Prologue : The Braniac

 

Di tengah ketegangan, tanpa sadar aku menahan rasa kantukku. Perdebatan sengit terjadi di salah satu ruangan di Asosiasi Penjelajah di Ibukota Zebrudia. Topik pertemuan tersebut berkisar pada prosedur kompensasi dan pembersihan setelah eksperimen ilegal Noctus Cochlear baru-baru ini. Yang duduk di meja besar adalah manajer cabang Zebrudia dari Asosiasi Penjelajah, Gark, ditemani oleh ajudan kepercayaannya, Kaina, serta beberapa anggota stafnya. Bergabung dengan mereka adalah petugas dari Biro Investigasi Reruntuhan, organisasi pemerintah yang bertugas meneliti dan menangani insiden yang berkaitan dengan reruntuhan harta karun. Di samping mereka ada para Ksatria dari Third Order, yang dipercaya untuk menjaga ketertiban umum di Ibukota, serta para pemburu, yang merupakan kunci dalam menyelesaikan insiden baru-baru ini. Ruang konferensi, yang biasanya cukup luas untuk menampung puluhan orang, kini dipenuhi oleh banyak anggota yang berkumpul.

Khususnya, para pemimpin dari hampir dua puluh party pemburu yang membantu menyelesaikan kasus ini menarik perhatian di ruangan itu dengan kehadiran mereka. Meski kasusnya sudah ditutup, namun para orang berkepentingan ini disatukan karena besarnya situasi yang jauh melebihi ekspektasi awal saat misi pertama kali dikeluarkan. Biasanya, Asosiasi akan meninjau misi mereka untuk memastikan bahwa imbalannya sepadan dengan tugas tersebut. Namun ada pengecualian : misalnya, tujuan misi bisa jauh melebihi skala yang diperkirakan Asosiasi, harta tak terduga mungkin ditemukan, atau—seperti kali ini—misi bisa menyimpang secara signifikan dari perkiraan, dengan adanya para pemburu yang melampaui tugas mereka dan mengungkap konspirasi besar yang mampu menggoyahkan Kekaisaran. Dalam kasus seperti ini, kompensasi akan dinegosiasikan ulang dalam pertemuan yang melibatkan seluruh orang berkepentingan ini. Dalam kasus di mana kliennya adalah seorang individu, negosiasi bisa menjadi berantakan, namun untuk kasus seperti ini di mana kliennya adalah Kekaisaran itu sendiri, dan karena itu secara implisit dapat dipercaya, seseorang dapat mengharapkan jumlah yang akan dicairkan cukup besar.

 

Aku tidak banyak terlibat dalam misi ini, jadi aku tidak mengetahui detailnya. Namun, tampaknya insiden ini begitu signifikan sehingga pembayaran dalam jumlah besar saja tidak cukup sebagai kompensasi. Faktanya, hadiah berupa uang telah disepakati dan dibagikan kepada para anggota pada pertemuan sebelumnya. Pertemuan ini tampaknya benar-benar diadakan untuk menyelesaikan sisa-sisa masalah yang belum terselesaikan. Terlepas dari ketidaktahuanku sepenuhnya, aku disuruh hadir hanya karena harapan mereka terhadapku sebagai orang nomor satu di First Step—pada dasarnya aku hanyalah hiasan belaka.

"Setelah memverifikasi keaslian informasi pada dokumen yang disita, pemerintah memutuskan untuk menyegelnya dengan aman. Sesuai dengan kontrak—"

 

Kadang-kadang, Gark menyela dengan topik yang sangat membosankan. Para pemburu yang lebih tercerahkan di antara kami akan mengutarakan pendapat mereka, namun aku hanya berjuang untuk tidak tertidur karena percakapan yang tidak menarik tersebut. Di sampingku, Sitri mengamati pertemuan itu dengan tatapan yang tenang, mengingatkan pada permukaan danau yang tenang. Ngomong-ngomong, saudara perempuannya, Liz, menolak menghadiri pertemuan tersebut dan malah memilih untuk berlatih. Aku juga lebih suka pergi untuk memakan es krim daripada duduk dalam pertimbangan yang menyiksa, namun posisiku di dalam klan tidak mengizinkanku melakukan hal itu. Karena aku menolak kompensasi, karena aku tidak melakukan apapun, mau tak mau aku bertanya-tanya mengapa aku masih dibebani dengan tanggung jawab seperti itu.

 

"Terakhir, mari kita kembalikan perhatian kita ke barang-barang yang disita : pada dasarnya, sesuai dengan hukum Kekaisaran, barang-barang itu, tidak termasuk dokumennya, akan dilikuidasi setelah dilakukan pemeriksaan yang benar, dan hasilnya akan didistribusikan sesuai dengan itu. Kalian dapat merujuk pada catatan yang diberikan sebelumnya untuk rincian inventaris barang yang disita."

Aku memeriksa daftar yang diberikan kepadaku. Sebagian besar barang, yang ditulis dengan cetakan kecil, adalah barang yang belum pernah aku dengar, apalagi aku lihat; bahkan jika aku mengenali beberapa, aku tidak tahu nilai sebenarnya dari mereka. Namun demikian, aku tidak peduli dengan hasilnya. Aku tidak memberi kontribusi apapun, jadi mengapa tidak membaginya saja kepada orang lain?

 

Saat aku sedang berpikir, Tidak sabar menunggu pertemuan ini berakhir....

Sitri tiba-tiba mencolek-colek lututku.

 

"Krai, umm.... aku ingin ini dan ini.... jika memungkinkan."

Bisik Sitri, bibirnya menempel di telingaku, sambil menunjuk ke bagian dari daftar. Tampaknya bidang penelitian Noctus Cochlear selaras dengan ruang lingkup aktivitas Alkemis. Mungkin ada sesuatu yang menarik perhatiannya, berbagi latar belakang profesional yang sama dengan Noctus itu? Mengatakan bahwa aku tidak berharap Sitri akan memintanya sendiri adalah sebuah kebohongan, namun aku memang berada dalam posisi yang lebih baik daripada dia untuk melakukannya. Dan tanpa banyak berpikir, aku mengangkat tanganku sambil menahan rasa kantukku lagi. Segera, ketegangan berkobar di dalam ruangan. Agen Biro Investigasi Reruntuhan yang menjadi tuan rumah pertemuan itu menatapku dengan tatapan aneh seolah-olah aku adalah tontonan yang aneh.

 

"Mari kulihat, di daftar barang sitaan ini, kita punya.... 'Malice Eater' dan 'Akasha Golem'? Aku ingin membelinya." Kataku.

 

"Untuk apa.... semua itu?" Tanya agen itu.

Aku mendapat reaksi keras dari agen tersebut karena riwayatku yang berulang kali terseret ke dalam urusan yang menyusahkan. Namun meski begitu, aku juga tidak tahu jawabannya. Selain itu, barang-barang ini bukanlah sesuatu yang ilegal.

 

"Aku bisa mengerti dengan golem itu. Meskipun aku tidak tahu cara membuatnya bekerja, aku berasumsi minatmu pasti tergerak oleh sesuatu yang begitu kuat. Tapi bagaimana dengan Malice Eater itu?"

Sepertinya agen itu benar-benar bertanya-tanya. Sayangnya, aku sama sekali tidak tahu apa itu Malice Eater. Aku menoleh ke Sitri, namun entah kenapa, Sitri hanya balas tersenyum padaku tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku mengerutkan alisku dan memiringkan kepalaku.

 

Yah, aku belum pernah melihatnya secara langsung, namun nama itu sudah menjelaskannya sendiri. Aku bisa membuat tebakan yang cerdas, aku kira : Malice Eater itu adalah semacam "Pemakan" "Kebencian". Narapidananya adalah seorang Magi yang telah melakukan penelitian yang menyaingi penelitian Alkemis, dan jika menyangkut Alkemis, ramuan adalah gambaran jelas yang terlintas dalam pikiran—hanya ada satu jawaban mengenai hal itu. Dengan pemikiran itu, aku mengangguk setuju. Malice Eater itu mungkin obat penenang khusus atau semacamnya. Namanya terdengar tidak menyenangkan, namun di dunia ramuan sihir, tidak jarang kami menemukan zat dengan nama yang mengintimidasi, jadi aku bisa mengerti kenapa Sitri menginginkannya. Dan, mungkin, ramuan itu adalah sesuatu yang aku butuhkan saat ini juga.

 

"Tentu saja.... untuk diminum." Kataku.

 

"Apa? 'Untuk diminum'?! A-Apa itu... sebuah metafora untuk sesuatu?"

Kata agen itu dengan tak percaya.

 

"Hah? Tidak. Itu.... bukan metafora." Kataku.

 

"......."

Tuan rumah pertemuan dan para pemburu menatapku seolah-olah mereka sedang melihat sesuatu yang tidak terduga. Rupanya, sepertinya asumsiku salah; Aku pasti menjawab terlalu acak. Yah, aku pikir aku berada di jalur yang benar....

 

Mewakili agen yang menjadi tuan rumah, yang tidak bisa menyembunyikan kebingungannya atas tanggapanku yang tidak tepat, Gark berkata,

"Meskipun spesimen yang kita temukan masih anak-anak, specimen itu tetap merupakan hewan yang berbahaya. Mungkin lebih bijaksana jika Krai yang mengurusnya."

 

"Ya, kau benar." Kataku.

 

"Sejujurnya, bahkan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dengan hal itu, tapi, meski begitu, menghancurkan temuan penelitian seputar Akasha saja akan sia-sia. Daripada menghadapi masalah yang mungkin timbul jika kita menjualnya kepada orang lain, bukankah lebih baik menyerahkannya kepadaku—di bawah pengawasan pemburu Level 8? Aku yakin aku tidak akan kesulitan merawatnya." Lanjutku.

 

Hewan? Apa dia tadi mengatakan "hewan berbahaya"?

Aku melihat sekeliling ruangan, namun tidak ada seorang pun yang terlihat terkejut sama sekali; mungkin itu sudah dijelaskan namun aku kurang memperhatikannya.

 

Siapa sangka! Begitu ya.... jadi "Malice Eater" adalah binatang—bagaimana aku bisa "meminumnya"....?

Tanpa mengomentari ucapanku yang tidak masuk akal, agen yang menjadi tuan rumah itu dengan tenang mengangguk. Rupanya, agen itu sudah terbiasa dengan kekonyolan seperti itu.

 

"Baiklah, Thousand Trick; Aku akan mengizinkannya diserahkan kepadamu dengan beberapa syarat. Sedangkan untuk golem itu, sayangnya, agensi lain sudah memintanya juga, jadi itu bukanlah keputusan yang bisa kuambil." Katanya.

 

Apa yang harus aku katakan? Bahwa aku tidak tahu itu binatang atau semacamnya?

Namun Sitri lah yang menginginkannya, bukan aku. Jadi aku hanya mengangguk dengan sikap Yah-uh-huh.

 

"Aku tidak bermaksud menyombongkan diri, tapi aku pernah memelihara seekor kucing yang sangat terlatih." Kataku.

 

"A-Aku mengerti.... seekor kucing ya.... senang mengetahuinya!"

Ucap agen yang menjadi tuan rumah tersebut dengan nada tegas seolah berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Sementara itu, ekspresi Gark dan peserta lainnya bergerak-gerak. Semuanya akan baik-baik saja : meskipun aku adalah orang yang tidak bertanggung jawab, Sitri-lah yang menginginkannya, dan Sitri lah yang akan mengurusnya. Sedangkan untuk pelatihannya.... aku kira Lucia, adik perempuanku, akan mengurusnya entah bagaimana caranya. Kucing kami di kampung halaman terkenal sebagai kucing pintar di lingkungan sekitar, dan itu semua berkat usaha Lucia. Aku yakin adik perempuanku yang cerdas itu akan mengurus pelatihan itu.

 

Sepanjang sisa pertemuan, suasana tidak nyaman terus berlanjut berkat kata-kataku. Dan dengan itu, para pemburu harta karun meninggalkan ruangan sambil melontarkan berbagai pandangan yang dipenuhi rasa takut dan jengkel (mungkin sembilan puluh persen jengkel) ke arahku. Sepertinya mereka akan segera menyerahkan Malice Eater itu. Maka Sitri pergi bersama agen Biro Investigasi Reruntuhan dan Ksatria dari Third Order berterima kasih padaku dengan suara rendah. Dan saat aku hendak meninggalkan ruangan sambil menahan kuap, sebuah suara berat menghentikan langkahku. Suara itu berasal dari Gark. Mungkin karena aku terlalu terbiasa dimarahi olehnya, hanya dengan mendengar suaranya, tubuhku mencoba untuk bersujud dengan sendirinya, namun aku menahannya tepat pada waktunya—aku tidak melakukan hal buruk apapun hari ini. Sambil menghela napas kecil, aku berbalik, dan di sana ada Gark dengan alisnya terangkat seperti raksasa. Sungguh meresahkan menghadapi ekspresi seperti itu dari seorang laki-laki bertubuh besar sepertinya, namun ekspresinya itu adalah ekspresi yang biasa.

"Hei, Krai, aku baru saja setuju untuk menyerahkannya kepadamu karena menurutku itu masuk akal juga. Tapi rencana apa yang kau rencanakan pada aset Noctus Cochlear itu?" Tanya Gark kepadaku.

 

"Uh.... tidak ada, sungguh?"

Aku tidak mempunyai rencana apapun untuk itu; Sitri lah yang melakukannya. Keingintahuan Sitri tiada duanya bahkan di antara orang-orang Grieving Soul. Keserakahan rakusnya akan pengetahuan terwujud tanpa tergoyahkan bahkan pada saat-saat berbahaya, dan hal itu bahkan telah menempatkan party kami dalam bahaya di masa lalu. Tidak mengherankan jika dia tertarik pada hewan yang dipelihara di Akashic Tower, dan wajar saja jika aku, sebagai pemimpin party kami, akan mengambil tindakan untuk teman masa kecilku.

 

"Jangan khawatir; tidak perlu memasang wajah menakutkan seperti itu. Aku akan memastikan hewan itu dilatih dengan benar." Kataku.

 

"Manajer Cabang, mari kita percaya pada Krai. Ya, itu benar. Seperti yang mungkin kamu ketahui, Krai itu.... setidaknya bukan tipe orang yang akan melakukan kejahatan."

Kata Kaina kepadanya.

 

"Tsk. Terserahlah." Kata Gark.

Sambil tertawa kecil menenangkan, Kaina melanjutkan, dan Gark mendecakkan lidahnya dan akhirnya sedikit mengendurkan alisnya. Dan itulah mengapa julukan Gark sebagai "War Demon" tidak akan hilang, meskipun dia sudah lama pensiun dari perburuan harta karun. Betapa aku berharap Kaina berhenti menjadi tangan kanan Gark dan datang membantu menjalankan klan kami..... namun itu tidak berhasil. Jika Kaina pergi, tidak akan ada orang yang bisa menghentikan Gark.

 

Dengan perubahan nada dalam suaranya, Gark bertanya,

"omong-omong Krai, pernahkah kau mendengar tentang Crashing Lightning?"

 

"Tidak pernah. Memangnya ada apa?" Kataku.

Crashing Lightning? Dari kedengarannya, itu pasti nama panggilan. Namun sayangnya, aku tidak ingat pernah mendengarnya.

 

Saat aku melebarkan mataku, Gark mengerutkan keningnya ke arahku dan melanjutkan, "Arnold Hail, Sang Crashing Lightning. Dia seorang pemburu dari negara lain dan pemegang gelar 'Dragon Slayer'. Tampaknya, dia baru saja tiba di Ibukota setelah menaklukkan sebagian besar reruntuhan harta karun di Land of Fogs."

Kata-katanya menggerakan hatiku. Pemburu level tinggi, secara keseluruhan, sombong, terutama mereka yang memindahkan basis operasinya dari negara lain. Mereka berulang kali bentrok dengan pemburu lain yang menganggap tempat markas baru mereka sebagai rumah. Di sisi lain, datangnya pemburu level tinggi dari negara lain tentunya merupakan berkah bagi Kekaisaran, namun aku rasa mereka akan menjadi bibit masalah bagi Gark, yang bertanggung jawab atas cabang Asosiasi Penjelajah di Ibukota. Yah, kurasa itu hanya sampai mereka terbiasa dengan tempat ini—bagaimanapun juga, itu bukan urusanku.

 

"Hmm. Sejujurnya, aku tidak terlalu peduli padanya."

Bentrokan terjadi antar pemburu karena kedua belah pihak melakukan kekerasan—itu tidak ada hubungannya denganku, pemburu yang tertutup.

 

"Oh? Kau cukup percaya diri, bukan? Dia pemegang gelar 'Dragon Slayer', tahu?"

 

"Aku juga pemilik gelar 'Dragon Slayer' jika kau mengatakannya seperti itu...."

Gelar "Dragon Slayer" adalah sebutan yang diberikan secara berbeda dari julukan seorang pemburu. Sesuai dengan gelarnya, gelar ini dianugerahkan kepada mereka yang telah menaklukkan makhluk mistis yang paling kuat dan terkenal di antara semuanya—naga. Meskipun menyandang gelar itu adalah sesuatu yang bisa dibanggakan, naga juga hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran; oleh karena itu ada cukup banyak pemegang gelar tersebut. Pada awalnya, tidak ada persyaratan pasti yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar tersebut. Sebagian besar anggota di party teratas First Step adalah pemegang gelar "Dragon Slayer", dan bahkan aku, ketika aku masih bertualang dengan party-ku, telah (menyaksikan teman satu party-ku) mengalahkan beberapa naga juga, oleh karena itu, itulah alasanku memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar tersebut. Secara keseluruhan, sistem pemberian penghargaan semacam itu sangat kasar. Gark sejenak melebarkan matanya setelah mendengar kata-kataku sebelum dengan cepat menampar punggungku dengan riang.

 

Gark menampar dengan sangat kuat sehingga Safety Ring-ku secara keliru diaktifkan untuk membentuk penghalang.

"Hahaha, kau benar. Ini adalah nasihat yang tidak perlu untuk Thousand Trick. Yah, jika dia menimbulkan masalah, tangani dengan baik sebagai senior mereka, oke?"

 

Ugh.... haruskah itu?

Melihat Gark yang ceria dan Kaina yang meminta maaf, aku menghela napas singkat.

 

***

 

Tidak banyak orang di lobi Asosiasi Penjelajah. Sitri akan segera kembali setelah Malice Eater itu diserahkan padanya. Jadi sementara itu, aku menghabiskan waktu dengan berkeliling dan melihat berkas misi di papan misi. Sejak aku menjadi master klan, aku jarang mendapat kesempatan mengunjungi Asosiasi Penjelajah. Dan ketika aku sesekali mampir, biasanya untuk meminta maaf kepada Gark, jadi sudah lama sekali aku tidak meluangkan waktu untuk melihat-lihat. Suasana dipenuhi dengan panas yang menggembirakan dan rasa tegang yang menggelitik. Kesanku terhadap interior bangunan tidak berubah sejak aku pertama kali mendaftar sebagai pemburu harta karun di sini. Saat aku dengan puas melihat-lihat papan buletin, berusaha untuk tidak terlibat dengan para pemburu mengerikan yang ada di sana, sebuah kalimat di papan pencarian menarik perhatianku : "Segera Hadir : Lelang Zebrudia"—itu adalah acara yang berlangsung di Ibukota.

"Ah! Jadi lelang tahun ini akan segera dimulai lagi." Kataku.

 

"Lelang Zebrudia" adalah nama lelang skala besar yang diadakan setahun sekali di Kekaisaran. Lelang ini adalah acara yang selalu aku nantikan setiap tahunnya, namun mungkin karena kekacauan yang aku alami baru-baru ini, aku benar-benar melupakannya. Lelang tersebut merupakan acara nasional besar yang berlangsung selama seminggu. Selama seminggu, Zebrudia menarik banyak pedagang, pemburu, turis, dan sejenisnya dari dalam dan luar negeri, dan kota ini akan ramai dengan perayaan hari demi hari dan malam demi malam. Ada satu hal yang membedakan Lelang Zebrudia dengan lelang lainnya : mayoritas barang yang dijual adalah Relik.

Bahkan tanpa adanya pelelangan, Zebrudia sudah dikenal sebagai "Tanah suci" para pemburu harta karun, dan banyak Relik yang dibawa secara teratur. Faktanya, kualitas dan kuantitas Relik yang dibawa sepanjang tahun ini jauh melampaui tingkat normalnya. Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa para pemburu di Ibukota menyimpan uang mereka atau menjelajah ke dalam reruntuhan harta karun untuk mencari Relik untuk dilelang tepat pada kesempatan ini. Dan tentunya sebagai seorang kolektor Relic, aku tidak boleh melewatkan acara ini.

 

Apa aku punya uang....?

Lelang memang menyenangkan hanya untuk ditonton, namun lebih menyenangkan lagi ketika kalian mendapatkan Relik yang kalian inginkan. Aku sedikit menyesal karena aku telah menolak hadiah untuk misi tersebut sebelumnya, namun apa yang sudah terjadi maka biarlah terjadi. Saat aku sedang serius menyusun anggaranku, tiba-tiba aku merasakan sensasi menggelitik di punggungku.

 

"Krai-san, Krai-san."

Aku berbalik. Wajah tak terduga muncul, dan aku melebarkan mataku. Dengan lembut mencolek-colek punggungku dengan jari telunjuknya adalah seorang gadis resepsionis yang selalu duduk di belakang meja di Asosiasi—resepsionis paling populer di Asosiasi Penjelajah cabang Ibukota. Cerah dan ceria, dia ramah kepada semua orang, dan di belakang punggungnya dengan glamor mengikat seikat rambut hitam panjang. Meski terlihat lebih muda dariku, dia mengenakan seragam Asosiasi dari atas hingga bawah dengan anggun.