Bonus Short Story
RESOLUSI THOUSAND TRICK
Aku menghela napas pada lengan atasku yang jelas-jelas tidak kuat.
"Mungkin aku harus berolahraga sedikit...."
Selama bertahun-tahun, aku menjauh dari reruntuhan harta karun karena aku tidak mampu menahan kekurangan bakatku dibandingkan dengan bakat teman-temanku. Kupikir aku sudah berdamai dengan betapa lemahnya diriku, namun ketika, di Sarang White Wolf, aku harus menyadari betapa tidak bugarnya diriku, Aku merasakan dorongan yang cukup kuat hingga membuatku ingin meningkatkan kemampuanku sekali ini. Pemburu harta karun mempertahankan kekuatan besar mereka hanya selama mereka terus menjelajah ke reruntuhan harta karun.
Tragisnya, material mana dengan cepat bocor dari para pemburu ketika mereka mengendur. Tetap saja, ketidakmampuanku untuk mengimbangi Tino—padahal aku baik-baik saja dan kaki Tino itu sedang lemah—adalah kenyataan yang sulit. Dan bukan itu saja. Anggota party Tino yang lain terdiri dari para pemburu yang sebenarnya bukan pemula, namun jauh dari kata veteran, namun semuanya telah mengalahkanku. Kapal itu sudah lama berlayar untuk aku bisa mengejar para anggota Grieving Soul lainnya, namun kemampuanku di sarang itu benar-benar menyedihkan.
"Ada apa, Krai-chan?"
Liz memanggil dari sofa tempat dia bermalas-malasan.
"Aku hanya berpikir, aku sudah lama tidak berlatih." Kataku.
Aku telah memastikan untuk setidaknya tidak menambah berat badan, namun aku belum melakukan pelatihan yang tepat. Berlatih sebanyak apapun tidak akan mampu membuatku tetap hidup di reruntuhan yang tempat para anggota Grieving Soul selidiki saat ini. Siapapun yang tidak memiliki bakat atau kerja keras tidak akan mempunyai peluang di reruntuhan level tinggi.
Liz menekuk lehernya.
"Heeh? Kamu sempurna apa adanya Krai-chan." Katanya.
Aku mendengus. Sejujurnya, sedikit pelatihan di sana-sini tidak akan menyelesaikan masalahku. Tentunya, aku tidak akan pernah bisa berlatih untuk menjadi sekuat Greg-sama atau bocah Gilbert, atau secepat Tino atau Rhuda, namun ini hanya masalah harga diri. Melihat Tino dan party-nya membuatku merasa seperti pecundang. Liz memeluk lenganku. Sulit dipercaya dari puncak lembut yang mendorongku bahwa dia jauh lebih kuat daripada aku.
"Selain itu, jika Krai-chan menjadi lebih kuat, apa yang harus kami lakukan?"
Kata Liz, bertanya. Aku tidak yakin apa dia bersikap angkuh atau karena kekuatan super yang dimiliki. Mungkin itu keduanya.
"Jika Krai-chan punya banyak waktu luang, maukah Krai-chan bermain dengan Liz-chan?" Kata Liz sambil menjepit lenganku dengan puncak lembutnya.
Aku benci menuding kemalasanku sendiri, namun aku merasa interaksi ini membuatku kehilangan bentuk tubuhku. Mengencangkan kepalan tanganku, aku bangkit, Liz masih menempel padaku.
"Aku akan melatih diriku sendiri dari awal." Kataku.
"Itu bukan gayamu, Krai-chan." Balas Liz.
Seberapa buruk prospekku sehingga pemburu elit seperti Liz bisa melihat betapa tidak layaknya aku untuk pekerjaan itu? Dan kenapa, oh, kenapa aku masih menjadi seorang pemburu?
"Tapi jika Krai-chan bersikeras, Liz-chan akan membuatkan Krai-chan menu latihan!"
Liz berkata. Kemudian, dengan senyum berseri-seri, dia mulai memberiku pilihan pelatihan yang disesuaikan untuk pemburu level tinggi.
"Pertama, Krai-chan berlari secepat yang Krai-chan bisa—sampai Krai-chan pingsan! Ini membangun stamina dan membuat Krai-chan lebih cepat." Kata Liz.
"Uh-huh.... tunggu, apa?" Kataku dengan bingung.
"Lalu Krai-chan mengayunkan senjata Krai-chan—sampai Krai-chan roboh! Itu membangun kekuatan. Krai-chan menambahkan beban jika Krai-chan sudah terbiasa!"
"Umm...." Kataku.
"Setelah itu, Krai-chan berlatih tanding—sampai Krai-chan pingsan! Krai-chan bisa membangun ketahanan terhadap rasa sakit, dan itu membantu Krai-chan dari atas hingga ujung kaki! Efisien, bukan? Itulah dasar-dasarnya!" Kata Liz.
Rupanya kata "Moderasi" tidak ada dalam kamus Liz. Bagaimana pelatihan "Sampai pingsan" itu bisa masuk akal? Artinya, seberapa keras pun aku berlatih, segalanya tidak akan pernah semudah ini. Dan semua itu adalah dasar-dasarnya?
{ TLN : Moderasi itu sikap sedang atau sikap tidak berlebih-lebihan.}
"Bukankah latihan berlebihan itu akan merusak tubuh?"
Aku bertanya. Secara pribadi, kewarasanku akan rusak lebih cepat daripada tubuhku. Semua itu adalah kegilaan.
Dengan telapak tangan menyatu, Liz memiringkan kepalanya.
"Itu memang akan terjadi. Tapi, jangan khawatir—kami punya banyak potion penyembuh yang bisa Krai-chan gunakan. Liz-chan tidak punya banyak uang ketika Liz-chan masih berlatih, tapi hal itu tidak menjadi masalah lagi."
Permasalahannya masih sangat utuh. Aku melontarkan senyuman padanya, sesuai dengan ukurannya, dan berkata, "Aku berpikir itu memang bukan gayaku."
"Benar, kan?" Liz menyetujui.
Aku tidak bisa membayangkan siapa orang yang menjalani pelatihan sadis seperti itu. Aku tersentak saat mengingat Tino berlari dengan kakinya yang terluka.