Chapter 9 : And What about Nazuna?

 

"Sungguh mendebarkan melihat Light-sama begitu marah!"

Ellie berkata ketika ketiga petarung SUR meninggalkan kantor Light.

 

"Light-sama begitu luar biasa dan agung sehingga aku bisa merasakan diriku gemetar. Maafkan kekurangajaranku karena mengatakan ini, tapi Light-sama membuatku sangat bergairah dan terangsang, dan aku sudah siap untuk memberikannya tubuhku kepadanya saat itu juga." Lanjut Ellie.

 

"Rrrow."

Kata Aoyuki dengan tegas.

 

"Mengesampingkan poin terakhir yang kamu katakan itu, para Beastfolk itu sangat disayangkan telah memicu kemarahan Light-sama sedemikian rupa."

Renung Mei. Ketiganya berjalan menyusuri lorong, masing-masing berangkat untuk membuat persiapan sendiri dalam melaksanakan perintah Light. Pipi Ellie masih memerah karena ekstasi saat dia mengingat percakapan mereka dengan Master mereka itu, dan ingatan itu membuat tubuhnya menggigil.

 

"Aku tentunya setuju denganmu tentang hal itu, Mei." Kata Ellie.

 

"Para Beastfolk itu harus membayar mahal karena mempertimbangkan untuk berperang melawan Light-sama yang agung. Selama dewa dan penguasa tertinggi kita memerintahkannya, kita harus membuat para hewan konyol itu menyesali hari mereka memutuskan untuk melakukan kejahatan!"

 

"Benar, Ellie."

Kata Aoyuki, mengungkapkan persetujuan yang jarang terjadi kepada Ellie itu.

 

"Kata-kata Master adalah mutlak. Apapun yang Master katakan selalu benar. Tidak ada Beastfolk yang menginjakkan kaki di medan perang harus lepas dari cengkeraman kita. Master sepenuhnya benar dalam memerintahkan hal itu."

 

"Senang rasanya mendengar kalian bersemangat melaksanakan keputusan Light-sama, tapi kita tidak boleh lupa untuk menyelesaikan misi sesuai spesifikasinya."

Kata Mei, memperingatkan.

 

"Ini bukan kesempatan untuk sekadar mengalahkan musuh."

 

"Aku sepenuhnya menyadarinya." Balas Ellie.

 

"Dan aku juga tidak akan pernah melupakan kata-kata penuh bergairah Light-sama tentang masalah ini!" Lanjutnya.

 

"Mrrow!" Aoyuki menambahkan.

Mei tidak percaya kedua rekannya akan gagal memenuhi perintah Light, namun Mei merasa dirinya perlu mengingatkan mereka semua. Mereka baru saja akan berpisah untuk melakukan tugas masing-masing ketika Nazuna kebetulan melihat mereka mengobrol di lorong. Jarang sekali melihat ketiga Level 9999 lainnya bersama-sama, jadi sebagian didorong oleh rasa ingin tahu, Nazuna berlari ke arah rekan-rekannya seperti anak anjing bahagia yang mengibaskan ekor yang tak terlihat. Mei dan Ellie tidak terlalu senang melihat Nazuna berlari ke arah mereka, dan wajah mereka berdua menjadi kaku karena situasi yang canggung. Nazuna, yang masih tersenyum, tentunya tidak menyadari reaksi mereka.

 

"Apa yang kalian bertiga lakukan di sini?" Nazuna bertanya.

 

"Kalian bertiga mau pergi makan bersama atau semacamnya? Biarkan aku bergabung dengan kalian juga!"

Mei dan Ellie memutar otak untuk mencoba menemukan jalan keluar dari masalah ini yang tidak melibatkan memberitahu Nazuna bahwa mereka baru saja meninggalkan pertemuan penting dengan Light dan bahwa Nazuna tidak diikutsertakan, namun sebelum salah satu dari mereka berdua bisa mengucapkan sepatah kata pun, Aoyuki angkat bicara.

 

"Master telah memutuskan bahwa kita harus menghancurkan para Beastfolk, yang berencana menyatakan perang terhadap kita."

Kata Aoyuki dengan terus terang.

 

"Kami baru saja meninggalkan kantor Master."

 

"Apa?" kata Nazuna.

 

"A-Aoyuki?!"

Ellie tergagap tak percaya. Mei hanya menutup matanya dan menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

 

Aoyuki menyimpan dendam terhadap Nazuna karena Nazuna akan selalu bertindak seperti teman dekat dengannya setiap kali mereka bertemu satu sama lain, yang benar-benar membuat Aoyuki jengkel, karena Aoyuki adalah tipe orang yang lebih suka sendirian. Oleh karena itu, Aoyuki tidak terlalu peduli jika kenyataan pahit ini membuat Nazuna tertekan. Akibatnya, penampilan cerah Nazuna yang biasa menghilang sepenuhnya dan digantikan oleh ekspresi yang membuatnya tampak seperti anak anjing yang tersesat di tengah hujan badai.

 

"Heeeh? Tapi mengapa Master memanggil kalian bertiga sedangkan aku tidak?"

Nazuna bertanya dengan sedih.

 

"Apa aku membuat Master marah? Apa ini berarti Master membenciku sekarang?"

 

Aoyuki tertawa kecil pelan sebagai tanggapan.

 

"Aoyuki!"

Ellie berteriak, menegur rekannya, namun Aoyuki hanya memalingkan wajahnya dan mengelak. Aoyuki mempunyai begitu banyak rasa frustrasi yang tertahan sehubungan dengan Nazuna sehingga Aoyuki sampai pada titik di mana dirinya tidak memikirkan apapun yang bermaksud jahat terhadap rekannya yang selalu ceria itu. Ellie, sebaliknya, menganggap perilaku seperti ini sudah keterlaluan.

 

Ellie kemudian berdeham.

"Light-sama kita tidak membencimu, Nazuna. Jika kamu membuatnya marah, Light-sama akan cukup murah hati untuk memarahimu secara langsung dan memaafkan kesalahanmu. Kami tidak mengetahui secara pasti mengapa Light-sama tidak memanggilmu ke dalam pertemuan tersebut, tapi kita dapat yakin bahwa hal tersebut disebabkan oleh alasan yang telah dipertimbangkan dengan matang dan tidak dapat dipahami oleh semua orang kecuali dirinya sendiri."

 

"Tapi.... Tapi aku mungkin sudah membuat Master marah tanpa menyadarinya, dan itulah mengapa Master tidak memanggilku...." Kata Nazuna.

 

"Nazuna, lebih baik jangan terlalu memikirkan hal seperti itu." Kata Mei.

 

"Seperti yang Ellie katakan, Light-sama pasti punya alasannya sendiri untuk tidak memanggilmu ke pertemuan itu."

 

"Tapi....."

Nazuna mulai memprotes saat air mata mengalir di matanya. Mei dan Ellie memutuskan untuk tetap di sini dan menghibur Nazuna sampai Nazuna merasa lebih baik, sementara Aoyuki yang tidak menyesal menggunakan kesempatan itu untuk menyelinap pergi tanpa disadari.

 

Beberapa hari kemudian, Light mendengar tentang apa yang terjadi dengan Nazuna dari Mei dan segera memanggil Nazuna ke kantornya untuk memberikan penjelasan.

 

✰✰✰

 

"Aku tidak akan pernah bisa membencimu, Nazuna."

Kataku sambil membelai rambutnya saat kami duduk bersama di kantorku.

 

"Sebenarnya, aku merasa tidak enak karena mengetahui aku membuatmu merasa seperti itu."

 

Nazuna terisak.

"Aku minta maaf Master....."

 

Aku tidak bisa memungkiri kalau aku sengaja tidak memanggilnya ke pertemuan itu. Menyelamatkan manusia yang ditawan adalah operasi yang sangat rumit, yang berarti kami tidak bisa mengamuk begitu saja melawan para Beastfolk. Sayangnya, Nazuna tidak cukup mampu menahan diri seperti itu.

Pikirku. Jelas sekali, aku tidak bisa memberitahukan hal itu pada Nazuna, jadi aku terus membelai rambutnya sambil memikirkan alasan lain.

 

"Ada alasan bagus kenapa aku tidak memanggilmu ke pertemuan itu. Kamulah yang aku pilih untuk menjadi pengawal adik perempuanku, ingat?" Kataku.

 

Sebenarnya, Nazuna lebih seperti teman bermain Yume daripada pelindungnya, namun mereka sangat dekat, yang mungkin disebabkan oleh fakta bahwa usia mental mereka hampir sama.

 

"Aku tidak ingin Yume mengetahui hal-hal buruk yang dilakukan para Beastfolk itu terhadap manusia, dan meskipun aku tahu kamu tidak akan memberitahunya tentang hal-hal itu, masih ada kemungkinan kecil dia bisa mengetahuinya darimu." Kataku.

 

"Yume adalah gadis yang polos dan lembut sehingga pengetahuannya tentang Beastfolk akan menghancurkannya dan membuatnya menangis, jadi aku sengaja tidak memberitahumu, karena jika kamu tidak mengetahuinya, Yume juga tidak akan mengetahuinya."

 

"Waah! Itu pemikiran yang luar biasa, Master!"

Kata Nazuna, kembali bersemangat.

 

"Seperti kata pepatah, jika kamu ingin menipu temanmu, tipulah musuhmu!"

 

Aku tertawa saat mendengar pepatah yang dikatakan terbalik oleh Nazuna itu.

"Yang terjadi adalah sebaliknya : untuk membodohi musuhmu, kamu harus membodohi temanmu terlebih dahulu." Kataku.

 

Ekspresi cerah Nazuna yang penuh hormat menunjukkan bahwa dia telah sepenuhnya mempercayai alasanku. Aku menghela napas lega saat aku terus membelai rambut berwarna perak Nazuna itu.