia dengan makanan itu mungkin? Apa yang sebenarnya dipikirkan orang ini? Apa ini tipu daya luar biasa yang sama yang telah menipu Sora? Itu semua terlalu membingungkan, membuat kepalanya pusing. Meski begitu, Sora berusaha mati-matian untuk mendukung Sang White Fox yang baru. Namun, Thousand Trick itu hanya mengerutkan keningnya.
"Krai, kuingatkan kamu bahwa tidak ada yang lebih kubenci daripada berada dalam kondisi rugi." Kata Sitri.
"Dan apa yang paling kamu sukai?"
Kata Thousand Trick itu setelah jeda sesaat.
"Tentu saja itu.... karena itu. Kamu harus memberiku lebih banyak dari itu."
"Hahaha, kamu lucu."
"Hehehe, aku mencoba untuk menjadi lucu. Ini juga atas nama itu. Memang—karena itu."
Sang White Fox itu sama sekali tidak terlihat seperti seseorang yang siap dan termotivasi untuk mengganggu salah satu rencana Fox. Apa dia mengerti bahwa Sora telah dengan cepat pergi ke Kota Kreat karena seorang palsu dapat merusak rencana Galf?
Sora memutuskan untuk mengabaikan orang bernama Sitri yang cemberut itu untuk sementara waktu dan mengamati Sang White Fox itu. Namun, Sora segera menyerah untuk mencoba menggunakan otaknya. Tidak ada yang bisa dilakukan olenya dalam situasi ini.
***
Ini adalah era kemegahan yang disebabkan oleh banyaknya reruntuhan harta karun. Para pemburu harta karun yang mengambil Relik dari reruntuhan harta karun ini terkadang dipuji sebagai orang yang kuat. Berburu dianggap sebagai jalan tercepat menuju kekayaan, kejayaan, dan kekuasaan, sehingga menjadikan ini zaman keemasan perburuan harta karun.
Menunjukkan bakat luar biasa sejak usia muda, terjunnya Krahi Andrihee dalam menjadi pemburu tidak terelakkan. Sejauh yang dapat diingatnya, dia telah mendambakan kehidupan itu, dan selama itu pula, bahkan orang dewasa di sekitarnya yakin dia akan sangat ahli dalam hal itu.
Krahi tidak tumbuh menjadi sangat besar, namun nalurinya sangat tajam dan bakat sihirnya berada pada level yang sering dianggap mustahil bagi laki-laki (umumnya, perempuan dikatakan lebih cocok menjadi Magi). Namun, yang terpenting, dia memiliki apa yang dibutuhkan semua pemburu, yaitu kemampuan untuk menyerap dan menyimpan mana material secara efisien.
Jadi, seolah-olah dituntun oleh takdir, Krahi Andrihee menjadi seorang pemburu. Namun, bahkan dengan kemampuannya yang tampak seperti anugerah dari surga, reruntuhan harta karun itu terbukti tangguh.
Jalan yang telah dia lalui adalah jalan yang berduri, namun dia mengerahkan segala yang dia bisa untuk melewatinya. Dia menaklukkan sejumlah reruntuhan. Dia berkembang. Dia hampir kehilangan nyawanya, sementara dia menjadi incaran para penjahat. Dia tidak menyia-nyiakan waktu. Dia bahkan mengorbankan tidurnya. Bagi Krahi Andrihee, kesulitan adalah cobaan yang ditawarkan oleh para dewa, dan mengatasinya adalah kesempatan yang menggembirakan.
Sebelum dirinya menyadarinya, namanya telah menyebar jauh dan luas. Dia masih belum diberi julukan, namun banyak pemburu telah mengenal namanya. Dengan bangga menawarkannya telah membuahkan hasil. Julukan umumnya diberikan oleh Asosiasi Penjelajah, namun Krahi tidak tahan memikirkan mendapatkan sesuatu yang tidak menarik.
Thousandfold Theurgics, kekuatan para dewa, terus menerus menempa. Itulah cita-cita yang dibayangkan oleh Krahi. Orang-orang terkadang salah menyebut julukannya, namun itu tidak lebih dari sekadar hal sepele. Beberapa orang bahkan memiliki gagasan yang salah bahwa dia adalah Level 8, namun itu pasti karena dia memberi kesan bahwa dia memang sekuat itu.
Krahi Andrihee, Thousandfold Theurgics, (bisa disalahartikan sebagai) Level 8. Akhirnya, dia memperoleh hak untuk berpartisipasi dalam acara bela diri terbesar—Supreme Warrior Festival! Dia merasakan luapan emosi yang berbeda.
Pada saat itu, ada banyak sekali rumor tentang dirinya yang beredar. Krahi bukan Level 8, dia tidak memiliki julukan, dia tidak pernah melenyapkan organisasi kriminal besar mana pun, dia juga tidak pernah mengubah ladang bunga menjadi reruntuhan harta karun. Tentunya, rumor-rumor seperti itu hanyalah produk dari harapan tinggi orang-orang terhadapnya.
Dengan memenangkan kejuaraan di Supreme Warrior Festival itu, dia akan mampu mengatasi rumor-rumor itu. Dia akan menemukan dirinya berhadapan dengan musuh-musuh yang sangat besar. Banyak dari mereka mungkin telah menapaki jalan seorang petarung jauh lebih lama darinya. Namun, Krahi dalam kondisi prima. Dia dapat melakukannya. Kekuatannya setara dengan seorang Level 8.
Belum lagi, dia memiliki sekutu. Awalnya, Krahi adalah seorang pemburu solo, namun cita-citanya telah menarik rekan-rekan yang berharga ke sisinya. Di Supreme Warrior Festival itu, kalian tidak dapat bertarung bersama teman-teman kalian, namun sekadar mengetahui bahwa mereka ada di sana sudah cukup untuk memberi Krahi dorongan.
Mereka semua adalah bagian dari sebuah party. Dia terkejut ketika teman-temannya menyarankan untuk menyebut diri mereka "Bereaving Soul" dan menjadikan topeng sebagai barang khas mereka. Namun, Krahi bukanlah tipe orang yang mengabaikan teman-temannya tanpa setidaknya mendengarkan mereka terlebih dahulu.
Di ruang tamu penginapan yang disewa oleh Bereaving Soul, Elizabeth Smyat Sang Eyeful Shadow dan Kule Saicool Sang Protean Sortie sedang berdiskusi serius.
"Jadi, apa kita benar-benar hancur? Apa yang harus kita lakukan, Kule? Tidak mungkin aku bisa menang melawan yang asli."
"Hmm. Ini memang buruk. Aku tidak menyangka akan ada yang asli."
Elizabeth Smyat adalah seorang Thief. Dia memiliki rambut berwarna merah muda berpendar yang membakar mata dan mengenakan perlengkapan yang tidak banyak memberi ruang untuk imajinasi. Namun, yang lebih menarik perhatian daripada itu adalah dadanya yang besar. Itulah sumber julukannya, "Sang Eyeful Shadow". Dia pikir julukannya itu bodoh dan dia punya kebiasaan buruk membuat komentar sinis, namun dia bukan seorang Thief yang buruk.
Kule Saicool adalah otak party itu. Dia dapat dengan mudah dikenali dari kacamatanya dan nada bicaranya yang sopan. Anehnya, dia mengaku sebagai Swordman meskipun tidak pernah mengayunkan pedang. Dia hampir tidak membantu dalam pertempuran, namun karena Krahi tidak memiliki pengalaman kepemimpinan, Sang Protean Sortie itu membuat semuanya berjalan lancar.
Anggota lainnya juga memiliki sisi aneh mereka, namun bagi seseorang seperti Krahi, yang telah menjadi pemburu solo hingga saat ini, rekan-rekannya itu tidak tergantikan.
"Selain Krahi, orang-orang di party kita yang lain tidak ada yang penting."
Kata Kule, menghela napasnya.
"Um, yah. Jika aku orang penting, menurutmu aku akan membiarkan orang-orang memanggilku 'Izabee'?" Kata Izabee.
"Itu tidak benar!"
Sela Krahi, tidak tahan mendengar teman-temannya berbicara seperti ini.
Bagaimanapun mereka bertemu, itu tidak mengubah fakta bahwa mereka adalah satu party. Meskipun Krahi mencoba membujuk mereka untuk tidak berkata seperti itu, harga diri yang rendah adalah sesuatu yang mengganggu party mereka.
"Kule, Izabee. Jika bukan karena kalian berdua dan anggota party lainnya, aku tidak akan bisa mengikuti turnamen bergengsi seperti ini. Terima kasih banyak."
Wajah Izabee menegang. Kule tampak merasa tidak nyaman.
"Kenapa orang ini begitu kuat?"
Kata Izabee.
"Aku tidak menyangka dia akan berpartisipasi di Supreme Warrior Festival itu."
"Yah, begitulah yang terjadi jika kau berhasil sendirian begitu lama. Dia satu-satunya yang tidak berpura-pura."
Itu benar. Krahi tidak akan kalah, tidak peduli siapa yang akan dia lawan. Dia siap untuk apapun!
Aku akan mengubah segalanya. Aku akan melakukan lebih dari sekadar membuat diriku dikenal, aku akan membuat semua orang di Bereaving Soul di kenal di seluruh negeri.
Itulah impian Krahi yang lain. Dia menegaskan kembali tekadnya dan melihat ke luar jendela. Dengan mata yang menyala-nyala karena gairah, dia melihat ke jalan-jalan Kota Kreat. Dengan semakin dekatnya Supreme Warrior Festival itu, jalan-jalan menjadi lebih ramai dari hari ke hari. Tiba-tiba, dia teringat pemuda yang mirip dengannya. Apa pemuda itu akan datang untuk menyemangati Krahi di turnamen itu?