Extra Story 3 : Yume Is Sick?
Yume mengerutkan bibirnya dan mengeluarkan suara kesal saat berbaring di tempat tidur.
"Jangan cemberut begitu, Yume."
Kataku, sambil duduk di sampingnya.
"Kamu harus tetap di sana dan beristirahat."
"Tapi aku merasa baik-baik saja." Rengek Yume.
"Kenapa aku harus berbaring di tempat tidur?" Protes Yume.
"Karena menurut diagnosisku, kamu terserang flu biasa, Yume-sama."
Jelas Ellie, yang juga berada di kamar tidur Yume.
"Para pelayan peri menyadari kamu tidak enak badan dan segera memberitahuku. Aku yakin semua kelelahan psikologis yang selama ini kamu pendam akhirnya muncul ke permukaan sekarang karena kamu sudah terbiasa dengan kehidupanmu di Abyss ini. Kami berhasil menyembuhkan sebagian besar gejala flumu dengan ramuan, tapi kami tidak bisa menghilangkan rasa lelahmu dengan sihir. Karena itu, kamu perlu istirahat di tempat tidur setidaknya satu hari agar staminamu pulih sepenuhnya, Yume-sama."
Sebagai tanggapan, Yume mengeluarkan suara kesal lagi, namun memutuskan untuk tidak berdebat dengan Ellie. Ketika para pelayan peri yang melayani Yume pergi membangunkannya pagi itu, mereka melihat wajah Yume yang memerah dan dia tampak merasa tidak enak badan, jadi para pelayan peri itu segera menghubungiku tentang kondisi adikku. Aku benar-benar ketakutan ketika pertama kali mendengar berita itu, namun setelah Ellie memeriksa Yume, kami mengetahui bahwa itu hanya flu biasa yang dapat dengan mudah diobati menggunakan salah satu ramuan yang dikeluarkan oleh Unlimited Gacha-ku. Berkat ramuan itu, Yume merasa dia sudah benar-benar baik-baik saja lagi, namun ramuan itu tidak dapat menggantikan istirahat di tempat tidurnya, tidak peduli seberapa keras Yume menentangnya.
Aku menghela napas lega dan membelai kepala Yume.
"Aku akan menyempatkan waktu dalam jadwalku untuk mengunjungimu sesering mungkin, tapi kamu harus tetap di tempat tidurmu, mengerti?"
"Mouu." Erang Yume.
"Janjinya ya, Onii-chan?"
"Tentu saja. Sekarang beristirahatlah."
Kataku sambil tersenyum, yang dibalas Yume.
Kemudian, aku menoleh ke Ellie.
"Dan terima kasih telah menyembuhkannya, Ellie."
"Oh, tapi aku hampir tidak melakukan apapun, Light-sama yang agung."
Kata Ellie, senyum malu-malu yang terlihat di wajahnya.
"Lagipula, ramuan yang aku gunakan itu berasal dari Gift suci milikmu."
Ellie kemudian menoleh ke arah Yume.
"Aku yakin kamu akan bosan berbaring di tempat tidur sepanjang hari, jadi aku akan membawakanmu beberapa buku untuk dibaca."
"Benarkah?"
Kata Yume, bersemangat.
"Ooh, aku harap buku-buku itu bagus."
"Tentu, Yume-sama." Kata Ellie.
"Aku akan memilih beberapa buku favoritku untukmu." Lanjut Ellie.
"Apa kamu benar-benar bersungguh-sungguh?" Tanya Yume.
"Itu sudah jelas, Yume-sama." Jawab Ellie.
Aku tersenyum saat melihat percakapan itu, dan setelah selesai, Ellie dan aku meninggalkan kamar adikku.
✰✰✰
Aku kembali lagi pada siang hari setelah selesai meninjau beberapa dokumen di kantorku, dan ketika aku sampai di sana, aku mendapati Yume sedang makan siang bersama Nazuna, sebuah meja telah ditarik ke samping tempat tidur adikku agar Nazuna bisa melakukannya. Adikku mengenakan kardigan dan selimut menutupi pangkuannya agar dia tetap hangat.
"Onii-chan!"
Panggil Yume ketika dia melihatku.
"Master. Kamu di sini untuk menjenguk adikmu juga?" Tanya Nazuna.
"Ya. Oh, dan terima kasih sudah datang menjenguknya, Nazuna." Kataku.
Nazuna tertawa kecil, tampak sangat senang dengan dirinya sendiri.
"Yah, dia juga adikku! Dan tidak ada yang mau makan sendirian saat mereka sakit, jadi itulah sebabnya aku datang!"
"Terima kasih, Nazuna Onee-chan! Inilah sebabnya aku mencintaimu!"
Kata Yume, meraih tangan Nazuna.
"Aku juga mencintaimu, adik Master!"
Nazuna berkata sambil meremas tangan Yume.
Yume dan Nazuna sudah berhenti makan sup dan menaruh sendok kotor mereka di atas meja. Karena hal itu dianggap sebagai perilaku yang sangat tidak sopan, alis pelayan peri yang sedang melayani adikku tampak berkerut, dan pelayan peri itu pasti akan menegur mereka berdua jika aku tidak mengangkat tangan untuk menghentikannya. Yume sedang menikmati kebersamaan dengan Nazuna dan aku tidak ingin momen itu ternoda, terutama karena adikku sedang sakit.
"Kamu juga harus makan bersama kami, Master!" Usul Nazuna.
"Terima kasih atas tawarannya, tapi aku sudah makan."
Kataku dengan jujur.
"Tapi aku akan tinggal untuk minum teh."
Begitu kata-kata itu keluar dari mulutku, pelayan peri itu dengan tenang mulai menyeduh teh, dan meskipun dia diam, aku tahu bahwa dia sangat gembira karena membuatkan the untukku.
Mereka benar-benar menganggap melayaniku sebagai bentuk kebahagiaan tertinggi.
Pikirku dalam hati.
"Jadi, apa kamu tetap di tempat tidur sepanjang pagi?"
Tanyaku pada Yume.
"Ya." Kata Yume.
"Aku menepati janjiku padamu, dan juga membaca buku-buku yang dibawakan Ellie Onee-chan untukku." Lanjut Yume.
"Ellie mencoba membuatku membaca salah satu bukunya lagi."
Kata Nazuna dengan putus asa.
"Aku benar-benar berharap dia berhenti melakukan itu."
Ellie selalu merekomendasikan buku untuk dibaca Nazuna agar Nazuna bisa belajar banyak hal, namun karena Nazuna lebih suka melakukan aktivitas fisik daripada duduk membaca, dia selalu berlari sejauh yang dia bisa setiap kali dia melihat Ellie membawa buku di tangannya. Memang, aku ingin Nazuna membaca lebih banyak, namun di sisi lain, aku tidak akan suka jika seseorang memaksaku melakukan sesuatu yang tidak aku sukai, jadi pada akhirnya, aku tutup mulut saja tentang hal itu. Namun, di sisi positifnya, sepertinya Ellie telah memilih buku yang tepat untuk Yume.
"Aku suka buku tentang kura-kura dan kelinci, tapi aku sangat menyukai buku tentang sihir yang Ellie Onee-chan berikan kepadaku." Kata Yume kepadaku.
"Buku tentang sihir?" Tanyaku.
"Ya." Kata Yume.
"Itu adalah buku tentang sihir ilusi yang aku kuasai, dan—"
Yume berbicara panjang lebar tentang buku ini untuk beberapa lama. Nazuna tampak tidak mengerti apa yang Yume bicarakan, namun dia cukup memperhatikan untuk duduk diam dan membiarkan adikku berbicara. Jadi, Yume dan aku mendiskusikan buku sihir ilusi itu sampai waktu makan siang berakhir.
✰✰✰
Saat berikutnya aku datang untuk memeriksa Yume, sudah lewat pukul tiga sore. Ketika aku memasuki kamar tidurnya, aku menemukannya tertidur di tempat tidur dengan lengannya yang melingkari Aoyuki seolah-olah Aoyuki adalah bantal tubuh.
"Myeeew...."
Aoyuki mengeong lemah, dan itu terdengar seperti teriakan minta tolong.
Jika aku harus menebak bagaimana kejadian ini bisa terjadi, aku akan mengatakan bahwa Aoyuki datang untuk memeriksa Yume karena khawatir akan kesehatannya, namun Aoyuki terlalu dekat dengan adikku yang sedang tidur dan dicengkeram olehnya, dan sekarang, adikku tidak mau melepaskannya. Aku menyatukan kedua tanganku, tersenyum malu, dan memohon padanya dalam hati.
Tolong biarkan dia memelukmu seperti itu sampai dia bangun atau melepaskanmu.
Aku memberi isyarat padanya.
"Nyeeew."
Aoyuki mengeong, yang pada dasarnya adalah caranya berkata, "Aku tahu ini akan terjadi."