Chapter 3 : The Tiger Tribe Chieftain, Lebad

 

Gamm melompat dari bantalan kursinya karena terkejut mendengar berita yang baru saja didengarnya.

"White Knight telah dimusnahkan?!"

 

"Ya, meski aku sulit memercayainya saat pertama kali menerima laporan itu."

Kata Igor, terdengar jengkel.

 

"Siapa yang mengira bahwa White Knight yang sangat kuat akan dilenyapkan dengan cara seperti itu?"

Kali ini, giliran pemimpin Suku Burung yang menjadi moderator konferensi para kepala suku, dan dia membuka pertemuan tersebut dengan membagikan berita mengejutkan yang dia terima dari salah satu koneksinya di bisnis pedagang. Rupanya, seorang perempuan manusia yang menyebut dirinya Penyihir Jahat Menara telah memusnahkan White Knight Putih, Ordo Kstaria paling elit di Kerajaan Elf. Penyihir itu kemudian menyerang Ibukota Kerajaan Elf dengan segerombolan naga dan menyatakan bahwa perbudakan manusia dilarang di seluruh wilayah di bawah kekuasaannya dengan "Otonomi Mutlak Bagi Seluruh Umat Manusia".

 

Lebad menggeram pelan.

"Ini tidak bagus. Negara kita mungkin akan berakhir di bawah kendali penyihir jahat itu, sama seperti para Elf. Bayangkan apa yang akan terjadi pada kita jika hal itu terjadi."

 

Para kepala suku Beastfolk diam-diam merenungkan kemungkinan menemukan diri mereka berada di tingkat ras yang lebih rendah daripada manusia yang telah dianiaya oleh ras mereka sejak dahulu kala. Dalam skenario itu, para Beastfolk pasti akan diperlakukan seperti budak dan akhirnya menjadi sasaran pelecehan dan kefanatikan yang sama seperti yang mereka lakukan pada manusia. Bayangan masa depan yang kelam ini menyelimuti kelima kepala suku itu bagaikan awan petir yang tebal dan keruh. Yang pertama memecah kesunyian adalah Beny, si manusia sapi perempuan.

 

"Lebad-san, a-apa kau yakin penyihir ini bisa menyerang negara kita dengan mudah?"

Tanya Kepala Suku Sapi itu ragu-ragu.

 

"Meskipun negara mereka telah ditaklukkan, para Elf terlalu sombong untuk merendahkan diri di hadapan manusia perempuan itu. Ada hutan yang memisahkan wilayah kita dari Kerajaan Elf, dan selama penghalang itu masih ada, penyihir ini tidak akan bisa mencapai kita. Apa kalian tidak setuju?"

 

Ozo, kepala suku tertua, menarik pipanya lama-lama dan mengembuskan asapnya.

"Beny, Igor bilang penyihir itu menyerang para Elf itu dengan banyak naga, jika kau lupa itu. Kecuali para naga itu kehilangan kemampuannya untuk terbang, tidak ada hutan yang bisa menghentikan penyihir itu untuk mendekati kita."

 

Beny menjadi semakin pucat.

"Kalau begitu, ini menempatkan kita dalam bahaya yang tak terbayangkan! K-Kita harus mengambil tindakan sekarang juga!"

 

"Ya, tapi tindakan apa yang harus kita ambil?"

Kata Igor sambil melihat sekeliling ruangan dengan harapan ada orang lain yang akan mengambil alih dalam mengatasi masalah mereka pada saat ini. Manusia burung itu berjiwa pedagang, jadi dia tidak tahu seluk-beluk melakukan respons militer, namun sayangnya, tidak ada seorang pun yang langsung memberikan ide, dan keheningan yang menyesakkan kembali menyelimuti ruang pertemuan.

 

"P-Pokoknya, aku tidak akan berkomitmen melakukan apapun sampai aku tahu apa yang sedang terjadi." Kata Lebad akhirnya.

 

"Aku akan mencari tahu apa yang aku bisa tentang Penyihir Jahat ini melalui koneksiku. Kalian semua sebaiknya bertindak dan menyuruh orang-orang kalian untuk mendapatkan semua informasi atau apapun yang bisa kalian dapatkan juga. Kasus terburuknya, kita harus meminta para Dwarf, Dark Elf, Onifolk, Demonkin, atau bahkan Dragonute untuk mendapatkan bala bantuan. Menurutku, hal itu akan menempatkan kita pada posisi yang lebih baik."

Lebad diam-diam meragukan bahwa mendapatkan dukungan ekstra dari ras lain akan cukup untuk mempertahankan Federasi Beastfolk melawan pasukan naga penyihir itu, namun secara realistis, para Beastfolk tidak punya pilihan lain selain meminta bantuan dari Dragonute, yang jauh lebih terbiasa dengan melawan naga. Meminta bala bantuan hampir pasti akan menimbulkan konsekuensi yang menyakitkan, namun pada titik ini, sepertinya tidak ada pilihan yang lebih baik. Setelah mereka semua berjanji untuk membagikan informasi apapun yang berhasil mereka temukan, para kepala suku mengakhiri pertemuan tersebut.

 

✰✰✰

 

Lebad dan rombongannya kembali ke kediaman yang diperuntukkan bagi Kepala Suku Harimau, dan begitu mereka sampai di kantor eksekutifnya, si harimau kumbang itu duduk di kursinya dan meletakkan kakinya yang berbulu gelap di atas mejanya. Dia menyalakan cerutu dan menghisapnya lama-lama dengan cemas sebelum memenuhi ruangan dengan asap. Si harimau kumbang itu menggosok pelipisnya, lalu melontarkan keluhannya dengan panjang lebar.

 

"Para Elf brengsek tak berguna itu." Gerutu Lebad.

 

"Bagaimana mereka bisa berubah dari memerintah kita menjadi mencambuk gerbong kereta kuda mereka? Dan itu semua karena perempuan ras rendahan itu! 'Penyihir Jahat Menara'? 'Otonomi mutlak'? Persetan dengan semua itu! Kecoak ras rendahan itu lebih baik menundukkan kepala dan tetap menjadi budak atau petani kotor atau semacamnya saja."

 

"Tapi bos."

Sela salah satu bawahannya.

 

"Jika kita menyerah pada penyihir itu dan bersumpah setia padanya sekarang, mungkin pada akhirnya kita akan mendapatkan status."

 

Lebad menunjukkan pendapatnya tentang saran itu dengan dengan marah melemparkan asbaknya yang berat langsung ke mulut bawahannya itu.

"Apa kau hanya bisa memberikan saran tolol seperti itu, dasar brengsek?!"

 

Bawahannya itu itu merintih kesakitan sambil berjongkok dan menempelkan kedua kakinya ke hidung, namun dia tidak bisa menghentikan darah yang mengalir di antara jari-jarinya dan ke karpet. Lebad mengabaikan bawahannya yang tidak beruntung itu dan melanjutkan kata-kata kasarnya.

 

"Cobalah pahami dulu dengan jelas apa arti otonomi absolut tolol itu bagi kita, brengsek!" Kata Lebad, berteriak dengan marah.

 

"Penyihir itu dan para naganya menganggap kita sebagai musuh! Dia akan menempatkan kita pada peringkat di bawah cacing lumpur ras rendahan jika kita membiarkan dia melakukan apa yang dia inginkan! Itukah yang kalian inginkan? Jawab aku, dasar tolol!" Mata Lebad melihat ke arah para bawahan yang berdiri di sekitarnya, namun yang ada hanya keheningan.

 

"Pikirkan sejenak apa yang akan terjadi jika para ras rendahan itu berada di atas kita."

Kata Lebad, suaranya sedikit lebih tenang.

 

"Ya, aku memang suka membawa para bocah cacing lumpur ke hutan dan bermain 'Berburu Ras Rendahan'? Yah, kalian bisa mengucapkan selamat tinggal pada permainan seperti itu! Siapa yang tahu, pada suatu pagi kita mungkin terbangun dan mendapati diri kita berada di pihak yang diburu. Itukah yang kalian inginkan?"

 

"Tidak! Aku tidak menginginkan itu!"

Kata salah satu bawahannya.

 

"Sebaiknya mereka tidak mengambil perburuan itu dari kita!"

Bawahan kedua angkat bicara.

 

"Selalu sangat menyenangkan melihat para bocah ras rendahan itu memohon ampun saat kita akhirnya menyudutkan mereka."

 

"Lihat, apa yang aku lakukan adalah memaksa anggota keluarga atau teman para ras rendahan itu untuk bertarung satu sama lain dalam pertandingan kematian."

Kata bawahann lainnya kepada kelompok tersebut.

 

"Sungguh membuatku tertawa saat melihat mereka menangis dan bertingkah menyedihkan saat mereka saling membunuh."

 

"Ah, ayolah. Tidak ada yang lebih baik daripada menyaksikan para ras rendahan itu saat mencoba melawan kita para Beastfolk." Bantah rekan lainnya.

 

"Terutama ketika kita bersenjata lengkap dan para ras rendahan itu telanjang. Aku tidak pernah melupakan ekspresi teror di wajah mereka itu!"

 

"Sekarang, apa yang aku lakukan pada para ras rendahan itu adalah...."

Bawahan yang lain memulai ketika diskusi tentang semua cara "Menyenangkan" untuk menganiaya budak manusia dengan sangat bersemangat. Rombongan Lebad terdiri dari orang-orang yang suka kekerasan dengan kecenderungan sadis yang terus-menerus menganiaya orang-orang yang lebih lemah dari dirinya, dan dia memastikan bahwa percakapan mereka akan fokus pada hal-hal yang paling mereka sukai. Kepala Suku Harimau itu membiarkan diskusi berlanjut beberapa saat hingga dia memerintahkan salah satu dari bawahannya itu untuk mengambil asbaknya agar dia bisa mematikan cerutunya.

 

"Kita tidak bisa membiarkan para hama ras rendahan itu menguasai kita."

Kata Lebad, merangkum pemikirannya mengenai masalah ini.

 

"Para ras rendahan itu hanya cacing, dan begitulah tempat mereka seharusnya. Tapi aku tidak ingin ada bahaya yang menimpa suku kita, jadi kita harus mengumpulkan semua informasi yang bisa kita peroleh."

Lebad mengawasi para bawahannya dengan tajam, memperlakukan mereka masing-masing dengan tatapan tajam yang terlihat lebih parah dari bekas luka di wajahnya.

 

"Tidak peduli seberapa kecil informasinya, aku menginginkannya. Ya, sedikit informasi itu bisa menjadi pembeda antara hidup dan mati. Apa kalian mengerti, brengsek? Sekarang, keluarlah dan temukan beberapa informasi itu untukku!"

Para bawahannya menyetujui secara serempak dan keluar dari kantor, meninggalkan Lebad yang terpuruk di kursinya.

 

Karena tidak ada alat komunikasi elektronik atau alat transportasi mekanis di dunia ini, para Beastfolk itu membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengumpulkan cukup informasi untuk menginformasikan langkah mereka selanjutnya. Dan setelah jangka waktu yang cukup lama berlalu, seorang manusia dengan mata sipit yang khas mengunjungi tanah milik Suku Serigala.

 

✰✰✰

 

Fayh si pedagang duduk di seberang Gamm, yang sedang berbaring di sofa di kantornya di tanah milik Suku Serigala. Dengan tinggi 170 sentimeter dan tubuh ramping, Fayh tampak seperti manusia laki-laki pada umumnya, dan satu-satunya hal yang benar-benar membedakannya dari manusia lainnya adalah pakaiannya, yang memiliki jenis sulaman yang biasanya terlihat pada pakaian yang dikenakan oleh warga biasa di Kekaisaran Dragonute. Fayh telah diantar ke kantor Gamm tanpa menemui masalah apapun karena dia telah menghubungi Kepala Suku Serigala itu sebelumnya untuk mengatur pertemuan ini.

 

"Sudah lama sekali sejak terakhir kali kita bertemu, Gamm-dono." Kata Fayh.

 

"Pekerjaanku mengharuskanku bepergian ke mana pun melalui laut, sehingga kesempatan untuk berkunjung jarang muncul. Aku sungguh menyesal tidak bisa datang dan menemuimu lebih sering, Gamm-dono. Tolong terima ini, anggap ini sebagai tanda ketulusanku."

Fayh memberi Gamm minuman keras yang telah dibuat di Kekaisaran Dragonute, namun Gamm tetap diam dan melirik ke arah bawahannya, yang menganggap ini sebagai sinyal untuk mengambil botol minuman keras itu dari manusia itu dan meninggalkan mereka berdua sendirian.

 

"Ada percakapan penting yang aku harus aku lakukan dengan orang ini di sini."

Kata Gamm saat bawahannya membuka pintu untuk pergi.

 

"Pastikan tidak ada yang mengganggu kami sampai aku memanggilmu."

 

"Dimengerti, pak."

Kata bawahannya itu sambil membungkuk, sebelum menutup pintu di belakangnya. Gamm menunggu sampai bawahannya pergi untuk memberitahu yang lain bahwa kantor itu terlarang sebelum akhirnya berbicara kepada Fayh.

 

"Baiklah, sekarang hanya kita berdua." Kata Gamm.

 

"Apa yang kau punya untukku?"

 

"Aku benar-benar minta maaf karena menyita waktumu dengan cara ini."

Sementara Fayh berbicara dengan nada menjilat, senyuman yang dibuat-buat di wajahnya tidak berhasil meyakinkan Gamm itu bahwa dia benar-benar menyesal.

 

Gamm membuang muka dan hampir mendecakkan lidahnya karena kesal. Fayh adalah seorang pedagang keliling sederhana yang mencari nafkah dengan menjual jenis barang dan jasa yang tidak akan disentuh oleh para suku burung—karena mereka lebih menyukai usaha yang lebih menguntungkan—dan penjual manusia ini hanya diberi sedikit kesopanan, Gamm bahkan tidak berpikir untuk menyajikan teh untuknya. Atau setidaknya, begitulah yang terlihat di permukaan, karena Fayh sebenarnya bekerja sebagai agen intelijen untuk Kerajaan Dragonute, serta sebagai perantara yang ditugaskan untuk melibatkan pemimpin Suku Serigala.

Minuman keras yang ditawarkan Fayh kepada Gamm adalah tanda berkode bahwa Fayh itu mempunyai material baru dari para Dragonute untuk ditawarkan, dan bahwa mereka perlu sendirian untuk mendiskusikan hal-hal yang bersifat sensitif. Meskipun Fayh adalah manusia, Gamm selalu harus menyediakan waktu untuk pedagang palsu itu jika ada janji, karena hubungannya dengan para Dragonute. Hal ini pasti membuat manusia serigala itu menjadi agak kesal dengan kenyataan bahwa dia terpaksa meluangkan waktu dari jadwal sibuknya untuk bertemu dengan ras rendahan ini.

 

Fayh tidak mempedulikan ekspresi kekesalan Gamm dan langsung membahas topik yang sedang dibahas.

"Aku mendapat perintah dari atasanku untuk memberitahumu bahwa mereka menginginkan Federasi Beastfolk menghancurkan Great Tower."

 

"Apa?!" Gamm berteriak.

 

"Brengsek! Kalian ingin kami menggali kuburan kami sendiri?!"

Gamm bangkit dari kursi sofanya dan menjulang di atas Fayh.

 

"Kami tahu segalanya tentang penyihir yang tinggal di menara itu—bagaimana dia menghancurkan White Knight dan mengambil alih Kerajaan Elf dengan para naganya! Kami juga mendengar rumor bahwa para Dark Elf juga berada di bawah kendalinya! Dan kalian ingin kami berperang melawan makhluk aneh itu? Ya, aku tahu suku kami diam-diam bekerja sama dengan para Dragonute, tapi kita tidak berada dalam aliansi yang kuat. Aku tidak ingat pernah setuju untuk bunuh diri atas nama mereka!"

 

"Tolong tenangkan dirimu, Gamm-dono."

Fayh menenangkan, suaranya tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut saat dia dengan sopan mengangkat kedua tangannya untuk memohon pada manusia serigala itu agar kembali tenang. Gamm tiba-tiba menjadi agak sadar diri atas perilakunya yang tidak diplomatis, namun bukannya merasa menyesal, dia malah memelototi Fayh dan kembali duduk di sofa.

 

"Atasanku tentunya tidak berniat mengirim orang-orang kalian untuk mati sia-sia."

Kata Fayh, meyakinkannya.

 

"Mereka mengkomunikasikan permintaan ini karena mereka yakin negara kalian memiliki peluang bagus untuk menang dalam konflik semacam ini."

 

"Maksudmu kami bisa menang?"

Kata Gamm tidak percaya.

 

"Melawan penyihir yang memusnahkan White Knight itu?"

Di masa mudanya, Gamm pernah melihat secara langsung apa yang bisa dilakukan oleh White Knight, dan dia percaya dalam lubuk hatinya bahwa entitas mana pun yang cukup kuat untuk menghancurkan pasukan sekuat White Knight akan hampir mustahil untuk dikalahkan. Sementara Gamm tenggelam dalam keraguannya, Fayh melebarkan senyum palsunya menjadi seringai penuh pengertian.

 

"Penyihir Jahat Menara menjadi kuat karena para naganya." Kata Fayh.

 

"Karena itu, atasanku akan mengirimkan item sihir kepadamu di kemudian hari yang akan membingungkan dan mengusir para naga itu. Kami harap kau memanfaatkan item sihir ini dengan baik."

Para Dragonute adalah pelopor dalam hal penelitian naga, jadi Gamm tidak punya alasan untuk meragukan bahwa Kekaisaran Dragonute akan memiliki item sihir yang dapat mengusir gerombolan naga.

 

"Kami juga bersedia memberimu item sihir lainnya yang akan membantumu dengan baik dalam pertempuran." Lanjut Fayh.

 

"Apa kau familiar dengan Holy Evil Golem, Gamm-dono?"

 

"Jangan sok di depanku. Tentu saja, aku pernah mendengarnya." Kata Gamm.

 

"Golem itu adalah senjata yang dibuat oleh penguasa kegelapan untuk melawan para pahlawan yang muncul dalam salah satu mitos Gereja Sang Dewi. Kau tahu, agama bodoh yang suka dianut oleh para ras rendahan itu."

Secara umum diyakini bahwa Sang Dewi menciptakan dunia, dan Gereja Sang Dewi adalah nama agama arus utama yang memuja Sang Dewi ini. Namun, delapan ras non-manusia memandang gereja sebagai hal kedua setelah adat istiadat dan tradisi asli spesies mereka sendiri, sehingga umat beriman cenderung sebagian besar terdiri dari manusia, kemungkinan besar karena mereka adalah spesies tak berdaya yang terus-menerus menjadi korban kekejaman berbasis ras dan bentuk kefanatikan lainnya.

 

Namun meskipun sebagian besar penganut Gereja Sang Dewi adalah manusia, gereja pusatnya dapat ditemukan di Kerajaan Sembilan, yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak ada negara lain yang dapat menggunakan agama tersebut untuk tujuan politiknya sendiri. Gereja sebagian besar berkhotbah tentang pertempuran kuno yang terjadi antara pahlawan legendaris dan penguasa kegelapan, dan mitos yang paling terkenal adalah "The Magnificent Four and the Dark Lord" yang merupakan kisah tertua yang pernah tercatat. Mitos lain melihat penguasa kegelapan menciptakan Holy Evil Golem itu untuk melawan para pahlawan legendaris.

 

"Jika kuingat dengan benar, penguasa kegelapan menggunakan logam suci untuk membuat golem itu."

Kata Gamm sambil mengelus dagunya saat mengingat kisah itu.

 

"Dan karena penguasa kegelapan itu sangat jahat, golem itu akhirnya menjadi suci dan cukup jahat untuk menahan serangan fisik dan sihir. Satu-satunya cara para pahlawan berhasil mengalahkan golem itu adalah dengan menyegelnya. Atau setidaknya, itulah yang dikatakan legenda. Memangnya, ada apa dengan itu? Jika kau di sini untuk memberiku ceramah, kau dapat membawa kebodohan itu ke tempat lain."

 

"Aku seorang pedagang, bukan pendeta yang berafiliasi dengan Gereja Sang Dewi, jadi aku tidak akan membacakan kitab seperti mereka." Jawab Fayh.

 

"Tapi jika aku memberitahumu bahwa kami diam-diam memiliki Holy Evil Golem itu, bagaimana reaksimu?"

 

"Apa? Para Dragonute punya senjata yang berasal dari dongeng itu?"

Gamm berkata dengan ragu.

 

"Jika itu hanya lelucon, menurutku itu tidak terlalu lucu."

 

"Aku tidak terkejut jika kau meragukanku, dan sejujurnya, jika aku berada di posisimu, aku juga akan membentak mereka dan mengatakan kepada mereka untuk tidak menganggapku bodoh." Kata Fayh dengan dramatis.

 

"Tapi memang benar bahwa secara kebetulan saja, atasanku telah memiliki Holy Evil Golem yang dibicarakan dalam legenda. Tapi harap diingat bahwa informasi ini sangat rahasia."

 

Bagian yang ditinggalkan Fayh adalah bahwa sebenarnya bukan para Dragonute yang menemukan Holy Evil Golem itu; Hisomi dan para Master lainnya lah yang menemukan senjata sihir itu. Namun, para Master itu tidak melihat banyak manfaat dari golem itu, karena bagi makhluk kuat seperti mereka, golem hanyalah sebuah rintangan menjengkelkan yang membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha daripada biasanya untuk menghancurkannya. Namun para Master itu membutuhkan Federasi Beastfolk untuk menguji kemampuan sebenarnya dari Penyihir Jahat Menara, jadi mereka memutuskan untuk menggunakan Holy Evil Golem itu sebagai biaya ekstra untuk membuat para Beastfolk berperang melawan menara.

 

"Jika kau setuju untuk melawan Penyihir Jahat itu, atasanku akan dengan senang hati memberimu Holy Evil Golem." Fayh menjelaskan.

 

"Sama seperti dalam legenda, golem itu sangat tahan terhadap serangan fisik dan sihir, jadi aku yakin golem itu akan menjadi musuh mematikan melawan si penyihir ini."

Fayh menyarankan rencana yang melibatkan menghilangkan para naga penyihir itu sebagai faktor dengan menggunakan item sihir, lalu mengerahkan Holy Evil Golem yang dibuat oleh Penguasa Kegelapan dalam legenda untuk membunuh Penyihir Jahat itu sendiri. Sekilas hal itu tampak sangat mudah, namun Gamm tidak sepenuhnya yakin.

 

"Yah, jika apa yang kau katakan itu benar, kami mungkin memiliki peluang bagus untuk membunuh penyihir itu dengan cara yang tidak bisa dilakukan Kerajaan Elf."

Kata Gamm, membalasnya.

 

"Tapi kita tidak punya cara untuk mengetahui apa penyihir itu punya trik lain selain para naga dan sihirnya."

Dengan kata lain, apa yang telah disampaikan kepadanya masih belum menjamin bahwa berperang melawan penyihir ini tidak akan berubah menjadi misi bunuh diri.

 

"Kau benar mengatakan bahwa kita tidak mengetahui sepenuhnya kemampuan Penyihir Jahat itu." Kata Fayh, mengakui.

 

"Selain item sihir anti-naga dan Holy Evil Golem, atasanku telah menjanjikan dukungan penuh mereka kepada Federasi Beastfolk dalam pertempuran ini. Tapi jika aku berani, ada satu cara yang jelas untuk menghalangi Penyihir Jahat itu menggunakan kekuatan penuhnya, dan itu adalah dengan menggunakan 'Otonomi Mutlak Bagi Manusia' miliknya itu untuk melawannya."

 

"Oh?"

Gamm berkata dengan skeptis.

 

"Dan menurutmu bagaimana kita melakukan itu?"

Fayh menguraikan lebih lanjut sarannya, dan ekspresi keras Gamm melunak saat dia semakin yakin akan rencana yang sedang digariskan.

 

"Kedengarannya cukup gila untuk berhasil."

Kata Gamm, memutuskan.

 

"Untuk ras rendahan sepertimu, kau adalah bajingan jahat yang memikirkan trik kotor itu. Dan tanpa sedikit pun penyesalan juga."

 

"Aku hanyalah seorang pedagang rendahan yang berlayar antara negaramu dan Kekaisaran Dragonute untuk berdagang barang." Jawab Fayh.

 

"Meskipun itu hanya akan merugikanku jika otonomi mutlak bagi manusia menyebar melampaui batas Kerajaan Elf, aku dengan senang hati membantu dengan tindakan pencegahan untuk memastikan skenario seperti itu gagal terjadi."

 

"Jadi, kau bersedia menjual rasmu sendiri hanya untuk mendapatkan lebih banyak uang, hah?" Kata Gamm.

 

"Kami para Beastfolk tidak akan pernah bisa memikirkan pemikiran seperti itu."

Gamm memelototi manusia di seberangnya seolah dia sedang menatap sesuatu yang kotor, namun Fayh tidak mempedulikannya dan melanjutkan pengarahan selanjutnya.

 

"Atasanku mengatakan mereka lebih suka menghancurkan Penyihir Jahat itu sendiri untuk menghentikannya membawa lebih banyak manusia ke dalam kelompoknya dan mengumpulkan lebih banyak kekuatan dengan cara itu." Kata Fayh.

 

"Dan seperti yang kau ketahui, Kekaisaran Dragonute memiliki semua senjata yang dibutuhkan untuk bisa meraih kemenangan. Tapi, jarak yang sangat jauh antara Kekaisaran Dragonute dan Great Tower itu membuka kemungkinan bahwa Negara Demonkin akan memihak menara itu sebagai cara untuk membuat perang menjadi lebih rumit. Aku secara pribadi tidak percaya Demonkin akan terlibat, tapi atasanku kurang optimis tentang kemungkinan hal itu terjadi."

 

"Tidak menutup kemungkinan kalau itu akan berubah menjadi sangat merepotkan, hah?"

Kata Gamm menyimpulkan, yang tahu betapa sengitnya persaingan antara Dragonute dan Demonkin. Bersekutu dengan Penyihir Jahat dalam perang adalah kesempatan yang sama bagusnya bagi Demonkin untuk mendapatkan keunggulan atas para Dragonute, jadi untuk menghindari kemungkinan hasil tersebut, para Dragonute telah memilih untuk membuat para monster melakukan perang fraksi atas nama mereka. Atau setidaknya, begitulah cara Gamm memahaminya.

 

"Jika hal yang tak terbayangkan terjadi dan kau mendapati dirimu gagal untuk menang melawan Penyihir Jahat, atasanku telah menganugerahkan kepadamu item sihir langka yang akan memindahkanmu ke jarak yang jauh dari pertarungan."

Kata Fayh sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil dan meletakkannya di depan Gamm. Saat membuka kotak itu, manusia serigala itu menemukan permata berbentuk tanda koma berwarna merah tua dengan lubang di tengahnya untuk dilewati tali.

 

"Item sihir ini disebut Teleportation Pendant." Jelas Fayh.

 

"Jika kau menuangkan mana ke dalam liontin, liontin itu akan memindahkanmu ke Kekaisaran Dragonute, terlepas dari lokasimu saat ini, jarak yang harus kau tempuh, atau keberadaan sihir pengacau."

 

"Hmm, item ini...."

Sebagai mantan petualang, Gamm tahu betul betapa langkanya item teleportasi, dan dalam konteks lain, barang khusus ini—yang pada dasarnya bisa untuk membawanya ke Kekaisaran Dragonute dalam kondisi apapun—sama saja seperti dikurung di ruang aman di suatu negara. Gamm merasa sangat bangga menjadi penerima barang berharga tersebut, dan ketika Fayh melihat kilatan keserakahan di mata manusia serigala itu, dia segera diingatkan untuk menjelaskan ketentuan penggunaan liontin itu.