Chapter 5 : The Holy Princess Yotsuha’s Past and Present

 

Tak lama setelah kabur dari rumah, Yotsuha bermimpi tentang kenangan bersama ibunya saat dirinya masih lebih muda dari Ayame saat ini.

 

"Hahaue-sama, itu hebat sekali!"

Yotsuha kecil berkata pada ibunya.

 

"Hahaue-sama membuat mahkota dari bunga!"

 

Pada hari itu, Yotsuha dan ibunya—yang saat itu adalah Sang Putri Suci—sedang duduk di ladang yang penuh bunga. Karena Yotsuha adalah anak perempuan pertama, dia dianggap sebagai penerus ibunya, dan meskipun ada pengawal yang menemani Yotsuha dan ibunya dalam perjalanan ini, mereka sebisa mungkin tidak terlihat, yang berarti bahwa pengalaman Yotsuha datang ke ladang bunga ini bersama ibunya tidak berbeda dengan saat mereka hanya berduaan saja.

 

Ibu Yotsuha meletakkan mahkota bunga itu di kepala putrinya.

"Terima kasih, Hahaue-sama." Kata Yotsuha, berpose imut.

 

"Bagaimana penampilanku?"

Yotsuha tersenyum tulus kepada ibunya sambil membari ibunya banyak pujian.

 

"Terima kasih banyak, Hahaue-sama! Hahaue-sama sangat baik sekali!"

Yotsuha berkata dengan gembira.

 

"Sekarang aku ingin memberi Hahaue-sama hadiah."

Sebagai balasan atas mahkota bunga itu, Yotsuha memberikan ibunya seikat daun semanggi berdaun empat, yang dianggap sebagai simbol keberuntungan di daratan utama, jauh di seberang lautan. Nama Yotsuha sendiri merupakan kata lain untuk semanggi itu, dan itu juga bukan kebetulan.

 

Ibu Yotsuha menamainya demikian karena ibunya ingin putrinya diberkati dengan keberuntungan. Yotsuha tersenyum lebar saat dirinya menunjukkan daun semanggi berdaun empat itu kepada ibunya.

"Karena aku sangat mencintaimu, aku akan memberikan ini kepadamu, agar engkau dapat memperoleh keberuntungan selama sisa hidupmu, Hahaue-sama!"

 

Ibu Yotsuha dengan lembut menerima hadiah semanggi itu dan memeluk putrinya untuk menunjukkan rasa terima kasihnya. Yotsuha yang masih kecil membalas pelukannya, tertawa kecil dengan gembira. Adegan indah dari masa lalu ini dimainkan dengan Yotsuha yang lebih tua yang menonton dari kejauhan, sebagai penonton yang tak terlihat.

 

Ketika kami kembali ke istana hari itu, Hahaue-sama dan aku menekan daun semanggi berdaun empat itu dan membuat pembatas buku darinya.

Kenang Yotsuha yang sekarang.

 

Hahaue-sama suka membaca, dan dia berkata kami akan selalu bersama selama dia memiliki pembatas buku itu. Aku sangat mencintainya, dan aku sangat senang dia menyukai hadiahku. Tapi mengapa aku tidak dapat mengingat suaranya atau senyumnya?

 

Sepanjang rangkaian mimpi itu, wajah ibunya telah dihapus, seolah-olah ternoda oleh tinta, dan meskipun ibunya benar-benar berbicara selama mimpi itu, suaranya terlalu jauh untuk didengar. Yotsuha sangat sedih karena dirinya tidak dapat mendengar ibunya atau melihat wajahnya, namun mimpi itu terus berlanjut tanpa mempedulikan perasaan Yotsuha, beralih dari hamparan bunga ke kamar tidur yang ditempati Yotsuha muda bersama ibunya. Keduanya tidur berdampingan di futon, namun ibunya terbangun di tengah malam, menangis dan gemetar ketakutan.

 

Meskipun suara ibunya masih tidak jelas, mudah untuk mengetahui apa yang dikatakannya dari gerakan bibirnya :

"Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati." Isak tangis ibunya membangunkan Yotsuha, dan Yotsuha mengusap matanya dan duduk.

 

"Hahaue-sa,a, mengapa kamu menangis? Apa kamu kesakitan?"

Melihat putrinya sudah bangun, ibu Yotsuha menyeka air matanya, memeluk gadis kecil itu dengan hangat, lalu memberikan alasan yang dibuat-buat untuk meredakan kekhawatirannya.

 

Yotsuha kecil melihat ibunya masih gemetar, jadi dia memeluk ibunya itu dengan sekuat tenaga, seolah mencoba menghilangkan apapun yang membuat ibunya takut. Mengetahui dengan tepat mengapa Yotsuha memeluknya begitu erat dan menyadari betapa putrinya mencintainya, ibunya menangis sekali lagi saat emosi ini menyatu dengan keputusasaan dan ketakutannya sebelumnya. Namun di antara air matanya, ibu Yotsuha membalas pelukannya dengan erat.

 

Saat itu aku tidak tahu mengapa Hahaue-sama begitu takut.

Yotsuha yang sekarang merenung saat melihat kejadian itu.

 

Tapi, sekarang setelah aku berada di posisi yang sama dengannya, aku sangat memahami perasaannya. Hahaue-sama mungkin berkata, "Aku tidak ingin mati."

Meskipun takut akan kematiannya sendiri, ibu Yotsuha tidak melarikan diri dan tetap tinggal demi putrinya. Yotsuha telah belajar bahwa dirinya pasti sangat berarti bagi ibunya, bahkan sebelum mimpi ini mengkristalkan gagasan itu. Seiring bertambahnya usia, Yotsuha memandang ibunya dalam sudut pandang yang sama sekali baru sebagai perempuan yang kuat dan agung yang melakukan semua yang dirinya bisa untuk putrinya. Mimpi itu beralih lagi, kali ini ke sore hari ketika Yotsuha melihat adik perempuannya, Ayame, untuk pertama kalinya. Ibunya membiarkan Yotsuha menggendong adik perempuan barunya itu di lengannya.

 

"Dia sangat imut dan mungil!" Kata Yotsuha.

 

"Ayame, aku kakak perempuanmu, Yotsuha."

Yotsuha sudah berhari-hari tidak bertemu ibunya, namun akhirnya diizinkan untuk menemuinya setelah ibunya cukup pulih dari tekanan persalinan.

 

Selain kegembiraan karena bisa menggendong Ayame, Yotsuha sangat senang bisa bertemu ibunya lagi. Yotsuha mendekatkan wajahnya ke wajah adiknya untuk berbicara dengannya, dan bayi itu menjerit kegirangan karena perhatian itu, yang membuat Yotsuha semakin gembira. Ibunya memperhatikan saat kedua putrinya berinteraksi untuk pertama kalinya, dan jelas dari wataknya bahwa ibunya ingin melindungi anak-anaknya dari segala kemalangan. Yotsuha masih terlalu muda saat itu untuk memperhatikan ekspresi tekad di wajah ibunya saat dia menggendong Ayame di lengannya.

 

"Ah, Ayame, kamu sangat imut." Bisik Yotsuha.

 

"Kakak perempuanmu ini akan melindungimu, Ayame kecilku..."

Yotsuha menoleh ke ibunya, yang masih beristirahat di futonnya.

 

"Hahaue-sama, aku akan menjadi kakak perempuan terbaik yang aku bisa!"

 

Ibu Yotsuha menggerakkan mulutnya untuk mengatakan sesuatu, dan Yotsuha yang lebih tua yang menyaksikan rangkaian mimpi itu berusaha keras untuk memahami apa yang dikatakan ibunya, namun dia mendapati dirinya sama sekali tidak dapat mengartikan kata-kata itu atau merekonstruksi ekspresi di wajah ibunya.

 

Hahaue-sama mungkin tersenyum dan menyuruhku untuk melindungi Ayame seperti kakak perempuan yang baik.

Pikir Yotsuha yang sekarang.

 

Hahaue-sama mungkin juga mengatakan Ayame dan aku harus selalu saling menjaga.

Peristiwa ini terjadi terlalu lama sehingga Yotsuha tidak dapat mengingatnya dengan tepat, namun dia yakin kata-kata ibunya adalah sesuatu seperti itu.

 

Aku tidak menyangka janjiku kepada Ayame akan menjadi kenyataan.

Pikir Yotsuha dalam hatinya.

 

Ketika Hahaue-sama meninggal, aku bersumpah lagi bahwa aku akan menjaga Ayame untuknya. Tapi, begitu aku resmi dilantik sebagai Putri Suci, aku menemukan kebenaran tentang negaraku untuk pertama kalinya, serta apa sebenarnya peran Putri Suci. Hahaue-sama dan semua Putri Suci lainnya yang datang sebelum dia dipaksa untuk mengambil tugas yang mengerikan untuk melindungi bukan hanya negara kami, tapi seluruh dunia.

 

Sambil mengingat perannya yang menentukan dalam mimpinya, Yotsuha mencengkeram dirinya sendiri untuk menahan diri agar tidak gemetar karena rasa takut yang dirasakannya, serta tekanan tanggung jawab yang telah dibebankan padanya.

 

Aku ingin melarikan diri!

Yotsuha berteriak dalam benaknya.

 

Aku ingin melarikan diri dan memunggungi semuanya! Tapi, jika aku melakukan itu, aku akan menempatkan negaraku dan seluruh dunia dalam risiko kehancuran. Dan yang lebih buruk, mereka akan membuat Ayame menggantikanku jika aku melarikan diri tanpa membawanya bersamaku. Aku tidak akan pernah bisa membuatnya mengalami apa yang sedang kualami! Aku harus melakukan ini—

Jalan pikiran Yotsuha tiba-tiba terputus saat dia tersentak bangun karena merasakan kehadiran orang asing yang menjulang tinggi di atasnya. Dia mengerang pelan dan hal pertama yang dia lihat saat membuka matanya adalah party Black Fools, sekelompok manusia yang telah menjadi bagian dari tim pengawal dalam perjalanan pulangnya.

 

"Selamat pagi, Putri Suci Yotsuha."

Kata anak laki-laki bertopeng yang dikenal sebagai Dark itu.

 

"Apa mimpimu indah?"