Prologue

 

Kepulauan Onifolk adalah nama yang diberikan untuk gugusan pulau yang terletak di sebelah barat daratan utama, yang dapat ditempuh dalam perjalanan satu hari dari tempat tinggal mayoritas ras lainnya. Pulau-pulau tersebut tidak memiliki dungeon atau peninggalan kuno, yang berarti para petualang jarang mengunjungi negara tersebut, sementara industri utama mereka adalah memancing dan menambang logam mulia, serta mengekspor kerajinan tangan, karya sutra, dan porselen. Namun karena tidak ada yang benar-benar menonjol dari Kepulauan Onifolk, para anggota ras lainnya tidak memiliki kebiasaan untuk bepergian ke sana. Demikian pula, para Onifolk jarang menjelajah ke daratan utama, karena mereka lebih suka fokus untuk menyempurnakan kerajinan mereka, apapun itu. Dengan kata lain, Kepulauan Onifolk adalah negara yang terisolasi dan tertutup.

 

Sebuah kastil di ibukota di pulau utama adalah rumah bagi Putri Suci para Onifolk, yang dianggap sebagai orang dengan pangkat tertinggi di negara tersebut, meskipun jabatan tersebut hanya bersifat seremonial dan tidak memiliki wewenang untuk memerintah. Pada saat itu, putri muda itu bernama Yotsuha sedang menangis di kamar tidurnya, yang terletak di ujung kastil.

 

"Aku tidak ingin mati, aku tidak ingin mati, aku tidak ingin mati." Yotsuha terisak.

 

"Aku tidak ingin menjadi tumbal. Mengapa mereka membuatku mengalami ini? Tolong selamatkan aku, Hahaue-sama."

 { TLN : "Hahaue" (母上) adalah panggilan kehormatan untuk "Ibu". }

 

Setiap kali Yotsuha muncul di depan umum, dia akan mengenakan pakaian pendeta tradisional, lengkap dengan jubah luar yang dikenal sebagai chihaya. Namun, saat dia duduk di kasur futon yang telah diletakkan di lantai yang dilapisi tikar tatami, dia hanya mengenakan jubah tidur sederhana. Rambut keperakan Yotsuha biasanya memiliki dua ikat di kedua sisi kepalanya pada siang hari, namun karena saat ini adalah malam hari, rambutnya terurai sepenuhnya dan tidak dihias. Sama seperti para Onifolk lainya, dua tanduk tumbuh dari dahinya, dan meskipun Yotsuha dikenal di seluruh negeri karena kecantikannya yang luar biasa, aliran air mata mengubah wajah malaikatnya menjadi kekacauan yang menyedihkan. Yotsuha berusaha sekuat tenaga untuk menahan emosinya, namun ratapannya akhirnya membangunkan adik perempuannya, Ayame, yang telah tertidur di futon di sebelahnya.

 

"Aneue-sama?"

Ayame berkata sambil mengantuk. Dia menata rambutnya dengan gaya bob pendek yang biasanya diikat menjadi ekor kuda di bagian belakang, namun seperti kakaknya, Ayame tidur dengan gaun tidur sederhana dengan rambut terurai. Meskipun kamar tidurnya gelap gulita, dia segera menyadari Yotsuha sedang menangis.

{ TLN : "Ane-ue" (姉上) adalah panggilan kehormatan untuk "Kakak Perempuan". }

 

"Aneue-sama, apa kamu menangis?"

Tanya Ayame, menggosok matanya sendiri.

 

"Apa kamu terluka?"

 

"Maaf, Ayame. Aku tidak bermaksud membangunkanmu."

Kata Yotsuha, sambil sibuk menyeka air matanya.

 

"Aku hanya bermimpi buruk, itu saja."

Yotsuha tersenyum manis kepada adiknya, meskipun dalam hati, dia masih menggigil. Dia bertekad untuk melindungi adiknya yang tidak bersalah dari kenyataan mengerikan tentang kehidupan mereka. Ayame berhenti mengusap matanya yang mengantuk dan membungkuk untuk memeluk kakaknya dengan senyum di wajahnya.

 

"Aku akan tidur denganmu, Aneue-sama. Aku akan menjauhkan mimpi buruk itu."

 

"Terima kasih, Ayame."

Kata Yotsuha, sambil membelai kepala adiknya.

 

"Kamu sangat manis."

 

Ayame bersenandung sambil menggeliat di perut Yotsuha untuk menunjukkan cintanya sebagai seorang adik. Dia kemudian merangkak ke tempat tidur kakaknya sehingga mereka bisa tidur bersama seperti yang dijanjikan.

 

"Aku mencintaimu, Aneue-sama...."

Kata Ayame sambil kembali tertidur.

 

"Aku akan menjagamu tetap aman...."

Yotsuha memperhatikan dengan diam saat adik perempuannya tertidur dalam pelukannya. Dia meremas Ayame, meskipun cukup lembut agar tidak membangunkannya, dan bersumpah dalam hati.

 

Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu, Ayame.

Yotsuha bersumpah di dalam hatinya.

 

Aku tidak akan membiarkanmu menjadi tumbal! Aku telah memastikan bahwa Shimobashira dan Oboro akan membantu kita, dan terlebih lagi, Penyihir Agung Menara juga telah berjanji untuk membantu kita. Semuanya akan baik-baik saja.

Secercah harapan yang diberikan oleh Penyihir Jahat Menara membantu membawa Yotsuha kembali dari ambang keputusasaan total.