Chapter 14 : Freedom
Beberapa jam sebelum perang dimulai antara Beastfolk dan Penyihir Jahat Menara, dua Beastfolk muda yang level kekuatannya sekitar 150 berdiri berjaga di pintu gudang pelabuhan tempat puluhan sandera manusia ditahan.
"Astaga, ini tidak menyenangkan."
Hela napas salah satu penjaga.
"Aku tidak percaya mereka meninggalkan kita untuk melakukan pekerjaan bodoh ini. Bicara tentang mendapatkan hasil yang singkat."
Sebagian besar tahanan adalah perempuan dan anak-anak, sehingga sekelompok penjaga ditinggalkan untuk mengawasi para tahanan. Semua Beastfolk muda lainnya telah dikirim untuk melawan Penyihir Jahat, dan fakta bahwa penjaga ini tidak ikut serta dalam pertempuran sangat menganggu dirinya.
"Jika mereka mengizinkanku bergabung dengan mereka, aku akan memenggal kepala penyihir ras rendahan sombong itu sebelum yang lain." Erang penjaga itu.
"Tapi di sinilah aku, berperan menjadi pengasuh bagi makhluk-makhluk menyedihkan ini. Aku tidak percaya dengan omong kosong ini."
"Tentu, aku bisa mengerti itu, tapi kau harus tetap waspada."
Rekannya memperingatkannya.
"Jika salah satu dari sandera ini lolos, Gamm-san akan menyalahkan kita karena membuatnya terlihat buruk. Bahkan mungkin membunuh kita di tempat kita berdiri."
Beastfolk kedua mengatakan ini sebagai seorang yang baik, namun karena dia sangat takut pada Gamm, karena menurut sebagian besar, rekannya yang ini adalah salah satu yang paling pemalu di suku mereka. Rekannya yang kesal untuk tugas jaga mengangkat bahu sebagai tanggapan.
"Apa menurutmu ada kutu busuk yang akan mencoba kabur?"
Kata Beastfolk pertama.
"Itu tidak akan terjadi. Yang kita miliki di sana hanyalah perempuan dan anak-anak kecil yang tidak mampu bertarung untuk keluar dari tempat mereka. Tak satu pun dari mereka yang bermimpi mencoba melarikan diri dari gudang ini. Dan jika mereka berhasil keluar dari sini, sekelompok ras rendahan yang mencoba menyelinap keliling kota akan menarik terlalu banyak perhatian. Lalu, meskipun mereka berhasil melewati batas kota, apa kau tahu seberapa jauh jarak mereka dari negara asal mereka itu? Kita bisa mengendus dan melacaknya lebih cepat daripada kemampuan mereka berlari."
"Uh, yah, kau benar."
Penjaga yang pemalu itu mengakui. Bukan hanya para sandera yang merupakan manusia, pakaian mereka juga sangat kotor, setiap Beastfolk akan dapat mengetahui bahwa para manusia yang ditahan itu tidak akan bisa melarikan diri. Selain itu, pelabuhan terletak di ujung paling selatan daratan, dan karena Federasi Beastfolk adalah sebuah negara yang panjang, itu berarti para tahanan itu harus melintasi seluruh wilayah yang merupakan musuh sebelum mencapai perbatasan Kerajaan Manusia. Selain itu, perempuan dan anak-anak yang ditawan tidak memiliki kemampuan fisik yang diperlukan untuk mengalahkan para penjaga. Atau setidaknya, tidak ada perempuan biasa yang melakukan hal tersebut.
"Sial, aku hampir berharap salah satu dari kutu itu mencoba melarikan diri."
Kata penjaga pertama.
"Setidaknya pekerjaan ini tidak akan terlalu membosankan. Oi, bagaimana kalau kita biarkan saja mereka lolos? Kau tahu, hanya untuk main-main dan menertawakan mereka."
"Jangan mencobanya, meski hanya sebagai lelucon."
Penjaga kedua merengut.
"Dan asal kau tahu, aku sangat menentang pemikiran itu.”
Penjaga pertama melambaikan tangannya.
"Tenang saja, oke? Yang kusarankan hanyalah kita melepaskan salah satu dari kutu itu, lalu memburunya untuk berolahraga. Tidak ada yang akan tahu, jika kita tetap membatasinya di distrik gudang. Selain itu, kita akan membantai sisa-sisa kutu ini setelah perang ini selesai. Kita tidak bisa mempunyai bukti nyata adanya penculikan ilegal dan hal-hal lain yang terjadi begitu saja. Para bos tidak akan peduli jika kita bersenang-senang dengan satu atau dua dari mereka saja."
"Aku sebenarnya mulai memikirkan ide itu."
Penjaga lainnya mengaku.
"Aku benar-benar menyukai menembak beberapa anak panah ke punggung perempuan dan anak-anak ras rendahan setelah membiarkan mereka lepas sebentar. Membuat mangsa sedikit menderita terlebih dahulu tidak ada bandingannya, terutama jika mereka tidak bisa melawan."
"Benar, kan?"
Kata penjaga pertama, mengikuti perubahan sikap rekannya.
"Tidak ada hal lain yang lebih baik untuk dilakukan, jadi mari kita mulai dengan satu kutu dan lihat bagaimana dengan itu."
Penjaga kedua tidak menanggapi saran ini. Penasaran dengan arti dari jeda yang berkepanjangan ini, penjaga pertama melirik ke arah rekannya dan melihat bahwa dia berdiri memperhatikan dan menatap lurus ke depan. Pada pandangan pertama, penjaga yang pemalu itu tampak seperti sedang melakukan tugasnya, namun jika dilihat lebih dekat terlihat bahwa pupil matanya membesar dan kosong dari tanda-tanda kehidupan. Sebelum penjaga pertama berteriak kaget atas penemuan ini, sebilah pisau menusuk jantungnya dari belakang, membunuhnya seketika. Pada detik yang sama, mantra sihir diucapkan untuk menjaga tubuhnya tetap tegak sehingga membuat seseorang yang tidak curiga terlihat bahwa penjaga itu masih berjaga di gudang. Pembunuh dari kedua penjaga itu adalah—UR Level 5000, Assassin’s Blade, Nemumu—menyarungkan kembali senjata pembunuhnya.
Dua anggota party Black Fools lainnya, Light dan Gold, telah berangkat ke garis depan untuk membantu memindahkan Miya dan para manusia lainnya menjauh dari medan pertempuran. Di sisi lain, Nemumu diberi tugas untuk menyelamatkan para sandera di gudang ini karena keahliannya sebagai agen rahasia. Nemumu cukup senang untuk melakukan misi solo di dunia permukaan tanpa Light, karena master tecintanya lah yang memerintahkannya, jadi jika Nemumu terlihat kesal, itu karena percakapan barbar yang baru saja dirinya dengar di antara kedua penjaga itu.
Sejujurnya, mengapa kedua belatung itu membicarakan sesuatu yang begitu menjijikkan? Bagaimana mungkin mereka menganggap perburuan terhadap perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya bisa menjadi hiburan? Belatung menjijikan seperti mereka membuatku mual.
Nemumu berpikir sambil membuka kunci pintu gudang
Nemumu membuka pintu sedikit dan menyelinap masuk, namun karena dia adalah Assassin Level 5000, tidak ada sandera yang menyadari kehadirannya. Nemumu bertepuk tangan dengan keras agar semua mata tertuju padanya, dan kemunculan seorang perempuan cantik memukau yang muncul entah dari mana menyebabkan beberapa orang di ruangan itu meninggikan suara karena terkejut.
Nemumu menyuruh mereka diam sebelum keadaan menjadi keributan.
"Aku ingin kalian semua tenang. Penguasa tertinggi dari semuanya telah mengirimku ke sini untuk menyelamatkan kalian. Aku adalah sekutu kalian."
"M-Maaf, nona."
Sela seorang perempuan yang duduk di dekat Nemumu.
"Mereka membawa anakku di tempat lain. Adakah cara agar kamu bisa menyelamatkannya juga?"
Permohonan ini memicu gelombang permohonan serupa dari para sandera, dan banyak yang beringsut mendekati Nemumu agar suara mereka didengar. Para Beastfolk telah memastikan untuk memisahkan para sandera dari orang-orang yang mereka cintai agar lebih mudah mengendalikan para tahanan dengan mengancam akan membunuh orang-orang yang paling mereka sayangi. Nemumu telah diberi perintah untuk memastikan bahwa setiap sandera memiliki "Prioritas Tinggi" diselamatkan sebelum bahaya apapun menimpanya, dan gadis berambut berwarna keemasan itu telah bergegas menemui si assassin itu dengan permohonannya sendiri.
"M-Mereka memisahkanku dari sahabatku dan membawanya ke suatu tempat!"
Quornae berkata dengan panik.
"Akulah yang seharusnya mereka bawa, tapi mereka malah membawa sahabatku! Kamu harus menemukan sahabatku itu dan menyelamatkannya! Aku bahkan akan membayarmu untuk melakukannya! Ayahku adalah kepala perusahaan perdagangan terkenal dan dia akan membayarmu dengan mahal jika kamu menyelesaikan tugas ini, jadi tolong—"
"Kau tidak perlu khawatir."
Kata Nemumu, menyelanya.
"Aku dapat meyakinkanmu bahwa Miya aman dan baik-baik saja, karena penguasa tertinggi secara pribadi mengawasinya."
"Apa?"
Quornae berkata dengan terkejut.
"A-Aku bahkan tidak menyebutkan nama. Bagaimana kamu tahu siapa yang aku bicarakan?"
"Aku akan menjawab semua pertanyaanmu nanti." Kata Nemumu.
"Orang lain di timku telah dikirim untuk menyelamatkan para sandera dari gudang lain. Mereka mungkin sudah selesai memindahkan para sandera ke tempat aman saat kita sedang berbicara. Jadi aku ingin kalian semua santai saja."
Mengetahui bahwa orang-orang yang mereka sayangi juga sedang dalam proses penyelamatan, keributan di antara para tahanan mereda dan menjadi gelombang kelegaan. Setelah memastikan para sandera sudah cukup tenang, Nemumu mengeluarkan sebuah kartu.
"Sekarang aku akan memindahkan kalian semua ke lokasi yang aman."
Kata Nemumu, mengumumkan.
"Aku mohon kalian semua untuk berhati-hati, dan yang terpenting, jangan panik. Apa kalian semua siap? Group Teleportation, Great Tower—release!"
Nemumu mengaktifkan kartu SSSR Group Teleportation dan langsung memindahkan semua sandera ke lantai pertama Great Tower. Pengalaman tersebut menimbulkan teriakan kaget dari kerumunan.
"Harap tenang." Kata Nemumu.
"Aku hanya menggunakan item sihir untuk memindahkan kalian semua dari gudang para Beastfolk ke Great Tower di hutan di Kerajaan Elf. Aku yakinkan kalian semua bahwa kalian akan aman di sini, jadi aku minta kalian semua untuk harap tenang."
Meskipun perjalanan yang baru saja mereka lakukan bertentangan dengan logika, penjelasan Nemumu cukup meyakinkan untuk membuat tentang para sandera yang diselamatkan. Nemumu menghela napas lega, lalu melanjutkan.
"Para pelayan peri akan datang untuk memberi kalian makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya. Semua itu akan diberikan kepada kalian secara gratis, jadi tidak perlu khawatir akan terlilit hutang dalam bentuk apapun."
Setelah Nemumu selesai berbicara, ada kilatan cahaya di samping para sandera, yang akhirnya mereda dan memperlihatkan dua ribu manusia yang telah diteleportasi Orka dari medan pertempuran. Para sandera dari gudang segera mengenali orang yang mereka cintai di antara kerumunan para pejuang.
"Sayang! Aku di sini, dan aku baik-baik saja!"
Seorang perempuan berteriak.
"Ah! Apa anak-anak kita juga baik-baik saja?"
Suaminya balas berteriak.
"Ya, dan itu semua berkat penyihir dan orang-orangnya."
Jawab Sang Istri.
"Kau hidup? Terima kasih tuhan!"
Laki-laki lain angkat bicara.
"Aku sangat menyesal telah membuat kita terlibat dalam kekacauan ini."
Kata Sang Istrinya.
"Syukurlah kita baik-baik saja dan kembali bersama lagi."
Lebih banyak pancaran cahaya membawa sandera dari gudang lain ke menara, dan dinding bergema dengan suara orang-orang yang bertemu dengan orang-orang yang mereka sayangi yang bersatu kembali dengan penuh kegembiraan dengan banyak pelukan dan air mata—sebuah pemandangan yang terulang beberapa kali.
"Miya!"
Quornae melihat penyihir berambut berwarna merah yang seumuran dengannya di antara para manusia itu, dan dia berlari ke arah sahabatnya itu secepat yang dimungkinkan oleh kakinya yang lemah. Miya juga berlari menuju Quornae, dan kedua gadis itu berpelukan dengan air mata mengalir di pipi mereka. Light—yang berteleportasi bersama Miya—dengan senang hati tetap diam dan menjaga jarak sambil mengamati kedua gadis itu.
"Aku senang kamu baik-baik saja!"
Quornae berkata sambil menangis.
"Aku senang sekali kamu sampai di sini dengan selamat, Miya!"
"Terima kasih, Quornae, karena sangat mengkhawatirkanku."
Kata Miya sambil memeluk sahabatnya itu dan membelai rambutnya seolah-olah dia adalah ibu dari gadis berambut berwarna keemasan itu. Pertunjukan kasih sayang Miya menyebabkan lebih banyak air mata mengalir dari Quornae.
"Aku tidak pantas menerima ucapan terima kasihmu." Kata Quornae.
"Aku adalah seekor kucing kecil penakut menyedihkan yang terus-menerus menempatkanmu dalam bahaya. Aku tidak bisa melakukan apapun untukmu. Aku tidak pantas menjadi sahabatmu."
"Jangan katakan itu. Kamu adalah sahabatku."
Kata Miya, mengingatkannya.
"Aku bisa terus berjuang karena aku tahu kamu ada untukku. Aku tidak bisa cukup berterima kasih, Quornae."
Meski menangis, Quornae tertawa kecil.
"Kamu terlalu baik padaku, Miya."
Miya juga tertawa kecil, namun karena sedikit malu.
"Um, menurutku ini normal."
"Tidak, kamu benar-benar sangat baik...." Kata Quornae.
"Berkat kebaikanmu, semua orang di gudang, termasuk aku, selamat. Jika Penyihir Agung Menara adalah sang dewi yang menyelamatkan kita, para manusia, maka kamu pastilah saint yang memberikan kenyamanan pada kami!"
"Eh, heh? Apa?"
Senyuman lembut Miya tiba-tiba menjadi kaku ketika dia menyadari bahwa, berkat pelukannya yang menghibur, Quornae telah mendapatkan kembali semangat lamanya dan dengan mulus beralih dari sikap menyalahkan diri sendiri yang lemah ke jenis nasihat bombastis yang menempatkan Miya di atas tumpuan lain yang patut ditakutkan. Quornae menjauhkan wajahnya dari dada Miya dan melanjutkan sisa kalimatnya dengan suara seperti opera yang terdengar di seluruh lantai pertama menara.
"Miya secara pribadi mengorbankan dirinya untuk melindungiku dari kematian di tangan para Beastfolk itu! Dia bisa dengan mudah menyelamatkan dirinya sendiri dan membiarkanku mati kapan saja, tapi dia memilih menjadi sandera agar dia bisa melindungi! Kemudian, saat kami dipenjara, Miya menggunakan sihirnya untuk merawat yang terluka dan memberi kami air pemberi kehidupan. Dia bahkan membagikan sedikit makanan yang dia miliki kepada anak-anak kelaparan di sekitarnya! Dan ketika aku sudah tenggelam ke titik terendah dalam hidupku, lemah dan ketakutan, Miya sekali lagi melindungiku dengan pergi ke medan pertempuran untuk menggantikanku! Jika itu bukan definisi sebenarnya dari seorang saint, maka aku hanya bisa bertanya siapa lagi yang cocok dengan gelar itu, selain Miya?"
"Q-Quornae."
Miya tergagap malu-malu, wajahnya memerah.
"Bisakah kamu tenang sekarang? Sedikit saja, ya?"
Meskipun membuat segalanya tampak canggung bagi Miya, Quornae terus mencurahkan seluruh isi hatinya ke dalam perkataannya, dan dia segera menarik banyak orang yang setuju dengan kata-katanya.
"Ya, aku ingat itu. Dia menyembuhkan luka yang aku derita ketika para Beastfolk itu menawanku." Kata seorang wanita.
"Dia menggunakan salah satu mantranya padaku tanpa meminta imbalan apapun."
"Dia memberiku rotinya untuk dimakan!"
Seorang anak kecil angkat bicara.
"Dia memberiku banyak air!"
Tambah seorang gadis. Yang lain menambahkan kesaksian terima kasih mereka, termasuk mereka yang mungkin terbunuh oleh panah para Beastfolk di medan pertempuran jika bukan karena pemikiran cepat Miya. Tontonan ini segera menjadi cukup keras untuk menarik perhatian semua manusia yang diselamatkan di menara, dan ketika ada sedikit jeda dalam hal itu, Quornae mulai memberikan pujian lagi untuk Miya.
"Aku nyatakan sekali lagi bahwa meskipun penyihir menara adalah sang dewi yang telah menyelamatkan kita, para manusia, Miya adalah seorang saint yang membawa belas kasihan dan keselamatan kepada kita." Kata Quornae dengan lantang.
"Dia adalah saint sejati! Saint Miya adalah mercusuar harapan umat manusia!"
"Seorang saint...."
Bisik salah satu mantan sandera.
"Saint Miya?" Kata yang lain.
"Apa karena Saint Miya kita semua masih hidup?"
Suara ketiga bertanya-tanya.
"Saint Miya menyelamatkan kita dari anak panah!"
Seseorang di antara kerumunan itu berteriak.
"Saint Miya....." Bisik seseorang.
“Saint Miya melindungi kita dari para Beastfolk!"
Teriak seorang mantan sandera yang gembira.
"Saint Miya!"
Suara yang lainnya bergema.
"Semuanya memuji Penyihir Agung Menara dan Saint Miya!"
Suara yang lain memutuskan. Quornae telah memicu gelombang orang yang menyatakan Miya sebagai seorang Saint sekaligus memuji Penyihir Jahat Menara. Selagi semua ini terjadi, Miya hanya bisa tersipu malu, wajahnya berubah warna menjadi merah seperti saat dia melihat Dark di medan pertempuran.
"Heeeh?"
Ucap Miya tak berdaya, sebelum berjongkok karena malu, namun sayangnya, Quornae belum selesai menyanyikan pujiannya.
"Aku sekarang menyadari bahwa tujuan hidupku bukanlah untuk menguasai sihir!"
Quornae menyatakan di depan Miya.
"Dan aku memulai perjalanan penebusanku saat pertama kali aku melihat Miya! Aku sekarang telah diberkati dengan keselamatan oleh Penyihir Agung Menara, dan aku telah hidup untuk melihat kelahiran seorang saint sejati yang hidup di antara kita! Mulai hari ini dan seterusnya, tujuan hidupku adalah menyebarkan berita tentang mukjizat Saint Miya, serta rahmat ilahinya! Aku tahu di lubuk hatiku bahwa pertemuanku dengan Saint Miya telah ditentukan sebelumnya oleh takdir!"
"Hentikan itu, Quornae....."
Miya mengerang sambil menangis.
"Bukan itu yang terjadi sama sekali!"